Baru saja Merlin akan membuka pintu kamar Lenia, namun tidak jadi karena Bi' Ina yang saat ini berada di rumah keluarga Levrawnch Britama, memanggil Merlin terlebih dahulu.
"Eh, Non Merlin??? Bi' Ina pikir Non Merlin tidak hadir di acara pernikahan Tuan Levrawnch. Hehehehe...." Sapa Bi' Ina pada Merlin yang baru saja datang di rumah keluarga Levrawnch.
"Hadir dong Bi' Inaaaa... Tapi kok aku ngerasa, Bi' Ina udah dewasa sekarang...?? Sudah waktunya menikah dan bikin anak Bi' Ina... Nggak baik kalau sembunyi sembunyi. Hahaha..." Kata Merlin sengaja dengan nada keras agar di dengar oleh Lenia dari dalam kamar.
Bi' Ina bingung dengan perkataan Merlin, diapun hanya tertawa kecil dan diam sambil mendekati pintu kamar Lenia.
Sementara Lenia dan Bernand yang mendengar percakapan Merlin dan Bi' Ina yang ada di depan pintu kamarnya, kini sedang buru buru memakai baju mereka dan merapikan tempat tidur. Bernandpun bersembunyi di dalam kamar mandi Lenia.
"
Sakin malunya karena tidak jadi menikah dengan Reyhan, Marsyalinda berharap keluarga Levrawnch Britama secepatnya akan hancur dan bangkrut. Marsyapun berlajar tentang usaha dan bisnis demi membantu orang tuanya untuk menjatuhkan keluarga Levrawnch Britama. Sementara Viktor yang juga menaru dendam pada Reyhan, kini sedang duduk duduk di pasar sambil meminta minta pada setiap orang yang datang di kawasan itu. Tiba tiba ayah Vera datang dan bertanya pada Viktor, "Eh, sudah makan belum??" "Sudah Om, Om sudah makan??" Tanya Viktor balik. "Belum nih, mending kamu temani aku ke toko roti anakku yang tidak berguna itu. Yuk!!" Ajak ayahnya Vera pada Viktor. "Akeee Om, hehehe..." Kata Viktor pada ayahnya Vera. Kini Viktor dan ayahnya Vera berjalan kaki selama 3 jam ke tempat toko roti V&R. Mereka sudah merasa sangat kehausan dan capek. Sampai di toko roti V&R, ayahnya memukul mukul pintu rolling, karena toko mereka akan segera di
Jayen jadi penasaran tentang nama Reyhan itu. Sementara dia mengetahui bahwa, Tuan Levrawnch Britama adalah bos utamanya. Namun sampai saat ini, Jayen belum pernah melihat bos utamanya yang di katakan sebagai pemilik Restoran ternama dan termahal di Kota Hunan yaitu, Restoran RLB. Waktu begitu cepat, tak terasa setelah mengobrol panjang lebar, merekapun sudah mulai mengantuk. Hingga akhirnya merekapun kembali ke rumah masing masing untuk beristirahat. ***** Pagi begitu cerah... Sinar matahari memancarkan cayaha penuh keindahan di Kota Naung. Langkah demi langkah Reyhan berjalan menempuh bukit bunga dengan penuh harapan. Semangat baru yang kini dia rasakan. Demi kasih dan perjuangan. Serta cinta abadi yang masih dalam penantian. Ku petik salah satu bunga... Ku lihat semua jalan yang menempuh bukit ini. Berharap di jalan itu ada Gebriella... Meskipun khayalan dan harapanku belumlah pasti. Waktu sudah pukul 16,00. Reyhan yang masih
Hari ini semua keluarga Levrawnch Britama sedang menanti kedatangan Nyonya Levrawnch di rumah. Mereka menyiapkan berbagai macam menu makanan dan membersihkan rumah. Karena Nyonya Levrawnch Britama akan keluar dari rumah sakit hari ini. Meski belum terlalu sembuh total, namun Nyonya Levrawnch berencana untuk mencari dalang penyebab terbakarnya mobil yang di kendarai anaknya, Reyhan. Nyonya Levrawnch merasa, dunia tidak ada artinya lagi setelah dia siuman dari rumah sakit melainkan untuk balas dendam atas kematian anaknya. Sampai di rumah, keluarga Nyonya Levrawnch serta para pembantu menjemput Nyonya Levrawnch di depan pintu rumahnya. Meski Lenia lebih merasa kehilangan dari keluarganya, namun Lenia tetap menampakkan ketenangan dan ketegarannya di depan keluarganya. "Selamat datang Nyonya Levrawnch..." "Selamat datang Istriku... Sini biarku bantu." Kata Chriss sambil mendekati istirinya serta memegang tangan dan mengemban bahu istrinya
Melihat kelakuan teman temannya, Vino hanya tertawa saja. Diapun mendekati Ibunya Ayuan yang masih berdiri di depan pintu sambil tertawa melihat teman temannya Vino. "Bu', gimana kabar Ibu' dan Ayuan??? Hehehe..." Tanya Vino pada Ibunya Ayuan. "Kita baik baik saja. Tapi Tuan Reyhan memang makin hitam, soalnya dia memaksakan diri untuk membantuku menjual roti di pasar dan juga di jalanan. Hehehe..." Jelas Ibunya Ayuan. "Oh yah?? Hehehe..." Tanya Vino. "Iya Tuan, aku sudah sempat melarangnya tapi dia tetap ingin menjual roti," kata Ibunya Ayuan. "Maafkan teman kami yang sudah merepotkan ibu' dan Ayuan yah..." Kata Vino. "Ah, tidak apa apa Tuan, saya juga senang karena ada teman Ayuan di rumah kalau aku tinggalin. Hehehe..." Balas Ibunya Ayuan. "Oh iya Bu', ini kunci mobil untuk teman kita, dan juga ada beberapa makanan ringan yang kami bawah khusus untuk di sini, kami juga menitipkan sedikit rezeki untuk ibu' dan Ayuan.. Hehehe..
Setelah makan, Viktor langsung mendekati Farhan dan Arka Abimanyu yang sudah menunggunya. Merekapun ke rumah teman temannya yang di mulai dari rumah Agil. Sesampainya di rumah Agil, Farhan mendekati bapak bapak yang baru saja akan mengunci pagar rumah Agil. "Permisi pak, apa benar ini adalah rumah Tuan Agil???" Tanya Farhan. "Benar, saya adalah Ayahnya. Ada yang bisa di bantu??" Balas Ayahnya Agil. "Saya pemilik Grup Bravista, sengaja langsung datang sendiri untuk menemui anak bapak, karena beberapa hari yang lalu saya sudah mendengar kelebihan anak bapak tentang bisnis melalui temannya ini." Jelas Farhan sengaja mengangkat nama Agil dan menunjuk ke arah Viktor. Ayahnya Agil sudah mengenal Viktor sejak dulu. Namun, sekarang Ayahnya Agil tidak terlalu perduli karena hidup mereka yang sudah sama sama susah. "Dia baru saja pergi, nanti saya akan memberitahunya setelah dia pulang ke rumah." Balas Ayahnya Agil sambil memegang gembok pagar.
Reyhan terdiam dari tangisnya. Di dengarnya seperti ada suara yang selama ini dia rindukan. Dengan pelan dia membalikkan tubuhnya yang sedang berjongkok, kini berdiri dan melihat wanita yang memanggilnya itu dari hujung kaki hingga ujung kepala. Sontak Reyhan langsung memeluk wanita yang selama ini sangat dia rindukan dan dia cari. Dia tidak bisa berkata kata lagi. Dia hanya mampu memeluk Gebriella dengan erat dan menangis di atas pundak Gebriella. Sementara Gebriella membalas pelukan Reyhan sambil manangis bahagia. Diapun begitu rindu dengan pelukan Reyhan. Mereka berdua sama sama tidak menyangka bahwa hari ini akan bertemu di bukit bunga ini Sementara semua orang yang ada di bukit bunga itupun, melihat Reyhan dan Gebriella yang kini tengah berpelukan sambil menangis. Sesekali Reyhan mencium kepala Gebriella dan memeluknya dengan lebih erat lagi. Serasa tak ingin melepaskan pelukan yang sudah lama mereka berdua dambahkan. Tiba tiba terdengar suara El
Mendengar ucapan Bernand, Lenia mengingat tanggal datang bulannya yang sudah lewat dari dua minggu lebih. Dia langsung melepaskan pelukan Bernand dan melihat ke wajah Bernand dengan tatapan yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan, "Apakah kamu akan bertanggung jawab???" "Sayang... Kenapa kamu bertanya seperti itu padaku?? Kamu hamil atau tidak, aku akan selalu ada di sampingmu sampai maut memisahkan kita. Karena aku mencintaimu bukan karena syarat atau hasrat, melainkan dari hatiku yang tulus hanya untukmu." Kata Bernand kembali memeluk Lenia. "Bagaimana dengan orang tuaku??? Jika mereka tidak setuju, apa kamu akan tetap berjuang demi aku??" Tanya Lenia lagi. "Jangan khawatir. Aku akan menghadapi mereka, demi kamu dan calon bayi kita. Intinya sekarang ini adalah, kamu jangan terlalu banyak pikiran. Aku tidak mau ada hal aneh yang akan terjadi padamu dan bayi kita, oke..." Jelas Bernand pada Lenia. Lenia merasa sangat bahagia. Apalagi setelah dia
Baru saja sampai di pintu utama, Gebriella sudah mengejar Reyhan dan berkata, "Rey... Aku akan ikut bersamamu". Langkah Reyhan terhenti seketika di depan pintu. Dia membalikkan tubuhnya ke arah Gebriella dan berkata pelan, "Sayang... Bukannya aku tidak ingin kamu ikut, tapi aku khawatir jika akan terjadi sesuatu hal padamu nanti. Juga... Orang tuamu pasti tidak akan mengijinkanmu untuk ikut denganku". Gebriella melangkah pelan mendekati Reyhan, "Sayang... Jika aku ikhlas memberikanmu satu ginjalku, bahkan akupun akan ikhlas tanpa ke dua ginjalku demi kamu". Kata Gebriella membuat Neta, Elena dan kedua adiknya merasa sedih mendengar ucapan Gebriella. "Sayang... Aku sungguh mencintaimu dan menyayangimu... Aku juga tidak tahu cara menolak kemauanmu. Jika kamu tetap ingin ikut bersamaku, aku janji akan mengorbankan jantungku untuk mereka. Tapi tidak dengan hatiku, sebab hatiku seutuhnya milikmu.." Kata Reyhan sambil menyandarkan jidatnya di jidat Gebriella.
Setelah memasangkan cincin ke jari manis Maminya, mereka merasa bingung karena semua orang berlari ke arah depan jalan raya.Saking penasaran, Yulia bertanya pada salah satu bapak bapak yang juga ikut berlari ke depan jalan raya. "Pak, ada apa itu?? Apa yang terjadi di depan jalan itu??""Lecelakan, Non." Jawab bapak itu."Siapa yang celaka, Pak??" Tanya Yusuf."Katanya, Nona Marsyalinda berlari keluar jalan dan tertabrak mobil, Non. Kata mereka juga Nona Marsya tidak bernafas lagi." Jawab bapak itu lalu bergegas pergi.Yulia langsung berlari mengikuti bapak itu dengan begitu cepat dan berkata dalam hati, "Tanteeee... Maafkan aku."Lenia dan Yusufpun berjalancepat ke tempat kejadian itu. Setelah sampai, terlihat Yudha yang sedang menggendong Marsyalinda dan membawanya ke dalam ambulance.Semua keluarga Levrawnchpun menuju ke Rumah Sakit The L Medika. Namun sayangnya, setelah sampai di Rumah Sakit, Marsyalinda tidak sempat tertol
Air mata bercucuran tiada henti. Tangisan para tamu tak kalah dengan kesedihan keluarga Levrawnch. Meski menu makanan tiada henti di layani pada setiap individu yang datang, namun rasa sedih mendalam menutupi rasa dahaga mereka saat ini.Host 3 : "Itulah ucapan dari sang istri tercinta Tuan Levrawnch yang membuat kita semua yang hadir di sini merasa sedih."Host 1 : "Sedih banget. Namun masih ada lagi yang akan kita dengar, yaitu tentang kronologis keluarga Levrawnch Britama yang akan di sampaikan langsung oleh Nyonya Levrawnch Britama."👏👏👏Nyonya Levrawnch berjalan menuju kursi yang di taru di atas panggung. Meski begitu, Nyonya Levrawnch malah berdiri untuk menyampaikan hal tersebut dan menjadikan tempat duduk itu sebagai persiapan ketika dia merasa lelah berdiri."Pasti semuanya sudah kenal saya. Benar nggak??" Tanya Nyonya Levrawnch."KENAAAALLLL..." Sontak mereka semua."Baikah, terimakasih sudah datang maupun yang sudah menonton di
======== Sore hari tiba. Semua para Koki dan pelayan tengah sibuk di rumah baru Nyonya Levrawnch Britama. Ada begitu banyak penjemput tamu yang menggunakan gaun berwarna biru dan juga setelan jass yang sama berwarna hitam. Di kursi paling depan terlihat begitu banyak pengusaha pengusaha dan para direktur, serta pemilik saham yang sedang duduk bercerita dan bergunda ria. Sementara keluarga besar Levrawnch Britama, keluarga besar Debora serta keluarga besar Oscandra, semuanya memakai pakaian putih dan setelan jass berwarna hitam. Tak hanya itu, bahkan Marsyalinda, keluarga Yudha, teman teman Reyhan serta para pembantu juga serentak memakai pakaian putih dan hitam. "Sayang, kamu cantik banget hari ini." Kata Yudha pada Marsyalinda. "Terimakasih, sayang. Terimakasih sudah menemani aku, sudah melindungi dan memotivasi aku. Aku akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi." Jawab Marsyalinda dengan mata yang berbinar menyimpan 1000 tetes
1 Bulan Kemudian. "Nak... Coba kamu lihat awan itu, indah bukan??" Tanya Gebriella pada Ali yang sedang duduk bersama di teras atas sambil membicarakan masa depan mereka. "Iya Mi... Sangat indah..." Jawab Ali. "Mami ingat waktu masa dulu saat melihat matahari mulai terbit dan awan putih mulai tebal. Waktu itu, Papi kamu bercerita soal dia yang sedang sibuk mencari Mami di Kota Naung. Tapi begitu ketemu, sepi terasa ramai. Malampun terlihat terang." Kata Gebriella sambil menikmati indahnya matahari terbit. "Terus, Mi...??" Tanya Ali. "Terus, setelah sekian lama terpisah, Papi dan Mami baru bertemu kembali di bukit bunga Kota Naung. Papi mencari mami di sana. Dia sangat setia juga sangat romantis. Tiap hari Papi datang ke rumah Mami yang kecil demi mengambil hati Oma dan juga Opa, hingga akhirnya Oma dan Opapun setuju. Lalu, Mami ikut papi ke Kota Hunan dan menghadapi cobaan bersama. Hehehe... Mami masih ingat, dulu Papi kamu sangat tegas. Dia h
Sampai di lokasi shooting, semua orang menyambut Gebriella dengan hidangan dari berbagai macam menu makanan. Mereka semua terlihat sangat bahagia. Tidak hanya itu, di sana juga ada banyak penggemar yang datang dan menyiapkan hadia serta ucapan ucapan yang memotivasi Gebriella. "Terimakasih semuanya... Terimakasih karena Gebbylover's masih setia menunggu saya dan selama ini masih mendukung saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak untuk semua penggemar yang ada di sini maupun yang sedang menonton acara perdana live saya di luar sana." Kata Gebriella dengan menggunakan mike, lalu menyapa semua para aktor lama maupun aktor baru. Gebriella juga menyapa semua TIM medianTV maupun para produser dan grup kameramen yang hadir. Gebriella terlihat begitu bahagia. Sekejap melupakan suaminya yang hilang, meski bersifat sementara, tapi bagi Gebriella suasana saat ini lumayan menghiburnya. "Hallo Gebby, selamat datang kembali. Hehehe..." Ucap Andi. "Hallo juga Kak A
"Nak... Apa kamu sudah mengingat semuanya??" Tanya Lenia pada Yulia."Tidak, aku tidak mengingat apa apa. Hanya mencoba memanggilmu dengan kata, Mami saja." Jawab Yulia."Tidak apa apa, Nak... Ingatlah pelan pelan. Tidak usah buru buru." Kata Lenia sambil mengusap usap kepalanya."Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku mau tidur. Kepalaku mulai terasa sakit. Mungkin karena aku terus berusaha untuk mengingat semua masa laluku." Perintah Yulia.Lenia lalu memakaikan selimut pada Yulia, anaknya. Setelah itu mereka semua keluar dari kamar Yulia.Yulia berbaring terlentang sambil menutup matanya dan mencoba mengingat semua hal yang terjadi padanya."Ternyata Papi dan Mamiku adalah orang kaya. Tapi kenapa mereka tidak mencariku?? Apa dulu mereka tidak sayang padaku?? Lalu, di mana Papiku?? Kenapa dia tidak pernah datang menjengukku?? Kenapa Marsyalinda dan lelaki tua itu memanfaatkan aku untuk membunuh keluargaku sendiri?? Apa sebenarnya yang terjadi?
Dokter Willy yang baru saja sampai, merasa heran melihat ekspresi wajah Lenia dan teman temannya."Nona Levrawnch..." Panggil dokter Willy membuat Lenia kaget dari pandangannya ke arah Marsyalinda dengan tatapan yang penuh emosi."Nona Lerawnch!!" Panggil dokter Willy lagi."Iya dok. Gimana keadaan Yulia, dok!!" Tanya Lenia spontan."Masih sama seperti dengan kemaren. Saya melihat Nona Levrawnch seperti kebingungan melihat ke arah pintu keluar sana. Makanya saya langsung medekati Nona Levrawnch kesini. Oh iya, Nona Lerawnch, saya akan mel...!!" Kata dokter terputus dengan suara suster yang memanggil namanya."Dokter Willy, pasien atas nama Rana telah pingsan." Teriak suster tersebut."Pingsan?? Di mana dia??" Sontak Lenia dan dokter Willy kaget."Di depan Paviliun ruangan mawar, dok..." Jawab Suster jaga itu."Ayo kita lihat Yulia dulu, Nona Levrawnch." Ajak dokter Willy lalu berlari menuju ke arah Rana yang sedang di angkat ol
1 BULAN KEMUDIANWaktu berputar begitu cepat, sehingga tak terasa hari demi hari dengan penuh tantangan dan rintangan kian bisa terlewatkan.Keluarga Levrawnch Britama untuk sementara waktu tinggal di Villa Reyhan yang berada di Villa L Green.Kenangan yang sudah terlewatkan masih mengiris hati dengan rasa rindu yang tak terlampiaskan. Tapi Gebriella yang baru saja sembuh, tetap semangat dan hanya fokus pada masa depan anaknya, Ali. Saat ini Alipun telah resmi di gelar sebagai Tuan Muda Levrawnch Britama. Diapun mengikuti sekolah privat di Villa untuk sementara waktu, karena menghindari kejahatan di luar sana yang tak terduga.Tiba tiba terdengar suara Bi' Ina yang masih setia tinggal di Villa Reyhan sejak dahulu kala. BI' ina sudah terlihat tua. Oleh sebab itu, Bi' Ina kini hanya di jadikan sebagai pengawas para pembantu di kediaman keluarga Levrawnch Britama."Nyonya Gebby, sarapannya sudah siap. Semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Apa makan
Lenia bersama keluarganya berkumpul di ruangan pasien tempat Rana di rawat.Suasana terlihat bgitu mengharukan. Air mata kerinduan bercucuran di pipi. Rasa kangen dan kekhawatiran yang selama ini terpendam, kini bisa terluapkan. Lenia memegang tangan Rana, sampai akhirnya Ranapun terbangun dan kebingungan setelah melihat ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul di kamarnya."Siapa kalian??" Tanya Rana membuat Nyonya Levrawnch terpukul dengan pertanyaan itu."Dokter Willy, apa kejadian barusan membuat Yulia lupa ingatan??" Tanya Nyonya Levrawnch pada dokter pribadi mereka sekaligus Direktur Rumah Sakit The L Medika."Saat ini, Non Yulia belum bisa mengingat apa apa. Karena sebelumnya dia sudah memang lupa ingatan. Namun karena dia telah mengkonsumsi obat pelambat ingatan secara terus menerus, akhirnya ingatannya lebih susah lagi untuk di kembalikan. Mungkin Nona dan juga Nyonya Levrawnch harus lebih sabar lagi selama bertahun tahun untuk menunggu inga