Brandon dengan tertatih-tatih, melangkah menuju kamarnya. Hampir saja dia tak bisa pulang ke rumah, karena kakinya sempat terjepit di badan kemudi mobil pick-up. Kalau tak bisa meloloskan diri dari sana, pasti dia sudah berada di kantor polisi sekarang.
"Saya gagal, saya gak bisa mencelakai Kevin," ucap Brandon pada seseorang di telpon."Bodoh!" sahut orang dari seberang telepon.Brandon pun mematikan ponselnya, segera mengambil kotak obat untuk meminum anti nyeri.Di seberang telepon sana, Andrew bersiap mengabari Mike. Semula Brandon hanya diminta untuk menjadi mata-mata, akan tetapi Mike tiba-tiba mencetuskan perintah gila untuk mencelakai Kevin. Andrew pun meminta Brandon untuk melakukannya.Bukan hal baru bagi Brandon untuk mencelakai orang lain. Kepintarannya merancang rencana jahat tak sering digunakan, hingga kali ini berujung gagal."Kamu bilang dia penjahat handal, tapi kenapa begitu ajaTepat pukul enam pagi, Kevin, Vyolin dan Julia telah tiba di Bandara. Sedangkan penerbangan akan dilakukan pukul tujuh. Sebisa mungkin Kevin membuat Vyolin merasa tenang dan nyaman. Walau dia juga tak akan mampu mengurangi rasa sakit yang tengah dirasakan Vyolin."Apa kita gak ke rumah sakit di sekitar sini saja, Sayang?" tanya Kevin merasa ragu bahwa Vyolin akan bisa ke rumah sakit tepat waktu."Gak, Mas. Aku yakin kita bisa sampai di Singapura dan aku baik-baik aja," jawab Vyolin lalu tersenyum."Gak masalah kalau belum pecah ketuban, Kevin. Sekarang aku yakin Vyolin masih pembukaan awal," sahut Julia."Yang kuat ya, Sayang. Aku tahu kamu lebih kuat dari yang aku bayangin," ujar Kevin.Kevin memegangi tangan Vyolin, lalu sesekali mengusap perut Vyolin. Menahan sakit saat Vyolin harus meremas kencang lengannya karena sakit di perut yang datang berulang-ulang. Kevin pun merasa terharu melihat perjuangan
BAB 55. BAYI CANTIKHamil dan melahirkan adalah kodrat perempuan yang tidak akan bisa digantikan oleh laki-laki, secanggih apa pun teknologi. Kevin masih begitu tak menyangka, akan melihat istrinya berada dalam kondisi yang mengharukan itu.Julia menunggui bayi yang baru lahir di ruang perawatan bayi, sementara Kevin masih setia mengurusi Vyolin yang baru saja kembali dari ruang persalinan. Pindah lagi untuk pemulihan di ruang rawat inap.Beberapa jam menahan rasa sakit, kini Vyolin bisa makan dengan lahap dan nikmat. Dua piring nasi langsung habis dia santap. Kevin pun merasa bahagia melihat Vyolin yang sedang memulihkan tenaga."Ya ampun, aku makan banyak banget," ucap Vyolin setelah makan."Syukur lah, Sayang. Sekarang kamu bisa istirahat," sahut Kevin."Iya, Mas. Aku ngantuk banget sekarang," ujar Vyolin lalu berbaring di atas tempat tidur.Kevin membenahi posisi selimut Vyolin
Sampai sehari setelah melahirkan, Vyolin lebih banyak tidur. Darah yang keluar dari tubuhnya masih sering kali membuat popok tembus, dan itu membuat Kevin semakin tak tega bila harus membuat Vyolin kerepotan mengurus bayi.Julia menjadi pengurus bayi yang paling diharapkan, karena Kevin juga masih belum terlalu berani memegangi. Sesekali Julia mengajari Kevin, lalu bayi nya menangis. Kevin merasa tangannya terlalu kaku untuk menggendong bayi."Lihat tuh, baju Vyolin basah," ucap Julia pada Kevin ketika mereka menunggui Vyolin untuk makan siang.Vyolin lalu baru menyadari bahwa payudaranya memang terasa bengkak. Kevin kemudian mengeluarkan alat dari koper yang mereka bawa, alat untuk penyedot ASI."Kayaknya kamu harus coba ini, air ASI kamu kelihatan banyak lho, Sayang," ucap Kevin bersemangat sembari menyiapkan alat tersebut di hadapan Vyolin."Kayaknya gak perlu, Mas. Aku rasa payudara aku bengkak, sakit. Pasti a
"Ini lebih berbahaya dari menculik istri orang, Bro. Sebenarnya bukan menculik, tapi mengambil apa yang memang seharusnya menjadi milik aku," ucap Mike menjawab pertanyaan asal Stephen.Stephen dan Rion akhirnya tahu apa yang direncanakan Mike, dan mereka akan siap membantu. Karena Mike juga akan berinvestasi untuk bisnis baru mereka, membuka jalur jual beli senjata api dari luar negeri.Mike tahu bahwa yang dia lakukan cukup berisiko, akan tetapi dia merasa semua uangnya akan mempermudah jalannya.***Saat berada di apartemen, Kevin menyayangkan perihal kamar bayi yang telah didekorasinya di rumah mereka yang di Jakarta. Kamar itu nyatanya tak akan terpakai. Namun, dia pantang menyerah untuk bisa membuat Vyolin dan bayinya merasa bahagia.Di perjalanan pulang, Kevin mampir ke mini market. Membeli dekorasi pesta lengkap dengan pita berwarna dan balon-balon. Warna emas dan merah muda menjadi pilihannya, karena bayi mereka perempuan.Seorang diri, Kevin membuat dekorasi pesta penyambuta
Pagi-pagi sekali, Kevin dan Julia sudah bangun untuk menyiapkan kepulangan mereka dari rumah sakit. Berbenah barang dan melunasi beragam administrasi.Sementara Vyolin, cukup lama berada di kamar mandi. Setelah melahirkan, mandi menjadi aktivitas yang lebih lama dia lakukan. Wajahnya masih sesekali meringis karena perih, walau pun setelah bersalin dia mendapatkan jahitan.Darah juga belum sepenuhnya hilang, masih ada noda-noda yang harus lebih sering dia bersihkan. Di depan cermin, Vyolin kadang mengelus perutnya. Merasa tak biasa ketika perutnya kini kembali mengempis."Vyolin, kamu gendong, ya. Aku bantuin Kevin angkat barang ke mobil," ucap Julia yang langsung menyerahkan bayi pada Vyolin.Vyolin yang tak pernah menggendong bayi sebelumnya, sontak saja merasa gugup. Dipandanginya wajah bayi mungil itu, lalu dibawanya berjalan menuju mobil.Vyolin merasa ada desiran yang aneh, ketika bayi itu ada dalam gend
Vyolin terkejut ketika bayi perempuannya tiba-tiba kembali menangis, padahal baru saja dia letakkan di tempat tidur. Julia sengaja meninggalkan Vyolin ke dapur sejak lama, beralasan untuk mencuci sepatu mereka yang lama tak dicuci selama berada di Singapore. Sedangkan Kevin pergi ke super market untuk membeli popok bayi.Vyolin tak langsung mengambil bayinya dari tempat tidur, cukup lama dia diam saja memandangi sambil menepuk-nepuk pelan kaki bayinya. Berharap bayi itu segera kembali tidur, dan menangis hanya karena sedikit gangguan.Namun, bayinya tak kunjung diam. Julia yang tak tahan terus pura-pura tak mendengar tangisan, segera berlari ke kamar untuk mengambil bayi Vyolin dari tempat tidur. Bahunya sedikit menabrak Vyolin hingga Vyolin terkejut."Kenapa kamu gak langsung ambil bayinya, Dek?" tanya Julia kesal."Aku rasa dia cuma butuh tidur, Kak. Aku pernah liat video untuk sleep training, gak perlu selalu digendong," jawab Vyolin dengan sedikit gugup."Ya ampun, Vyolin. Sleep t
"Hubungan kita bisa bertahan begitu lama, sampai sejauh ini. Karena kita begitu menjaga satu sama lain, saling terbuka bila ada masalah. Aku melihat sesuatu yang berbeda di mata kamu, Vyolin. Aku seperti kehilangan diri kamu yang dulu," ucap Kevin.Vyolin menjadi gugup mendengar pertanyaan Kevin, sebuah pembahasan yang selama ini berusaha dia hindari. Memancing rasa trauma dan ketakutannya akan perpisahan kembali muncul. Vyolin sangat ingin jujur, tapi dia takut Kevin akan berubah."Jangan menutupi apa pun dari aku, Vyolin. Aku siap melakukan apa pun untuk kamu, bahkan sisa hidupku adalah milik kamu. Aku gak mau kamu terluka atas sesuatu apa pun," lanjut Kevin.Vyolin terdiam, bangkit dari pembaringannya. Duduk dengan tegang di atas tempat tidur, bersama Kevin yang ikut duduk di sampingnya dan terus menatapnya.Sekelebat bayangan selama di pulau Bali pun muncul lagi di kepala Vyolin. Wajah Mike, seringai Mike, an
Sudah lebih dari satu jam, Kevin menatap layar laptopnya. Mencoba untuk mencari nama-nama untuk anak yang terbaik dari internet. Ada banyak pilihan, indah dan penuh arti. Namun, banyaknya pilihan itu juga membuat Kevin menjadi bingung."Sudah nemu, Vin?" tanya Julia yang sejak pagi ikut menunggu pilihan nama dari Kevin."Susah juga ternyata, Julia," jawab Kevin sambil menggaruk kepala."Suruh Vyolin aja yang pilih," ucap Julia lagi."Tapi dia bilang terserah aku aja, Julia," sahut Kevin lagi."Kelin Durrel, kayaknya bagus tuh," ucap Julia tiba-tiba."Hah? Kelin?" tanya Kevin hingga mengangkat sebelah alisnya."Iya. Singkatan dari Kevin dan Vyolin. Haha," jawab Julia."Apaan. Gak ah. Entar malah jadi Jeng Kelin," ujar Kebin lagi."Haha. Iya yak. Jeng Kelin, masih ingat aja kamu sama komedian lama itu," sahut Julia.Kevin lalu kembali berpikir, hingga terbesit satu nama yang menurutnya manis dan sederhana. Tidak ribet. "Amanda," ucap Kevin."Amanda Durrel," ucapnya lagi."Amanda Manopo