“Saya ga suka sama copywriting kamu,” jujur Pak Aryan dengan mudahnya pada Irani saat perempuan itu berhadapan dengannya.Irani sudah berusaha membuat tulisan terbaiknya semalaman setelah membantu Mishka mengerjakan PR-nya. Ia bahkan hingga lembur membuat itu dan ternyata paginya dengan begitu mudah Pak Aryan bilang tidak suka? Tentu saja itu membuat Irani naik darah.“Saya mau kamu pakai formula copywriting yang lain, jangan yang ini terus!” perintah pak Aryan lagi.‘What? Apa kata dia? Yang ini terus? Kapan aku pakai yang ini terus? Kerja juga baru aja kok, gabung ke perusahaan ini juga baru aja kan? Apa si bapak ini mimpi kali ya kalau aku udah kerja di sini sejak perusahaan ini berdiri? Ngawur aja sih?’ Tentu saja Irani ingin protes dan complain seperti itu pada pak Aryan, tapi apa daya? Bisa-bisa ia kehilangan pekerjaannya kalau sapai kalimat-kalimat itu ia ucpkan sekarang.Ya walaupun ia masih bisa bekerja secara remote di pekerjaan yang lain, tapi rasanya Irani masih ingin bek
"Kamu sembunyiin dimana anak saya buk?" tanya Aditya saat hari minggu ia ingin supaya Mishka bisa jalan-jalan dengan dirinya. Laki-laki itu tahunya Mishka dan irani tinggil di rumah bu Resti, mantan mertuanya."Mishka ada di rumahnya, kebetulan sekali saya juga mau berkunjung kesana. Supaya kamu ga mati penasaran pengen ketemu sama Mishka, kamu boleh bareng saya," ujar bu Resti dengan santai.Bu Resti sudah malas karena Aditya selalu mengira Mishka dan Irani ada di rumahnya karena laki-laki itu belum tahu kalau Irani sudah begitu mandiri dengan memiliki rumah sendiri. Saat ini bu Resti ingin menunjukkan pada Aditya dan Tarina bahwa perempuan yang dianggap lemah dan diremehkan itu kini saatnya menunjukkan diri bahwa dia tidak seperti yang mereka kira."Aalah bu, ibu ini udah tua jangan kebanyakan drama. Rumah siapa yang ibu maksud? Kalian sekongkol mau balas dendam dengan sok memiliki rumah sendiri dan udah mandiri gitu?" tanya Tarina sudah benar-benar muak."KAMU YANG JANGAN BANYAK D
Tarina dan Aditya masih tidak percaya Irani bisa memiliki rumah dan mobil sendiri. Sangat tidak mungkin bagi mereka kalau Irani bisa mempunyai semua itu, terlebih lagi setelah Irani berpisah dari Aditya, maka laki-laki itu pikir Irani tidak bisa apa-apa dan tidak punya apa-apa. Sekarang Aditya merasa kesulitan untuk merebut Mishka jika hanya dengan alasan ekonomi Irani. Dulu Aditya pikir bisa mengambil Mishka karena Irani tidak memiliki ekonomi yang baik dan bisa menjamin kehidupan Mishka. Tapi sekarang?Mishka pasti nyaman-nyaman saja karena tidak ada perubahan apapun dalam kehidupannya. Semuanya terpenuhi karena Irani kaya. Lalu bagaimana? Aditya merasa harus mencari cara lain supaya bisa mengambil Mishka dan merasa menang dari Irani."Irani itu pasti cuma bohong Mas, siapa tahu saja sertifikat rumah itu palsu. Rumah, mobil dan apapun yang mereka klaim itu pasti cuma akal-akalan Irani aja yang sakit hati karena kamu cerain," tutur Tarina.Perempuan itu sama tidak percayanya dengan
Usai kerja dari kantor yang kebetulan hari ini pekerjaan tidak terlalu banyak, akhirnya Irani bisa pulang lebih awal.Janda satu anak itu menjemput Mishka di sekolah dan sore harinya ia mengantar anak kecil itu untuk pergi mengaji."Bu, Mishka merasa kesepian di rumah, rasanya kaya ada yang kurang," jujur gadis kecil itu dengan sedih pada Irani saat mereka hendak pergi mengaji.Irani tidak mengerti maksud dari anak kesayangannya ini. "Kesepian kenapa nak? Apa ibu ga bisa bikin kamu merasa bahagia di rumah?" tanya Irani penasaran."Engga kok Bu, Mishka cuma kangen aja kalau seandainya ibu sama ayah bisa sama-sama tinggal sama Mishka. Kenapa ibu sama ayah harus pisah?" tanya gadis itu penasaran.Lagi lagi Irani harus dihadapkan pada pertanyaan itu dari putrinya yang mulai penasaran. Tapi tidak masalah, perempuan itu bisa menjelaskannya dengan bahasa yang sederhana pada Mishka dan gadis kecil itu bisa memahaminya. "Ayah sama ibu ga bisa sama-sama lagi karena kita sudah ga sejalan nak. S
"Kenapa lagi sih? Kamu ini ga ada habis-habisnya mengusik hidup aku? Mau cari apa lagi? Suamiku yang dulu kamu incar sudah berhasil kamu miliki kan? Terus—""Sssstttt diam kamu Irani," potong Tarina setelah disemprot oleh Irani. Tarina tidak terima dengan semua yang Irani katakan dan semua yang terjadi pada wanita itu.Diantara banyaknya orang di pesta malam itu, Tarina berbicara dengan nada sedikit berbisik namun tetap tegas pada Irani. "Dengar ya kamu Irani, aku ga pernah ambil suami kamu. Ingat itu! Dia sendiri yang mau sama aku. Kamu ga sadar kalau dia ceraiin kamu cuma karena milih aku hah?" tanya Tarina dengan geram.Irani tersenyum miring mendengar itu. Dia menatap Tarina dengan tenang dan tidak takut atau terusik sedikitpun. "Oh ya? Oke kalau kalian saling suka sama suka. Aku udah ga masalah kalau mantan suami aku sekarang jadi suamimu, yaaa karena mas Aditya juga yang udah bukain pintu buat pelakor sepertimu ini sampai berhasil menariknya keluar dari kapalnya alias rumah tang
Irani terpaksa satu mobil dengan Aryan. Jika dia bukanlah atasannya saat ini, perempuan itu tidak akan sudi menurutinya dan mengabaikan Mishka yang sudah menunggunya.'Kayaknya si bapak bos yang nyebelin ini memang seleranya aneh. Copywriting yang biasa aku buat aja bisa menghasilkan euro ataupun dolar yang banyak kok, kenapa juga di negara sendiri harus ada orang yang nyebelin seperti ini? Ga pernah menghargai sama sekali, aku aku resign aja ya?' pikir Irani saat dalam perjalanan.Ia berpikir bagaimana jika dirinya resign dan fokus untuk mengerjakan copywriting lainnya? Tapi dia juga merasa bosan di rumah, meskipun ia memiliki ruangan kerja yang jauh lebih baik daripada di kantor Aditya, tapi Irani merasa ia tetap membutuhkan pekerjaan dari luar supaya bukan hanya bekerja secara remote saja.Aryan hanya diam dan fokus mengemudi sejak tadi, Irani jadi merasa mengantuk karena lelah dengan pikirannya sendiri. "Emm Pak, boleh dengerin musik ga? Biar agak rame gitu?" tanya Irani."Kalau m
"Maaf pak saya ga bisa. Saya mau resign aja. Permisi." "Eeeehh kamu tuh apa-apaan sih—""Bapak yang apa-apaan? Saya memang butuh uang makanya saya bekerja, tapi saya ga mau dibayar buat ngelayanin bapak, lepasin tangan saya," berontak Tarina.Perempuan itu tidak menyangka kalau Aryan akan berbuat seperti itu padanya. Irani sudah lelah dan tidak ingin menuruti permintaan gila sang bos menyebalkan itu.Aryan bingung dengan apa yang Irani katakan barusan, ia tetap tidak melepaskan tangan Irani dan membiarkan wanita itu pergi. "Ngelayanin apa maksud kamu? Kamu bekerja di bawah pimpinan saya ya jelas kamu harus nurut sama atasan kamu dong.""Heh dengar ya pak, saya bukan wanita seperti itu. Setelah ini saya akan bilang sama istri bapak kalau—""Apa?" Aryan baru sadar apa yang ada di dalam pikiran Irani sehingga ia menolaknya dan ingin pergi dari sini."Dasar otak kamu yang mesum. Siapa juga yang mau sama anda? Kalau belum tahu kebenarannya jangan hanya mesum aja. Sini kamu."Aryan lalu m
"Mantan istri kamu itu bener-bener keterlaluan mas, dia sengaja mau balas dendam sama aku ya?" omel Tarina dengan emosi.Setelah melihat banyak komentar buruk tentang dirinya dan banyak menghujatnya di media sosial membuat Tarina hampir gila menghadapinya.Dia tidak menyangka Irani akan segitunya membuat dirinya kena mental oleh netizen."Huuuuuhhhh," teriaknya marah dan melempar ponsel miliknya ke kasur.Awalnya Tarina pikir semua tidak akan menjadi seperti ini dan tidak akan separah ini. Tapi nyatanya? Lebih dari itu."Pokoknya kita cari cara agar semua ini berakhir, kamu bilang dong mas kalau Irani itu emang ga bisa jadi istri yang baik buat kamu. Kamu bilang aja kalau kamu menikah sama aku itu karena memang dia yang udah ga bisa lagi jadi istri yang bisa memuaskan suami," suruh Tarina menggebu gebu. Kata-kata buruk yang ia temukan di media sosial tentang dirinya hampir membuat Tarina stress meskipun dia tidak ingin memikirkanAditya tidak ingin terlalu mengambil pusing masalah ya