Vyolin merasa semakin tegang, dan kebingungan mengikuti langkah Vyolin yang berjalan cepat memasuki sebuah klinik bersalin. Seorang perempuan berambut pendek sebahu, langsung menyambut mereka dengan wajah cemas."Loh, Mbak Sarah. Mau melahirkan ya?" tanya perempuan itu langsung menghampiri Vyolin."Enggak, kok, Suster. Bidan Cantika ada gak?" sahut Sarah."Ada di dalam. Kebetulan baru selesai membantu persalinan. Sebentar ya, saya laporkan dulu," ujar Suster itu lagi.Sarah mengangguk dan tersenyum ramah, lalu menuntun Vyolin untuk duduk di ruang tunggu. Sarah merasa mantap pada idenya kali ini, berharap Mike benar-benar akan berhenti mengganggu kehidupan Vyolin.Tak lama menunggu, datanglah seorang bidan dengan tanda nama Cantika di seragam putihnya. Sarah dan Bidan Cantika pun saling menyapa hangat layaknya teman akrab, Vyolin hanya bisa memperhatikan mereka dalam kekhawatirannya.Bidan Cantika mengajak Sarah dan Vyolin ke ruang kerjanya, seolah begitu penasaran pada apa yang membaw
Merasa berhasil meyakinkan Mike, Sarah pun mulai bisa bernapas lega. Namun, Vyolin masih tidak bisa selega dia. Vyolin merasa Mike tidak akan semudah itu percaya."Ini ponsel kamu," ucap Sarah mengembalikan ponsel Vyolin."Makasih ya, Sarah. Kamu udah bantuin aku," sahut Vyolin."Kita kan sahabat, harus bisa saling membantu. Apalagi masalah kamu ini cukup rumit. Sebenarnya ini bisa selesai kalau kamu minta tolong dengan Kevin. Kevin akan bisa mengatasi semuanya," ujar Sarah."Iya, tapi aku belum siap, Sarah. Semoga setelah ini Mike benar-benar berhenti mengganggu aku," sahut Vyolin."Aamiin. Ya sudah, sekarang kamu istirahat aja. Aku tinggal ke dapur dulu.""Kamu mau ngapain? Masak? Aku bantu ya," cegat Vyolin."Eh, gak usah. Meski pun kegugurannya cuma pura-pura. Aku gak pengen kamu kecapek'an. Sekarang kamu tiduran aja. Biar aku sendiri aja. Okee," ucap Sarah."Ya udah, makasih ya."Sarah mengangguk lalu beranjak pergi ke dapur, meninggalkan Vyolin sendirian di kamar tamu.Bidan gad
BAB 49. PulangSesuai janjinya pada Kevin, Vyolin pulang dari rumah Sarah pagi-pagi buta. Sarah mengantarnya sambil memastikan semua akan berjalan baik-baik saja.Brandon si mata-mata yang rela begadang pun menyadari kepulangan Vyolin dari monitor CCTV-nya. Karena keadaan masih begitu gelap, Brandon tak terlalu memperhatikan perut Vyolin.Julia yang baru bangun tidur pun menyadari bel yang berbunyi dan segera membukakan pintu untuk Vyolin. Julia menjadi heran mengapa Vyolin harus bermalam di rumah teman dan pulang subuh."Kevin mana, Kak?" tanya Vyolin saat telah memastikan bahwa Kevin tak terlihat di kamar."Gak ada di kamar? Di kamar bayi kali," jawab Julia.Mereka pun melihat ke kamar bayi, dan tak terlihat adanya Kevin di sana."Berarti Kevin gak pulang," ucap Julia."Memangnya Mas Kevin ke mana, Kak?" tanya Vyolin cemas."Semalam dia gak bilang mau ke mana, tapi kayaknya dia jalan kaki deh. Mobil dan motor skuter kakak ada di garasi," jawab Julia.Vyolin merasa heran, tak biasany
"Kamu pulang pagi banget dari rumah Sarah?" tanya Kevin menghampiri Vyolin yang menyiapkan sepatu untuknya di ruang tamu."Iya, Mas. Karena Sarah juga mau ada kesibukan hari ini," jawab Vyolin."Kalian ngapain aja?" tanya Kevin sembari memasang sepatu."Biasa lah, cewek. Ngobrol sambil makan-makan," jawab Vyolin lalu tersenyum."Gak makan pedes kan?""Enggak, kok, Mas."Selesai mengenakan sepatu, Kevin langsung pamit pergi ke kantor. Diciumnya kening Vyolin, juga mengusap lembut perutnya. Kevin merasa moodnya menjadi lebih baik hari ini."Sudah masuk sembilan bulan, hubungi aku kalau ada apa-apa. Jangan lupa kasih tahu Julia, ada perubahan sekecil apa pun. Jangan lengah," ucap Kevin."Iya, Mas," sahut Vyolin.Vyolin mengantar suaminya menuju teras, dan menunggu sampai suaminya itu berlalu pergi melajukan mobil mereka ke kantor.Dari kebersamaan Kevin dan Vyolin pagi ini, Brandon bisa memastikan bahwa tidak ada yang keguguran. Segera dia membuat dokumen dan mengirimkannya pada Andrew.
Direktur di perusahaan Kevin, mengajak makan malam di sebuah restoran bintang lima bergaya Eropa. Kevin menjadi salah satu bawahannya yang diundang, berkumpul bersama keluarga direktur.Di mata direktur, Kevin pribadi yang baik dan bisa dipercaya. Itu sebabnya dalam perayaan penting, Kevin selalu diundang.Para perempuan di meja makan, tampil dengan gaya elegan. Para lelaki mengenakan jam tangan paling mahal. Kevin terbiasa melihat beragam kemewahan yang ditampilkan di hadapannya, akan tetapi dia tak ingin ikut-ikutan memiliki hal mewah. Dalam kesederhanaannya pun dia terlihat keren dan menawan."Manajer Kevin, hay. Lama gak ketemu," seorang perempuan belia memilih duduk di dekat Kevin. Namanya Aurora, putri bungsu Direktur."Ya, apa kabar Aurora?" sapa Kevin."Kabar baik, Manajer. Tapi itu mungkin akan jadi kabar buruk untuk anda," sahut Aurora."Kenapa gitu?" tanya Kevin."Karena prestasi saya di bisnis mulai baik, dan mungkin saya akan menggantikan posisi anda di perusahaan. Haha,"
Kevin apa yang terjadi."Tadi mobilnya kenceng banget keluar dari gang, kalau saya kalah cepat, pasti sudah jadi korbannya," ucap Kevin pada pengendara yang menanyainya."Tapi saya gak liat supirnya, gak tau ke mana," lanjut Kevin.Semua yang memeriksa mobil pick-up pun dibuat heran, hingga polisi datang untuk memeriksa. Kevin yang sudah basah kuyup, segera pulang ke rumahnya setelah memberikan keterangan.Sesampainya di rumah, Vyolin dibuat sangat khawatir melihat Kevin yang menggigil. Segera Kevin berlari ke kamar untuk mengganti pakaian dan menghangatkan badan."Kenapa bisa basah kuyup, Mas?" tanya Vyolin heran sembari memberikan segelas susu jahe hangat."Ada kecelakaan, hampir saja aku jadi korban," jawab Kevin."Ya Allah. Terus gimana?" tanya Vyolin lagi."Ya gak apa-apa," jawab Kevin lalu tersenyum setelah menyeruput susu."Alhamdulillah, Mas gak apa-apa," ucap Vyolin lalu memeluk erat suaminya.
Brandon dengan tertatih-tatih, melangkah menuju kamarnya. Hampir saja dia tak bisa pulang ke rumah, karena kakinya sempat terjepit di badan kemudi mobil pick-up. Kalau tak bisa meloloskan diri dari sana, pasti dia sudah berada di kantor polisi sekarang."Saya gagal, saya gak bisa mencelakai Kevin," ucap Brandon pada seseorang di telpon."Bodoh!" sahut orang dari seberang telepon.Brandon pun mematikan ponselnya, segera mengambil kotak obat untuk meminum anti nyeri. Di seberang telepon sana, Andrew bersiap mengabari Mike. Semula Brandon hanya diminta untuk menjadi mata-mata, akan tetapi Mike tiba-tiba mencetuskan perintah gila untuk mencelakai Kevin. Andrew pun meminta Brandon untuk melakukannya.Bukan hal baru bagi Brandon untuk mencelakai orang lain. Kepintarannya merancang rencana jahat tak sering digunakan, hingga kali ini berujung gagal. "Kamu bilang dia penjahat handal, tapi kenapa begitu aja
Tepat pukul enam pagi, Kevin, Vyolin dan Julia telah tiba di Bandara. Sedangkan penerbangan akan dilakukan pukul tujuh. Sebisa mungkin Kevin membuat Vyolin merasa tenang dan nyaman. Walau dia juga tak akan mampu mengurangi rasa sakit yang tengah dirasakan Vyolin."Apa kita gak ke rumah sakit di sekitar sini saja, Sayang?" tanya Kevin merasa ragu bahwa Vyolin akan bisa ke rumah sakit tepat waktu."Gak, Mas. Aku yakin kita bisa sampai di Singapura dan aku baik-baik aja," jawab Vyolin lalu tersenyum."Gak masalah kalau belum pecah ketuban, Kevin. Sekarang aku yakin Vyolin masih pembukaan awal," sahut Julia."Yang kuat ya, Sayang. Aku tahu kamu lebih kuat dari yang aku bayangin," ujar Kevin.Kevin memegangi tangan Vyolin, lalu sesekali mengusap perut Vyolin. Menahan sakit saat Vyolin harus meremas kencang lengannya karena sakit di perut yang datang berulang-ulang. Kevin pun merasa terharu melihat perjuangan