Share

Part 23

Penulis: Khanna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV Ibu

***

“Ibu melakukannya hanya untuk membahagiakan kalian. Ibu nggak mau kalian selalu bersedih. Maafkan Ibu.”

Jika akan terjadi seperti ini, lebih baik dari awal kubakar saja boneka itu di sini bersama denganku. Aku menyesal membiarkan Ubay dan keluarganya hampir celaka karena ulahku. Karena keegoisanku hampir merenggut nyawa mereka semua.

“Apa sih maksud Ibu? Ayo ceritakan semuanya. Ibu nggak boleh lagi merahasiakan apapun juga di belakang kami, meski menurut Ibu semua itu demi kebaikan kami. Lebih baik Ibu jujur saja. Aku nggak mau Ibu memikirkannya sendiri. Ibu masih punya kami, Bu.”

Ubay mene

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 24

    POV IbuFlashback on.***Bu Ani clingak-clinguk seperti mencari seseorang. Aku jadi ikut melihat ke kanan dan ke kiri penasaran apa yang sedang dicari olehnya.“Cari apa, Bu?” tanyaku lagi.“Ssttt! Kalau mau tanya soal itu, sini duduk di sebelahku. Kita bicara jangan sampai ada orang yang mendengar lagi.”Meski ada tanda tanya, aku menurutinya saja. Aku duduk di sebelahnya berbagi bangku.“Iya Bu, jadi gimana?”

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 25

    POV IbuFlashback on.***“Pak, besok hari jum’at Ibu mau pergi ke rumah teman Ibu.”Aku berbicara pada suami. Sekitar sepuluh menit yang lalu, aku sampai di rumah. Fira sedang sibuk mengurus tanamannya. Dia suka berkebun untuk mengisi waktu luang. Aku duduk berdua di belakang rumah dengan suami. Sedangkan Fira berada di depan dan Ubay sedang bekerja.“Kemana Bu?” tanya suamiku. Namanya pak Syukur.“Ke rumah teman Ibu, Pak. Rumahnya lumayan jauh, tapi Ibu ke sana mau naik angkot saja. Bapak nggak usah antar. Dekat ruma

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 26

    POV IbuFlashback on.***“Nggak usah, Fira. Kamu di rumah saja. Ibu mau pergi sendiri saja. Cuma sebentar kok,” sanggahku.“Tapi Bu, Fira nggak tega kalau Ibu pergi ke sana sendiri. Jauh apa nggak, Bu?” tanya Fira lagi.“Nggak Fira. Nggak jauh kok. Ibu mau naik angkot saja. Hari ini kamu ada acara sendiri ‘kan?”Iya, ucapanku harus dibumbui kebohongan dan sengaja mengambil hari jum’at karena Fira akan pergi ke perkumpulan Yasinan yang ia ikuti. Jadi, ada alasan untukku agar bisa leluasa pergi tanpa harus b

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 27

    POV IbuFlashback on.***“Apa Ibu nggak takut? Nanti kalau kuantar sampai sana, Ibu mau pulang pakai apa, Bu?”Oh iya, aku baru kepikiran bagaimana caraku pulang nantinya. Di sana pasti jarang orang lewat. Biarlah itu kupikirkan belakangan. Yang penting aku harus sampai ke sana lebih dulu.“Itu gampang, Pak. Hehe. Dia ‘kan temanku, mungkin bisa membantu untuk mengantar pulang.”“Ibu yakin, tetap mau ke sana?”“Iya Pak, sudah dekat, rugi kal

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 28

    POV IbuFlashback on.***Untuk sesaat aku mematung dan menengokkan kepala ke kanan, kiri serta belakang. Namun aku tak menemukan siapa pun di dalam ruangan ini.Aku mengerutkan kening dan memikirkan siapa tadi yang mendorongku? Atau hanya kakiku yang tergelincir sehingga tanpa sengaja masuk ke ruang tamu ini? Sepertinya tidak demikian. Jika tetap saja dipikir mungkin rasa takut akan kembali hadir. Lebih baik mencari tahu siapa pemilik rumah ini saja. Milik Nyai Astuti atau justru bukan.“Permisi. Apakah ada orang?” sapaku lagi, kaki mulai kuayun perlahan mencari keberadaan penghuni rumah ini.Gubrak!

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 29

    POV IbuFlashback on.***“Hahaha, kau masih meragukan ilmuku, Diyah! Lancang!”Brak!Aku terdorong ke belakang mengenai tembok cukup keras.“Argh! Ma-maaf Nyai.”Aku bangkit seraya meminta maaf. Tubuhku tadi sempat luruh setelah menghantam tembok. Punggungku sepertinya lebam. Terasa sakit.“Kau turuti kemauanku, aku akan mengabulkan segala permintaanmu. Kau tinggalkan sembahyang kepada Tuhanm

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 30

    POV IbuFlashback on.***Beberapa bulan setelah perjanjian yang kulakukan dengan Nyai Astuti sudah berlalu. Kini aku sedang menunggu hasil yang sudah sangat kuharapkan. Selama ini, aku berhasil mengelabui semua orang yang ada di rumah ini. Semua kulakukan dengan sangat berhati-hati.Ritual sudah beberapa kali kulakukan. Aku terpaksa pergi ke bangunan tak berpenghuni yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Semua kulakukan agar seisi rumah tidak curiga dan baik-baik saja. Saat akan pergi ke tempat itu, kupersiapkan segala kebutuhan yang kuperlukan di dalam tas, kecuali ayam hitam. Dia akan kubeli saat di perjalanan dan memasukkannya ke dalam karung agar orang yang melihat tidak curiga.

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 31

    POV IbuFlashback on.***“Ubay, lebih baik kamu cari kerja di kota saja sana. Mumpung perut Fira belum semakin besar. Kalau keburu lahiran, nanti kalian bingung kalau kamu belum punya pendapatan tetap. Kasihan Fira ‘kan, nantinya?”Kami sedang duduk bersama di ruang tengah. Kini kehamilan Fira sudah memasuki bulan ke tiga, jika semakin menunda untuk menyuruh mereka pergi dari sini, bisa-bisa aku kembali merasa berat hati saat melihat cucuku yang imut telah lahir. Itu tidak boleh terjadi. Secepatnya mereka harus pindah dari sini. Agar semua yang kurencanakan berhasil sampai akhir.“Iya sih, Bu. T

Bab terbaru

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 40

    “Hihihi … serahkan anak itu sekarang juga! Dasar manusia munafik!”Kini sosok nenek berwajah seram itu melayang di luar mobil. Mungkin karena kami melafdzakan doa-doa sehingga dia memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan kami.“Biarkan saja, Nda. Kita tetap melafadzkan doa sampai sosok itu benar-benar lenyap, Nda.”Aku mengangguk dan bibirku terus membaca doa-doa. Kali ini aku bertambah yakin jika sosok itu sebentar lagi akan menyerah dan lenyap untuk selamanya. Boneka itu sebentar lagi pasti akan terbakar habis dan menjadi abu.“Nda, teman nenek apa sudah pergi?” tanya Arsya, dia masih sembunyi dipelukkanku.

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 39

    “Nda! Mobilnya nggak mau nyala! Gimana ini? Apa aku harus turun dulu, Nda?”Sejak tadi mas Ubay berusaha menstarter mobil, tetapi masih saja nihil. Wajahnya begitu khawatir. Di dalam hatinya pasti sangat mencemaskan aku dan Arsya, dia sampai terpikir akan turun dari mobil untuk mengeceknya.“Nggak usah, Yah. Kita di dalam mobil saja. Kamu nggak boleh turun dari sini. Kita coba saja sampai berhasil. Ada sosok itu di luar, kamu nggak boleh keluar. Bahaya, Yah! Aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu.”Tentu akan kutolak mentah-mentah ide gilanya. Jika dia keluar dari mobil, lalu sosok itu melukainya, semua akan sia-sia. Pengorbanan ibu kandas begitu saja.

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 38

    “Astaghfirullah! Ibu kenapa, Nda! Ayo cepat, kita ke sana.”Mas Ubay sangat panik. Kami segera menemui ibu yang berada di depan mobil. Jarak kami memang tidak jauh, tapi tidak bisa melihat keadaan beliau dengan jelas.“Astaghfirullah Ibu!”Segera kututup mata Arsya agar tidak melihat kejadian yang sedang menimpa neneknya.“Arsya merem dulu ya? Arsya tutup telinga dulu ya, pakai tangan Arsya,” ucapku pada Arsya.“Kenapa sih, Nda? Ada teman nenek lagi ya?” tanyanya polos.“Arsya nurut kata Bunda aja ya?”“Iya Nda, biar Arsya nggak takut. Tapi kita cepat pulang ya, Nda.”“Iya Sayang ….”Percakapanku dengan Arsya selesai. Aku kembali melih

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 37

    Mendengar semua yang ibu ceritakan membuatku sangat terpukul sekaligus terharu. Karena saking inginnya melihat aku dan Mas Ubay bahagia dengan mempunyai seorang anak, beliau berani berbuat kemusrikan yang sangat luar biasa.“Ubay, Fira … maafkan Ibu ya? Ibu hanya ingin kalian bahagia.”Tangan mas Ubay memegang pelipis dengan ekspresi penuh amarah yang ditahan. Dia membuang napas sebelum menjawab ucapan dari ibu.“Tapi bukan begitu caranya, Bu … apa Ibu nggak takut, musrik itu dosa besar lho, Bu … apalagi sudah memakan korban. Korbannya bapak lho, Bu. Suami Ibu sendiri. Apa sama sekali nggak ada rasa bersalah di dalam hati Ibu? Bukannya bertaubat Ibu malah pindah ke rumah ini dan meneruskannya sampai entah kapan."Kalau saja kami nggak ke sini, Ibu pasti nggak akan sadar dengan kesalahan yang telah Ibu lakukan. Tentang Arsya, seharusnya kita pasrahkan segalanya pada Allah, Sang Pencipta alam semesta ini, Bu. Bukan mal

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 36

    POV IbuFlashback on.***“Innalillahi wainnailaihi raji’un … kenapa Ibu baru memberitahuku sekarang, Bu? Bapak meninggal kenapa, Bu? Kenapa Ibu nggak kasih kabar sama kita yang ada di sini? Kalau tau bapak meninggal, kami pasti akan pulang, Bu. Ibu kenapa setega ini sih, Bu?”Suara dari ujung telepon semakin terdengar lirih. Perasaannya pasti sangat terpukul. Hatiku saja terasa begitu sakit. Tapi aku harus tega melakukan ini semua untuk kebahagian mereka.“Maafkan Ibu, Bay. Hiks. Bapak terkena serangan jantung, Bay. Bapak tiba-tiba saja meninggal dunia. Hiks.”Ya, tentu saja aku mengarang semuanya. Tidak mungkin mengatakan jika bapaknya meninggal karena nyawanya diambil oleh Nyai Astuti. Dia pasti akan bertanya-tanya siapa Nyai Astuti tersebut. Bisa gagal rencana yan

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 35

    POV IbuFlashback on.***“Kamu sebenarnya kenapa sih, Mbak? Kenapa mau pindah ke Desa Larangan segala? Kamu tau ‘kan? Di sana tempatnya nggak jelas. Angker. Orang-orangnya pada aneh. Kenapa justru kamu pergi ke tempat seperti itu? Lebih baik di sini saja, Mbak. Jangan menjual rumah ini.”Ya, tentu saja Joko akan memprotesnya sangat keras. Apalagi dia tinggal tidak jauh dari desa itu. Dia pasti sudah sangat hafal tentang rumor Desa Larangan yang mungkin benar desanya angker.“Aku ingin menyendiri. Aku harus melakukannya. Kamu jangan ngomong apa pun sama Ubay dan Fira. Aku memohon kepadamu, Joko.”Joko kembali menghempaskan napasnya kuat-kuat. Dia terlihat sangat tidak setuju dengan keputusan yang kubuat secara sepihak.“Ah … sudahlah

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 34

    POV IbuFlashback on.***“Hanya karena aku lalai memberimu sesajen meski baru sekali, kau ambil nyawa suamiku! Kau tega, Nyai! Hiks. Tidak adil!”Kupeluk erat jazad suamiku yang baru saja meninggalkan dunia ini. Aku tak terima dengan perlakuan Nyai Astuti saat mengetahui suamiku sudah tak lagi bernapas.Terasa tak adil saat kehilangan seorang yang paling kusayang begitu saja. Seharusnya aku yang ada di posisinya. Aku yang salah, kenapa dia yang harus menerima balasannya.Keterlaluan Nyai Astuti.Air mataku tak hentinya mengalir. Dadaku

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 33

    POV IbuFlashback on.***Sosok nenek berwajah penuh luka dan berambut putih panjang, melayang dihadapan kami, tepatnya di sisi ruang tamu yang gelap. Ya, Nyai Astuti berani menampakkan dirinya saat aku bersama dengan suami. Padahal sebelumnya tidak pernah terjadi. Hanya karena aku lupa tidak memberikannya sesajen, kini ia bertindak seperti ini.Susah payah aku menyembunyikan segalanya. Tentang ibadah pun aku berakting sangat cantik. Tapi hanya kelalaianku yang baru satu kali, dia sudah menghancurkan segalanya dengan menampakkan diri dihadapan suami.Kini hari memang sudah gelap, jam di dinding menunjukkan hampir pukul

  • Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua   Part 32

    POV IbuFlashback on.***“Ibu, kami pergi dulu ya? Ibu sama Bapak baik-baik di sini. Insyaallah, seperti apa yang Ibu ucapkan, kami akan lebih bahagia hidup di kota. Rezeki kami lancar seperti apa yang Ibu harapkan.”Sebelum mengecup punggung tanganku, Ubay meminta izin dan restu kepadaku. Hatiku merasa terpukul, ingin melarangnya pergi dan tetap ada di sini. Tapi semua itu tidak boleh keluar dari mulutku. Mereka harus tetap pergi dan aku harus tetap terlihat tega untuk merelakan mereka pergi. Sulit sekali, tapi harus tetap mencoba menguatkan hati.“Iya Bay, Ibu merestui kalian dan selalu mendoakan ag

DMCA.com Protection Status