Beberapa hari sudah hujan enggan turun dari langit kota Jakarta, membuat asap polusi semakin buruk dan menyiksa pernafasan. Tomo memutuskan untuk cuti dari rutinitas penerbangan karena terserang flu berat, dan pergi ke rumah sakit untuk perawatan."Kalau kamu ke sana, yang ada malah cari oenyakit!" Hendrik terus mengomeli Donita yang sedang bersiap untuk menjenguk Tomo di rumah sakit."Lagian, itu orang baru masuk rumah sakit pagi tadi, Donita. Besok juga udah pulang!" lanjut Hendrik."Suka-suka aku, dong. Lagian aku juga save safety kok supaya gak ketularan!" sahut Donita akhirnya."Ya udah sana, bodo amat lah!" ujar Hendrik akhirnya menyerah.Donita pergi diantar taksi menuju rumah sakit, karena Hendrik enggan mengantarnya. Hubungan Donita dan Tomo semakin lengket setelah berminggu-minggu melakukan komunikasi hampir tak terputus.Siang dan malam, saat Tomo sedang di kabin pesawat. Donita akan terus mengajaknya mengobrol via chating. Meski pembicaraan mereka kebanyakan hanya basa-bas
Tengah malam, ketika Donita tertidur pulas di sofa. Tomo membentangkan selimut di atas tubuh gadis itu. Kemudian dia mematikan sebagian lampu kamar, dan pergi berjalan pelan keluar.Rasa penasaran membuat Tomo nekad mendorong tongkat infusnya menyusuri lorong sendirian, suasana sudah begitu sepi. Tidak banyak pasien VVIP. Dua kamar di sebelah kamarnya juga tidak ada pasien, baru di kamar yang ketiga, dia bisa melihat tanda-tanda adanya pasien.Di depan pintu kamar, tak terlihat ada orang yang berjaga. Sendal atau sepatu juga tidak ada. Tomo pun dengan hati-hati bermiat untuk mengintip di bibir pintu saja.Begitu terkejutnya Tomo, ketika melihat siapa yang sedang duduk di atas tempat tidur pasien. Tepat saat dia melihat ke dalam, pasien itu juga melihat ke arahnya."Rianti?" gumam Tomo tak percaya."Kapten Tomo!" sahut Rianti.Tomo pun tak bisa menghindar, dia kepalang ketahuan tengah mengi
Nafsu makan Donita hilang, meski kini dia sudah berada di kantin. Sebungkus roti sandwice dan segelas teh pun dia pilih untuk mengganjal perut. Sembari mengunyah, dia teringat setiap pertanyaan Rianti yang diajukan pada Tomo.Rianti seolah ingin tahu betul latar belakang Donita yang memang bukan siapa-siapa. Donita menduga, bahwa Rianti sangat puas menertawai dirinya yang tak punya keunggulan apa-apa."Kamu sudah datang," ucap Tomo menyambut kedatangan Donita.Rianti sengaja tak segera kembali ke kamarnya sendiri, untuk menunggu Donita dan kembali melihat reaksi Donita berhadapan dengannya. Donita pun duduk di sofa, mencoba untuk tak terlalu memperhatikan Rianti yang menatap sinis padanya."Aku pikir kamu pramugari, padahal postur tubuh kamu lumayan untuk bekerja di maskapai penerbangan," ucap Rianti sambil tersenyum palsu pada Donita."Hehe. Iya, ya, Kak? Aku memang gak ditakdirkan untuk
Di gedung tempat berlangsungnya pesta, terpampang nyata megahnya dekorasi yang menghiasi. Semua bunga yang tertata juga asli, tampak segar dan didominasi dengan bunga mawar putih.Pelaminan juga tak kalah mewah, Vita dan suaminya tampak begitu bangga duduk berdampingan di sana. Wajah keduanya tampak terus tersenyum, menyambut setiap tamu undangan yang datang."Look perfect," ucap Vyolin ketika lama memperhatikan pelaminan."Kamu pengen?" tanya Kevin."Pengen apa?" Vyolin melirik heran."Pengen aku nikah lagi," seloroh Kevin.Satu cubitan pun langsung mendarat di pinggang Kevin, tanpa aba-aba. Kevin meringis kesakitan, ini pertama kalinya dia dicubit sekeras itu oleh Vyolin."Becandaaa, Sayang," bisik Kevin menahan malu dan sakit."Becandanya yang lain, itu candaan paling buruk!" sahut Vyolin.Vyona yang merasa baru melihat keramaian, hanya terdiam memperhatikan sekeliling. Sesekali ada tamu lain yang menghampiri Vyona dan memuji paras cantik juga lucunya. Sebelum makan, Vyolin mengaj
BAB 104. CINTA TAK HARUS MEMILIKIHendrik cukup lama terdiam di sofa, berperang dengan segala keraguan dalam kepalanya. Sedangkan Donita melakukan aktivitasnya dengan santai seperti biasa, bermain ponsel di dekat Hendrik."Kamu mau nginep di sini?" tanya Donita pada Hendrik setelah melirik ke jarum jam di dinding ruang tamu apartemennya."Enggak," jawab Hendrik cepat.Donita terdiam lagi, merasa tak nyaman karena Hendrik masih di apartemennya sedangkan waktu sudah menuju tengah malam."Aku … mau ngomong sesuatu sebentar. Bisa kita ke balkon dulu?" tanya Hendrik.Donita meletakkan ponselnya ke nakas, lalu mengekori langkah Hendrik yang menuju balkon apartemen. Lampu di balkon hanya remang-remang orange, memandang langsung ke jalanan Jakarta yang masih terlihat ramai walau lengang."Ada apa, Hendrik?" tanya Donita mulai gugup."Aku gak akan melarang kamu menentukan pilihan. Apalagi untuk pernikahan yang harus menjadi event seumur hidup. Aku juga gak mau menyesal, dengan menyembunyikan p
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy
Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har
Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t
Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi
Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang
Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man