Setelah mencuci wajahnya di westafel, Vyolin merasa menjadi lebih tenang. Ponsel yang tak kunjung menyala, dia letakkan lagi di tempat penyimpanan beras. Setelah memastikan pintu dan semua jendela terkunci, dia pun pergi beristirahat di kamar.
Kevin dan Julia belum juga pulang, mereka masih asyik berbincang di sebuah restoran. Menghabiskan makan malam bersama keponanakannya, Kevin merasa kurang karena ketidakikutsertaan Vyolin.Tak ingin terlalu lama meninggalkan Vyolin sendirian di rumah, Kevin pun segera mengajak Julia untuk pulang setelah mengantar anak Julia kembali ke asrama.Dengan kecepatan sedang, Kevin melajukan mobilnya. Berusaha lolos dari kemacetan Jakarta, akan tetapi nyatanya mereka harus terjebak juga beberapa saat tertahan di jalan."Ah, aku lupa hapenya lagi mati," gumam Kevin saat memegangi ponselnya berpikir untuk menghubungi Vyolin."Dia pasti baik-baik aja," ucap Vyolin."Hu'um.BAB 41. BULAN MADU IMPIAN.Setelah menempuh delapan jam lebih perjalanan, Rianti dan Kapten Tomo akhirnya di Maldives. Keindahan Male benar-benar membuat Rianti merasa terharu, terakhir dia datang adalah saat bulan madu dengan Mike. Dan sekarang, dia kembali bersama laki-laki yang berbeda.Adaaran Vrestige Vadoo, hotel yang menjadi pilihan Rianti dan Tomo. Jarak hotel hanya lima belas menit dari Bandara, dan sejak lima belas menit di speedboth itu lah Tomo semakin terpesona pada Rianti.Menggunakan kaca mata senada, keduanya tampak serasi andai menjadi pasangan. Rambut panjang Rianti tergerai, bebas diterpa angin. Senyumannya bahagianya memberi kesan indah di mata Tomo."Maldives memang yang terbaik!" seru Rianti ketika telah tiba di hotel."Kamu keliatan senang sekali, Rianti. Saya senang melihatnya," sahut Tomo."Saya ke sini mau senang-senang, Kapten," ujar Rianti lagi.Memesan dua
Dua hari setelah mendapati pesan Mike di ponsel Vyolin, Kevin berusaha tak menunjukkan sikap dingin. Kesalahan yang telah dibuat Vyolin, tentu membuat perasaan Kevin tak lagi sama. Berat baginya untuk bisa benar-benar melupakan semua."Sayang, ini hape barunya. Semoga kamu suka," ucap Kevin sepulangnya ke rumah di jam makan malam.Akhir-akhir ini, Kevin merasa tak terlalu nyaman untuk pulang cepat ke rumah. Dia memilih untuk menghabiskan waktu mengurus pekerjaan di kantor, untuk mengalihkan perhatiaannya."Sebenarnya kamu gak perlu beliin hape lagi, Mas. Aku berasa males mau main hape sekarang. Tapi, makasih, ya," sahut Vyolin lalu mengambil uluran ponsel dari tangan Kevin.Ponsel type terbaru, dengan harga yang lumayan menguras kantong. Kevin tak banyak berpikir untuk mengeluarkan berapa pun uang untuk kebutuhan Vyolin."Kan kamu tetap harus punya untuk komunikasi kita. Ya udah, aku mau mandi dulu," ujar Kevin la
Mencoba nomor ponsel yang baru, Vyolin menghubungi sahabat-sahabatnya. Sarah pun memutuskan untuk mendatangi rumah Vyolin, ingin mengetahui kabar Vyolin yang beberapa hari ini tak menghubunginya lagi.Julia sedang sibuk membuat kue di dapur saat Sarah datang, dia memutuskan untuk jualan kue online agar mengisi waktu luang. Sarah dan Vyolin pun merasa nyaman bisa bicara berduaan saja di kamar Vyolin. "Kevin kerja?" tanya Sarah ketika mereka baru saja duduk santai di balkon kamar."Iya. Akhir-akhir ini dia keliatan sibuk banget. Pulang ngantor, dia lanjut kerja di kamar calon bayi. Bahkan, sering ketiduran di sana," jawab Vyolin."Ohya? Mungkin dia ngejos kerja buat nanti persiapan persalinan kamu, Bestie. Lelaki bertanggung jawab banget emang Si Kevin," ujar Sarah."Iya. Tapi … dia jadi jarang ngajak aku ngobrol. Aku juga sering tidur sendirian sekarang di kamar," sahut Vyolin."Ya udah, santai aja.
Selalu diperlakukan semena-mena oleh Mike, membuat kebersihan hati Andrew kian terkikis. Kejujuran dan kesetiaannya pada Baskoro Group juga sudah tidak bisa dipegang lagi. Namun, Mike yang terlalu buta tak bisa melihatnya.Menuruti keinginan Mike, Andrew kembali meminta bantuan Brandon. Brandon pun merasa ragu karena sulit baginya mendapatkan akses. Namun,iming-iming upah yang menggiurkan dari Andrew, membuatnya tak ingin menyerah begitu saja. Mike mengirim tiga ratus juta ke rekening Andrew, dan Andrew hanya membayar Brandon tak sampai setengahnya. Seringai kepuasan begitu terpancar di wajah Andrew ketika kembali bisa dengan mudah membengkakkan saldo ATM-nya.**Setelah memastikan Kevin telah berangkat bekerja di pagi hari, Brandon memulai rencananya. Dia akan datang bertamu ke rumah Vyolin dengan berdalih ingin melakukan tugas pendataan warga, mandat dari Pak RT. Julia dengan senang hati menyambut Brandon untu
BAB 45. AKSITak ingin menyerah begitu saja, Tomo segera bangkit dari ketersungkurannya. Serangan demi serangan pun berlangsung, bakatnya yang pernah menguasai taekwondo akhirnya terpakai juga. Rion yang berperawakan tak terlalu berisi, memilih untuk menjadi penonton dan membiarkan para pesuruh mereka menyerang Tomo. Stephen yang lama tak bertarung, langsung maju menunjukkan kebolehannya hingga beberapa kali Tomo terkena bogem mentah.Merasa akan habis kekuatan bila terus menyerang, akhirnya Tomo memilih berpikir untuk mencari jalan kabur. Beruntung Stephen dan Rion tak terlalu memperhatikan jalan keluar, Tomo pun berusaha melepas diri dari kepungan dan berlari meninggalkan gedung.Merasa telah hampir mati, Tomo terus berlari hingga menemukan lagi jalan raya, Tomo terus berlari. Stephen dan anak buahnya yang kewalahan karena jurus-jurus Tomo pun memutuskan untuk tak mengejar. Mereka semua tak menyangka akan ada perlawanan seng
Setelah dua hari mendiamkan saja nomor ponsel Vyolin, akhirnya Mike memulai untuk menghubungi. Tepat saat Vyolin baru saja selesai mandi pagi, dan Kevin telah berada di teras bersiap untuk ke kantor. Melihat nomor yang dirahasiakan, Vyolin langsung curiga bahwa itu Mike. Otaknya langsung berpikir, dari mana Mike tahu nomor ponsel barunya. Vyolin mengabaikan satu panggilan, akan tetapi Mike tak menyerah dan terus menghubungi sampai akhirnya Vyolin mau mengangkat."Halo?" ucap Vyolin."Halo, Vyolin," sahut Mike merasa lega karena panggilannya diangkat."Mau apa lagi kamu? Dari mana dapat nomor ponsel saya?" tanya Vyolin dengan nada ketus."Gak penting saya tahu dari mana. Hari ini saya mau bertemu dengan kamu. Dan ini penting," ujar Mike."Kamu gak pernah penting dalam hidup saya, Mike!" sahut Vyolin tegas."Tapi kamu dan kehamilan kamu itu penting untuk saya!" Mike t
Vyolin merasa semakin tegang, dan kebingungan mengikuti langkah Vyolin yang berjalan cepat memasuki sebuah klinik bersalin. Seorang perempuan berambut pendek sebahu, langsung menyambut mereka dengan wajah cemas."Loh, Mbak Sarah. Mau melahirkan ya?" tanya perempuan itu langsung menghampiri Vyolin."Enggak, kok, Suster. Bidan Cantika ada gak?" sahut Sarah."Ada di dalam. Kebetulan baru selesai membantu persalinan. Sebentar ya, saya laporkan dulu," ujar Suster itu lagi.Sarah mengangguk dan tersenyum ramah, lalu menuntun Vyolin untuk duduk di ruang tunggu. Sarah merasa mantap pada idenya kali ini, berharap Mike benar-benar akan berhenti mengganggu kehidupan Vyolin.Tak lama menunggu, datanglah seorang bidan dengan tanda nama Cantika di seragam putihnya. Sarah dan Bidan Cantika pun saling menyapa hangat layaknya teman akrab, Vyolin hanya bisa memperhatikan mereka dalam kekhawatirannya.Bidan Cantika mengajak Sarah dan Vyolin ke ruang kerjanya, seolah begitu penasaran pada apa yang membaw
Merasa berhasil meyakinkan Mike, Sarah pun mulai bisa bernapas lega. Namun, Vyolin masih tidak bisa selega dia. Vyolin merasa Mike tidak akan semudah itu percaya."Ini ponsel kamu," ucap Sarah mengembalikan ponsel Vyolin."Makasih ya, Sarah. Kamu udah bantuin aku," sahut Vyolin."Kita kan sahabat, harus bisa saling membantu. Apalagi masalah kamu ini cukup rumit. Sebenarnya ini bisa selesai kalau kamu minta tolong dengan Kevin. Kevin akan bisa mengatasi semuanya," ujar Sarah."Iya, tapi aku belum siap, Sarah. Semoga setelah ini Mike benar-benar berhenti mengganggu aku," sahut Vyolin."Aamiin. Ya sudah, sekarang kamu istirahat aja. Aku tinggal ke dapur dulu.""Kamu mau ngapain? Masak? Aku bantu ya," cegat Vyolin."Eh, gak usah. Meski pun kegugurannya cuma pura-pura. Aku gak pengen kamu kecapek'an. Sekarang kamu tiduran aja. Biar aku sendiri aja. Okee," ucap Sarah."Ya udah, makasih ya."Sarah mengangguk lalu beranjak pergi ke dapur, meninggalkan Vyolin sendirian di kamar tamu.Bidan gad
Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy
Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har
Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t
Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi
Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang
Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man