Share

185. Mengejar, MENGEJAR CINTA LILIA!

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-01-31 14:02:09
‘LILIA?!’ seru William dalam hati.

Ia terhenyak bangun dari berbaringnya dan mengetuk kontak itu dengan tidak sabar.

‘Apa benar ini dia? Apa dia sudah diizinkan Papa memakai ponsel?’ banyak tanya di dalam hatinya.

[Lilia Zamora?] balas William memastikan.

[Benar.]

Napasnya tercekat di dada saat membaca balasan itu. Ia duduk dengan punggung tegak saat tangannya yang dirasanya gemetar itu kembali mengetik.

[Aku akan datang besok. Tolong katakan pada Keano juga ya. Sampai jumpa, Lilia.]

William beringsut turun dari ranjang, ia berlari keluar dari kamar Keano dan menuju ke kamar di mana Giff berada selama ia tinggal di rumahnya.

“Giff!” panggil William setelah membuka pintu kamar itu tanpa mengetuknya lebih dulu.

Si pemilik nama yang tengah berbaring di atas ranjangnya itu menoleh pada William dengan alisnya yang bersinggungan. “Anda tidak bisa mengetuk pintu dulu?”

“Ini rumahku,” jawabnya singkat—dan ketus. “Ayo kita pergi, kamu siapkan mobilnya!”

“Pergi? Pergi ke ma
Almiftiafay

Thor akan update dqri bab 185 sampai bab 187 ☺️ tapi yang 2 bab menunggu banyak yang absen dulu xixixix

| 27
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
meowza lee
william kalau lagi resek begitu jadi mirip keano (⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
sabar ya giff pak bos klo udah denger lilia emang gak bisa sabar.
goodnovel comment avatar
Hayati
thorrr love you sekebonnnn pokok nya....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    186. Pria Yang Datang Di Kala Hujan Kepagian

    Benar itu adalah William! Lilia dengan cepat membuka pintu rumah, udara dingin yang datang dari luar menyinggahi wajahnya bersamaan saat William tiba di hadapannya dengan tersenyum. Ia terlihat hendak berbicara sebelum Lilia lebih dulu memberinya teguran. “Kenapa Anda selalu tidak memakai payung padahal Anda tahu sedang hujan?” tanyanya. “Kita bertemu pertama kali di depan preschool itu Anda juga tidak memakai payung, ‘kan? Apa tidak ada payung di dalam mobil mahal Anda itu?” Alih-alih menjawab, yang dilakukan oleh William adalah tetap tersenyum, seolah ia sangat senang mendengar celotehan Lilia ini. “Maaf,” jawab William pertama-tama. “Aku hanya tidak sabar untuk segera bertemu denganmu, Lilia.” “Ini masih pagi, apakah Anda dari kota langsung ke sini?” “Tidak. Aku sudah ada di hotel beberapa jam yang lalu dan pagi-pagi ke sini karena aku ingin melihatmu,” terang William. “Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.” “Anda bisa datang lebih siang, setidaknya tidak segelap ini. Apa A

    Last Updated : 2025-01-31
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    187. Sebesar Apa Lukanya?

    Lagi pula … bagaimana bisa Lilia menyebutnya berbohong jika matanya yang seolah dipenuhi oleh cumulonimbus itu berbicara lebih banyak sebesar apa lukanya. Sepertinya Tuan Alaric juga benar saat menyebut tentang William yang hampir gila selama pria itu berpikir bahwa Lilia dan Keano telah tewas terpanggang bara api. Lilia tersenyum sebagai jawaban. “Tidak apa-apa,” katanya. “Dan terima kasih karena sudah mengakuinya. Saya juga meminta maaf karena melupakan semuanya sehingga kita harus menjadi seperti ini. Asing, seperti orang yang tidak saling mengenal sebelumnya padahal sudah melewati banyak peristiwa.” “Kamu tidak bersalah, Lilia,” jawab William. “Kamu hanya korban dari keserakahan orang lain.” Dan Lilia tahu bahwa ‘orang lain’ yang dimaksudkan oleh William itu adalah Gretha—meski ia juga tak ingat seperti apa kejadiannya. Mereka kembali terhening selama beberapa saat. Dimulai sejak William menyesap teh hangat miliknya hingga pria itu kembali memperdengarkan suara baritonnya. S

    Last Updated : 2025-01-31
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    188. Kenapa Kita Berciuman?

    Untung saja Lilia tidak jatuh! Selain karena William merengkuhnya, Lilia juga masih sempat mencari pegangan dengan meraih kemeja yang ada di bagian pinggang William dengan erat sebelum perlahan melepasnya. Jantungnya berdebar menggebu-gebu saat William bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau jatuh, Lilia?” “T-tidak,” jawab Lilia dengan gugup. “S-saya hanya … hilang keseimbangan.” William pasti tahu bahwa kalimat itu adalah jawaban yang asal ia ucapkan. Biar saja … bukankah tak mungkin baginya untuk mengatakan bahwa ia baru saja menemukan sebuah ingatan bahwa mereka pernah berciuman? Lilia melihat sepasang alis lebat pria itu berkerut, sangat kentara bahwa ia tak menerima jawaban Lilia begitu saja. Ia lalu melepas Lilia seraya bertanya, “Apakah kamu mau masuk?” “Iya,” jawabnya. “Waktunya Keano mandi.” “Dia main di dalam.” William menyisih, memberi jalan untuk Lilia yang masuk ke dalam kamar dan melihat Keano. William benar saat mengatakan ia tengah main di dalam karena kedua tang

    Last Updated : 2025-01-31
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    189. Tiba-tiba Basah

    Lilia panik, ia berusaha menutupi bagian depan tubuhnya yang pasti tampak, entah itu bra atau bahkan— “Ambilkan coat punyaku yang ada di mobil, Giff!” pinta William pada Giff yang lalu berlari pergi dari sana. Lilia menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat William tersenyum dan memalingkan wajahnya. Mengisyaratkan pada Keano agar anak lelakinya itu melakukan hal yang sama meski ia tahu Keano terlihat khawatir. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Giff untuk kembali den dengan mata terpejam menyerahkan coat panjang itu pada William, memindahnya pada Lilia tanpa menoleh, meminta agar ia memakainya. “Pakailah,” ucapnya. “Coat ini panjang, kamu bisa menutupi semua bagian yang basah dengan ini.” “Terima kasih,” jawab Lilia kemudian mengenakannya dengan gugup—atau lebih tepatnya malu. Ia hanya wanita sendiri sementara dua orang yang ada di sekitarnya adalah pria dan seorang anak lelaki. “Kita pulang saja, Papa,” ajak Keano. “Kasihan Mama bajunya basah, nanti kalau Mama sakit bagai

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    190. Sekamar Denganmu

    “Aku tidak keberatan,” jawab William. “Tapi semuanya kembali lagi pada Lilia dan Keano, ‘kan?” Ia menoleh pada Lilia, memandang bergantian pada anak lelakinya juga. “Mau ya, Mama?” bujuk Keano pada Lilia yang hanya bergeming. Ibunya yang duduk di ruang tengah kemudian bangkit dan menghampiri Lilia, menyentuh punggung tangannya seraya berbisik, “Pergilah … siapa tahu dengan begitu ingatanmu akan segera pulih, Nak ….” Alya menunjukkan senyum tulusnya sebelum beranjak pergi dari sana, membiarkan Lilia mengambil keputusan setelah memikirkannya. “Mama?” panggil Keano sekali lagi, mungkin tidak sabar karena Lilia tak kunjung menjawabnya. “Apakah Mama tidak mau?” Sepasang matanya menatap Lilia dengan mengiba. Hatinya pasti terluka jika Lilia menolak permintaannya itu. “Iya baik, Mama mau,” jawab Lilia seraya menunjukkan senyumnya agar bocah kecil itu juga tersenyum dan berhenti menunjukkan bibir tertekuknya seperti itu. Setelah bersiap dengan membawa beberapa pakaian, mereka pergi men

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    191. Hal Yang Pupus Itu Ada Di Sini Bersamaku

    “Kenapa kamu bangun?” tanya William setelah Lilia menyebutkan namanya. “Bukannya saya yang harus bertanya?” tanya Lilia balik seraya bangun, duduk dan merapikan rambutnya. “Kenapa Anda tidak tidur?” “Tidak apa-apa, senang saja melihatmu dan Keano bisa bersamaku, Lilia,” jawabnya. “Hal yang sebelumnya sepertinya sudah pupus dari harapanku kita akan bisa seperti ini lagi. Terima kasih karena kamu mau menginap denganku di sini.” “Bukankah saya sudah pernah bilang, jika itu bertujuan untuk membuat Keano senang, saya pasti akan setuju.” Di bawah temaramnya lampu kamar hotel itu, Lilia bisa melihat senyum manis William saat pria itu mengangguk sebagai tanggapan atas ungkapannya. Mata Lilia berpindah dari iris kelamnya ke atas meja. Pada sekotak rokok yang ada di atas asbak keramik yang mencuri perhatiannya. “Apa Anda merokok juga?” tanya Lilia memberanikan diri. “Itu milik Giff.” “Pak Giff masih muda, kenapa dia merokok?” gumam Lilia yang jelas bisa didengar oleh William. “Hanya se

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    192. Tak Ada Yang Bisa Melarangku Jatuh Cinta

    Lilia berdeham, kemudian menunduk agar tak bertemu pandang dengan William. “Sepertinya sangat aneh,” kata Lilia. “Aneh kenapa?” “Karena Anda mencintai saya. Bagaimana Anda bisa jatuh cinta pada anak pelayan?” “Kamu ‘kan bukan anak pelayan?” tanya William balik. “I-itu ‘kan sekarang. Tapi dulu saat Anda mengatakan itu … bukankah Anda tahunya saya adalah anak angkat seorang pelayan?” “Memangnya ada peraturan yang mengatakan dengan siapa seseorang boleh atau tidak boleh jatuh cinta?” sanggah William. “Jika yang diatur itu adalah aku, akan aku hancurkan peraturannya, orang yang membuat aturan itu sekalian.” “T-tidak seperti itu maksud saya.” Lilia akhirnya menatap pria itu lagi, kalimatnya yang baru saja ia katakan itu terdengar tak bisa dibantah—dan sepertinya ia sungguh-sungguh saat mengatakan akan menghancurkan peraturan yang melarangnya jatuh cinta pada siapa. “Jadi?” “Saya hanya merasa aneh, itu saja,” kata Lilia. “Jika aku yang jatuh cinta padamu kamu anggap aneh, mungkin j

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    193. Terperangkap, Tak Bisa Bergerak!

    “Masuklah, Lilia!” kata William dari ambang pintu. “Kalau kamu berdiam diri di sana kamu akan tertular si Giffran Alfrond yang cerewet itu!” Lilia kemudian masuk ke dalam rumah, menyusul William yang menunggunya mendekat kemudian mereka menuju ke ruang makan. Lilia membantu Alya untuk menyiapkan makanan sebelum akhirnya mereka semua duduk di sana untuk santap sore—karena William lapar. Giff yang duduk di samping Keano terlihat memeriksa ponselnya dengan serius hingga William berdeham dan pemuda itu dengan cepat meletakkan benda pipih berwarna hitam itu ke atas meja—yang bagi Lilia suara William yang baru terdengar itu ia artikan sebagai sebuah teguran. Yang jika William bicara barangkali ia akan mengatakan, ‘Taruh ponselmu! Tidak sopan!’ “Maaf,” kata Giff akhirnya. “Saya baru saja menerima pesan, setelah ini kita harus meeting online dengan orang dari Sada Construction dan desainer dari luar negeri yang akan mengerjakan interior ruangan di dalam sekolah itu, Tuan William,” te

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    218. Minta William Menikahiku!

    "Apa yang kamu lakukan ini, Gretha?!" ulang Tuan Alaric sekali lagi.Gretha menurunkannya tangannya dan memandang beliau seraya menjawab, "Aku direndahkan oleh pelayan rendahan itu, Pa!" tunjuknya pada seorang gadis berseragam yang berdiri tak jauh dari Gretha dan tengah menunduk dengan salah satu tangan yang berada di pipinya yang merah akibat mendapat tamparan keras darinya."Mungkin dia tidak bermaksud seperti itu ...." kata Tuan Alaric dengan mengusap bahu Gretha. "Berhati-hatilah dalam berucap, kamu sedang hamil. Anakmu yang ada di dalam kandungan sudah bisa mendengar apa yang kamu katakan. Sudah, jangan memukuli siapapun lagi ...."Gretha tampak menggertakkan rahang kecilnya. Pupilnya bergoyang tanda ia tak setuju saat Tuan Alaric melarangnya agar tak memukuli pelayan-pelayan di rumah mereka lagi.Napasnya terlihat naik turun menahan amarah sebelum akhirnya ia memberi anggukan samar.Tak mungkin baginya marah di depan Tuan Alaric, bukan?Ia harus senantiasa menjadi anak gadisny

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    217. Wanita Yang Terabaikan

    Gretha memandang William yang malah seolah sedang meremehkannya. Ia yang semula terdiam mendadak kehilangan kendali dalam dirinya sebelum ia berseru dan memukul William dengan tas yang ia bawa.“William!” serunya tak terkontrol.Tapi sebelum ada satu inchi bagian tubuh William yang terkena pukulan itu, Giff menahan tangan wanita itu di udara. Memintanya agar mundur.“Tolong hentikan kegilaan Anda ini, Nona Gretha!” katanya dengan tegas.“Kegilaan?!” ulang Gretha dengan suara yang masih sama berserunya. “Apa maksudmu dengan mengatakan ‘kegilaan’, Giff? Kamu menganggap aku gila?!”Gretha menjerit kesetanan saat William yang berdiri di belakang Giff justru menunjukkan senyuman tipisnya seraya menggelengkan kepala.“WILLIAM!” seru Gretha sekali lagi saat Giff meraih kedua bahunya dan memintanya untuk segera pergi dari ruang VIP tersebut.Karena Gretha seperti tak bisa dikendalikan, Giff harus dibantu oleh dua orang security agar ia pergi dari sana.Giff kembali pada William yang duduk di

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    216. Kenapa Bukan Padaku Kau Melanjutkan Hidup?

    “Tolong jaga bicara Anda, Nona Gretha!” sahut Giff lebih dulu. Tak habis pikir dengan kalimatnya yang menyakiti telinga. “Apa Anda tidak bisa bicara yang baik? Ini bukan hutan yang tidak memiliki aturan. Di tempat ini bukan hanya ada Anda saja.”“Jangan menyela dan jangan ikut campur, Giff!” balas Gretha tak mau kalah. “Kenapa kamu selalu ikut campur dan—““Sayangnya saya memang dibayar mahal oleh Tuan William untuk ikut campur,” potong pemuda itu, alis lebatnya nyaris bersinggungan menghadapi Gretha—yang tiba-tiba muncul tanpa mereka tahu.Napas Gretha naik turun mendengar hal itu, sementara William yang duduk di sofa ruang tunggu VIP itu terlihat mendorong napasnya dengan kasar.Sepasang matanya yang tak menatap Gretha itu menyiratkan keengganan yang sangat kentara bahwa ia tak suka dengan pertemuan ini.Sebuah kebetulan yang tak diinginkan!William menggertakkan rahangnya, padahal … suasana hatinya sangat baik sejak ia kembali dari tempat Lilia dan Keano. Tapi sepertinya hingga per

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    215. Tanpa Hati!

    “P-pria s-siapa m-maksud kamu, Alaric?!” tanya Bertha dengan terbata-bata. Pupil matanya bergoyang gugup mendengar balasan yang tak ia antisipasi dari Alaric.Suaranya gemetar kala mengembalikan tanya dari pria itu.“Aku tidak pernah menemui pria!” imbuhnya sebagai sanggahan. “Apa yang kamu bicarakan sebenarnya?”“Kamu tidak nyaman ‘kan dituduh?” Alaric memperdengarkan tawa lirihnya, selangkah maju dan suara benturan antara telapak slipper yang dikenakannya dengan lantai marmer tempat mereka berpijak membuat Bertha gemetar kala selangkah mundur ke belakang.“Karena kamu tahu rasanya dituduh itu tidak nyaman, jadi jaga bicaramu mulai sekarang, Bertha!”“Alaric—““Keluarlah!” potong Alaric kemudian mendorong napasnya yang seolah dibebani oleh banyak rasa sesak. “Keluarlah, tolong! Aku ingin sendiri.”Napas Bertha naik turun tak beraturan. Matanya berair menatap Alaric yang sepasang iris gelapnya menerpanya tanpa hati.Pengusiran yang dilakukannya itu seakan tak mempedulikan Bertha akan

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    214. Nyonya Merajuk Pada Tuan Besar

    Suara Bertha membumbung tinggi, seolah akan meruntuhkan langit-langit kamar.Tetapi seolah tak peduli dirinya yang menggebu-gebu, Alaric justru duduk dengan tenang dan mengulum senyumnya sekali lagi.“Semakin tua sepertinya aku mulai kehilangan hasrat,” jawab Alaric. “Anggap saja begitu, Bertha.”“Kenapa bisa begitu? Kamu semakin menjadi-jadi sejak membongkar album lama milik Agatha. Apa dua puluh empat tahun berada di sisimu tidak berarti sama sekali?”“Tentu saja berarti, Bertha,” jawab Alaric masih sama tenangnya. “Jika tak berarti, kenapa selama dua puluh empat tahun ini aku bertahan dalam pernikahan kita?”“Tapi tiga bulan ini aku hampir gila karena sikapmu, Alaric!” sanggahnya.“Apa dua puluh empat tahun menjadi suamimu kamu pandang sebelah mata hanya karena tiga bulan ini kita tidak seperti dulu?” tanya Alaric. Pria itu menatap Bertha yang berdiri gusar di hadapannya. “Berhentilah memprotes! Kamu tetap hidup dengan nyaman sampai hari ini, ‘kan? Kamu bahkan jauh lebih lama menja

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    213. Saya Bersedia, William ....

    Lilia bisa melihat kedua telinga William yang memerah saat pria itu menundukkan kepalanya selama beberapa detik sebelum tersenyum saat menatap Lilia kembali. “Kalau begitu aku akan melamar mu lagi, Lilia,” kata William yang membuat Lilia terkejut. “Y-ya?!” “Melamarmu,” ulang William. “Bukankah aku harus melamarmu sekali lagi? Tapi aku akan bilang dulu pada Papa Alaric untuk meminta restu pada beliau.” Lilia terdiam, dadanya berdebar-debar mendengar William bersungguh-sungguh untuk memperjelas hubungan mereka ke depannya. Pria itu bahkan mengatakan akan meminta izin pada ayahnya terlebih dahulu. Perutnya penuh dengan kupu-kupu, kata seolah habis di tenggorokannya. “Kenapa?” tanya William karena Lilia terus terdiam tanpa memberinya tanggapan. “Apakah kamu keberatan?” Lilia menggeleng, “Tidak,” jawabnya. “Saya hanya sedang mengendalikan detak jantung saya saja.” “Kenapa dengan jantungmu memangnya?” “Berdebar-debar,” jawabnya singkat kemudian kembali menunduk untuk mela

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    212. Kehilangan Dan Terluka Dengan Cara Yang Berbeda

    “Apa sedalam itu lukanya?” gumam Lilia yang dapat didengar oleh Giff. Pemuda itu mengangguk menanggapinya, “Anda dan Tuan William sama-sama terluka, hanya caranya saja yang membedakan. Tuan William dengan kehilangan Anda dan Keano, sementara di sini Anda dengan kehilangan ingatan. Bukan hanya sama-sama terluka, Anda berdua juga sama-sama kehilangan.” Lilia menghela dalam napasnya, mau tak mau ia harus menyetujui Giff bahwa pemuda itu benar. Ia dan William sama-sama menanggung luka dan sama-sama kehilangan. “Aku ingin mengingat semuanya kembali,” tanggapnya. “Aku harap semua ingatanku kembali aku dapatkan, baik buruknya, sedih bahagianya.” “Saya yakin sebentar lagi Anda akan ingat semuanya, Nona Lilia ….” Mereka menoleh ke belakang saat mendengar suara Keano yang memanggil Lilia. “Mama ….” Suaranya serak, matanya belum sepenuhnya terbuka tetapi sepertinya bocah kecil itu harus segera memastikan bahwa Lilia masih ada di rumah ini bersamanya sehingga ia bergegas ke luar. “Sayang

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    211. Peperangan Harga Diri

    Lilia merasa … ada dendam tersendiri dari cara William bertutur saat ia menekankan pada Zavian bahwa ia bukanlah seorang mandor. Sepertinya sebutan itu membekas di hati William saat pemuda itu mengatakan, ‘Aah … jadi Anda mandor’ yang dikatakannya pada hari pertemuan pertama mereka di preschool. “Maaf,” jawab Zavian. “Aku tidak tahu soal itu. Karena saat itu Pak William bilang Anda sedang meninjau proyek, jadi aku pikir Anda adalah mandor,” terangnya sebagai sebuah pembelaan. “Memangnya ada mandor proyek yang tampilannya sepertiku?” “Maaf saya benar-benar tidak tahu.” Lilia tersenyum mendengar perdebatan itu sebelum meminta mereka berhenti. “Karena semuanya sudah jelas sekarang, Anda berdua bisa meminum tehnya,” katanya mempersilakan. William dan Zavian sama-sama meraih cangkir teh dari atas meja, dua pria itu menyesapnya saat Lilia memperingatkan mereka bahwa tehnya kemungkinan masih sangat panas. “Masih panas, tolong ditiup dulu!” Lilia melihat William yang membeku begitu ju

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    210. William Dan Keano—Double Trouble

    Mata Giff terpejam tak berdaya mendengar hal itu. ‘Double trouble,’ pikirnya dalam hati. ‘Mengatasi Papanya saja kesulitan setengah mati, ini ditambah dengan anaknya pula ….’ Lilia yang berada di belakang William dan Keano terkejut dengan kompaknya mereka bicara. Tapi lupakan itu, ia meminta ayah dan anak itu untuk menyisih agar ia bisa membawa masuk belanjaan. Tapi alih-alih didengar, mereka malah mematung di sana tak mengizinkan Lilia lewat. “Anda ada perlu apa ke sini?” tanya Giff yang lebih dulu menghampiri Zavian. “Saya hanya ingin bicara sedikit dengan Pak William dan Lilia,” jawabnya. Giff tampak menoleh pada William yang sepertinya enggan memberi tanggapan. Tapi, Alya yang berjalan melewati Giff meminta agar Zavian masuk. “Masuk dulu, Pak Zavian,” katanya mempersilakan. “Masalah orang dewasa, apalagi kesalahpahaman tidak bisa diselesaikan dengan berdiri. Harus duduk dan dibicarakan dengan kepala yang dingin.” Alya tampak mengamati mereka semua bergantian. Pandangannya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status