Ditempat yang berbeda, Sandy tengah berbincang ringan dengan rekan bisnisnya. Sebagai seorang crazy rich muda mengikuti jejak langkah sang papa. Seperti biasa, ia menunggu Alexa serta Brian di restoran hotel milik Albert dan Laren, yang menjadi kerabat dekat mereka sejak dulu. Tentu dengan semua rencana yang terlah tersusun rapi dalam benak Laren, pria gagah yang semakin mapan, sesuai rencana mereka dengan Duke kini harus berurusan dengan Sandy. "Masa ini akan menjadi sejarah untuk ku merebut Shinta kembali dari Papi Arlan ..." tuturnya dalam hati, ketika berbincang dengan pria muda yang sangat tampan duduk disampingnya. Sandy Alendra, pria muda berusia 20 tahun yang memiliki jarak usia hanya tiga tahun dari Alexa ketika kedua orang tua tercinta mengadopsi adik kecilnya tersebut.Albert yang mengikuti meeting santai rekannya, menepuk pundak Sandy karena duduk bersebelahan, bertanya karena perasaan penasaran, "Jadi San, Alexa itu bukan adik kandung mu?"Sandy mengembangkan senyumannya
Di ruangan yang sejuk, Alexa masih di sibukkan dengan beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan begitu tiba di kantor mereka, karena akan terbang menuju Roma besok siang.Sementara Brian tengah sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk sehingga ia memijat perlahan pelipisnya kemudian melirik kearah Alexa yang duduk tidak jauh dari mejanya.Sejak kejadian tadi pagi, ada perasaan penasaran menyelimuti benak Brian. Ada penyesalan telah berbuat tidak baik pada gadis belia itu, ada juga rasa senang karena diperlakukan agresif oleh gadis muda tersebut.Kembali ia terkenang ketika pertama kali menikah dengan Cua. Gadis muda yang masih berusia 21 tahun, tapi tidak pernah menceritakan semua tentang masa lalunya kepada Brian.Sebagai seorang pria bule yang sudah dewasa kala itu, Brian memilih tidak mempermasalahkan tentang keperawanan seorang wanita. Baginya, Cua sangat baik juga setia dan mau menjadi pendamping hidup selama pernikahan mereka.Siapa sangka, Tuhan memb
Apa jadinya, jika dua insan dewasa yang kini saling bertatapan mata dengan penuh perasaan penuh harap ...Ya, kini kedua-nya saling berpagut dalam gairah cinta yang menggebu. Selayaknya dua insan yang membutuhkan belaian lembut serta kasih sayang dari pasangan.Tangan Brian masih menahan tengkuk gadis muda itu, hanya untuk mengabsen satu persatu rongga mulut Alexa yang terasa sangat manis juga menggairahkan. Lidah kedua-nya saling bertautan, bahkan tidak ingin melepaskan, membuat tubuh indah itu seakan melemah tak berdaya."Hmmhh," kembali terdengar suara errangan kecil lolos dari bibir ranum Alexa, ketika berusaha untuk melepaskan ciuman yang semakin lama membuat kakinya lemah tak bertulang.Menyadari akan gairahnya semakin membuncah di kepala, Brian melepaskan ciuman itu hanya untuk memastikan bahwa Alexa masih bisa bernafas. Dengan dada yang turun naik, ia menatap lekat wajah cantik yang merona itu dengan tatapan berkabut penuh gairah."Apakah kita akan melanj
Makan malam keluarga yang biasa dilakukan Arlan setiap dua minggu sekali, membuat Sandy merasa cemas karena belum melihat kehadiran adik kesayangannya, Alexa. "Agh, kemana Alexa? Kenapa sudah pukul 20.30 Alex belum datang juga ...?" umpatnya, semakin menjadi-jadi ketika melihat jam yang melilit dipergelangan tangannya.Lagi-lagi kedua bola mata Sandy seketika membulat besar, ketika melihat Alexa datang bersama Brian dengan wajah yang berbinar-binar.Bagaimana tidak, Brian sempat membawa gadis belia itu ke apartemen miliknya untuk membersihkan diri. Sambil memberikan mini dress yang ia pesan disalah satu butik langganan Cua lima tahun lalu.Gaun malam berwarna cream yang dikenakan oleh Alexa, sangat kontras dikulit putihnya yang tampak sangat menawan juga elegan dengan rambut coklat tergerai indah selayaknya gadis belia bahagia.Jemari lentik Alexa merangkul lengan Brian, ketika mendekati kedua orang tua angkatnya, membuat Arlan langsung melirik kearah Shinta seraya b
Di kediaman Arlan, Alexa justru tengah menghabiskan waktu berolah raga bersama Sandy. Ia berlari-lari kecil mengitari halaman rumah nan luas, sambil tersenyum bahagia bertanya pada pria yang berada disampingnya, "Bagaimana San? Apakah secretaris mu ikut dengan kita ke Roma?"Mendengar pertanyaan Alexa, Sandy hanya berlari-lari ditempat sambil menjawab, "Sepertinya dia tidak perlu ikut. Nanti kamu cemburu!" titahnya menggoda sang adik.Kening Alexa mengerenyit masam, raut wajahnya seketika berubah, "Kenapa aku harus cemburu? Bukankah gadis yang selalu merasa dirinya lebih cantik dan seksi dari aku itu, selalu saja menggoda mu? Bahkan Janet pernah mengancam ku! Makanya aku tidak mau mengadakan meeting dikantor mu. Takut, secretaris mu galak!"Seketika Sandy teringat berubahnya Alexa beberapa waktu lalu. Ia terkenang dengan kemesraan bersama adik angkatnya tersebut di ketahui oleh Janet ketika baru selesai mengadakan meeting.Tatapan keduanya sama-sama tidak pernah di t
Saat keduanya masih sama-sama terbalut dalam hasrat yang semakin lama semakin membuat penasaran. Sayup-sayup terdengar suara bariton pria yang memanggil nama Alexa dari arah luar kamar kaca tersebut."Alexa, Alexa! Kemana orang-orang dirumah ini ...?" umpat Brian dalam hati, karena tidak menemukan keberadaan Alexa ataupun Sandy.Hanya ada beberapa pelayan yang masih mengekori langkah pria bule itu mencari keberadaan Alexa.Brian yang sudah terbiasa dikediaman Arlan, tidak kunjung bertemu dengan gadis belia itu kembali bertanya pada pelayan yang sejak tadi berdiri dibelakangnya, "Kemana Tuan Arlan dan Sandy, mbok? Kenapa anak-anak tidak ada? Apakah mereka sarapan di restoran milik Tuan Arlan?"Pelayan menunduk hormat, "Sepertinya Non Alex lagi dikamar nya, Tuan Baby. Coba saja naik kekamar nona. Mungkin beliau lagi bersiap-siap, karena hari ini jadwal Den Sandy dan Non Alex berangkat ke Roma. Kan barengan sama Tuan Baby!" Seringainya menggoda Brian.Mendengar penjelasan pelayan kediama
Tidak ada yang mengetahui bagaimana perasaan Alexa saat ini. Gadis muda itu hanya meringkuk di pundak kokoh Brian, selama di pesawat pribadi milik Stefan.Sementara Sandy yang melihat kemesraan adik angkat kesayangannya meringkuk dipundak Brian tanpa mau menoleh kearahnya hanya mendengus kesal, karena ulah Janet yang selalu mengalungkan tangannya selayaknya pasangan kekasih selama berada di bandara internasional Changi Singapura.Entahlah, Brian dapat merasakan kesedihan Alexa kali ini, walaupun gadis itu selalu menggelengkan kepala ketika pria dewasa itu menanyakan perasaan kekasih belianya."Apa kamu cemburu melihat kedekatan Sandy dengan Janet, baby?"Terasa kepala itu menggeleng, akan tetapi Alexa menyembunyikan wajahnya dipunggung Brian karena tidak ingin kekasihnya itu melihat dirinya tengah dirundung kesedihan.Dapat dibayangkan, bagaimana perasaan Alexa saat ini. Sandy yang mengatakan bahwa dirinyalah cinta sejati untuk seorang gadis belia yang tumbuh ceria akan tetapi memilik
Suasana Kota Roma yang sangat sejuk. Alexa hanya terus menyibukkan diri tanpa mau berbasa-basi dengan Sandy, karena perasaan kesal juga kecewa pada abang angkatnya tersebut. Bagaimana tidak, ia harus melihat pria muda itu tidur satu kamar dengan Janet, tanpa memikirkan bagaimana perasaannya sebagai seorang wanita muda yang juga memiliki perasaan.Dengan wajah menekuk murung, Alexa hanya menghabiskan malamnya dikamar hotel tanpa mau bertemu dengan siapapun termasuk Brian yang memilih pergi menghabiskan malam disalah satu club' kasino yang terletak di Kota Roma.Tak ingin menjawab pertanyaan Brian ketika kesibukan mereka disela-sela padatnya jadwal pertemuan dengan beberapa rekan bisnis yang berada di sana.Entah mengapa, perasaan Alexa seakan hancur setelah menyaksikan kemesraan Sandy bersama Janet yang sangat mengejutkan, ketika melihat pria muda itu berada diatas tubuh secretarisnya sendiri. "Kenapa aku harus percaya padanya? Kenapa dia tidak pernah jujur padaku, bahwa Sandy memang m