Share

128. Kembalilah Meski Tak Utuh

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 14:46:25
Sebuah pagi yang mendung saat William menginjakkan kakinya di sepanjang rumput hijau bak permadani yang membentang di tempat ini.

Kepalanya tertunduk hingga langkahnya terhenti di depan sebuah nisan bertuliskan namanya yang cantik—Ivana Roseanne.

Tadinya, William ingin pergi sendiri, tetapi Giff tak mengizinkannya sehingga pemuda itu mengantarnya dan menunggunya di depan.

William mengarahkan tangannya ke depan, ia letakkan buket bunga yang dibawanya ke samping nisan mendiang istrinya itu sebelum suaranya yang parau terdengar.

“Maaf, Ivana ….” ucapnya. “Maaf untuk sudah sangat lama tidak mengunjungimu.”

Kedua tangannya terkepal erat, jemarinya yang saling merapat itu terasa kebas saat ia dengan berat hati harus mengakui kegagalannya.

“Aku gagal,” katanya. “Aku gagal memenuhi janjiku padamu untuk menjaga Keano dan Lilia. Semuanya sudah usai, kamu sudah bertemu dengan mereka di sana, bukan?”

William tertawa lirih, menertawakan dirinya yang akhirnya berdiri seorang diri setel
Almiftiafay

💔💔💔💔💔 **Meski tak utuh, sekalipun hanya tulang yang rapuh atau abu yang tersisa, sekali saja … William ingin melihat mereka dan memastikannya dengan mata kepalanya sendiri bahwa mereka benar-benar pergi, sehingga penantian akan kembalinya Lilia dan Keano berhenti.** done 3 bab yah akak semuanya... masih pada mau kah??

| 23
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Rizal Jr.
tunggu bab selanjutnya kak
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
loh kok ibu nya lilia juga ilang. apa ada yg bawa mereka ke suatu tempat buat bersembunyi sampe situasi tenang
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
mungkinkah tuan alaric sudah memindahkan mereka ke tempat selamat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    129. Dia Yang Dihancurkan Dalam Semalam

    “Kenapa kosong?” tanya Giff lebih dulu saat mereka selangkah masuk ke dalam ruang rawat VVIP itu. Tadinya, William mengira salah kamar, tapi benar … ini adalah ruangan di mana ia berulang kali berbincang dengan Alya jika ia ikut Lilia menjenguk ibunya. “Apa Ibu dipindah ke kamar lain?” tanya William balik seraya melangkah pergi dari sana. “Rasanya tidak, Tuan.” “Coba kamu tanyakan ke administrasi, Giff,” titah William yang bersambut anggukan dari sekretarisnya itu. “Baik,” jawabnya. Mereka berjalan meninggalkan ruang rawat Alya dan tiba di meja informasi terdekat. William berdiri menunggu di belakang Giff saat pemuda itu bertanya pada beberapa perawat yang ada di sana. Melihat dari samping ekspresi terkejut Giff, sepertinya saat ia melangkah mendekat padanya nanti yang dibawanya itu bukanlah kabar yang baik. “Apa yang mereka katakan?” tanya William saat Giff sudah tiba di hadapannya. “Mereka bilang Bu Alya pergi karena pengobatannya sudah selesai, Tuan William,” jawab Giff. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    130. Kedatangan Yang Tak Diharapkan

    William bergeming memandang telapak tangannya yang ada di perut Gretha. Seperti yang pernah ia bicarakan dengan Giff, bahwa perut wanita ini berukuran lebih besar daripada usia janin yang seharusnya. William memandang melalui sudut matanya saat mendengar suara Nyonya Bertha yang duduk di seberang meja menyahut, “Mungkin saja ini yang terbaik yang diberikan untuk kamu, Liam,” tuturnya dengan tersenyum manis. “Terima saja … kamu akan kembali bisa memiliki keluarga bahagia setelah ini.” “Jangan kelewatan, Bertha!” tegur Tuan Alaric pada sang istri. “Kita semua tahu ini adalah waktu duka cita, sebaiknya berhenti mengatakan hal seperti itu!” Nyonya Bertha mendengus mendengar teguran itu sementara ayahnya William yang berada di sana tampak melihat pemandangan itu dengan wajah yang tegang. William membiarkan semua kebisingan itu terjadi sebelum ia menarik tangannya dari perut Gretha dengan kasar, membuat tangan sang Ibu yang menggenggamnya terlempar dengan cara yang sama. Nyonya Donna t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    131. Lilia Adalah Gadisku Yang Sempurna

    “Ahh—” rintih Gretha dengan napas yang tersengal. Mereka yang melihat itu ditempatkan pada posisi dilema sebab tahu betul seburuk apa temperamen William sekarang ini. “L-lepaskan aku, Kak Liam!” pinta Gretha memohon. “A-aku—” Wajah Gretha memerah, dan sebelum William kehilangan kendalinya, Giff segera mendekat dan menarik pergi tangan tuannya itu. “Hentikan, Tuan William!” pinta Giff seraya menariknya agar menjauh sehingga ia memiliki jarak dengan Gretha yang masih tersudut di dinding. “Sayang,” seru Nyonya Bertha saat berlari pada Gretha yang hampir merosot ke lantai. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya selagi Gretha mengusap lehernya. “Kenapa kamu bersikap seperti ini, Liam?!” Beliau menoleh pada William yang kedua matanya masih tajam mengintimidasi. “Kamu tidak melihat Gretha sedang hamil dan—” “Aku tidak peduli,” potong William sebelum Nyonya Bertha selesa bicara. “Siapapun yang berbicara buruk tentang Lilia, akan aku hancurkan mereka dengan tanganku sendiri. Sepertinya kali

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    132. Tujuan Hidup Setelah Ivana Pergi

    Gretha membeku, ia terlihat mengeluarkan air mata saat mengusap perutnya. Mendengar pengusiran keluar dari bibir William membuat Nyonya Donna mengajukan protes. “Maksudnya kamu mengusir kami, Liam?” tanya beliau dengan marah. “Aku tidak pernah mengundang kalian untuk datang! Kalian bertamu dan membuat keributan. PERGI!” hardik William lantang. Giff yang tahu amarah William telah sampai di ubun-ubun pun segera meminta semua orang yang ada di dalam sana untuk keluar. “Tanpa mengurangi rasa hormat saya, tolong semuanya pergi dari sini, Tuan, Nyonya ....” Nyonya Bertha merangkul Gretha lebih dulu sebab anak perempuannya itu terisak-isak, disusul oleh Tuan Adam yang lebih dulu berhenti dan menepuk lengan William seraya berujar, “Papa turut berduka cita, Liam.” “Papa pergi saja, aku tidak butuh ucapan duka cita sekarang ini.” Nyonya Donna yang berada di belakang Tuan Adam menatapnya dengan penuh kebencian. “Bahkan sampai dia mati pun kamu masih mati-matian membelanya. Kamu it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    133. Gesekan Kecil Yang Membuatnya Tersulut

    Setelah mengusir semua orang agar perg dari hadapannya, William masih berdiri di ruang makan. Meski napasnya sudah lebih beraturan ketimbang saat ia tadi hampir membuat Gretha celaka, tapi detak jantungnya masih berdebar. Kalimat-kalimat yang dikatakan oleh Gretha—tentang adanya kemungkinan bahwa Lilia meninggalkannya demi orang lain atau sekarang ada di tempat madam Savannah—telah membuatnya terprovokasi. “Mereka sudah pulang, Tuan William,” ucap Giff yang tiba di hadapan William. “Anda bisa beristirahat sekarang.” “Bagaimana jika itu benar, Giff?” tanya William alih-alih menanggapi saran dari tangan kanannya itu. “Apa?” taya Giff balik, tak mengerti apa yang ditanyakan oleh tuannya. “Lilia yang akhirnya memilih pergi dengan orang lain karena—“ “Itu tidak benar,” sela Giff dengan cepat. “Itu tidak benar, Tuan William. Kita tahu seperti apa bahagianya Nona Lilia saat Anda melamarnya, bukan? Apa rasa cintanya pada Keano harus anda pertanyakan sehingga Anda meragukannya dengan lari

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    134. Saksi: Madam Savannah

    ‘Apa itu Gretha?’ tanya William dalam hati begitu mendengar ‘wanita hamil’ yang dikatakan oleh Madam Savannah. Tapi, jika benar ‘wanita hamil’ itu adalah Gretha, lalu siapa pria yang datang bersamanya? “Kamu tahu siapa nama pria itu?” tanya William dan dijawab dengan gelengan lebih dulu oleh Madam Savannah. “Tidak, Tuan,” jawabnya. Giff selangkah maju dan menunjukkan layar ponselnya pada wanita berlipstik merah itu. “Apa dia wanita hamil itu?” tanyanya “Ya,” jawab Madam Savannah dengan mengangguk lebih dari satu kali. “Dan ini si pria yang datang ke sini?” taya Giff kembali setelah menggeser layar ponselnya. “Benar.” Sekali lagi Madam Savannah menganggukkan kepalanya. William menoleh sekilas pada Giff yang rahangnya tampak mengetat, melihat dari ekspresinya dan dari bagaimana ia dengan cepat menunjukkan foto, sepertinya ada sesuatu yang telah dilewatkan oleh William. “A-apa kalian sudah menemukan jawabannya?” tanya Madam Savannah dengan gugup—terlihat sangat jelas me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    135. Pahitnya Sebuah Kenyataan

    “Lazimnya seseorang hanya akan mengatakan itu sebagai ‘kebakaran’ dan bukan ‘dibakar orang’ begitu maksud Anda?” tanya Giff memperjelas. “Iya. Apa dia salah bicara, atau dia tahu sesuatu tentang tragedi di vila itu?” Untuk sesaat Giff membeku di tempatnya berdiri. Kakinya terpancang di lantai teriring tubuhnya yang mendadak kebas saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh tuannya itu. “Jika dugaanmu benar bahwa Gretha yang meminta Henry untuk membuat Keano tenggelam, maka bisa juga dia melakukan sesuatu yang lebih buruk, ‘kan? Membakar vila milikku misalkan.” Giff menegang sekali lagi. “Dia sakit hati karena aku menolaknya, lalu mencari celah untuk sampai di vila dan menghancurkan semua rencana hidup bahagiaku dengan Lilia dan Keano,” lanjut William. “Jika itu benar... kemungkinan mereka masih hidup juga semakin kecil, Giff ... seseorang yang diliputi dendam akan menghabisi apapun yang menghalangi jalannya. Bagi Gretha, itu adalah Keano ... dan Lilia-ku.” Bibir Giff ingin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    136. HANCUR LEBUR

    "Kehilangan memang berat dan menyakitkan, William," ucap Nicholas setelah keheningan yang panjang menghampiri mereka. "Aku minta maaf karena tidak bisa membantumu. Tapi jika kamu membutuhkan seseorang untuk bisa kamu ajak bicara, aku akan menjadi yang pertama untuk itu." Nicholas meraih lengannya, sedikit lebih kuat seolah itu adalah kesungguhan bicaranya. "Kita bisa pergi ke banyak tempat agar kamu tidak terus seperti ini, bagaimana?" William menggeleng, "Tidak, Nic. Terima kasih." Ia lalu memalingkan wajahnya dan mengayunkan kakinya untuk pergi dari hadapan Nicholas. Tak ingin berdiri terlalu lama di sana dan menunjukkan betapa hancur lebur dirinya ini. Ia memasuki mobilnya dan memacu sedan itu menjauh dari halaman rumah Nicholas. Matanya terasa perih, dipenuhi oleh kabut yang menghalangi jarak pandangnya. Semakin lama hal itu semakin berada di luar kendalinya sehingga ia harus menepikan mobilnya di emperan pertokoan yang tutup. William menunduk, ia tahu alasan kenapa Agni

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    381. Satu Detik Untuk Selamanya

    Pagi saat Lilia membuka mata pada hari berikutnya, mendung abu-abu bergantung. Ia keluar dari kamar dan mendengar gelak tawa Keano serta William serta samar celotehan hangat Karlee dan Kathleena dari luar. Entah apa yang dilakukan oleh ayah dan tiga orang anak itu. Tapi sepertinya itu adalah sesuatu yang seru. Lilia tadinya ingin menyusul mereka. Tapi ada sesuatu yang menyita perhatiannya saat ia lebih dulu berjalan menuju ke dapur. Ada sebuah buket bunga dalam vas, sebuah tas kecil dalam paper bag, serta kue berukuran kecil yang ada di atasnya. Semuanya bertuliskan, 'Selamat hari Ibu'. Paper bag berisi tas itu dari William, kue itu dari Keano, dan buket bunga itu dari si kembar Karlee dan Kathleena. Ada dua kartu ucapan yang ada di buket bunga itu dengan tulisan, [Karlee sayang Mommy.] [Mama cantik kesayangan Kathleena.] Entah siapa yang menuliskannya, tapi Lilia sangat suka dengan semua ini. "Manisnya ...." Ia menoleh pada Agni yang berjalan meninggalkan dapur sembari mem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    380. Nanti Saat Ada Kesempatan Di Benang Merah Yang Lain

    Berjalan memasuki rumah, sepertinya ini sudah terlalu malam. Pesta anniversary Nicholas dan Selina berjalan dengan baik meski Lilia harus mengenakan gaun yang lain, bukan yang ia rencanakan untuk dipakai sebelumnya yang warnanya serasi dengan William dan anak-anaknya. "Selamat malam, Mama." Keano yang tadi berjalan di depan Lilia berhenti dan menoleh padanya saat tiba di depan pintu kamar. Lilia mengangguk, membalas senyum anak lelakinya yang baru saja melepas jas yang ia kenakan. "Selamat malam, Sayang." Lilia mendekat, mengusap puncak kepala Keano. Kini ia tak perlu lagi berlutut untuk membuat tubuh mereka sama tingginya karena Keano sudah tumbuh besar. "Tidurlah, walaupun besok masih libur, Keano harus tetap istirahat tepat waktu." Keano mengangguk sekali lagi. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya, tapi apa yang ia lakukan membuat Lilia terenyuh. Kedua tangannya memeluk Lilia dengan erat, maniknya yang berbinar menatap Lilia cukup lama sebelum akhirnya ia bersuara. "Teri

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    379. Biru Langit

    .... Langit di pagi itu tampak lebih biru ketimbang langit yang pernah dilihat oleh William sebelumnya. Matanya menatap hamparan warna lautan itu terbentang dari ujung timur hingga ke sudut barat. Cantik sekali .... Sesaat langkahnya terhenti di atas setapak yang ada di antara rerumputan hijau yang terlihat seperti permadani. Tidak banyak orang di tempat ini. Sepertinya hanya ada dirinya, serta beberapa orang di kejauhan yang membawa buket bunga. William kembali melanjutkan langkahnya. Terus berlalu, menjauh dari gerbang tinggi di belakangnya, lalu berhenti di depan nisan yang rasanya sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Madeline Quist. Itu adalah makam adik perempuannya. Seorang gadis yang pernah ia besarkan sebelum pergi untuk selama-lamanya. Permadani hijau yang dilihatnya itu adalah rumput yang ada di pemakaman tempat di mana pusara Madeline berada. Bukan hanya Madeline saja sebenarnya, tapi juga Ivana. William menunduk, meletakkan salah satu buket yang ada di tangannya a

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    378. Si Paling Manja

    Rasanya seperti baru kemarin Lilia dan William mengantar Keano masuk ke Taman kanak-kanak. Rasanya juga baru kemarin si kembar Karlee dan Kathleena itu lahir. Tapi waktu terasa sangat cepat saat seseorang dirundung oleh bahagia yang tak bertepi. Nathaniel Keano Quist, bocah kecil nan jenius itu sudah masuk ke sekolah dasar. Ia masih meminta bersama dengan teman kembarnya sedari playgroup—Jayce dan Jasenna—di sekolah dasar yang sama. Ia tumbuh terlalu tampan, dan itu mengkhawatirkan bagi Lilia karena beberapa wali murid mulai menggoda agar sebaiknya Keano dijodohkan dengan anak-anak mereka sedari kecil. Tidak ... ia tidak siap! Meski dulu pernah menggoda William dengan mengatakan bahwa ia bisa berbesan dengan keluarga Heizt dalam pernikahan muda, tapi ia tak siap! Pagi ini, Lilia baru saja keluar dari kamar setelah selesai memandikan Karlee. Ia hendak menyusul Kathleena yang sudah lebih dulu mandi dan sekarang ada di ruang makan, bersiap menyantap sarapan pagi mereka sebelum Willi

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    377. Tiba-tiba Tentang Nikah Muda

    Lilia tidak bisa mengatakan betapa bahagia ia saat melihat keluarganya disempurnakan oleh lahirnya Karlee dan Kathleena. Dua bayi mungil itu tengah tidur di dalam box bayi yang dilengkapi oleh kelambu. Mengantisipasi seandainya ada nyamuk yang lolos masuk ke dalam kamar dan menggigit mereka. Sudah beberapa hari yang lalu Lilia meninggalkan rumah sakit. Tak ada yang berubah dengan kehidupannya selain ia yang harus sering bangun malam untuk menyusui anak-anaknya. Itu saja ... selebihnya tidak ada yang berubah. William mengatakan ia bisa memakai baby sitter jika kewalahan. Tapi Lilia menolak, 'Bagaimana kalau nanti kamu menikahi baby sitternya Karlee dan Kathleena dan punya istri ke dua lagi? Aku tidak mau.' Sebenarnya itu adalah sindiran. Lilia mengatakan hal itu karena dulu dirinya juga baby sitter sebelum menjadi istri kedua William. 'Sayang ... pikiran macam apa itu?' balas William yang kala itu bisa dijumpai keputusasaan yang besar dari caranya bertanya. Matanya terpejam, jem

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    376. Karlee dan Kathleena

    Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat, Lilia berjalan dengan tenang di samping William. Tidak ada kepanikan yang terjadi di sana. Mereka tahu bayinya akan lahir, anak yang mereka tunggu-tunggu, si kembar sepasang nan menggemaskan adiknya Keano. Tadinya memang ada sedikit kepanikan saat William masuk sembari menggendong Keano ke dalam mobil. Tapi Lilia menenangkannya dengan mengatakan, 'Kalau kamu panik, kita semua akan panik, William. Tenanglah ... tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Hubungi saja Papa dan katakan untuk menemani Keano nanti.' Setelah itu William menarik napasnya. Di pangkuannya, Keano duduk diam, menatap Lilia dan tersenyum seolah agar ia tak merasakan sakit itu sendirian. 'Mama, ayo semangat ... kita akan bertemu dengan adik sebentar lagi.' 'Iya, Sayangku. Terima kasih.' Lihat ... saat tenang, semua akan terkendali. Lilia bersiap di dalam kamar rawatnya. Dokter Sarah mengatakan bahwa ia telah mengalami pembukaan yang ke lima, cukup cepat sejak pecah air ketuba

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    375. D-14, Or D-Day?

    Rasanya ... waktu berjalan dengan sangat cepat. Dihitung oleh Lilia, si kembar akan launching dalam dua Minggu dari hari ini. Ia baru saja pulang yoga dengan diantar oleh Agni dan Ron, kali ini William tidak bisa ikut karena harus menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan audit. Keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa sangat segar. Di ruang ganti, ia dikejutkan oleh William yang ternyata sudah pulang. Bukan hanya itu saja, pria itu juga terlihat seperti sudah selesai mandi karena rambut hitam miliknya tampak setengah basah. Kaos berkerah yang dikenakannya pun bukan pakaian yang tadi ia pakai bekerja, jadi bisa disimpulkan prianya itu sudah datang sejak tadi dan mandi di kamar lain. Senyumnya merekah saat ia bangun dan menghampiri Lilia. "Kamu sudah pulang?" tanya Lilia yang disambut anggukan darinya. Pria itu menunduk, memberi kecupan di kening Lilia sebelum mengusap perutnya. "Sudah dari tadi, Sayang," jawabnya. "Wah ... apa aku yang kelamaan berendam? Kamu mandi di tempat

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    374. Baby Genius

    "Aish ... tidak tahu tempat," desis William sembari bersedekap. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tak pura-pura melihat sebab seruan Keano sudah menggema memenuhi setiap sudut parkiran, jadi William memutuskan untuk menghadapinya. Sedang Lilia yang mendengar itu menoleh pada William, dalam hati diam-diam bergumam, 'Kesal karena orang lain tidak tahu tempat padahal sendirinya pun begitu.' William mungkin lebih parah bagi Lilia, di manapun ada kesempatan ia pasti menggoda Lilia. Di ruang makan, di dalam kamar Keano, di ruang baca, di tempat yang sedikit memacu adrenalin—di dalam mobil saat mereka mengantar Keano. Kadang, William meminta Giff yang mengantar Keano masuk setelah parkir, sedangkan mereka berdua akan melakukan sesuatu yang lain di dalam mobil. Dan seperti paham dengan apa yang akan mereka lakukan, maka Giff akan menurut sembari mengancam, 'Awas ya kalau sampai viral ada mobil goyang di parkiran Taman kanak-kanak, aku tidak mau mengatasinya!' Ah ... bahkan mereka me

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    373. Rahang Tuna

    "Hm ... tidak malam ini juga," balas Lilia singkat yang percayalah itu membuat William dilanda kelegaan yang besar. Bukan karena ia tak suka Lilia meminta sesuatu darinya. Hanya saja ... ia telah dibuat habis akal lebih dulu mendengar permintaannya yang mendadak dan tidak ia antisipasi. Padahal Tuan Alaric, ayah mertuanya itu sudah pernah mengatakan bahwa nanti William harus siaga dengan permintaan dadakan istri yang hamil di tengah malam. Saat itu ia pun bingung dan bertanya kenapa memangnya? Karena saat ia menikah dengan Ivana dulu, tidak ada sesuatu yang mencolok. Tapi sekarang, William sudah mendapatkan jawabannya. Contoh nyatanya ada di depan mata. Ia mendorong napasnya, salah satu lengannya merangkul Lilia seraya mengecup pipinya. "Baiklah ... aku akan carikan restoran yang menyediakan menu itu nanti, tapi sekarang kamu tidur lagi, bagaimana?" Lilia mengangguk memberi persetujuan. "Iya." "Selain makan itu, sekarang kamu mau makan apa?" "Hanya itu saja yang aku pikirkan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status