Kevin mengecak pinggang berdiri di depan jendela kaca, menatap ke luar dengan perasaan campur aduk. Vyona sangat mendominasi pikirannya kali ini, dia tak ingin nasib buruk menimpa putri kecilnya itu."Ada apa, Mas?" tanya Vyolin lirih."Sebenarnya kamu tahu kan ini ulah siapa?" Sahut Kevin balik bertanya dengan tatapan lekat."Maksud Mas Kevin?" tanya Vyolin lagi."Yang menculik Vyona. Itu Mike kan? Mike Baskoro," jawab Kevin.Ucapan Kevin membuat Vyolin merasa tersentak, seperti baru saja batu besar jatuh menimpa punggungnya. Kedua mata Vyolin pun mulai berkaca-kaca dengan detak jantung yang kian berdebar kencang."Aku gak tahu maksud kamu apa, Mas," ucap Vyolin lalu menundukkan wajahnya, menghindari tatapan Kevin."Sampai kapan kamu mau merahasiakan semuanya, Vyolin? Aku sudah tahu kalau kamu pernah punya hubungan dengan laki-laki itu," sahut Kevin."
Seperti pelangi yang hanya datang sesaat setelah hujan, keindahannya begitu melekat dan selalu dirindukan. Kehilangan memang sepahit itu, dan tak ada yang benar-benar siap menghadapinya.Selera makan tak lagi timbul, meski bunyi perut kian gaduh. Kevin terus meringkuk di kamar bayi, memeluk rasa kehilangannya yang masih kian dalam. Vyolin dan Julia pun telah merasa kehabisan cara untuk membujuk Kevin.Vyolin merasakan kehilangan yang sama, akan tetapi dia lebih terpukul melihat keadaan Kevin. Sedangkan Julia juga selalu dihantui rasa bersalah, terus menyalahkan dirinya sendiri atas meninggalnya Vyona."Kalau saja waktu itu aku gak pergi ninggalin Vyona sendirian, pasti dia gak akan diculik," gumam Julia hampir selalu dalam pikirannya.Meski Vyolin dan Kevin telah selalu menegaskan bahwa mereka tak sedikit pun menyalahkan Julia. Semua ini terjadi sudah menjadi kehendak Allah, dan Kevin hanya sedang butuh wakt
Setelah satu jam lebih perjalanan, Vyolin, Kevin dan Julia akhirnya tiba di rumah baru mereka. Namun, Julia memutuskan hanya akan bermalam di rumah baru itu beberapa hari untuk beristirahat. Selanjutnya dia akan kembali ke rumah lamanya sendiri.Vyolin dan Kevin tidak bisa menahan keinginan Julia, karena sekarang memang Julia tak lagi memiliki pekerjaan lebih di keluarga Kevin. Vyolin akan bisa mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri. Semua kembali seperti semula, seperti saat Vyona belum pernah ada di antara mereka.Rumah baru pilihan Kevin, memang begitu nyaman dan menyejukkan mata. Di pekarangan terhampar rerumputan hijau, dan beberapa pohon mangga yang siap berbuah. Vyolin hanya bisa duduk termenung di depan teras rumah, memandangi halaman rumah yang begitu sepi itu.Sepi seperti hati Kevin yang masih berusaha untuk pulih dari pahitnya kehilangan. Namun, Kevin segera siap untuk bangkit karena mengingat bahwa masih ada sosok perempuan penting yang harus selalu dia jaga dan bahagia
Tomo telah berada di fase menikmati masa jomlo, ketika mendapatkan kabar tentang kehamilan Rianti. Baginya Rianti sekedar mantan rekan kerja, dan dia turut bahagia atas kebahagiaan Rianti.Semula Tomo berpikir bahwa hubungan Rianti dan Mike tak akan bertahan lama lagi, nyatanya kini Rianti malah hamil. Hubungan mereka sudah seharusnya menjadi lebih baik lagi."Aku kapan nikah, ya?" gumam Tomo sembari memandangi wajahnya yang sedang berjerawat parah di depan cermin.Sementara itu, jauh di hati Rianti. Rianti merasakan hatinya semakin menjadi kacau dan tidak menentu. Dia harus mengenakan bantalan di perut setiap saat keluar dari kamar, juga harus berakting bahwa dirinya sedang hamil besar di hadapan semua orang.Rianti tak benar-benar hamil, akan tetapi dia sudah kehilangan rasa nyamannya. Namun, ketika dia merasa lelah dan ingin pergi dari semuanya, rasa cintanya pada Mike dan juga kemewahan yang semakin banyak Mike berikan, membuatnya tak pernah sungguh-sungguh ingin pergi."Mike, aku
Memiliki banyak uang, membuatmu banyak kuasa dan kesempatan. Itu lah yang selalu ada dalam pikiran Mike Baskoro. Demi bisa menjadi seorang Ayah, dia bahkan rela memisahkan seorang bayi yang baru lahir dari Ibu kandungnya sendiri.Dreettt.Suara getaran ponsel di atas meja kerja, membangunkan tidur nyenyak Mike. Baru beberapa saat saja dia tertidur, karena merasa bosan memperhatikan laman laporan proyek di laptopbya.Sebuah pesan baru masuk dari Andrew, asistennya itu mengatakan bahwa Brandon membutuhkan uang tambahan. Mike pun merasa kepalanya cenat-cenut, bukan karena banyaknya nominal uang yang diminta, akan tetapi karena kewajibannya membayar Brandon harusnya sudah berakhir saat Vyona telah berhasil diculik.[Brandon adalah saksi terkuat, karena dia punya banyak bukti rekaman tentang kasus ini dari awal. Dia cuma minta bonus lima ratus juta untuk biaya kuliah adiknya ke luar negeri,] lanjut Andrew dalam p
Sepulang bekerja, Sarah memutuskan untuk mendatangi kediaman Mike Baskoro. Dia belum pernah datang ke sana, dan ingin melihat seperti apa rumahnya. Sarah berpikir, apakah mungkin dia bisa menyelusup ke dalamnya.Namun, harapan itu seolah pupus. Mike bahkan menambah personel keamanan di rumahnya. Rumah mewah nan besar itu, dijaga hampir sepuluh orang pria berbadan besar. Mike merasa perlu menjaga keamanan rumahnya, karena terlalu takut ada yang datang untuk mengambil Vyona lagi. Bahkan, saat Vyona belum datang ke rumah itu."Sama aja ngantar nyawa kalau aku masuk ke sana," gumam Sarah.Sarah lalu melajukan mobilnya, pergi dari kediaman Mike. Melanjutkan jalannya menuju rumah Anna. Anna sudah mengatakan pada Sarah kalau tidak akan mudah untuk mendapatkan informasi tentang Mike."Lebih baik kita bayar jasa hacker, mata-mata," ucap Anna ketika Sarah telah tiba di hadapannya."Iya, tapi itu cuma bisa terjadi kalau paka
Pukul tiga dini hari, Kevin yang biasanya masih tertidur pulas, kini sudah siap menenteng sejadah di punggungnya. Bersiap untuk pergi ke Masjid yang tak jauh dari rumahnya. Seperti ada panggilan dalam dirinya, ketika sayup terdengar suara adzan subuh berkumandang.Kadang, seseorang akan mulai menyadari arti pentingnya Tuhan setelah merasakan kehilangan. Dan Kevin merasa bahwa dirinya saat ini sedang membutuhkan sekali dekat dengan Allah untuk menguatkan perasaannya yang terkadang goyah.Dengan meminjam sepeda motor Julia, Kevin pun pergi ke Masjid. Melakukan solat sunnah dua rakaat sebelum iqomah sesampainya di Masjid.Hal yang sama, pun dilakukan oleh Rion. Semalaman dia tidak bisa tidur, menunggui istrinya yang masih lemah tersambung selang infus. Rion terus terngiang-ngiang pada ucapan istrinya saat kesurupan. Di dalam mushola rumah sakit yang dingin, Rion bersimpuh dengan sungguh-sungguh. Memohon ampun atas apa yang telah
BAB 70. MENGGODA MANAJER DINGIN.Kunjungan kerja yang dilakukan kali ini, sedikit berbeda bagi Kevin. Dia ditemani oleh dua rekan kerja yang tak hanya laki-laki, ada seorang karyawati baru yang disarankan oleh direktur untuk mendapatkan pengalaman dari kunjungan ini.Karyawati berambut panjang dengan warna biru aestetik itu terlihat masih muda, dengan perawakan yang begitu menggoda. Walau menggunakan pakaian tertutup, penampilannya masih bisa memikat hati laki-laki yang tak sengaja meliriknya."Vita Rosalina, ini kamar kamu," ucap Kevin di depan sebuah pintu kamar hotel.Mereka baru tiba sejam yang lalu di Surabaya, dan Kevin langsung memilihkan hotel yang ada di pusat kota. Dengan dua kamar, hanya Vita yang terpisah."Oh, saya sendirian, Pak?" tanya Vita dengan wajah polos."Ya iya lah. Masa saya suruh kamu sekamar sama Bastian," jawab Kevin."Hehe. Iya, ya, Pak. Kalau begitu
Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy
Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har
Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t
Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi
Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang
Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man