"Oke Sayang, mari kita lihat seberapa hebatnya tangan dan bibir sakti ku!""Nggak mau kalau cuma tangan dan bibir sakti, cuddling doang." Nick tertawa lirih. 'boleh juga istriku, tambah hot!'" Jangan meremehkan keahlian bibir saktiku, Sayang." "Mari kita adu keahlian!" tantang Kania dengan sengaja menampilkan mimik jumawa. "Mana bisa murid mengalahkan guru?""Jangan salah....kalau berbakat, bisa kok murid mengalahkan guru." Nick tertawa lebih keras. "Pinter sekarang istriku bersilat kata, mari kita coba tanpa kata-kata." Seketika Nick menyerang leher istrinya. Nick yang sibuk dengan leher istrinya agak heran karena tidak merasakan ada balasan belaian dari Kania. Nick mengangkat lehernya dan terkejut melihat apa yang Kania lakukan. Kania sedang memegang ponsel dan sedang ber-swafoto! Nick bisa melihat dari sudut kamera yang sedang mengarah ke mereka. Nick yakin Kania sedang mengambil foto tangannya yang sedang meremas dada istrinya. Mengetahui hal itu, Nick malah membelai
Nick sedang berada di ruang rapat. Hari ini dia mengadakan video conference dengan saudaranya, PS Jr, Marc, dan mereka sedang menunggu Daddy mereka, Pierce Sebastian Senior bergabung dengan mereka. Rencananya setelah video conference ini mereka akan mengundang juga Tommy dan beberapa orang kepercayaan mereka, untuk membahas kelanjutan dari rencana mereka terkait penyelidikan yang sudah berjalan di lokasi kecelakaan tambang. Mereka sedang membahas tambang yang sampai saat ini masih belum menemukan dalang di balik sabotase yang terjadi. "Hasil penyelidikan yang mana yang akan kita bahas?" Kakak tertua, PS Jr angkat bicara.Nampak Marc hanya mengangkat keningnya. "Tanyakan pada adik kita yang saat itu langsung berada di tempat kejadian," jawab Marc. Nick memandang kedua saudaranya."Sebenarnya tidak ada hasil penyelidikan yang bisa kita bahas malam hari ini!" "Kalau begitu kita mau bahas apa? Aku tahu pasti ada yang penting harus dibahas hingga kau rela meninggalkan peraduan pan
"Apa maksud Daddy?" "Yah, maksud Daddy kalau kalian sudah mencari sedemikian rupa mengerahkan orang-orang terbaik kalian tapi masih belum juga menemukan hasilnya maka kalian harus berhenti sejenak, review ulang, apakah arah kalian sudah benar? Itu yang paling penting! Daddy kasih contoh." Nampak di layar Sang Maestro memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman lalu melanjutkan kalimatnya. "Saat Mommy kalian di bawa pergi, di culik, hampir tujuh bulan baru Daddy bisa menemukan itu pun karena Mommy menghubungi Daddy, baru sisanya Daddy yang kerjakan, tapi kenapa bisa sampai sebegitu lamanya? Karena Daddy mencari di tempat yang salah! Daddy mengira Hilda yang sakit hati ingin membalas dendam ternyata bukan, Daddy mengira kompetitor yang ingin menghancurkan Daddy, ternyata juga bukan! Wasting the time!" "Tapi Daddy...bagaimana kita tahu pasti? Kita masih berusaha mencari tahu, kan?"Sela PS Jr."Yap, tapi jangan terlalu yakin dengan perkiraan diri sendiri, agar saat ada tanda-tanda
"Daddy...." Nico langsung berlari begitu melihat daddy-nya berdiri di pintu.Nick menggendong anaknya dan langsung berputar-putar hingga Nico makin heboh menggerakkan tangan dan kakinya. "Lagi! Lagi!" "Wah anak Daddy udah pinter main perintah sekarang ya!" Kembali Nick mengayun badan Nico di udara. "Lagi!" kata Nico riang gembira. "Lagi Daddy!" Suara Nia menyela dan memberi contoh kalimat yang benar."Lagi Daddy..." Nico mengikuti apa yang Mommynya contohkan. "Iya, Sayang." Untuk yang kesekian kalinya mereka berputar lalu tiba-tiba stop! Nick menurunkan Nico yang langsung protes."Nico nggak mau tulun Daddy, ndong lagi." "Tunggu sebentar jagoan, duduk tenang-tenang, nanti Daddy gendong lagi." Nick melihat jagoannya langsung duduk dengan kedua tangan di lipat. 'bagus!'Nick mulai mengajarkan dasar-dasar pria tangguh kepada anaknya. Setelah melihat Nico duduk tenang, Nick segera menghampiri Nia yang sedari tadi mengamati interaksi mereka dengan senyum di bibir. "Hai." "Hai,
"Memangnya siapa yang suruh kamu ketemu orangnya? Aku cuma butuh nomor teleponnya, Tom!" "Lha, ya kalau ketemu orangnya aku akan tanya teleponnya, gitu!" "Oleng odel, Lu. Ngapain juga harus cari orangnya, cari teleponnya aja, tanya sana sini kan?" Terdengar tawa Tommy. "Bos bos..." Nick langsung menutup pembicaraan lalu keluar dari ruang kerja kembali menghampiri Nia dan Nico.Nick bisa melihat tanda tanya di wajah istrinya, tapi Nick pura-pura nggak tahu. Sebenarnya tiba-tiba terbersit dalam pikiran Nick untuk mengundang Bella berkunjung, sudah cukup lama Nick tidak mendengar Kania bercanda dengan Bella, biasa mereka janjian ketemu atau hanya melalui telepon. Biasanya walau hanya melalui telepon pun Bella bisa membuat Kania tergelak-gelak. Itulah sebabnya Nick menyuruh Tommy mencari Bella, agar bisa menghibur hati istrinya yang masih menyimpan kesedihan..."Ayo Sayang, main sama Daddy lagi." "Hole.." segera Nico melompat dari pangkuan Mommy-nya dan berlari mendapatkan Dadd
Ternyata nama KANIA SARASWATI bisa membuat karakter si jutek ini seketika melembut. Nampak Bella sejenak berpikir lalu menyerahkan ponselnya kepada Tommy. "Cepetan ketik nomormu!" Tommy yang sebagian otaknya sudah mulai berfungsi normal langsung mnggeleng."Nggak usah, sebutkan aja gue kirim langsung ke bos." "Itu masalahnya, nomor gue baru ganti jadi nggak hafal!" Tommy menarik nafas, lalu mengambil ponsel Bella dan menyimpan nomornya. Selesai menyimpan nomornya Tommy terpikir untuk langsung mengirim kontak Bella ke nomornya, akan tetapi mengingat di mulut ceplas ceplos di hadapannya langsung Tommy mengurungkan niatnya. 'daripada si wajah seribu ini tiba-tiba berubah lagi jadi jutek mendingan terserah dia aja mau ngirim via apa!'Tommy mengulurkan tangannya dan menyerahkan ponsel Bella. Begitu ponsel sampai di tangannya bergegas Bella akan menekan tombol ketika tiba-tiba tangannya berhenti, matanya berkedip lebih cepat, lalu mendongak dan menatap wajah Tommy. "Siapa namamu?
Sepanjang perjalanan mereka berdiam diri, hingga mereka sampai di tempat tujuan. Bella sudah akan melompat turun ketika terdengar suara Tommy memanggilnya. "Mau ngapain? Tetep di dalam, Bel! Atau aku akan pulangkan kamu lagi." "Sorry aku lupa, reflek pengen ketemu Nia." "Tahan dikit, jangan main lompat aja." "Iyaaaa, kan udah bilang sorry!" Tommy melihat wajah Bella melalui kaca spion, wajah yang jutek maksimal. "tetap duduk aja tidak apa-apa, mobil ini kaca filmnya 80 persen, tapi kalau ada orang yang terlihat mengamati atau ada sesuatu yang terlihat mencurigakan, kamu merunduk saja di bawah, ngerti?" Bella tidak menjawab pertanyaan Tommy, dia hanya mengangguk sambil memonyongkan bibirnya. Tommy pun segera turun dan berjalan ke pintu utama.Belum juga mengetuk, pintu telah terbuka. "Masuk Den Tommy." "Kok Bibi tahu kalau aku mau datang?" Nampak Bik Sih, asisten rumah tangga kesayangan Kania itu mengernyitkan dahinya. Lalu Bik Sih berhitung dengan jarinya. "Bibi lagi
"Bellaaaa." Nia berlari memeluk sahabatnya. "Bel, mimpi apa? Astaga menghilang di telan bumi kamu, Bel!" Kania bertanya sambil mengguncang tubuh Bella lalu kembali mereka berpelukan. Nick yang melihat hal itu seketika tersenyum lebar.Bayangkan...Bella belum ngomong apapun sudah berhasil membuat Kania tertawa."Gue nggak mimpi kan? Gue nggak nyumbang panti asuhan, gue nggak menolong orang buta nyebrang, nggak gendong orang lumpuh, tahu-tahu gue dapat jackpot hari ini." Kania tidak menanggapi karena masih sibuk tertawa mendengar kalimat Bella yang panjang dan sangat menghibur."Nggak pingin tahu jackpotnya apa?" Tanya Bella sambil berbisik lirih di telinga sahabatnya.Dengan sisa tawa di bibir Kania menggeleng, lalu menarik tangan Bella masuk ke ruang tengah. "Duduk...duduk, aku bikinin air lemon dulu ya." "Eh..nggak usah Nia, nggak usah repot-repot Nia." "Astaga Bel, repot dari mana? Kan yang bikin bibi. By the way kok jadi sopan amat? Habis dari negara mana?" tanya Nia lembu