Beranda / Rumah Tangga / Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin / 238. Priaku Yang Keras Kepala, Janji Sadar Saat Aku Kembali?

Share

238. Priaku Yang Keras Kepala, Janji Sadar Saat Aku Kembali?

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 16:30:15
Lilia benar saat mengatakan bahwa William baru saja menggerakkan jemarinya karena pergerakan itu juga ditangkap mata oleh Tuan Alaric.

Mereka untuk sesaat menegang dalam harap-harap cemas dan doa yang dilangitkan agar William benar membuka matanya dan kembali di antara mereka semua.

Namun, menunggu beberapa menit … William kembali bergeming.

“Ah … belum,” kata Lilia dengan putus asa yang sangat kentara yang tiba di indera pendengar sang Ayah.

“Tidak apa-apa, Leo,” tanggap Tuan Alaric mencoba membesarkan hatinya. “Setidaknya dia sudah memberi respon yang bagus dengan menggerakkan jarinya.”

“Aku pikir … William juga mendengar apa yang kita bicarakan.”

“Ya?”

Tuan Alaric mengalihkan pandangannya pada wajah William yang masih pucat pada Lilia yang sepasang alis cantiknya berkerut.

“Kamu bilang apa, Leo?” ulang Tuan Alaric, ingin mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh anak gadisnya.

“Aku pikir William bisa mendengar apa yang kita bicarakan karena saat aku menangis dan mengataka
Almiftiafay

🤣🤣 SIAPA YG GAK SABAR MASUK ERA KEBUCINANNYA WILLIAM KE LILIA? READY BESOK? 🤣 sampai jumpa lagi bai-baiii.....

| 24
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
teror trus aja si bertha biar ketakutan dia
goodnovel comment avatar
indina
ga sabaaarrr
goodnovel comment avatar
Nissya
Wahh seru serunya nie lihat si bertha kalang kabut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    239. Misi Balas Dendam

    “Apa maksudnya itu?” tanya sebuah suara pria yang membuat kedua bahu Bertha menjengit. Ia menoleh dengan cepat ke sebelah kirinya dan menjumpai Alaric yang muncul di sana. Sepasang alis lebat pria itu menatap penuh kebingungan dan curiga pada kaca depan sedan milik Bertha yang bertuliskan ‘PEMBUNUH!’ dengan cat merah. “K-kamu sudah d-datang?” tanya balik Bertha dengan gugup. Belum sempat Bertha melakukan sesuatu untuk menyambut kedatangannya, Alaric telah tiba. Dan buruknya … di situasi yang tidak tepat! “Jawab aku, Bertha!” sentak Alaric karena Bertha malah hanya termangu alih-alih menjawab pertanyaannya. “Kenapa mobilmu ada tulisan seperti itu? Kamu baru menabrak orang?” “Tidak!” jawab Bertha dengan cepat, suaranya meninggi dan terdengar serak. “A-aku tidak tahu, tiba-tiba saja mobilku seperti ini.” Wanita itu kemudian menoleh pada security yang ada di dekat gerbang dan menyerukan tanya, “Siapa yang melakukan ini? Kamu membiarkan orang asing bebas keluar masuk?!” hardiknya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    240. Aku Mendekat Padamu Yang Membuka Mata

    Sudah sejak semalam rasanya Bertha tak bisa tidur. Setelah ia bertengkar dengan Alaric dan anak perempuannya soal mengapa sampai ada tulisan ‘PEMBUNUH!’ di mobilnya, ia masuk ke dalam kamar dan berusaha memejamkan matanya tetapi tidak bisa. Alhasil, pagi ini kepalanya terasa sangat pening. Langit-langit kamar seolah berputar, lantai-lantai marmer yang ia pijaki itu berubah memiliki turunan dan tanjakan yang membuatnya harus ekstra berhati-hati kala melangkah. Ia berjalan keluar dari kamar dengan menenteng tas mahalnya untuk pergi ke suatu tempat. Memilih menghindari tatapan mata dengan Alaric yang barangkali sedang berada di ruang makan. Bertha akan menuju ke suatu tempat—rumah sakit. Rumah sakit di mana dulu pelayan rendahan bernama Alya Azam dirawat. Bertha mengingat wanita itu bukan tanpa alasan. Itu karena ia sudah lama tak mengetahui kabarnya sejak ia mendorongnya jatuh dari lantai dua dan koma sejak saat itu. Tentu … kejahatan yang ia lakukan itu tersamarkan dari mata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    241. Aku Yang Tak Bisa Menujumu Lagi

    *** Satu Minggu yang lalu. *** Di halaman kafe yang dinaungi oleh mending kelam pagi hari itu, William dengan berat hati mengatakan, "Sampai jumpa, Lilia," dengan senyum yang terasa sangat pahit. "Jika kamu berubah pikiran dan ingin bertemu denganku, kamu bisa menghubungiku." Ia dengan gegas masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya pergi dari sana. Hatinya terlalu sesak, jelaga tumbuh di dalam sana secara masif setiap kali ia membaca nama kafe yang didatanginya itu adalah nama yang sama yang ia berikan pada Lilia di kontak yang disimpannya hingga hari ini. Yang pintasannya ia letakkan di layar paling depan dan pesan dari Lilia berulang kali ia baca meski gadis itu telah memiliki nomor barunya. L'amour de ma vie—yang berarti Cinta Dalam Hidupku. William memberinya nama seperti itu sejak malam di mana puluhan—atau bahkan ratusan—hari yang lalu ia menyerahkan ponsel pada Lilia sebelum akhirnya ponsel itu ikut terbakar dan lebur dalam panasnya bara api. Pertemuannya dengan Lilia p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    242. Nanti Di Kehidupan Yang Lain, Aku Akan Menemukanmu Lebih Awal

    William katakan itu dalam hatinya sebab rasanya ia tak sanggup lagi untuk terus membuka mata. Ia katakan pada dirinya sendiri, 'Tetap bertahan ... tetaplah hidup ....' tetapi sepertinya takdir berkuasa lebih hebat. Matanya tertutup. Satu hal yang tak pernah William sesali hari itu, ia telah membuktikan pada Lilia bahwa ia tak akan pernah berhenti mencintainya, dan jika ia berhenti maka yang menghentikannya adalah kematian. 'Mungkin di kehidupan selanjutnya, kita akan bertemu lagi.' Ia sudah berpasrah kala itu. 'Nanti di kehidupan yang lain, aku akan mencari dan menemukanmu lebih awal. Sehingga jika akhirnya kita berpisah dengan cara yang paling tragis, aku sempat merasakan bahagia bahwa kita pernah saling memiliki sebelum semuanya benar-benar sirna.' Baginya waktu berhenti dan William pikir ia akan mati. Tapi satu hal yang nanti akan ia lakukan saat dirinya masih diberi kesempatan untuk bangun. Menanyakan pada Lilia, masihkah berlaku gadisnya itu bersedia untuk menikah dengann

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    243. Padahal Belum 100%

    Lilia menganggukkan kepalanya, “Iya, tentu saja aku bersedia,” jawabnya. William tampak tak bisa menahan senyumnya. Senyum paling manis yang pernah dilihat oleh Lilia meski bibirnya masih terlihat pucat. “Terima kasih,” balas William seraya meraih tangan Lilia dan saling mengaitkan jemari mereka. “Aku akan cepat sembuh setelah mendengar jawaban darimu, Lilia.” Lilia mendengar perawat dan dokter yang ada di sekitar mereka berada tertawa. Seolah itu adalah bentuk bahwa mereka turut merasakan kebahagiaan yang didapatkan oleh keduanya setelah waktu-waktu yang menyakitkan. ‘Ah … bagaimana sekarang?’ gumam Lilia dalam hati. Ia sangat malu, terlalu senang melihat William membuka matanya membuatnya lupa bahwa di sekitar ia berada masih ada perawat serta dokter yang tadi melakukan pemeriksaan pada William. Lilia perlahan turun dari tepi ranjang, ia hendak bertanya pada dokter bagaimana perkembangan kondisi William tetapi pria itu tak membiarkannya pergi terlalu jauh sebab tangan Lilia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    244. Kala Kita Kembali Bersua

    Bocah kecil itu berlari menuju pada William, mendekat dan Lilia segera mengangkatnya untuk bisa duduk di pangkuan William dengan hati-hati. Keano menangis saat memeluk William. Isaknya kala memanggil ‘Papa’ dengan tersengal-sengal telah menunjukkan seberapa besar rindu dan kesesakan hati yang ia tahan. Lilia menunduk, menjaga air matanya agar tak luruh melihat pemandangan yang mengharukan itu. “Keano,” sebut William dengan lirih. Meraih kedua bahu Keano setelah anak lelakinya itu menghentikan tangisnya terlebih dahulu. “Keano kangen Papa,” kata Keano dengan mata yang masih mengembun dan pucuk hidung yang memerah. “Sama, Keano. Papa juga kangen dengan Keano.” William kembali memeluknya, dan seperti tahu William baru menahan rasa sakit yang hebat, Keano berhati-hati saat melingkarkan kedua tangannya di pinggang William. “Terima kasih sudah menjaga Mama Lilia,” bisik William. “Jika dipikir-pikir lagi … sepertinya Keano menjaga Mama lebih banyak daripada yang Papa lakukan.” Kean

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    245. Aku Juga Ingin Kau Memelukku

    “Iya, kita akan memiliki keluarga kita yang sempurna, Sayang,” jawab William. “Sungguh, Papa?” “Iya … Mama sudah menjawab bersedia untuk sekali lagi menikah dengan Papa.” Keano mengedipkan matanya lebih dari satu kali, memandang Lilia dan William bergantian sebelum berhenti pada si Papa dan mempertegasnya sekali lagi. “Apakah benar begitu, Papa?” Suaranya sarat akan keraguan, seakan ia ragu dengan ucapan William mungkin karena banyaknya peristiwa yang terjadi pada mereka. Bahagia yang berulang kali hampir tergapai tapi berubah menjadi luka akibat dipermainkan oleh takdir. “Benar, Sayang,” jawab William sekali lagi kala Lilia hanya bergeming, menahan haru dan berharap seperti Keano. Bahwa kali ini mereka benar-benar ada di tahap bahagia tanpa perlu lagi ada air mata. Keano memeluk William dan Lilia mengusap punggung kecilnya seraya mengingatkannya agar tetap berhati-hati. Bu Alya—yang semula berdiri dengan tetap menjaga jarak—membiarkan kebahagiaan tercipta untuk Lilia, Willi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    246. Sebuah Kecupan Misalkan

    Lilia menghela dalam napasnya mendengar itu. Setelah meminta Lilia menikah dengannya padahal nyawanya belum seratus persen kembali, hal susulan lain yang dilakukan oleh William adalah melayangkan kalimat yang lebih pantas disebut sebagai sebuah godaan. “Tidak bisakah beristirahat sebentar, Tuan William Quist?” tanya Lilia, hampir terdengar geram. “Jangan mulai menggoda karena kamu baru saja membuka mata.” Lilia mengedikkan dagunya pada Keano, “Keano sudah mengantuk, jadi sebaiknya kamu tidur juga.” “Dan kamu akan pergi begitu saja?” “Lalu apa?” “Tidak ada kecupan atau—“ Lilia tak menjawab William. Ia berlari meninggalkan ruangan itu sebelum kalimat-kalimat William berubah menjadi rayuan yang lebih liar. ‘Ini masih siang,’ batin Lilia setibanya ia di luar dan menutup pintu berdaun dua itu. ‘Setidaknya kalau mau, kita bisa melakukannya nanti malam saja—EH?!’ Lilia terkejut, kesal dengan batinnya yang melantur. ‘Apa maksudnya itu? Aku juga menginginkan berciuman dengannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    266. Kita Ulangi Lagi

    "Karena aku pikir kamu melakukan sesuatu dengan Nicholas saat kamu pergi dengannya waktu itu," aku William, apa yang ia katakan sekarang sama dengan kebingungan yang tadi dilihat oleh Lilia sebelumnya saat pria itu menanyakan apakah ia masih perawan.Lilia tersenyum mendengar pengakuan itu, "Makanya saat itu kamu sangat marah padaku?" tanyanya. "Karena kamu berpikir aku dan Nicholas melakukan sesuatu di belakangmu padahal saat itu masih dalam suasana berduka?"William mengangguk sebagai jawaban, "Iya. Ternyata aku benar-benar terlalu jauh menuduhmu.""Apakah setelah ini kamu masih akan mengatakan bahwa aku dan Nich—""Tidak, Lilia ...."William menyentuh rahang kecilnya, menunduk membuat mereka menjadi lebih dekat dan mendaratkan sebuah kecupan di sana."Apa rencanamu setelah ini, William?" tanya Lilia pada William yang mendekapnya dan membuat Lilia meringkuk di dada bidangnya."Melanjutkan laporan soal Gretha yang sudah membakar vila, dan membuktikan bahwa bukan aku yang sudah membua

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    265. Masih Perawan

    Api yang membakar mereka telah padam ....Lilia masih terdiam, merasakan bunga yang tumbuh di sela-sela retakannya yang kini hampir tak lagi dijumpai sakitnya.Ia melihat William menarik dirinya, pria itu beranjak turun dari tempat tidur setelah membelai lembut rambut Lilia dan membisikkan ia akan kembali sebentar lagi.Lilia bisa melihat siluet tubuhnya yang sempurna, yang menghilang selama beberapa detik dari pandangannya sebelum ia kembali dalam balutan sleep wear berwarna gelap yang telah menutup tubuhnya."Kamu bisa bangun?" tanyanya pada Lilia yang masih terbaring tak berdaya dan belum lama menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Ia mengangguk dan menerima tangan William saat pria itu membantunya bangun."Kamu mau pakai gaun tidurmu yang tadi atau piyama yang aku ambilkan?" tawar William seraya menunjukkan pakaian tidur yang berwarna seperti miliknya, dan pada gaun tidur yang sebelumnya telah ia tanggalkan dan ia jatuhkan ke lantai."Yang manapun boleh," jawab Lilia lirih.Ia m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    264. Malam Pertama Kita

    "Ke ... napa kamu tanya seperti itu?" tanya Lilia dengan sekilas menyentuh pipinya, saat William berhenti bergerak dan urung melanjutkan yang ia lakukan."Aku pikir ini bukan yang pertama kali untukmu, Lilia.""Bagaimana bisa bukan yang pertama kali? Kamu yang pertama.""Sebentar—" Pria itu seperti baru menyadari sesuatu. "Lalu saat kamu pergi dengan Nicholas waktu itu, kamu tidak melakukan apapun dengannya?"Lilia menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak pernah melakukan apapun dengannya."Lilia bisa melihat William menelan pahit tuduhan itu sebelum matanya terpejam penuh sesal."Maaf ... aku terlalu jauh menuduhmu," katanya. "Aku pastikan kamu menikmati malam ini, Lilia ...."Lilia menutup matanya saat William menciumnya, ia memindahkan tangannya dari bahu William, melingkarkan di lehernya saat pria itu memenuhi dirinya."Ahh ..." Air matanya lolos, bibir manis William mencoba mengalihkan perhatian dengan mengecup leher dan bahunya."Ergh ...." Tidak, ini masih belum berakhir, be

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    263. Mengukir Malam Bersamamu

    Ciumannya rasanya sangat manis, lebih manis dari ciuman-ciuman yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mungkin karena mereka telah saling memiliki, tanpa takut akan adanya sebuah perpisahan esok hari.Dari menit pertama sejak William mengangkatnya berpindah dari sofa, menuju ke menit-menit berikutnya sebelum akhirnya Lilia merasakan pria itu menarik diri darinya.Bibirnya terasa bengkak, tapi William masih belum usai sebab ia kembali mendaratkan satu kecupan lain untuknya."Aku matikan dulu lampunya," bisiknya pada Lilia yang akhirnya menguraikan kedua tangan kecilnya dari leher William teriring sebuah anggukan.William tersenyum saat ia beranjak turun dari ranjang, meninggalkan sejenak Lilia kemudian ruangan di dalam sana berganti menjadi hanya diterangi oleh lampu tidur saja.Pria itu kembali dan menunduk di atas Lilia.Suara baritonnya yang hangat menyinggahi indera pendengarnya saat bertanya, "Kamu sungguh baik-baik saja?"Maniknya yang gelap menerpa Lilia yang sekali lagi mengangg

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    262. Wine After Wedding

    Malam harinya, 'setelah dipaksa' mendengar suara para sekretaris yang tak seburuk yang William tuduhkan, Lilia berjalan masuk ke dalam kamar di mana Keano beristirahat di sana. Bocah kecil itu terlelap dalam satu tempat yang sama dengan Alya yang menyambut kedatangan Lilia dengan senyumnya. Selagi di dalam ruangan tempat di mana para pemuda masih bersuka cita dan menghibur William, Tuan Alaric serta Nicholas, keheningan terjadi di dalam sini. "Ibu belum tidur?" tanyanya saat mendekat pada sang Ibu yang terlihat melepas kacamata yang dikenakannya. "Ibu dibelikan kacamata baru oleh Papamu, jadi Ibu gunakan untuk membaca, sudah lama ibu tidak membaca," jawabnya. "Kamu mau melihat Keano?" "Dia sudah tidur?" Alya sekali lagi mengangguk, "Sudah, Nak. Pasti kelelahan setelah bermain bersama paman-pamannya tadi." "Kalau begitu Ibu istirahat juga, kita bertemu lagi besok pagi." Alya sekilas menunduk dan tersenyum, "Kenapa buru-buru? Ibu bisa mengurus Keano, kamu pergilah ke kamarmu!"

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    261. Finally, We're Here

    William tak menjawab, ia hanya meraih tangan Lilia yang ada di pipinya dan memberinya remasan lembut, seolah itu adalah 'Iya' yang tak terlahirkan dalam lisan. Mereka saling pandang untuk beberapa lama hingga suara Jovan—sekretarisnya Nicholas—yang hari ini mereka jadikan sebagai pembawa acara dadakan meminta mereka agar duduk berhadapan dengan pemuka agama yang pagi hari ini akan menikahkan mereka. Dalam keheningan pagi dan khusyuk doa yang mereka lantunkan tanpa henti, akhirnya semuanya menjadi sempurna. "....dengan mas kawin uang senilai dua puluh satu ribu dolar Amerika dibayar tunai." "Bagaimana, Saksi?" "Sah." Delapan puluh hari dalam kekosongan Lilia, tentang ia yang tak mengenali orang lain selain dirinya dan ingatannya yang berhenti pada lima tahun lalu, ia telah memiliki hidupnya yang baru sekarang. Dalam penantian William yang penuh dengan luka dan kehilangan yang membelenggunya, dalam setiap angka di kalender yang ia lingkari hingga bulan demi bulan berlalu, ia telah

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    260. Wedding Day

    Waktu pernikahannya akan diberlangsungkan pada pagi hari, sekitar pukul delapan. Tadi pagi-pagi sekali—sekitar pukul tiga dini hari—Lilia, Keano dan Alya dijemput oleh Giff dan Zain untuk menuju ke hotel. Lilia dibawa masuk ke sebuah kamar hotel tersendiri oleh staf yang telah menunggunya di sana. Keano yang masih mengantuk digendong Giff masuk ke dalam kamar William. Lilia sudah melihat gaunnya sebelumnya, benar seperti tak ada bedanya dengan gaunnya yang hari itu ia lihat dilahap bara api. Gaun itu akhirnya ia kenakan setelah make up yang cantik dibubuhkan di wajahnya oleh seorang teman William yang secara khusus dimintanya ke sini. "Gaunnya pas dengan bentuk tubuhmu, Lilia," ucap wanita bernama Sherly itu. "Terima kasih." "Kamu juga memilih crown yang cocok untuk gaunnya." Lilia mengangguk dan tak bisa menahan senyumnya, atau sebenarnya ia sedang berusaha menyembunyikan rasa harunya yang sangat besar ini? Satu demi satu prosesnya terlewati, dari make up hingga gaun yang te

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    259. H-1, Detak-detak Di Dadaku

    Setelah mengantar Keano dan Alya pulang ke rumah yang mereka tinggali, Alaric menuju ke hotel tempat ia beristirahat. Ia melepas coat yang ia kenakan saat berjalan memasuki lift bersama dengan Zain yang berjalan mengekor di belakangnya. "Kamu sudah memberikan bukti-bukti yang kita bicarakan kemarin pada William, Zain?" tanyanya setelah lift naik meninggalkan lobi. "Sudah, Tuan Alaric," jawab pemuda itu. "Saya sudah memberikannya tadi setelah hampir mengganggu Tuan William dan Nona Lilia di dalam." Alaric tersenyum mendengarnya sebelum ia menghela napas dengan lega. "Setidaknya sekarang kita bisa melihat mereka bahagia, dan mendampingi mereka sampai nanti pada hari pernikahan, dan selama-lamanya." "Benar." "Soal rumah baru dan rumah lama? Sudah kamu selesaikan juga?" imbuhnya. "Sudah, rumah barunya sesuai dengan permintaan Anda, dan rumah lamanya sudah terjual," jawab Zain. "Saya meminta pemilik barunya untuk menempatinya bulan depan. Seperti yang Anda katakan, kita masih harus

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    258. Cukup Tepati Janjimu

    William memandang Tuan Alaric cukup lama dengan keadaan bibir terbungkam. Dan itu membuat beliau berdeham seraya bertanya, "Kenapa, Nak?" William menghela dalam napasnya kemudian menggeleng, "Tidak, Pa," jawabnya. "Aku hanya ... senang karena mendapat sosok seorang Papa dari Alaric Roseanne dan bukan dari Adam Quist. Sejak menikah dengan Ivana, aku bisa melihat cinta tulus seorang ayah justru dari ayah mertuaku, dan Papa masih akan terus menjadi ayah mertuaku, selamanya." "Papa sudah pernah bilang, 'kan?" tanggap beliau. "Papa juga sedang melakukan penebusan kesalahan atas apa yang pernah Papa lakukan di masa lalu, kegagalan Papa melindungi Ivana dan ibunya jadi Papa melakukan apapun untuk bisa membuat Leonora bahagia. Dan karena dia adalah istrimu, jadi Papa juga akan melindungi kamu dan Keano." William mengangguk dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Pa," ucapnya. "Seperti yang Papa katakan, aku akan menyelesaikan apa yang sudah Papa mulai. Terima kasih sudah menjaga Lilia dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status