Sudah satu jam lebih berlalu, namun Arsen masih yakin bahwa Claire belum meninggal. Pria itu tetap menunggui Claire di ruang jenazah, dan itu membuat Leo kasihan sekaligus sedih. Ia memang masih belum bisa menerima kenyataan bahwa sepupunya meninggal, tapi ia berusaha kuat untuk tegar. Berbeda dengan Andreo dan Laura yang langsung pingsan karena tak kuat menghadapi kenyataan. Selama satu jam itu, Arsen terus saja mengoceh tak karuan sambil sesekali menciumi punggung tangan gadis itu. Air matanya kembali menetes dan cepat-cepat ia menghapusnya.“Kalau saja kita hidup di dunia fiksi, pasti Claire bisa hidup lagi,” ucap Josh lalu terkekeh di sebelah Leo, namun setelah itu bibirnya bergetar dan air matanya kembali mengalir.“Aku juga berharap seperti itu. Tapi inilah realitasnya, Josh. Tak ada yang bisa kembali dari kematian, kecuali Tuhan memang benar-benar mau menunjukkan kuasa-Nya pada manusia sok tahu seperti kita,” sahut Leo dengan suara serak.Josh kembali terkekeh sambil mengu
“Aku melihat ada seorang laki-laki yang tingginya sekitar 20 meter. Berpakaian serba putih dan rambutnya juga putih sepunggung, tapi dia masih muda. Dia tersenyum padaku. Awalnya aku takut, tapi dia hanya diam di sebelah bukit,” jawab Claire dengan senyum tak lepas dari bibirnya.“Apa dia lebih tampan dari aku?” Arsen mengerutkan keningnya seraya mencibir.“Jangan konyol.” Claire terkekeh kecil. “Setelah itu, tiba-tiba saja aku berada dalam kegelapan yang menakutkan.”Arsen membelalakkan matanya. “Serius? Aku juga sempat mendapatkan penglihatan soal itu. Yah, kupikir itu cuma halusinasiku saja setelah kau dinyatakan meninggal oleh dokter,” ucapnya lalu tersenyum masam.“Hanya sebentar saja aku berada dalam kegelapan. Setelah itu aku berada di sebuah rumah serba putih. Aku seperti terperangkap dalam rumah itu dan tak bisa keluar.” Claire berdehem sejenak. “Lalu aku mendengar alunan musik yang membuat rumah itu bercahaya. Saat seseorang menyanyikan sebuah lagu, terdengar seperti se
Arsen menaikkan kedua alisnya saat melihat sahabatnya. Pria itu melangkah mendekatinya, lalu saling menepuk bahu sembari bersalaman.“Kau harus melihat keadaan Tania kapan-kapan. Dia benar-benar sendirian saat ini. Josh pun sudah mulai luluh hatinya dan mau kembali menerima gadis itu di rumahnya,” ucap Leo pada Arsen sebelum mencium kening Claire.“Dia sendirian? Kenapa tidak kau ajak kesini saja?” tanya Claire lalu tersenyum saat Paul menghampirinya.“Kau tidak sedang bercanda, kan? Dia pernah melukaimu, Claire. Seharusnya kau....”“Arsen, dia melakukannya dalam keadaan tidak sadar. Akulah yang seharusnya meminta maaf padanya, karena James sudah melukainya terlalu jauh,” potong Claire sembari tersenyum.Paul memeluk gadis itu dan mengusap rambutnya. “Inilah kenapa aku merindukanmu. Satu-satunya pasien yang membuatku ingin segera menyelesaikan urusanku untuk menemuimu. Setelah kau sembuh, kita akan kembali melakukan terapi. Semoga saja James sudah tidak lagi muncul.”“Ah, aku m
Seminggu sebelum berangkat ke RusiaLaura menatap pria yang selama ini menghuni hatinya dengan wajah datar dari balik jendela kamar rawat. Meskipun wajahnya terlihat datar, namun batinnya berkecamuk dan rasa takut sedikit menyelinap di hatinya. Bayangan mengenai dirinya yang diserang oleh Sergio dengan menggunakan pecahan kaca terus menghantuinya setiap malam, membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang. Setiap hari ia bermimpi buruk dan selalu terbangun dengan berteriak. Sebisa mungkin ia berusaha untuk menyembunyikan traumanya pada siapapun, karena ia tidak ingin membebani pikiran ayahnya. Claire yang masih belum kunjung bangun membuatnya menyembunyikan semuanya dan berusaha untuk bersikap baik-baik saja di hadapan semua orang.Yang mereka tahu, Laura hanya mengalami luka fisik dan sedang dalam masa pemulihan. Tidak ada yang boleh tahu mengenai kondisi mentalnya yang jauh dari baik-baik saja. Apalagi setelah ia tahu bahwa ada janin di dalam perutnya. Berkali-kali ia berusaha untuk
Hari H persidangan Sergio Setelah dua minggu Sergio dirawat di rumah sakit Cannon Beach, pihak kepolisian Rusia membawa pria itu kembali ke Moscow dengan pengawalan ketat. Meskipun kondisi fisik Sergio belum sepenuhnya pulih, namun pria itu sudah bisa berjalan sendiri meskipun dengan kaki yang pincang. Laura datang sebagai saksi di persidangan pria itu didampingi oleh pengacara yang dipilihkan Leo. Seharusnya Andreo juga datang sebagai saksi, namun pria itu masih dalam masa pemulihan dan belum kuat menempuh perjalanan jauh karena fisiknya melemah. Akhirnya Andreo memberikan kesaksiannya melalui teleconference.Sedangkan untuk Claire, tentu saja dia tidak bisa hadir dalam persidangan karena masih koma di rumah sakit. Dokter sudah memberikan keterangan resmi dan dokumen itu dibawa oleh pengacara Laura beserta bukti-bukti berupa foto-foto luka fisik di seluruh tubuh Claire, juga bukti rekaman CCTV di hotel tempat kejadian perkara. Seluruh keterangan saksi dan bukti-bukti dari para kor
Seorang gadis berambut brunette ikal dengan gaun panjang berwarna biru navy yang dilapisi dengan blazer hitam dan mengenakan sepatu boot hitam, berjalan dengan penuh percaya diri mendekati meja sekretaris CEO sebuah hotel ternama di kota Portland. Ia melihat sekretaris yang tengah sibuk dengan pekerjaannya itu segera berhenti ketika tubuhnya sudah sampai tepat di hadapan wanita itu. "Leo ada? Aku ingin bertemu dengannya," tanyanya dengan ramah. Ia melepaskan kacamata hitam yang dikenakannya dan memegangnya dengan tangan kiri. Wanita berambut coklat itu melihat penampilannya dari atas sampai bawah dengan pandangan meremehkan. "Sudah membuat janji?" tanya sekretaris itu dengan nada sedikit tidak bersahabat. Ia mengernyit heran. "Haruskah aku membuat janji jika ingin bertemu dengannya?"Wanita itu semakin menatapnya dengan sinis, lalu mendengkus. "Selera Leo ternyata menurun. Dia sekarang beralih pada gadis remaja, heh? Kau menjadikan dia sebagai sugar daddy?" Wajah ramah itu langs
23 Maret 1997Dear Arsen,Semoga Rahmat Tuhan selalu bersamamuBagaimana kabarmu, Nak? Semoga masih baik-baik saja. Ibu pergi dari rumah bukan karena ingin menjemput Tania, melainkan karena Ibu sudah tidak bisa lagi hidup bersama Juan. Perlu kau ketahui, bahwa Juan bukanlah ayah kandungmu. Dia yang membuat ibu dan ayah kandungmu berpisah karena keegoisannya. Sebenarnya ibu ingin mengajakmu serta pergi dari rumah itu, tapi dia malah mengancam akan menyakitimu. Mengenai Tania, jangan khawatir. Adikmu berada di rumah ayah kandungmu. Berharap saja semoga istri ayah kandungmu tidak menyakitinya. Jika surat ini sampai di tanganmu, segeralah pergi dari rumah dan jangan sampai Juan mengetahuinya. Ibu tidak ingin kau terkena pengaruh buruk darinya, Nak. Ibu sudah menyiapkan semuanya, kau hanya tinggal pergi ke rumah Nenek Stephanie yang ada di Manhattan. Setelah kau sampai di sana, ibu akan menjemputmu bersama dengan ayah kandungmu. Oh iya, saat ini kami sedang berada di Portland. Sayang se
Selama dua jam, Claire dan Leo menceritakan apa yang mereka alami secara bergantian. Athena yang mendengar kisah itu tidak henti-hentinya meneteskan air mata, terkadang memeluk Daniel untuk mencari tempat bersandar. "Sekarang semuanya sudah selesai. Juan sudah dipenjara, begitu juga dengan Sergio. Tania tinggal bersama Josh karena Arsen masih belum memaafkan gadis itu," kata Leo. Claire menatap Athena sambil meringis merasa tak enak. "Maafkan aku. Gara-gara aku, Arsen menjadi enggan untuk memaafkan Tania.""Tidak, itu bukan salahmu, Claire. Justru aku yang minta maaf. Aku mewakili Tania meminta maaf yang sebesar-besarnya padamu," sahut Athena sambil melepaskan pelukannya pada Daniel. "Semua ini karena ulah Viviana dan Juan. Mereka benar-benar saudara keturunan iblis yang begitu kejam. Kalau bukan karena mereka, tentu anak-anak kita tidak akan menderita. Claire juga tidak akan memiliki alter ego," ujar Daniel. "Sayang, kenapa kau tidak menyiapkan makan siang dan mengajak tamu kita u
“Tania, kau yakin dengan keputusanmu? Kau masih muda, masih berusia 23 tahun. Pertimbangkanlah lagi keputusanmu untuk menikah,” bujuk Josh sambil mendekati Tania yang sedang dipakaikan penutup kepala oleh seorang perempuan seumuran Leo.“Josh, semua sudah setuju jika aku menikah muda. Lihatlah Claire dan Laura, mereka juga menikah muda.” Tania mendesah lelah, lalu memeriksa ponselnya.“Laura menikah karena anaknya membutuhkan ayah, sedangkan Claire...ugh, jangan paksa aku untuk menyebutkan alasan kenapa dia terburu-buru untuk menikah. Tapi kau...astaga, bahkan usia Leo sangat jauh di atasmu! Dia sudah 30 tahun, Tania,” sergah Josh lalu mendecak kesal.Tania hanya memutar matanya melihat kehebohan pria itu. “Hei, kapan Kak Arsen datang? Dia harus menjadi saksi di pernikahanku sebentar lagi.”“Ck, aku masih tidak setuju kau menikah terlalu dini. Kau bilang ingin berkarir dulu di bidang pakaian atau apalah itu. Lagipula...Oh, hai, Claire! Kapan kau datang dari Moscow? Lihatlah dirim
“Tato kepala kucing di kedua dadaku, memiliki arti bahwa aku adalah orang yang licik dan bisa mendapatkan kepercayaan dari semua korbanku dengan mudah. Tato mawar di dada kananku, itu kudapatkan karena aku dulu pernah dipenjara saat berusia 18 tahun. Lalu tato kapal layar di perutku, karena aku pernah kabur dari penjara dan kembali melakukan kejahatan. Tato tengkorak di kedua lenganku, artinya adalah pembunuh. Dan tato ini.” Sergio menunjuk tato kepala manusia tanpa rambut di dada kirinya. “Ini adalah tato Lenin. Tato ini sebagai perlindungan, agar penjaga tidak menembakku meskipun aku dijatuhi hukuman mati. Hal itu karena mereka dilarang menembak gambar dari pemimpin besar.”Claire menyentuh tato itu dengan takjub. Tato itu benar-benar terlihat indah, tapi ia ngeri tatkala membayangkan rasa sakitnya. “Kenapa kau harus menato tubuhmu?”Sergio terkekeh geli mendengar pertanyaan dari wanita itu. “Ini di dunia nyata, Claire. Jika aku masuk penjara tanpa tato, aku bagaikan seekor dom
Sergio keluar terlebih dulu dengan tubuh membungkuk dan kedua tangan berada di belakang punggung, diikuti oleh Viktor. Begitu keluar dari sel, Sergio melihat ada lima orang penjaga beserta satu anjing yang terus saja menggonggong. Salah seorang dari mereka berpakaian serba hitam, sedangkan empat lainnya berpakaian loreng abu-abu hitam. Salah seorang penjaga langsung memegangi lengannya ketika ia menghadap ke dinding, dan semakin membungkukkan tubuhnya hingga 90 derajat. “Apa kau memiliki barang-barang terlarang?” tanya penjaga yang tadi memerintahkan mereka untuk keluar.“Tidak, Pak!” jawab Sergio dan Viktor bersamaan.Sergio merasakan penutup kepalanya diambil, lalu lehernya dipegangi dari belakang. Ia menoleh ke kiri dan menjulurkan lidahnya. Penjaga langsung menunduk untuk mengecek, apakah ia menyembunyikan barang-barang terlarang atau tidak. Setelah pengecekan selesai, Sergio disuruh berjalan melewati lorong dengan posisi tetap membungkuk dan kedua tangan diborgol di belakan
Satu setengah tahun kemudian...Penjara Black Dolphin, Orenburg, Rusia. Dekat perbatasan Kazakhstan.“Sel nomor 180, bangun!” Suara teriakan sipir membuat Sergio langsung membuka matanya dan bergegas bangkit dari tidurnya.“Ya, Pak!” teriaknya dan Viktor Astankov, rekan satu selnya, bersamaan.Seperti pagi-pagi sebelumnya, ia sudah terbiasa langsung merapikan tempat tidurnya yang berada di tingkat bawah. Tempat tidur sempit dari besi bertingkat dua yang hanya dilapisi oleh matras tipis dan satu bantal. Dilihatnya Viktor yang tergesa-gesa turun dari tempat tidurnya di tingkat atas menuju ke westafel. Pria yang lebih muda dua tahun darinya itu memuntahkan isi perutnya berkali-kali. Hal itu mengingatkannya pada dirinya sendiri saat baru pertama kali berada di sini. Dia bahkan pernah tak makan selama dua hari karena perutnya terus bergejolak, namun justru tubuhnya gemetar setelah itu. Tak ada sekalipun belas kasihan dari para penjaga yang melihatnya. Justru mereka semua mencemoohny
Arsen tidak pernah membayangkan akan sampai di titik ini. Titik dimana hatinya diuji, apakah ia mampu memaafkan atau justru tetap bersikukuh untuk menyimpan dendam dan memeliharanya entah sampai kapan.Ia hanyalah manusia biasa yang memiliki rasa sakit ketika dilukai oleh orang terdekatnya, orang yang ia kira sebagai sosok ayah kandungnya, yang seharusnya mengayomi dan menyayanginya. Luka yang ditorehkan oleh orang terdekat jauh lebih sakit daripada luka dari orang lain.Meskipun Juan bukanlah ayah kandungnya, meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi pria itu tidak pernah menelantarkannya. Setiap bulannya, pria itu selalu mentransfer uang untuk biaya pendidikan dan biaya hidup. Pria itu tidak pernah mengungkit jati dirinya yang sebenarnya. Tapi setelah tahu bahwa perusahaan yang selama ini dikelola oleh Juan sebenarnya adalah milik Daniel Williams, ayah kandungnya sendiri, rasa marahnya kembali memuncak. Betapa tidak tahu dirinya lelaki itu. Sudah merebut ibunya dari ayah
[Selama aku bernafas, aku pernah berjanji bahwa aku tidak akan pernah memaafkanmu sampai ajal menjemputmu. Aku ingin kau merasakan apa yang kurasakan. Aku ingin kau menderita di sepanjang hidupmu. Kalau perlu, aku ingin melihatmu sekarat hingga kau memohon pada Tuhan untuk segera mengambil nyawamu. Ya, sebenci itulah aku padamu. Kalau bisa memutar waktu, aku tidak akan pernah mau bertemu denganmu. Aku tidak akan sudi berkenalan denganmu dan membiarkanmu merusak hubunganku dengan Daniel.Ketika aku bahagia dengannya setelah menikah dan akhirnya mengandung Arsen buah cinta kami, aku tidak pernah berfikir bahwa kau akan menjadi iblis yang tega menghancurkan kebahagiaan sahabatmu sendiri. Sebelum kau tersesat, siapa yang menolongmu dari jalanan dan mengangkat derajatmu? Siapa yang memberimu makan dan tempat tinggal agar kau tidak mati kedinginan di gang sempit itu? Siapa yang membuatmu bisa hidup dengan layak?Tapi tentu saja, kau dengan hati jahatmu justru merebut perusahaan milik Danie
Setelah Claire keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Amerika Serikat Coleman 1, Arsen hanya diam saja. Bahkan ketika mereka sudah menaiki taksi untuk langsung menuju ke bandara, pria itu masih tidak mau membuka mulutnya.Dengan sabar, Claire menggiring suaminya ke restoran yang ada di bandara untuk makan siang sebelum menaiki pesawat. Masih ada 2 jam sebelum jadwal keberangkatan mereka kembali ke Portland. Hari ini memang hari libur, jadi bandara terlihat ramai. Mereka makan siang dalam diam, dan Claire sama sekali tidak keberatan. Arsen bukannya tidak peduli pada Juan. Pria itu hanya masih belum mau menerima perbuatan ayah tirinya itu. Hal yang wajar. Siapa orang yang mau dengan legowo langsung memaafkan seseorang yang telah dengan keji memisahkan seorang anak dari ibu dan ayahnya sejak kecil?Bahkan sekelas Nabi pun ada yang sampai buta karena kehilangan anaknya. Jadi jika ada yang mengatakan bahwa Tuhan saja Maha Pemaaf, mengapa manusia tidak bisa? Karena dari segi manapun, Tuhan tid
Selama hidupnya, Juan pernah mengalami masa terburuk ketika dia bangkrut dan harus hidup di jalanan sebagai gelandangan. Tidak ada satupun keluarga yang mau menolongnya, karena ayahnya adalah anak haram yang tidak diakui oleh kakeknya yang merupakan seorang konglomerat. Juan dan ayahnya adalah aib yang bisa mencoreng nama besar keluarga yang sudah dikenal dengan kebaikannya di mata masyarakat.Selama setahun ia tidur berpindah-pindah, dari kolong jembatan sampai di gang-gang kumuh, sering berkelahi dengan gelandangan lain untuk memperebutkan tempat, dan harus mengais makanan dari tempat sampah.Seharusnya ia tidak mengeluh ketika dibawa ke Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn. Namun ternyata di usianya yang sudah senja, kondisi buruk penjara membuatnya tersiksa. Dia bahkan lebih memilih untuk hidup di jalanan daripada di penjara itu.Penjara itu benar-benar buruk dan tidak berperikemanusiaan. Awal-awal ketika dibawa ke sana, terjadi pemadaman listrik selama seminggu dan saat itu adal
Sergei tidak menyangka bahwa kondisi Sergio begitu parah ketika berhadapan dengan Claire dulu. Dia langsung menanyakan tentang masa lalu Laura dan Claire pada Andreo, karena ia tidak mau membebani Laura yang sekarang sedang menikmati hidupnya setelah terbebas dari Segio.Ia tahu pasti apa yang terjadi dengan korban pelecehan seksual dan kekerasan fisik, apalagi jika tindakan itu dilakukan oleh orang yang dicintai. Pastilah menimbulkan trauma yang mendalam. Apalagi Laura dalam keadaan hamil muda saat itu. Tidak mudah menjalani kehamilan dalam keadaan depresi dan tanpa suami.Itulah kenapa Sergei tidak mau menjalin hubungan yang serius dengan perempuan manapun jika belum yakin, karena ditakutkan akan terjadi hal-hal seperti itu yang sudah pasti diderita oleh kaum perempuan."Aku benar-benar minta maaf padamu. Aku sangat menyesal telah mengabaikanmu. Ayah hanya bisa meminta maaf. Ayah tahu itu semua tidak bisa mengubah keadaan."Sergei melihat Andreo menangis di hadapan seorang narapidan