Setelah makan, Viktor langsung mendekati Farhan dan Arka Abimanyu yang sudah menunggunya. Merekapun ke rumah teman temannya yang di mulai dari rumah Agil.
Sesampainya di rumah Agil, Farhan mendekati bapak bapak yang baru saja akan mengunci pagar rumah Agil.
"Permisi pak, apa benar ini adalah rumah Tuan Agil???" Tanya Farhan.
"Benar, saya adalah Ayahnya. Ada yang bisa di bantu??" Balas Ayahnya Agil.
"Saya pemilik Grup Bravista, sengaja langsung datang sendiri untuk menemui anak bapak, karena beberapa hari yang lalu saya sudah mendengar kelebihan anak bapak tentang bisnis melalui temannya ini." Jelas Farhan sengaja mengangkat nama Agil dan menunjuk ke arah Viktor.
Ayahnya Agil sudah mengenal Viktor sejak dulu. Namun, sekarang Ayahnya Agil tidak terlalu perduli karena hidup mereka yang sudah sama sama susah.
"Dia baru saja pergi, nanti saya akan memberitahunya setelah dia pulang ke rumah." Balas Ayahnya Agil sambil memegang gembok pagar.<
Reyhan terdiam dari tangisnya. Di dengarnya seperti ada suara yang selama ini dia rindukan. Dengan pelan dia membalikkan tubuhnya yang sedang berjongkok, kini berdiri dan melihat wanita yang memanggilnya itu dari hujung kaki hingga ujung kepala. Sontak Reyhan langsung memeluk wanita yang selama ini sangat dia rindukan dan dia cari. Dia tidak bisa berkata kata lagi. Dia hanya mampu memeluk Gebriella dengan erat dan menangis di atas pundak Gebriella. Sementara Gebriella membalas pelukan Reyhan sambil manangis bahagia. Diapun begitu rindu dengan pelukan Reyhan. Mereka berdua sama sama tidak menyangka bahwa hari ini akan bertemu di bukit bunga ini Sementara semua orang yang ada di bukit bunga itupun, melihat Reyhan dan Gebriella yang kini tengah berpelukan sambil menangis. Sesekali Reyhan mencium kepala Gebriella dan memeluknya dengan lebih erat lagi. Serasa tak ingin melepaskan pelukan yang sudah lama mereka berdua dambahkan. Tiba tiba terdengar suara El
Mendengar ucapan Bernand, Lenia mengingat tanggal datang bulannya yang sudah lewat dari dua minggu lebih. Dia langsung melepaskan pelukan Bernand dan melihat ke wajah Bernand dengan tatapan yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan, "Apakah kamu akan bertanggung jawab???" "Sayang... Kenapa kamu bertanya seperti itu padaku?? Kamu hamil atau tidak, aku akan selalu ada di sampingmu sampai maut memisahkan kita. Karena aku mencintaimu bukan karena syarat atau hasrat, melainkan dari hatiku yang tulus hanya untukmu." Kata Bernand kembali memeluk Lenia. "Bagaimana dengan orang tuaku??? Jika mereka tidak setuju, apa kamu akan tetap berjuang demi aku??" Tanya Lenia lagi. "Jangan khawatir. Aku akan menghadapi mereka, demi kamu dan calon bayi kita. Intinya sekarang ini adalah, kamu jangan terlalu banyak pikiran. Aku tidak mau ada hal aneh yang akan terjadi padamu dan bayi kita, oke..." Jelas Bernand pada Lenia. Lenia merasa sangat bahagia. Apalagi setelah dia
Baru saja sampai di pintu utama, Gebriella sudah mengejar Reyhan dan berkata, "Rey... Aku akan ikut bersamamu". Langkah Reyhan terhenti seketika di depan pintu. Dia membalikkan tubuhnya ke arah Gebriella dan berkata pelan, "Sayang... Bukannya aku tidak ingin kamu ikut, tapi aku khawatir jika akan terjadi sesuatu hal padamu nanti. Juga... Orang tuamu pasti tidak akan mengijinkanmu untuk ikut denganku". Gebriella melangkah pelan mendekati Reyhan, "Sayang... Jika aku ikhlas memberikanmu satu ginjalku, bahkan akupun akan ikhlas tanpa ke dua ginjalku demi kamu". Kata Gebriella membuat Neta, Elena dan kedua adiknya merasa sedih mendengar ucapan Gebriella. "Sayang... Aku sungguh mencintaimu dan menyayangimu... Aku juga tidak tahu cara menolak kemauanmu. Jika kamu tetap ingin ikut bersamaku, aku janji akan mengorbankan jantungku untuk mereka. Tapi tidak dengan hatiku, sebab hatiku seutuhnya milikmu.." Kata Reyhan sambil menyandarkan jidatnya di jidat Gebriella.
Pagi ini seorang bapak tua usia 55 tahun, melamar kerja sebagai cleaning service di Perusahaan Grup Bravista. Bapak tua itu berpakaian rapi dengan baju jaman dulu tahun lima puluhan. Dia berkumis dan berjenggot lebat, berambut putih sebagian dan menggunakan kacamata baca. "Selamat pagi..." Kata bapak tua itu sambil membawa berkas lamarannya yang di isi di dalam kantong plastik. "Pagi. Mau cari siapa pak???" Tanya seorang satpam yang bertugas di depan perusahaan grup Bravista. "Saya mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di perusahaan ini. Katanya disini ada lowongan pekerjaan sebagai CS. Saya tidak mengerti kepanjangan dari CS itu apa pak. Tapi karena saya sangat butuh pekerjaan, makanya saya langsung kesini," kata bapak itu. "CS itu kepanjangan dari cleaning service. Sebentar Pak, saya akan menghubungi bagian HRDnya terlebih dahulu." Kata satpam itu. Setelah menghubungi bagian HRD, bapak itu di suruh masuk oleh satpam dan menghadap
Tiba tiba Chriss mendapatkan telepon dari Sekertaris pemegang semua perusahaan keluarga Levrawnch Britama di Kota Hunan, yaitu Nathan. Chriss : "Hallo" Nathan : "Bos, 8 orang pemilik saham kini sudah beralih juga ke Grup Bravista. Sementara dana untuk membayar pasangon para karyawan yang di berhentikan kini tidak mencukupi. Hampir semua perusahaan yang kita miliki di Kota Hunan juga planningnya akan segera di tutup, karena penjualan yang kian menurun drastis. Kira kira gimana solusinya Bos???" Chriss : "Saya akan menelpon bendahara di perusahaan CRB untuk membayar pasangon para karyawan di perusahaan Kota Hunan". Nathan : "Tadi saya sudah menelpon Nona Sebriena, dan katanya dana yang ada di Perusahaan CRB juga saat ini sedang menurun akibat melakukan debit berkali kali". Chriss : "Katakan pada Sebriena, kurangi karyawan di perusahaan CRB dan bayar pasangon mereka sekalian dengan pasangon para karyawan perusahaan keluarga Levrawnch Britama di K
Di perusahaan Grup Bravista, terdengar suara canda tawa oleh Bram dan juga lainnya. Mereka sangat senang saat membaca berita tentang keluarga Levrawnch Britama di Internet dan media sosial lainnya. "Hahaha... Mau beli nggak bos???" Tanya Viktor. "Apa kamu bilang??? Mau bellliii...?? Aku tidak biasa membeli perusahaan yang sudah bangkrut seperti itu, hahaha..." Jawab Bram terdengar sangat merendahkan keluarga Levrawnch Britama. "Invest Booosss... Inveeeeessstt... Hahaha..." Kata Farhan mencoba bercanda dengan Bram. "Pembantuku saja tidak ingin melakukan Investasi perusahaan rendahan seperti itu, apalagi aku??? Hah!! Hahaha..." Kata Bram lagi sambil tertawa jijik. "Ceeeaaaaarrrrssss" Merekapun bersulang dengan bahagia, karena saham dan penjualan brand mereka selama satu bulan terakhit, meningkat terus dari 35% hingga saat ini sudah mencapai 92%. Sementara Reyhan yang melihat dan mendengarkan ucapan ucapan mereka, merasa sangat kesal. Sam
Suasana makin tegang, Chriss makin panik dengan nasib perusahaan CRB. Sementara perusahaan keluarga Levrawnch Britama yang ada di Kota Hunan sudah di tutup semua. Chriss hanya bisa duduk di kursi tunggu pasien. Dia menyandarkan kepalanya di tembok sambil memejamkan mata. Pikiran terasa buntuh, jiwa dan ragapun merasa lelah. Hingga Chrisspun berkata, "Tuhan... Apa salahku...??" 2 MINGGU KEMUDIAN. Nyonya Levrawnch kini dalam keadaan kritis. Chriss yang kini makin stress, hanya diam menatap lirih istrinya yang berada di dalam ruangan ICU. Semua keluarga Deborapun menyalahkan Chriss yang telah gagal menjaga perusahaan sekaligus telah gagal menjaga istri dan anak anaknya. Perusahaan CRB kini menuju bangkrut. Chriss merasa sangat lelah untuk memikirkan hal yang tidak mampu dia hadapi sendiri. Air mata yang tak bisa di bendung olehnya, kini telah membasahi pipi bak air yang sedang mengalir deras. Seumur hidupnya dia merasa bahwa hari ini
"Non Gebby!!?" Kata Edo kaget sambil melihat ke arah Gebriella. Semua orang yang ada di ruangan itupun melihat dan mendekati Gebriella. Vino dan teman temannya mengangkat Gebriella dan di tidurkan ke atas tempat duduk soffa panjang. "Adi, telpon Reyhan sekarang, suru dia pulang." Kata Vino khawatir. "Oh iya Tuan, kenapa Tuan Reyhan belum pulang pulang sampai sekarang yah??? Aku baru sadar." Kata Haikal sambil mengeluarkan sepatu Gebriella. Sakin sibuknya, Vino dan yang lainnyapun baru menyadari hal itu. Adi langsung menelpon Reyhan berkali kali. Tapi tidak ada jawaban sama sekali. "Gimana bro???" Tanya Reno pada Adi. "Nggak di jawab jawab Ren. Aduh, gimana nih???" Jawab Adi. "Telpon lagi." Perintah Vino. Tiba tiba Lily berteriak dengan spontan, "Aaaaaaaawwww....!!!" "Kamu kenapa sayang...??" Tanya Adi berlari mendekati Lili yang sedang menjauhkan hendphone Gebriella yang masih ada di genggamannya. "Kak A