Pagi-pagi sekali, Kevin dan Julia sudah bangun untuk menyiapkan kepulangan mereka dari rumah sakit. Berbenah barang dan melunasi beragam administrasi.Sementara Vyolin, cukup lama berada di kamar mandi. Setelah melahirkan, mandi menjadi aktivitas yang lebih lama dia lakukan. Wajahnya masih sesekali meringis karena perih, walau pun setelah bersalin dia mendapatkan jahitan.Darah juga belum sepenuhnya hilang, masih ada noda-noda yang harus lebih sering dia bersihkan. Di depan cermin, Vyolin kadang mengelus perutnya. Merasa tak biasa ketika perutnya kini kembali mengempis."Vyolin, kamu gendong, ya. Aku bantuin Kevin angkat barang ke mobil," ucap Julia yang langsung menyerahkan bayi pada Vyolin.Vyolin yang tak pernah menggendong bayi sebelumnya, sontak saja merasa gugup. Dipandanginya wajah bayi mungil itu, lalu dibawanya berjalan menuju mobil.Vyolin merasa ada desiran yang aneh, ketika bayi itu ada dalam gend
Vyolin terkejut ketika bayi perempuannya tiba-tiba kembali menangis, padahal baru saja dia letakkan di tempat tidur. Julia sengaja meninggalkan Vyolin ke dapur sejak lama, beralasan untuk mencuci sepatu mereka yang lama tak dicuci selama berada di Singapore. Sedangkan Kevin pergi ke super market untuk membeli popok bayi.Vyolin tak langsung mengambil bayinya dari tempat tidur, cukup lama dia diam saja memandangi sambil menepuk-nepuk pelan kaki bayinya. Berharap bayi itu segera kembali tidur, dan menangis hanya karena sedikit gangguan.Namun, bayinya tak kunjung diam. Julia yang tak tahan terus pura-pura tak mendengar tangisan, segera berlari ke kamar untuk mengambil bayi Vyolin dari tempat tidur. Bahunya sedikit menabrak Vyolin hingga Vyolin terkejut."Kenapa kamu gak langsung ambil bayinya, Dek?" tanya Julia kesal."Aku rasa dia cuma butuh tidur, Kak. Aku pernah liat video untuk sleep training, gak perlu selalu digendong," jawab Vyolin dengan sedikit gugup."Ya ampun, Vyolin. Sleep t
"Hubungan kita bisa bertahan begitu lama, sampai sejauh ini. Karena kita begitu menjaga satu sama lain, saling terbuka bila ada masalah. Aku melihat sesuatu yang berbeda di mata kamu, Vyolin. Aku seperti kehilangan diri kamu yang dulu," ucap Kevin.Vyolin menjadi gugup mendengar pertanyaan Kevin, sebuah pembahasan yang selama ini berusaha dia hindari. Memancing rasa trauma dan ketakutannya akan perpisahan kembali muncul. Vyolin sangat ingin jujur, tapi dia takut Kevin akan berubah."Jangan menutupi apa pun dari aku, Vyolin. Aku siap melakukan apa pun untuk kamu, bahkan sisa hidupku adalah milik kamu. Aku gak mau kamu terluka atas sesuatu apa pun," lanjut Kevin.Vyolin terdiam, bangkit dari pembaringannya. Duduk dengan tegang di atas tempat tidur, bersama Kevin yang ikut duduk di sampingnya dan terus menatapnya.Sekelebat bayangan selama di pulau Bali pun muncul lagi di kepala Vyolin. Wajah Mike, seringai Mike, an
Sudah lebih dari satu jam, Kevin menatap layar laptopnya. Mencoba untuk mencari nama-nama untuk anak yang terbaik dari internet. Ada banyak pilihan, indah dan penuh arti. Namun, banyaknya pilihan itu juga membuat Kevin menjadi bingung."Sudah nemu, Vin?" tanya Julia yang sejak pagi ikut menunggu pilihan nama dari Kevin."Susah juga ternyata, Julia," jawab Kevin sambil menggaruk kepala."Suruh Vyolin aja yang pilih," ucap Julia lagi."Tapi dia bilang terserah aku aja, Julia," sahut Kevin lagi."Kelin Durrel, kayaknya bagus tuh," ucap Julia tiba-tiba."Hah? Kelin?" tanya Kevin hingga mengangkat sebelah alisnya."Iya. Singkatan dari Kevin dan Vyolin. Haha," jawab Julia."Apaan. Gak ah. Entar malah jadi Jeng Kelin," ujar Kebin lagi."Haha. Iya yak. Jeng Kelin, masih ingat aja kamu sama komedian lama itu," sahut Julia.Kevin lalu kembali berpikir, hingga terbesit satu nama yang menurutnya manis dan sederhana. Tidak ribet. "Amanda," ucap Kevin."Amanda Durrel," ucapnya lagi."Amanda Manopo
BAB 62. PENCULIKAN Leon, Boy dan Vicky, tiga orang member mafia besar yang menerima tugas dari Mike untuk melakukan penculikan pada bayi Vyolin. Brandon menjadi pengawas selama ketiga orang itu beraksi Vicky yang berwajah tampan, mendatangi mini market yang sama dengan Julia. Julia masih berada di antara rak mini market untuk mencari barang yang dicarinya, ketika Vicky menghampiri.Julia merasa begitu buru-buru, hingga tak sempat mengawasi sekitarnya. Namun, Vicky berusaha untuk mencari perhatian. Sementara Leon sedang berjalan santai menuju apartemen Kevin. Dengan teknik dari Brandon, Leon bisa dengan mudah membobol kunci apartemen dan masuk begitu saja."Nona, apa kamu bisa membantu saya?" Vicky akhirnya mengajak Julia mengobrol langsung saat Julia telah menemukan pembalut yang dicarinya."Iya, ada apa ya?" sahut Julia."Saya juga sedang cari pembalut, disuruh a
Kevin mengecak pinggang berdiri di depan jendela kaca, menatap ke luar dengan perasaan campur aduk. Vyona sangat mendominasi pikirannya kali ini, dia tak ingin nasib buruk menimpa putri kecilnya itu."Ada apa, Mas?" tanya Vyolin lirih."Sebenarnya kamu tahu kan ini ulah siapa?" Sahut Kevin balik bertanya dengan tatapan lekat."Maksud Mas Kevin?" tanya Vyolin lagi."Yang menculik Vyona. Itu Mike kan? Mike Baskoro," jawab Kevin.Ucapan Kevin membuat Vyolin merasa tersentak, seperti baru saja batu besar jatuh menimpa punggungnya. Kedua mata Vyolin pun mulai berkaca-kaca dengan detak jantung yang kian berdebar kencang."Aku gak tahu maksud kamu apa, Mas," ucap Vyolin lalu menundukkan wajahnya, menghindari tatapan Kevin."Sampai kapan kamu mau merahasiakan semuanya, Vyolin? Aku sudah tahu kalau kamu pernah punya hubungan dengan laki-laki itu," sahut Kevin."
Seperti pelangi yang hanya datang sesaat setelah hujan, keindahannya begitu melekat dan selalu dirindukan. Kehilangan memang sepahit itu, dan tak ada yang benar-benar siap menghadapinya.Selera makan tak lagi timbul, meski bunyi perut kian gaduh. Kevin terus meringkuk di kamar bayi, memeluk rasa kehilangannya yang masih kian dalam. Vyolin dan Julia pun telah merasa kehabisan cara untuk membujuk Kevin.Vyolin merasakan kehilangan yang sama, akan tetapi dia lebih terpukul melihat keadaan Kevin. Sedangkan Julia juga selalu dihantui rasa bersalah, terus menyalahkan dirinya sendiri atas meninggalnya Vyona."Kalau saja waktu itu aku gak pergi ninggalin Vyona sendirian, pasti dia gak akan diculik," gumam Julia hampir selalu dalam pikirannya.Meski Vyolin dan Kevin telah selalu menegaskan bahwa mereka tak sedikit pun menyalahkan Julia. Semua ini terjadi sudah menjadi kehendak Allah, dan Kevin hanya sedang butuh wakt
Setelah satu jam lebih perjalanan, Vyolin, Kevin dan Julia akhirnya tiba di rumah baru mereka. Namun, Julia memutuskan hanya akan bermalam di rumah baru itu beberapa hari untuk beristirahat. Selanjutnya dia akan kembali ke rumah lamanya sendiri.Vyolin dan Kevin tidak bisa menahan keinginan Julia, karena sekarang memang Julia tak lagi memiliki pekerjaan lebih di keluarga Kevin. Vyolin akan bisa mengerjakan pekerjaan rumah seorang diri. Semua kembali seperti semula, seperti saat Vyona belum pernah ada di antara mereka.Rumah baru pilihan Kevin, memang begitu nyaman dan menyejukkan mata. Di pekarangan terhampar rerumputan hijau, dan beberapa pohon mangga yang siap berbuah. Vyolin hanya bisa duduk termenung di depan teras rumah, memandangi halaman rumah yang begitu sepi itu.Sepi seperti hati Kevin yang masih berusaha untuk pulih dari pahitnya kehilangan. Namun, Kevin segera siap untuk bangkit karena mengingat bahwa masih ada sosok perempuan penting yang harus selalu dia jaga dan bahagia