ISI SURAT
TO KAK REY... FROM GEBBY (*_*)
Kak Rey... Kau bagaikan cahaya matahari yang selalu memancarkan harapan dan kebahagiaan. Sehingga aku tahu, kau tidak akan pernah meninggalkanku, seperti matahari yang selalu setia mengikutiku dan menyinariku di manapun aku berada.
Kak Rey... Aku sangat mencintaimu dan merindukanmu... Aku bersyukur engkau bisa menerimaku dan menyatukan salah satu bagian dari organ tubuhku yang saat ini ada di dalam tubuhmu. Sengaja ku tulis surat ini sebagai bukti tulusku kepadamu, biarkan Tuhan yang melindungi seutuhnya dirimu untuk diriku.
Kau tahu kak.. Saat ini aku hanyalah menjadi bulan yang tidak akan mungkin bersatu dengan matahari. Tapi aku berharap, semoga kita selalu menjadi langit yang mampu menaungi bulan, matahari dan juga bintang.
Terlalu nyaman aku menulis surat ini, meskipun ku tak tahu, apa ini hanya menjadi bagian dari sampah yang terabaikan, ataukah air mata yang membahagiakan. Kak Rey... Aku mencinta
Selama satu jam perjalanan, Reyhan hanya menatap kosong ke arah jendela kaca mobil. Dia memandang pemandangan di sepanjang jalan tanpa tau arah kemana. Hingga akhinya supir taxi itu mencoba bertanya pada Reyhan. "Maaf Pak, kita ke alamat mana nih??" Reyhan tidak memperdulikan pertanyaan supir itu. Pikirannya merasa buntuh, dan rasanya ingin tidur selamanya. Jatuh air mata membasahi pipi, tangan yang masih sedikit gemetaran serta hati yang merasa gundah gelisah, membuat suara tangisnya terseduh seduh. Seolah di dalam mobil taxi itu hanyalah dia seorang. Sementara teman teman Reyhan terus mengikutinya dari belakang. "Vino, menurutmu Reyhan akan kemana?" Tanya Adi pada Vino. "Aku juga tidak tahu. Kita ikutin saja dulu mobilnya, sampai kita tahu mobil taxi itu akan berhenti di mana," jawab Vino pada pertanyaan Adi. Tiba tiba alaram puluhan mobil yang melaju dari belakang berbunyi. "PYUT, PYUT." mobil mobil itu bahkan melampaui mobil Vino d
Di tempat kejadian ada begitu banyak orang yang berkumpul. Selain Para Boudyguard yang sedang sibuk memotret, di sana juga ada para kameramen dan masyarakat setempat. Setelah mengambil gambar mobil yang terbakar, serta gambar lingkungan sekitar, para Boudyguard itupun kembali ke kediaman Bram. Orang orang pada tegang menonton siaran terbaru yang di bawah oleh Ariska. [Pemirsa, sore ini bersama saya lagi dengan Ariska, di mana saya akan menyampaikan berita terheboh dan terdahsyat, serta terbaru hari ini. Berita tersebut adalah, Direktur Gian Ananda telah kabur dari pernikahannya sebelum mereka mengucapkan janji suci di depan penghulu. Di acara pernikahan seorang Direktur Brand ternama itu, tentunya di hadiri oleh orang orang dari kalangan atas. Keluarga pengantin wanitapun berencana untuk menuntut Direktur Gian Ananda, karena mereka merasa sangat di permalukan. Saat mereka mencari Direktur Gian Ananda di mana mana, mereka malah menemukan mobil yang di tumpangi
Setelah Reyhan dan teman temannya selesai makan, mereka buru buru membeli pakaian di pasar sebelum pedagang pasar terlebih dahulu mengemasi semua barang jualan mereka. "Vino, coba kita berjalan kesana untuk mencari penginapan. Sapa tau di bagian sana ada." Kata Reyhan sambil menunjukkan jalan dengan jari telunjuknya ke arah kanan. Di mana di jalan sebelah kanan, lebih banyak rumah rumah dan juga toko toko bunga. "Iya Vin, capek banget nih!! Biar kita bisa pinjam carger juga buat carger handphone kita." Keluh Adi sambil memegang lututnya yang mulai terasa pegal setelah perjalanan dari pagi hingga sore ini. "Ayo bro, udah gerah banget... Pengen cepat mandi." Tambah Reno pada teman temannya itu. Mereka akhirnya berjalan kaki ke arah yang di unjuk Reyhan. Hingga akhirnya mereka merasa kecapekan dan mampir di salah satu pos kamling yang ada di Kota Naung itu. Tidak lama kemudian ada penjual Es dengan menggunakan motor, berhenti di depan pos k
Reyhan berjalan laju mendekati Gebriella hingga Ayuanpun kini tertinggal sekitar jarak 100 meter dari jarak Reyhan. Ayuan berteriak memanggil Reyhan. "Ooooommm!!! Jangan tinggalin aku doooonng... Aku tidak kuatttt... Aku ingin di gendong Ooommmm!!!" Reyhan baru sadar kalau dia sudah meninggalkan Ayuan. Reyhan langsung berbalik menjemput Ayuan, lalu menggendong Ayuan dan bergegas pergi ke puncak bukit bunga itu. Sesampainya di sana, dengan banyaknya orang dan bunga bunga yang begitu tinggi, Reyhan tidak lagi melihat Gebriella di mana mana. "Gebby... Aku begitu yakin, bahwa kali ini bukanlah khayalanku... Aku yakinwanita yang kulihat tadi pasti adalah dirimu..." Kata Reyhan dalam hati. Setelah melihat lihat pemandandangan di atas bukit yang penuh dengan tanaman bunga itu, Reyhan dan Ayuan akhirnya kembali untuk pulang ke rumah Ayuan. Reyhan mengendong Ayuan sambil berpikir bagaimana caranya untuk tetap tinggal di Kota Naung itu. Se
Baru saja Merlin akan membuka pintu kamar Lenia, namun tidak jadi karena Bi' Ina yang saat ini berada di rumah keluarga Levrawnch Britama, memanggil Merlin terlebih dahulu. "Eh, Non Merlin??? Bi' Ina pikir Non Merlin tidak hadir di acara pernikahan Tuan Levrawnch. Hehehehe...." Sapa Bi' Ina pada Merlin yang baru saja datang di rumah keluarga Levrawnch. "Hadir dong Bi' Inaaaa... Tapi kok aku ngerasa, Bi' Ina udah dewasa sekarang...?? Sudah waktunya menikah dan bikin anak Bi' Ina... Nggak baik kalau sembunyi sembunyi. Hahaha..." Kata Merlin sengaja dengan nada keras agar di dengar oleh Lenia dari dalam kamar. Bi' Ina bingung dengan perkataan Merlin, diapun hanya tertawa kecil dan diam sambil mendekati pintu kamar Lenia. Sementara Lenia dan Bernand yang mendengar percakapan Merlin dan Bi' Ina yang ada di depan pintu kamarnya, kini sedang buru buru memakai baju mereka dan merapikan tempat tidur. Bernandpun bersembunyi di dalam kamar mandi Lenia. "
Sakin malunya karena tidak jadi menikah dengan Reyhan, Marsyalinda berharap keluarga Levrawnch Britama secepatnya akan hancur dan bangkrut. Marsyapun berlajar tentang usaha dan bisnis demi membantu orang tuanya untuk menjatuhkan keluarga Levrawnch Britama. Sementara Viktor yang juga menaru dendam pada Reyhan, kini sedang duduk duduk di pasar sambil meminta minta pada setiap orang yang datang di kawasan itu. Tiba tiba ayah Vera datang dan bertanya pada Viktor, "Eh, sudah makan belum??" "Sudah Om, Om sudah makan??" Tanya Viktor balik. "Belum nih, mending kamu temani aku ke toko roti anakku yang tidak berguna itu. Yuk!!" Ajak ayahnya Vera pada Viktor. "Akeee Om, hehehe..." Kata Viktor pada ayahnya Vera. Kini Viktor dan ayahnya Vera berjalan kaki selama 3 jam ke tempat toko roti V&R. Mereka sudah merasa sangat kehausan dan capek. Sampai di toko roti V&R, ayahnya memukul mukul pintu rolling, karena toko mereka akan segera di
Jayen jadi penasaran tentang nama Reyhan itu. Sementara dia mengetahui bahwa, Tuan Levrawnch Britama adalah bos utamanya. Namun sampai saat ini, Jayen belum pernah melihat bos utamanya yang di katakan sebagai pemilik Restoran ternama dan termahal di Kota Hunan yaitu, Restoran RLB. Waktu begitu cepat, tak terasa setelah mengobrol panjang lebar, merekapun sudah mulai mengantuk. Hingga akhirnya merekapun kembali ke rumah masing masing untuk beristirahat. ***** Pagi begitu cerah... Sinar matahari memancarkan cayaha penuh keindahan di Kota Naung. Langkah demi langkah Reyhan berjalan menempuh bukit bunga dengan penuh harapan. Semangat baru yang kini dia rasakan. Demi kasih dan perjuangan. Serta cinta abadi yang masih dalam penantian. Ku petik salah satu bunga... Ku lihat semua jalan yang menempuh bukit ini. Berharap di jalan itu ada Gebriella... Meskipun khayalan dan harapanku belumlah pasti. Waktu sudah pukul 16,00. Reyhan yang masih
Hari ini semua keluarga Levrawnch Britama sedang menanti kedatangan Nyonya Levrawnch di rumah. Mereka menyiapkan berbagai macam menu makanan dan membersihkan rumah. Karena Nyonya Levrawnch Britama akan keluar dari rumah sakit hari ini. Meski belum terlalu sembuh total, namun Nyonya Levrawnch berencana untuk mencari dalang penyebab terbakarnya mobil yang di kendarai anaknya, Reyhan. Nyonya Levrawnch merasa, dunia tidak ada artinya lagi setelah dia siuman dari rumah sakit melainkan untuk balas dendam atas kematian anaknya. Sampai di rumah, keluarga Nyonya Levrawnch serta para pembantu menjemput Nyonya Levrawnch di depan pintu rumahnya. Meski Lenia lebih merasa kehilangan dari keluarganya, namun Lenia tetap menampakkan ketenangan dan ketegarannya di depan keluarganya. "Selamat datang Nyonya Levrawnch..." "Selamat datang Istriku... Sini biarku bantu." Kata Chriss sambil mendekati istirinya serta memegang tangan dan mengemban bahu istrinya
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga