"Odelyn? Kamu mikirin apa?" Mama sedang membereskan barang-barang milik Odelyn. Sebentar lagi mereka akan menuju ke rumah sakit untuk persiapan melahirkan."Menurut mama mending aku operasi caesar atau melahirkan secara normal ya?" Ini menjadi kebimbangan Odelyn dari kemarin. Odelyn tidak mengerti harus bagaimana dan apa yang sebaiknya dia pilih. Yang terpenting adalah saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu bagaimana caranya melahirkan. Melahirkan itu adalah sesuatu yang luar biasa mengerikan bukan? Odelyn seringkali membaca atau melihat di media sosial bahwa melahirkan itu benar-benar sakit luar biasa."Kalau menurut mama selagi gak ada keadaan yang darurat mendingan melahirkan secara normal saja. Kalau melahirkan secara normal itu ya waktu melahirkan itu yang sakit tapi setelahnya akan baik-baik saja, gak akan sakit lagi. Kalau kamu melahirkan secara caesar tentu saja waktu melahirkan gak akan sakit tapi setelahnya itu yang akan sakit, untuk pemulihan juga cukup lama. Jadi mama rasa
Tangan Odelyn langsung berkeringat dingin. Michael memang sudah rutin pergi ke psikiater untuk mengobati halusinasinya terhadap kehadiran Edelyn. Kesepakatan Michael dan Odelyn juga sudah jelas yaitu tidak akan memberitahukan hal ini kepada orang tua mereka karena bagi mereka hal ini tidak perlu diketahui oleh para orang tua, terutama orang tua Odelyn."Odelyn kok diam saja sih? Mama tanya, Michael gak kayak gitu kan? Michael gak menderita penyakit mental kan?" Wajah mama terlihat sangat gusar ketika meminta penjelasan dari Odelyn."Michael sehat ma, Michael gak sakit mental. Mungkin saja temen arisan mama itu salah lihat kan. Kalaupun Michael ke rumah sakit itu karena ya dia kan calon ayah siaga jadi biasanya dia datang ke dokter kandungan tanpa aku. Michael bakal tanya-tanya lebih lanjut walaupun sebelumnya ketika ke dokter kandungan bareng aku semua pertanyaan itu sudah terjawab." Odelyn tidak berbohong mengenai dokter kandungan. Odelyn hanya berbohong pada bagian sakit mental kare
Odelyn tidak bisa untuk tidak menahan nafas. Kemarahannya mulai memuncak karena merasa mamanya sudah terlalu lancang dalam bertanya."Mama! Mama kan tadi sudah nanya ke aku dan aku jawab bukan. Michael gak menderita sakit mental apapun. Kenapa mama malah nanya kayak gitu sih ke Michael? Michael itu juga capek lho ma habis pulang dari kantor. Mama gak seharusnya nanya kayak gitu." Odelyn dengan nada bicaranya yang sedikit gusar dan mulutnya yang merengut adalah kombinasi yang menggambarkan betapa kesalnya dia saat ini.Mama yang tidak mengira bahwa respon Odelyn akan sekeras ini langsung membela diri. "Mama cuma nanya Odelyn. Memang apa salahnya mama memastikan hal itu?" Nada bicara mama pun mulai meninggi.Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berinisiatif mengambil alih pembicaraan. "Mama—" Tapi sayangnya rencana Michael hanyalah tinggal rencana. Belum sempat Michael menyelesaikan kalimatnya, Odelyn sudah bicara lagi dengan suara yang terdengar
Michael tidak menjawab permintaan maaf Odelyn dan hanya merentangkan tangannya sebagai tanda siap memberikan pelukan.Odelyn yang memahami tanda itu langsung menuju ke arah Michael. Tentunya Odelyn sangat ingin untuk berlari. Tapi Odelyn juga sadar akan kondisi kandungannya yang tidak memungkinkan untuk hal tersebut."Gak perlu minta maaf. Wajar buat mama merasa khawatir sama anaknya sendiri kan." Sebenarnya Michael ingin menasihati Odelyn soal sikap kasarnya pada mama tadi. Tapi Michael mengurungkan hal tersebut karena tidak tahu seberapa terlukanya Odelyn selama ini. Ucapan seperti itu pasti adalah hasil rasa kecewa Odelyn terhadap mamanya yang tidak pernah diungkapkan selama ini. Saat ini Michael harus jadi orang yang ada untuk mendukung Odelyn, bukannya malah memojokkan dirinya."Odelyn, sebentar lagi kita kan akan punya anak. Jadi aku harap kita bisa hidup bahagia ya mulai sekarang. Kalau kamu ada cerita kurang mengenakkan yang kamu simpan sendiri tolong kasih tahu aku ya. Aku in
"Gak usah terlalu dipikirkan. Laura bisa jadi mengatakan hal yang sebenarnya tapi itu bukan sesuatu yang harus kamu pikirkan. Kamu udah baca-baca buku parenting yang aku beliin kemarin?" Saat ini Michael dan Odelyn sedang bersantai di sebuah villa. Villa ini sebenarnya ada di Jawa Barat tapi bukan masalah bagi Michael karena Odelyn yang menginginkannya. Michael sendiri sebenarnya lebih senang jika villa itu berada di Bali karena vibes santai dan berliburnya lebih terasa. Tapi karena usia kandungan Odelyn sebentar lagi sudah memasuki kelahiran maka Michael tidak berani mengambil resiko berwisata dalam jarak yang jauh seperti itu."Harusnya kita ke Bali kan? Toh naik pesawat ke Bali gak lama-lama amat kok." Odelyn masih belum puas dengan pilihan villa yang diambil oleh Michael. Odelyn juga memilih untuk mengabaikan ucapan Michael yang menyuruhnya untuk mengabaikan ucapan Laura di penjara tadi."Emang gak lama-lama amat tapi tetap lebih lama daripada kalau kita datang kesini kan." Michae
Bayi perempuan yang prematur. Michael hanya bisa melihat wajah bayinya dari jendela ruangan tempat inkubator bayinya. Bayi yang begitu mungil. Odelyn saat ini masih lemas sehabis melahirkan secara caesar dan masih dalam pengaruh obat bius."Michael?" Ibu menyapa Michael yang matanya sedang berkaca-kaca karena kelahiran bayinya."Ibu." Tanpa aba-aba Michael langsung memeluk ibunya. Michael memeluk ibunya dengan kuat karena kejadian hari ini benar-benar membuat Michael merasa perasaannya campur aduk."Ayo ngobrol berdua sama ibu." Ibu memang menyambut pelukan Michael tapi suara ibu terdengar serius. Michael tentu hafal dengan suara ibunya yang seperti ini. Suara seperti ini biasanya dikeluarkan ibu ketika Michael melakukan kesalahan yang sangat besar, seperti saat dirinya hampir berbuat tidak senonoh dengan Edelyn.Michael dan ibu akhirnya mencari ruangan yang sepi dimana tidak banyak orang berlalu lalang disini."Kenapa kamu malah ninggalin Odelyn sendiri disini? Di rumah sendirian pad
Michael tercengang mendengar pernyataan ibu. Villa itu sudah tidak beroperasi? Apa ibu kehabisan akal sampai mengatakan bahwa villa itu tidak beroperasi?"Ibu kalau mau nuduh aku bohong tolong jangan sampai segininya, bu. Kalau emang ibu cuma mau menyalahkan aku tanpa melihat kesalahan Odelyn ya sudah ibu bilang saja tanpa perlu melantur kesana kemari sampai bilang bahwa villa itu gak beroperasi. Aku sudah kesana dan aku bahkan mau menginap disana lho, bu." Michael tidak menyangka bahwa masalahnya akan melebar sampai seperti ini. Michael pikir dengan dirinya memberikan penjelasan pada ibu maka semua akan berakhir dengan baik, ibu akan mengerti dan tidak akan menyalahkan Michael terus menerus. Nyatanya ibu justru bertindak semakin jauh dengan mengatakan bahwa villa itu sudah tidak beroperasi. Sebenarnya kenapa ibu harus sampai sejauh ini sih?"Villa itu sudah lama gak beroperasi, nak. Di tahun yang sama saat kita liburan keluarga bersama papa itulah villa itu berhenti beroperasi. Bisni
Ibu yang mendengar ucapan Odelyn langsung beranggapan bahwa Odelyn mungkin saja melantur karena efek obat bius."Sayang, kamu gak perlu minta maaf dan gak perlu juga untuk membela Michael ya. Kamu itu adalah anak ibu jadi ibu gak mungkin membedakan antara kamu dan Michael. Kamu gak perlu membela Michael cuma karena dia adalah anak ibu ya." Ibu merasa sedih dengan kondisi Odelyn yang seperti ini. Michael dan Odelyn memang saling mencintai kalau menurut ibu. Hanya saja cinta tidak bisa dijadikan alasan untuk membela hal yang salah bukan.Odelyn tidak menanggapi ucapan ibu dan hanya terus menangis hingga akhirnya dia tertidur. *"Saya sebagai ibunya Odelyn tetap tidak bisa mengerti kenapa menantu saya sebegitu teganya. Apakah kehamilan ini sebenarnya di luar rencana mereka?" Saat ini mama, ayah, dan ibu sedang berdiskusi di hotel tempat mereka menginap. Mereka berani meninggalkan Odelyn di rumah sakit itu karena ada perawat yang mereka sewa d
"Ya ampun, Maura! Kamu kenapa lagi ini?!" Odelyn terkejut melihat penampilan Maura yang jauh dari kata bersih dan rapi. Sebenarnya Maura pergi kemana lagi dan apa yang dia lakukan sampai penampilannya bisa sehancur itu?"Maaf, mama. Aku tuh beneran gak sengaja tahu. Aku gak mengira kalau akan jadi seperti ini." Maura seakan meminta belas kasihan dari Odelyn. "Kamu jatuh dimana lagi ini? Mama benar-benar gak habis pikir deh dengan kamu." Odelyn sudah memastikan bahwa Maura sudah dalam kondisi yang layak ketika berangkat sekolah. Odelyn tentunya berharap Maura juga akan pulang dengan keadaan yang sama. Tapi apa ini? Kenapa malah seperti ini jadinya? "Tadi aku gak sengaja deh, ma. Aku serius ini. Lagipula siapa sih yang pengen jatuh. Aku rasa gak ada yang pengen jatuh deh. Aku ini umurnya 17 tahun, ya kali aku sengaja jatuh. Itu namanya tindakan yang gak dewasa kan." Maura kesal karena di tengah kondisinya yang sedang luka seperti ini pun Odelyn seperti menyalahkan dirinya. Padahal ka
Michael dan Odelyn yang mendengar hal seperti itu jelas langsung terguncang. Maura mengalami hal mengerikan seperti itu di luaran sana dan Michael serta Odelyn malah tidak tahu apa-apa. Mereka berdua merasa tidak becus sebagai orang tua. Harusnya tidak boleh seperti ini. "Sayang, kamu gak perlu denger omongannya Helena. Orang yang mempunyai kesalahan memang bisa masuk penjara. Tapi kamu gak ada kesalahan apapun lho. Kamu gak perlu takut masuk penjara karena Helena pun gak punya hak untuk menakut-nakuti kamu masuk penjara. Mama harap Maura paham akan hal itu ya. Yang Maura perlu tahu adalah memang benar bahwa orang tuanya mama tinggal di tempat yang jauh tapi memang belum bisa menemui kita. Orang tuanya mama masih punya urusan yang masih harus diselesaikan. Kalau Helena menanyakan soal hal ini kamu bilang saja bahwa mama dan ayah gak ngasih tahu apa-apa. Kamu paham kan maksudnya mama?" Odelyn berusaha keras untuk tidak menangis di hadapan Maura. Saat ini hati Odelyn benar-benar hancur
Odelyn sampai jatuh terjerembab karena terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar. Sialnya suara itu adalah suara yang tidak ingin didengar oleh Odelyn untuk saat ini. "Sayang, kamu kok sudah bangun? Ayo mama antar ke kamar lagi ya untuk tidur." Odelyn memilih untuk berlagak tidak terjadi apa-apa di depan Maura. Saat ini jantung Odelyn benar-benar berdegup dengan kencang. Michael yang tahu bahwa kondisi saat ini benar-benar tidak kondusif langsung berusaha untuk menenangkan Maura. "Nak, ayo kita ke dalam kamar dulu ya. Ini sudah malam jadi harusnya kamu sudah tidur bukannya malah berkeliaran begini." Michael juga sama terkejutnya dengan Odelyn saat Maura tiba-tiba ada disini. Barangkali Maura sudah mendengar semua pembicaraan tapi langsung tertarik di poin soal penjara. Sungguh Michael pun sampai sulit untuk berkata-kata. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana bisa mengalihkan perhatian Maura. Kalau diperlukan adalah bagaimana cara membuat Maura lupa akan apa yang di
Odelyn terdiam sambil menatap dengan mata yang membesar ke arah Maura. Anak ini tahu kata penjara dari mana? Dari mana dia bisa punya spekulasi bahwa tempat yang jauh itu adalah penjara? "Penjara? Kamu kok bisa nebak gitu sih, sayang? Mama jadi takut deh kamu ngomong kayak gitu." Odelyn mencoba bercanda kepada Maura. Odelyn sangat takut tapi dia harus menyembunyikan ketakutan itu dengan baik. Pokoknya Maura tidak boleh mencurigai apapun dari Odelyn. "Loh tapi katanya Helena dulu memang keluarga ayah dan mama gak akur tuh. Nah karena gak akur itu makanya orang tuanya mama masuk penjara. Aku tuh bingung deh kenapa orang gak akur bisa sampai masuk penjara. Makanya aku nanya ke mama soal kemana orang tuanya mama. Aku tuh penasaran aja deh soalnya Helena bilang gitu. Tapi mama kok mama malah menghindar terus. Aku jadi bingung deh." Wajah Maura terlihat seperti orang yang diombang-ambing oleh kenyataan yang ada. Pada dasarnya yang terjadi adalah adalah fakta bahwa memang benar orang tuany
Odelyn sudah sering mendapatkan pertanyaan yang tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitarnya. Tapi baru kali ini Odelyn mendapatkan pertanyaan yang tidak hanya tidak menyenangkan namun juga mengerikan. Bagaimana Odelyn akan menjawab pertanyaan semacam ini? Odelyn benar-benar kehilangan akal. "Tumben banget kamu nanyain orang tuanya mama." Odelyn menjawab dengan santai dan nada bicara yang bercanda. Tapi siapapun tahu bahwa detak jantung yang kencang ini bukanlah candaan. Saat ini Odelyn benar-benar merasa tidak nyaman. Saat ini Odelyn benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana. "Soalnya kalau aku main di rumah Helena tuh pasti orang tua mamanya ada lho. Sebutannya itu kakek dan nenek ya kan. Nah kalau orang tua ayah kan memang sudah meninggal. Tapi kalau orang tua mama kemana? Aku kok gak pernah tahu apa-apa tentang mereka." Wajah Maura benar-benar menunjukkan betapa besar rasa penasarannya saat ini. Odelyn sampai tidak mengerti lagi harus menjawab apa. Odelyn tidak tahu bagai
"Bukannya mama sudah bilang untuk hati-hati ya. Ini kamu sampai lecet begini lho." Odelyn tidak bisa tidak mengomel ketika melihat lutut dan pergelangan kaki Maura dipenuhi dengan luka lecet. "Ma, tolong obatin aku dulu dong. Aku nih sakit lho." Maura rupanya bisa mencari celah agar tidak terlalu dimarahi oleh Odelyn. Lihatlah sekarang bagaimana cara dia berkilah. Sungguh Odelyn tidak bisa berbuat apa-apa kalau sudah begini. "Iya sini mama obatin. Kamu gak minta mama obatin pun pasti bakal mama obatin kok. Mama tuh cuma gak tega lihat kamu begini. Lagipula kamu tuh sudah 10 tahun lho, Maura. Harusnya kan kamu tahu gimana untuk berhati-hati. Tapi lihat nih kamu sekarang." Odelyn sudah berusaha keras kok untuk tidak terlalu mengomeli Maura. Tapi apalah datanya saat ini. Odelyn terlalu gemas dengan Maura yang seringkali tidak mengerti bahwa bahaya itu pasti bisa menjemput jika tidak berhati-hati. Ah, tapi sudahlah. Saat ini Odelyn tidak mau mengomel terlalu banyak. Bisa-bisa nanti Maur
Tentu saja Odelyn mulai memahami bahwa saat ini Michael bukan hanya sekedar merasa takut atau tidak tenang karena kematian orang tuanya di rumah ini. Rumah ini menyimpan banyak kenangan entah kenangan yang buruk atau yang baik. Sayangnya kenangan yang baik itu tidak bisa menutupi kenangan yang buruk. Apalagi salah satu penyumbang kenangan buruk itu adalah orang yang baru saja meninggal dunia karena kejadian yang mengerikan. "Kenapa kita gak tinggal di rumah yang lama saja, Michael? Maksudnya daripada kita harus survei rumah dan melakukan hal-hal lain yang merepotkan terkait pembelian rumah ini." Odelyn bisa melihat bahwa Michael terlalu bersikeras agar mereka bisa pindah rumah tapi tidak di rumah lama mereka. Michael ingin pindah ke rumah lain pokoknya. "Kamu tahu sendiri kan kalau sekarang kita sudah punya anak. Kalau tetap di rumah itu tentu saja tidak bagus dong. Rumah itu terlalu sempit untuk Maura yang aktif bergerak kesana kemari. Aku gak mau gerak Maura jadi terbatas karena r
Odelyn pikir ketika suatu saat dia mendengar kabar bahwa orang tua Edelyn meninggal, dia akan kegirangan. Pada kenyataannya adalah Odelyn justru tidak merasakan apapun. Rasanya kosong dan hampa. Ini benar-benar tidak ada artinya. Odelyn jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah ini akhir yang dia inginkan? Bukankah kematian orang tua Edelyn sudah selayaknya dirayakan?"Mbak, kamu kok bisa dapat info soal kematian mereka?" Odelyn tidak paham sejauh apa pengasuh Maura tahu mengenai hubungan buruk antara keluarga ini dengan orang tua Edelyn. Tapi sepertinya melihat dari bagaimana pengasuh Maura itu memberitahukan hal tersebut kepada Odelyn dan Michael, pengasuh Maura kelihatan bahagia. Apakah ini hanyalah asumsi Odelyn yang tidak berdasar? Ah, entahlah. Odelyn juga malas jika harus memikirkan hal yang tidak penting seperti itu."Dari teman saya yang kebetulan kerja dekat sana, bu. Tetangga itu pada kenal ke mereka itu sebatas mereka orang tua Edelyn. Gak ada yang tahu nama mereka
Hidup Odelyn dan Michael perlahan-lahan benar-benar tertata ke arah yang mereka inginkan. Sekarang ini hanya ada kebahagiaan dan itu jelas membuat mereka berdua bahagia. Ah, bahkan bahagia saja tidak cukup untuk menggambarkan betapa leganya mereka saat ini. Ah, memang benar ya bahwa kesedihan ataupun kebahagiaan itu tidak ada yang permanen. Ini semua adalah tentang bagaimana cara mereka bertahan."Odelyn, menurut kamu apa rumah ini terlalu besar untuk kita tempati? Kamu mau rumah yang lebih kecil atau tetap disini saja?" Saat ini Odelyn dan Michael sedang bersantai. Ah, Michael perlu waktu yang cukup lama untuk bisa bersantai dengan tenang seperti ini sejak kematian ibu. Sekarang sudah tiga tahun semenjak kematian ibu."Kamu tiba-tiba nanya begitu kok aneh banget sih. Bukannya disini saja sudah nyaman ya. Buat apa harus pindah rumah. Yang ada nanti malah boros karena uang yang ada malah untuk biaya rumah." Odelyn merasa aneh karena Michael kan bukan orang yang boros. Lalu mengapa seka