Tidak banyak bicara, sesuai keinginan Stefan yang ingin mempersunting Lily. Seorang pelayan memberikan satu piring makanan berisikan steak daging sapi pilihan, yang di selimuti saus kacang almond."Silahkan Nyonya," tutur pelayan langsung membuka penutup dihadapan Lily.Sontak kedua bola matanya membulat sempurna, ketika melihat satu cincin bertahtakan berlian kualitas nomor satu di dunia, yang diapit dengan beberapa daun mint sebagai pemanis makan malam romantis mereka berdua. Lily menggigit bibir bawahnya, menyentuh dadanya dengan senyuman mengembang sempurna, bibirnya semakin bergetar hanya bisa bertanya kepada pria yang duduk dihadapannya, "A-a-a-apa ini, Tuan Stef? Sepertinya perut ku tiba-tiba menjadi kenyang kalau mendapatkan surprise secepat ini," tawanya menyentuh tangan Stefan yang sejak tadi berada diatas meja.Melihat wajah Lily menyiratkan kebahagiaan, membuat pria paruh baya itu langsung berdiri kemudian bersimpuh dihadapan wanitanya."Will yo
Di dunia ini tidak ada yang abadi. Cinta yang awalnya Arlan tercipta hanya untuk Yasmin, kini berlabuh kepada Shinta menjadi wanita terbaik dalam hidupnya. Tidak ada yang menyangka, bahwa Yasmin telah mengkhianati selama pernikahan mereka dengan pria yang diakui Arlan sebagai sahabat selama ini yaitu Seno. Sehingga melahirkan Leon yang memiliki riwayat kesehatan tidak normal.Sangat berbeda dengan Sandy. Pria itu tumbuh dalam belaian Shinta juga Arlan, dan tumbuh sehat juga bahagia bersama kedua orangtuanya yang selalu tampak romantis.Arlan terus memompa Shinta dalam kungkungan tubuh kekarnya, membuat wanita oriental itu merasakan kepuasan dalam bercinta dengan pria mapan tersebut."Ahh, bibihh ... please," rengeknya ketika merasakan sesuatu akan meledak karena ulah Arlan.Dengan dua hentakan, Arlan menyemburkan benih cintanya didalam rahim Shinta dengan mellumat bibir mungil yang masih terasa sangat manis itu sambil menggerakkan pinggulnya secara perlahan. "I
"Kenalkan, saya Laren. Dan ini secretaris saya," ujarnya ketika bertemu dengan Arlan juga Brian. Tentu didampingi Shinta serta Cua disamping suaminya mereka, darah kedua wanita itu mendesir saat menatap kedua bola mata yang sangat mereka kenali. Entah mengapa, Shinta sedikit bergumam dalam hati, melihat sosok pria yang duduk dihadapannya. "Kenapa pria ini sedikit berbeda? Sepertinya dia baru selesai menjalani operasi plastik. Wajahnya tampak sempurna, hidung mancung, bibir merah merona. Hmm ... apakah aku mengenal sosok Laren sebelumnya ...?" Sementara dalam benak Cua, kembali terkenang akan Leon ketika kedua netra itu bertemu. "Ogh Tuhan, apakah ini yang dikatakan bahwa didunia ini memiliki kembaran ...? Pria ini lebih mirip Almarhum Leon. Tapi aku tidak yakin bahwasanya dia merupakan Leon. Karena pria yang tidak bertanggung jawab itu sudah meninggal dua tahun yang lalu ..."Suasana restoran sangat sejuk, namun terasa hangat ketika berada dalam lingkungan bisnis yang menjanjikan sat
"Ahh ..." Tubuh gadis muda itu terus menggeliat liar, setelah merasakan gelenyar bak sengatan listrik yang baru ia rasakan seumur hidupnya.Tubuh indah itu tampak mengkilap, keringat membasahi kulit putihnya yang sangat mempesona jika dihadapkan dengan seorang pria dewasa. Gadis berambut coklat, berbulu mata lentik, selayaknya gadis muda nan imut yang tumbuh dalam kehangatan sebuah keluarga kaya raya."Ahh!" kedua bola mata Alexa membeliak sempurna ketika merasakan sesuatu yang membuat bagian intinya semakin mengkedut, setelah menyadari bahwa ada yang membuka lebar kedua belah pahanya.Dengan nafas tersengal-sengal, kepalanya seakan pening, Alexa mengusap lembut kepala kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain. Mencari keberadaan seseorang yang selama ini mengganggu pikirannya."Sial! Hanya mimpi, kenapa aku selalu memimpikan dia? Damn it!"..Sandy yang tengah duduk di ruang makan, sambil menikmati segelas susu segar yang biasa dipersiapkan ole
Ditempat yang berbeda, Sandy tengah berbincang ringan dengan rekan bisnisnya. Sebagai seorang crazy rich muda mengikuti jejak langkah sang papa. Seperti biasa, ia menunggu Alexa serta Brian di restoran hotel milik Albert dan Laren, yang menjadi kerabat dekat mereka sejak dulu. Tentu dengan semua rencana yang terlah tersusun rapi dalam benak Laren, pria gagah yang semakin mapan, sesuai rencana mereka dengan Duke kini harus berurusan dengan Sandy. "Masa ini akan menjadi sejarah untuk ku merebut Shinta kembali dari Papi Arlan ..." tuturnya dalam hati, ketika berbincang dengan pria muda yang sangat tampan duduk disampingnya. Sandy Alendra, pria muda berusia 20 tahun yang memiliki jarak usia hanya tiga tahun dari Alexa ketika kedua orang tua tercinta mengadopsi adik kecilnya tersebut.Albert yang mengikuti meeting santai rekannya, menepuk pundak Sandy karena duduk bersebelahan, bertanya karena perasaan penasaran, "Jadi San, Alexa itu bukan adik kandung mu?"Sandy mengembangkan senyumannya
Di ruangan yang sejuk, Alexa masih di sibukkan dengan beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan begitu tiba di kantor mereka, karena akan terbang menuju Roma besok siang.Sementara Brian tengah sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk sehingga ia memijat perlahan pelipisnya kemudian melirik kearah Alexa yang duduk tidak jauh dari mejanya.Sejak kejadian tadi pagi, ada perasaan penasaran menyelimuti benak Brian. Ada penyesalan telah berbuat tidak baik pada gadis belia itu, ada juga rasa senang karena diperlakukan agresif oleh gadis muda tersebut.Kembali ia terkenang ketika pertama kali menikah dengan Cua. Gadis muda yang masih berusia 21 tahun, tapi tidak pernah menceritakan semua tentang masa lalunya kepada Brian.Sebagai seorang pria bule yang sudah dewasa kala itu, Brian memilih tidak mempermasalahkan tentang keperawanan seorang wanita. Baginya, Cua sangat baik juga setia dan mau menjadi pendamping hidup selama pernikahan mereka.Siapa sangka, Tuhan memb
Apa jadinya, jika dua insan dewasa yang kini saling bertatapan mata dengan penuh perasaan penuh harap ...Ya, kini kedua-nya saling berpagut dalam gairah cinta yang menggebu. Selayaknya dua insan yang membutuhkan belaian lembut serta kasih sayang dari pasangan.Tangan Brian masih menahan tengkuk gadis muda itu, hanya untuk mengabsen satu persatu rongga mulut Alexa yang terasa sangat manis juga menggairahkan. Lidah kedua-nya saling bertautan, bahkan tidak ingin melepaskan, membuat tubuh indah itu seakan melemah tak berdaya."Hmmhh," kembali terdengar suara errangan kecil lolos dari bibir ranum Alexa, ketika berusaha untuk melepaskan ciuman yang semakin lama membuat kakinya lemah tak bertulang.Menyadari akan gairahnya semakin membuncah di kepala, Brian melepaskan ciuman itu hanya untuk memastikan bahwa Alexa masih bisa bernafas. Dengan dada yang turun naik, ia menatap lekat wajah cantik yang merona itu dengan tatapan berkabut penuh gairah."Apakah kita akan melanj
Makan malam keluarga yang biasa dilakukan Arlan setiap dua minggu sekali, membuat Sandy merasa cemas karena belum melihat kehadiran adik kesayangannya, Alexa. "Agh, kemana Alexa? Kenapa sudah pukul 20.30 Alex belum datang juga ...?" umpatnya, semakin menjadi-jadi ketika melihat jam yang melilit dipergelangan tangannya.Lagi-lagi kedua bola mata Sandy seketika membulat besar, ketika melihat Alexa datang bersama Brian dengan wajah yang berbinar-binar.Bagaimana tidak, Brian sempat membawa gadis belia itu ke apartemen miliknya untuk membersihkan diri. Sambil memberikan mini dress yang ia pesan disalah satu butik langganan Cua lima tahun lalu.Gaun malam berwarna cream yang dikenakan oleh Alexa, sangat kontras dikulit putihnya yang tampak sangat menawan juga elegan dengan rambut coklat tergerai indah selayaknya gadis belia bahagia.Jemari lentik Alexa merangkul lengan Brian, ketika mendekati kedua orang tua angkatnya, membuat Arlan langsung melirik kearah Shinta seraya b
Sejuk angin berhembus perlahan, menyentuh kulit halus Alexa sambil menatap penuh cinta ke arah Brian. Tidak ada yang lebih indah, selain menjadi wanita dewasa di hadapan pria yang memperlakukannya dengan sangat baik. "Mr. Baby ..." terdengar suara serak Alexa menoleh ke arah Brian. "Hmm ..." Brian masih terus mengusap lembut punggung Alexa dengan sentuhan jemarinya yang sesekali mengecup lembut kepala gadis itu. Alexa tersenyum tipis, "Apakah yang kita lakukan ini salah, Mr. Baby? Kenapa aku merasa nyaman denganmu. Apakah, kamu akan mencampakkan aku jika mengalami sakit seperti Mama Cua?" Seketika Brian terdiam, rahangnya mengeras dan menghela nafas berat. Semua ini sangat berat baginya untuk menjelaskan bahwa ia juga terperangkap atas ketidakjujuran Cua--sang istri. "Aku tidak pernah ingin meninggalkan kamu, Baby. Bagiku, kamu wanita cerdas dan sangat patuh serta pantas untuk di pertahankan. Aku tidak akan menjanjikan apapun padamu, tapi aku akan memberikan yang terbaik untukmu
Wajah tampan bak artis Korea itu seketika berubah menjadi seorang pria yang memiliki rasa bersalah pada Arlan juga Shinta sang mantan istri. "Bukankah sejak dulu Shinta sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam hidupku, tapi kenapa aku justru menyakitinya dan akhirnya meninggalkan Cua begitu saja. Aku harus bertemu dengan Cua, aku tidak ingin melanjutkan perdebatan ini, karena hal ini tidak akan pernah usai ..." tuturnya dalam hati ketika mengemudikan kendaraan menuju kediaman Brian. Leon yang selama ini hanya mendengar cerita dari Duke melalui sambungan telepon tentang Cua, tapi tidak pernah bisa bertemu dengan sang mantan kekasih, justru merasa terjebak karena ulah pria itu yang memiliki dendam karena putri kesayangan mereka dihina oleh sikap Arlan beberapa waktu lalu. "Jika benar Cua melahirkan Alexa, berarti selama ini papi sudah mengetahui semua tentang aku, kenapa pak tua itu tampak segar dan jauh dari stroke sesuai apa yang dikatakan oleh Dokter Salim padaku ..." Kembal
Suasana apartemen milik Brian pribadi sangatlah berbeda dengan mansion mewah miliknya bersama Cua. Gadis muda nan cantik rupawan itu benar-benar tak berkutik dibuat pria bule tersebut, karena tidak menyangka bahwa yang tengah menikmati keindahan surga dunia bersamanya itu merupakan anak tiri darinya. "Tidurlah baby. Aku tahu, kamu pasti lelah setelah seharian melayani aku," titahnya mengusap lembut kepala Alexa kemudian mengecup bibir itu untuk kesekian kalinya. Alexa menggeliat, ia semakin terlihat jatuh hati kepada Brian. Pria beristri yang sangat baik dan bertanggung jawab tersebut. ***Sementara itu di kediaman Arlan, Shinta justru tampak kalut karena tidak menemukan keberadaan putra-putri kesayangannya. Bagaimana tidak, cukup lama mereka saling bercerita dengan cara yang berbeda, kini justru keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Sandy ataupun Alexa. Shinta berteriak keras kepada para pengawalnya, "Cari Alexa dan Sandy saat ini juga! Bawa mereka pulang, karena ada hal yan
Suasana siang itu semakin terik. Entah mengapa mansion mewah milik Keluarga Arlan, tampak seperti neraka yang akan hancur dalam hitungan detik. Shinta melemparkan beberapa perkakas yang ada diatas meja riasnya, karena tidak menyangka bahwa Arlan memiliki anak dari perempuan lain, bahkan wanita itu merupakan Raline, musuh bebuyutannya selama ini. Arlan justru semakin mendekat kepada Shinta, walau langkah kakinya sangat sulit untuk digerakkan. "Dengar sayang, aku tidak pernah melakukan hal itu dengan Raline. Aku benar-benar lupa, aku bersumpah tidak pernah bertemu dengan dia setelah kejadian di Santo Stefano, Shinta. Please ... aku mohon, jangan pernah percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan pria itu, sayang. Kamu harus percaya padaku, karena aku suamimu!" Dengan cepat, Shinta menepis semua ucapan Arlan. Ia tidak menyangka bahwa selama ini sang suami tercinta telah tega mengkhianatinya selama pernikahan mereka yang hampir menginjak sembilan belas tahun. "Katakan jujur sama aku,
Dapat dibayangkan bagaimana perasaan Sandy sebagai putra mahkota satu-satunya yang akan mewarisi semua harta kekayaan Arlan Alendra. Kini ia benar-benar tidak dapat berpikir jernih, karena telah menghabiskan malam bersama wanita yang merupakan adik tirinya. "Apakah benar Janet merupakan anak dari Papa Arlan? Kenapa dunia ini begitu sempit? Apa maksud Tuan Laren memperkenalkan Janet pada keluarga ku, bahkan mereferensikan gadis itu untuk menjadi secretaris pribadi ku ..." umpatnya, meremas kuat rambut ikal itu dengan perasaan bersalah. Seketika telinganya menjadi lebih awas, karena mendengarkan suara sang mama, yang terus memanggil kedua buah hatinya, "Sandy, Alexa!" Kedua putra-putrinya seketika muncul dihadapan Shinta yang langsung berhambur memeluk tubuh ramping sang mama dengan penuh kerinduan. Alexa menciumi pipi Shinta, sesekali melirik tajam kearah Sandy yang berdiri di sisi kanan sang mama. Terdengar suara rengekan Alexa yang sangat manja ditelinga Shinta, membuat wanita o
Tepat pukul 04.00 waktu Singapura, mereka tiba dibandara Changi tanpa mau bicara sepanjang penerbangan. Brian yang tak kuasa menahan rasa keingintahuannya, berkali-kali mencoba untuk mencari informasi dari kerabat dekatnya, Dokter Albert yang selalu ada dalam masa sulitnya ketika berusia muda dulu. [Bisa katakan padaku, apakah kamu mengetahui tentang Laren] Terdengar helaan nafas Albert dari balik gawainya, membuat Brian kembali menanyakan hal yang sama. [Albert, jawab aku! Apakah kau mengetahui tentang status Laren] [Ogh, boy! Sorry, mataku masih mengantuk, karena aku baru saja terlelap. Aku pikir yang menghubungi aku pasien, ternyata kamu. Bagaimana jika kita bertemu nanti siang di hotel ku. Aku istirahat dulu, oke] Tidak ada pilihan, Brian menuruti semua permintaan Albert, karena sejak dulu mereka selalu saling mengerti profesi masing-masing. Dengan tatapan lelah, Brian menoleh kearah Alexa yang meringkuk di dekapannya sejak memasuki mobil SUV yang sudah menunggu kemudian me
Cukup lama Brian menghabiskan waktu bersama sang kekasih didalam kamar hotel, sehingga melupakan waktu pertemuan mereka yang tinggal satu lagi untuk pengiriman barang, kemudian kembali ke Singapura sesuai jadwal yang sudah ditentukan keluarga. Tampak kegelisahan dihati Sandy, karena belum mendapatkan kabar dari sang adik tiri seraya bergumam dalam hati, "Kemana Alex? Apakah dia baik-baik saja ...?" Gegas Sandy meninggalkan restoran hotel tempat mereka menginap, hanya untuk memastikan keadaan Alexa, serta mencari tahu keberadaan Brian yang juga tidak menampakkan puncak hidungnya sejak malam. Tanpa Sandy sadari, ia meninggalkan gawai miliknya diatas meja restoran dengan merekam semua pembicaraan mereka, yang akan ia serahkan kepada sang papa. Akan demikian, ketika Sandy akan keluar dari pintu lift ketika tiba dilantai tempat mereka menginap, ternyata ia melihat pemandangan yang tidak biasa, Alexa tengah tertawa bahagia bersama Brian dengan wajah cerah selayaknya dirinya yang telah
Suasana kamar milik Alexa yang awalnya terasa sangat sejuk, kini berubah menjadi panas ketika kedua insan itu masih mendesah nikmat dalam suasana yang dimabuk hasrat juga gairah. Brian yang sudah lama tidak merasakan kehangatan dari seorang wanita, seakan banyak menuntut, karena tidak dapat menghentikan sentuhannya. "Stophh baby ...!" Alexa mengehentikan tangan liar Brian yang akan memasuki jemarinya ke lembah surga yang sudah tidak terhalang benang. Pandangan Brian yang berkabut gairah, hanya terus menciumi leher jenjang Alexa yang sangat memabukkan seraya berbisik, "Please babyhh ... kita merupakan kekasih. Aku sangat menginginkan mu, baby." Sejujurnya saat ini Alexa juga merasakan hal yang sama seperti Brian. Tapi kali ini pikirannya sedikit terganggu karena kondisi sang papa yang tengah sakit membuat dirinya berpikir dua kali untuk melakukan hal itu. "Maaf sayang, kembalilah kekamar mu. Aku tidak ingin melakukannya dengan cara seperti ini. Papa sedang sakit, dan jujur perasaan
Suasana Kota Roma yang sangat sejuk. Alexa hanya terus menyibukkan diri tanpa mau berbasa-basi dengan Sandy, karena perasaan kesal juga kecewa pada abang angkatnya tersebut. Bagaimana tidak, ia harus melihat pria muda itu tidur satu kamar dengan Janet, tanpa memikirkan bagaimana perasaannya sebagai seorang wanita muda yang juga memiliki perasaan.Dengan wajah menekuk murung, Alexa hanya menghabiskan malamnya dikamar hotel tanpa mau bertemu dengan siapapun termasuk Brian yang memilih pergi menghabiskan malam disalah satu club' kasino yang terletak di Kota Roma.Tak ingin menjawab pertanyaan Brian ketika kesibukan mereka disela-sela padatnya jadwal pertemuan dengan beberapa rekan bisnis yang berada di sana.Entah mengapa, perasaan Alexa seakan hancur setelah menyaksikan kemesraan Sandy bersama Janet yang sangat mengejutkan, ketika melihat pria muda itu berada diatas tubuh secretarisnya sendiri. "Kenapa aku harus percaya padanya? Kenapa dia tidak pernah jujur padaku, bahwa Sandy memang m