"Begitulah, Dok," kata Raka ke Dokter sedikit ragu. Raka mengaku sebagai suami Nara. "Baik, Pak. Bu Nara menderita tekanan darah rendah, di tambah kondisinya melemah setelah hamil. Jadi Bu Nara perlu banyak mengkonsumsi cairan agar tidak lemas. Kesehatannya dan sekarang lemah ini hanya karena kehamilan dia saja." "Nara hamil, Dok?" tanya Raka gusar. "Ya, yang penting setelah nanti Bu Nara bangun. Nasi dan buah segar kalau bisa di konsumsi sedikit demi sedikit supaya gak terlalu lemah. Obat mual juga nanti ada diresepkan sekalian vitamin." "Baik, Dok," kata Raka. Setelah Dokter keluar dari ruang perawatan Nara di Puskesmas itu. Bu Diah mendekati putranya lalu menepuk bahu Raka. "Nara hamil, Bu," kata Raka lemas. "Ya wajar lah, dia kan wanita yang sudah bersuami. Jadi kalau dia hamil itu bukan hal yang aneh. Siska aja istri kamu yang sampai sekarang nggak mau hamil!" kata Bu Dyah.Raka memandangi Nara. Sementara Putra mereka Ervan sedang jalan-jalan bersama Mira di seputaran Pusk
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 26. "Mari bicara di depan, Pak?" kata Adnan tegas ke Raka. Sorot matanya memancarkan ketidaksukaan yang mendalam yang Raka tahu sendiri kalau Adnan menatapnya secara tajam. Raka menganggukkan kepalanya menyetujui untuk berbicara kepada Adnan. Mereka berdua kemudian keluar dari ruang perawatan Nara. Adnan membiarkan istrinya istirahat untuk sementara waktu. Nara menatap sang suami keluar bersama Raka. Hati Nara was-was ingat kembali bagaimana Adnan memukul Raka saat marah tempo hari. Nara takut itu terjadi lagi, apalagi ini di rumah sakit. Namun kondisi tubuhnya yang lemah dan dia tidak bisa untuk ikut mereka. Berharap nggak terjadi apa-apa. Adnan masih punya pikiran positif, tidak berpikir kasar ke Raka. Nara tahu betul kalau suaminya melakukan itu mungkin cemburu. Takut kehilangan dirinya seperti yang beberapa waktu lalu disampaikan Adnan kepadanya dan Nara sangat menghargai itu. "Apa yang mau kamu bicarakan, Adnan?" kata Raka dengan pandangan lurus. L
Dia mencibir mereka berdua. Perempuan dan lelaki yang cocok. Sama-sama gak tau malu. Adnan beranjak dari sana. Dia masuk lagi ke ruang perawatan Nara. Ada Bu Dyah di dalam. Tapi, Bu Dyah mengerti kalau suami istri ini mau berbicara tanpa di ganggu. Akhirnya dia keluar dari ruangan Nara di rawat. "Mas, Maafin aku ya. Mungkin kamu salah paham tapi aku nggak punya hubungan apa-apa sama Mas Raka. Maafin aku ya, Mas. Aku sayang sama kamu."Adnan membelai kepala istrinya penuh kasih sayang. Dia kemudian mengambil tangan Nara sebelah kanan yang tidak diinfus lalu menciumnya. "Kamu lagi hamil sayang kamu nggak perlu banyak pikiran. Aku percaya sama kamu. Aku tahu ini ujian terberat dalam hubungan kita karena mantan-mantan kita pasti akan selalu aja mengganggunya. Kamu Jangan pikirkan apa-apa. Yang penting kamu sehat dan sembuh. Aku malam ini nemenin kamu karena hanya aku yang kamu butuhkan." Adnan membelai lagi kepala Nara. Wanita itu mencondongkan kepalanya ke tangan Adnan. Ingin merasaka
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 27. **"Sayang kamu mikirin apa?" tanya Adnan ke Nara yang dari tadi melamun. Selang infus masih berada di tangan Nara dan kondisinya lemah. Adnan mengambil makanan di nakas untuk menyuapi sang istri. Adnan duduk di kursi plastik yang disediakan Puskesmas, nasi lembik itu masih di pangkuannya. Nasi itu kembali di letakkan Adnan ke nakas. Dia membantu Nara untuk bangun. Wanita itu perlahan duduk di bangsal dengan kondisi yang masih lemah. "Sayang, kita makan dulu ya." "Mas, aku kepikiran Ervan. Aku takut dia kenapa-napa." "Apa kita hubungi saja Bu Dyah, mantan mertua kamu atau Raka." Nara menganggukkan kepalanya. Adnan tersenyum memenuhi permintaan istrinya. Mereka baru saja pergi dari ruangan ini, mungkin sedang di perjalanan. Tak apalah, ini pertama kali Nara gak bersama anaknya. Adnan tahu betul perasaan Nara yang gak bisa jauh dari sang buah hati. Inilah dulu kenapa Adnan suka dengan Nara. Di samping masakannya enak. Dia wanita lembut yang baik hat
Malam harinya Ervan bersama Mira sedang berada di kamar di sana Mira menunjukkan sesuatu ke Ervan lewat gawainya. Dia memberikan gawai ke Ervan agar bocah itu senang melihat-lihat gambar, dan Karton di gawai Mira. Bu Dyah merebahkan diri di kasur. Tersenyum melihat cucunya yang sehat dan sudah besar. "Ervan senang di sini?" tanya Mira. "Senang, Tante." "Besok atau lusa kita ke rumah Nenek ya. Mau ikut?" tanya Bu Dyah. "Mau, Nek." "Nenek sayang sama Ervan. Ervan rajin belajar biar jadi anak pintar ya," katanya lagi. "Iya, Nek. Ervan sayang juga sama Nenek dan Tante. Sayang sama Bunda juga," katanya. "Alhamdulillah, Ervan juga harus sayang sama Ayah ya. Bagaimanapun itu tetap Ayah Ervan." "Iya, Nek. Bunda juga bilang gitu. Ervan harus sayang sama Ayah. Kata Bunda mereka gak bisa lagi bersama. Rumah Ayah dan Bunda sudah beda. Ada hal yang gak Ayah sukai di rumah Bunda begitupun Rumah Ayah." Bu Dyah sedih saat cucunya harus berkata itu. Dia masih kecil seharusnya kedua orang tua
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 28. **Malam harinya Raka dan Siska tidur dalam satu ranjang. Raka sudah terlelap bahkan dia mengorok. Siska sama sekali gak bisa tidur. Banyak hal yang dipikirkannya. Kenapa ya hidupnya gini amat. Dulu waktu menikah sama Adnan. Dia susah, sekarang menikah dengan Raka bahkan lebih susah. Dia merasa gak bahagia. Kenapa Tuhan itu gak adil sama dia. Apa salahnya? Yang Siska mau cuma hidup enak. Salahkah dia? Enggak, 'kan?" Siska membayangkan dulu kalau menjalin hubungan dengan Raka dan meninggalkan Adnan hidupnya pasti lebih indah. Sekarang? Nyatanya malah makin blangsak. Naseb! Siska yang gak bisa tidur kembali teringat Adnan. Lelaki itu selalu sabar padanya. Tapi, Siska yang malah minta cerai karena selingkuh dengan Raka. Bahkan sekarang Adnan berteman pun gak mau dengan dia. Lebih bagus Raka. Dia bisa memanfaatkan momen. Dia kini bersama Nara bahkan bisa berkomunikasi dan duduk dalam satu meja. Memanfaatkan Ervan untuk terus mendekat. Raka membalik bada
Siska merasa senang juga, dia sudah melampiaskan kekesalannya kepada Ervan. Dia mencubit Ervan dengan sangat keras. Siska tidak pernah menyesal melakukannya. Anak itu adalah anak dari Raka dan juga Nara. Nara, wanita yang dibencinya. Biar di rasakan anaknya. Kalau bisa Siska mengambil sapu dan di gebuki anak itu sampai puas. Tapi kapan ya. Nanti pasti ada waktunya. Pagi harinya seperti biasa. Siska sudah rapi dia ingin segera pergi, tidak mau ditanya-tanya. Siska tidak melihat Ervan mungkin sedang tidur. Hari ini hari libur. Dia benci ke anak laki-laki itu. Pasti dia akan mengadu ke satu keluarga di sini. Siska harus memperingatkannya lagi agar Ervan tutup mulut tidak mengadu kalau Siska tadi malam mencubitnya dengan keras. "Siska. Kamu mau ke mana pagi-pagi seperti ini?""Aku ada urusan Bu!" jawab Siska datar. Ibu dan Mira sedang di meja makan duduk untuk sarapan."Urusan apa? Ini masih pagi! Apa salahnya kalau kamu membantu suami membersihkan rumah. Lihatlah pakaian kalian itu ban
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 29. **"Bagaimana kondisi istri saya, Dok?" tanya Adnan saat Dokter umum yang berkunjung memeriksa kondisi kesehatan Nara. "Alhamdulillah, sudah lebih sehat. Tekanan darah sudah normal dan bayinya juga sehat. Untuk itu Bu Nara jangan banyak pikiran, tetap semangat dan minum vitamin serta susunya. Ibunya sehat insya Allah bayinya juga sehat," kata Dokter menjelaskan. "Alhamdulillah kalau gitu, Dok? Jadi apakah hari ini sudah bisa pulang?" tanya Adnan lagi. "Sudah, Pak. Setelah pengurus berkas dan administrasi semuanya sudah selesai dan bisa pulang. Beristirahat di rumah." "Terima kasih, Dok," sahut Adnan.Nara juga mengucapkan terima kasih ke Dokter wanita itu. Dokter itu mengulas senyum sebelum akhirnya berlalu. "Sayang, kamu dengarkan kata Dokter. Nggak boleh banyak pikiran dan kamu harus fokus dengan kehamilan dan terus senang aja. Jangan lupa makan yang bergizi dan vitaminnya terus diminum," kata Adnan membelai rambut Nara setelah Dokter itu berlalu.
"Raka ..."Adnan terkejut melihat Raka sudah berada di depan pintunya. Lelaki itu sepertinya hendak pergi jauh. Sudah membawa tas besar. Dahi Adnan berkerut. Raka sudah mengambil keputusan besar. Kayaknya dia sedang bertengkar dengan Siska dan mengambil keputusan untuk pergi dari mantan istrinya."Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba. Kedatanganku kemari untuk bertemu dengan Nara dan juga anakku. Ada hal penting yang ini ku sampaikan kepada mereka. Bagaimanapun Nara adalah mantan istriku dan Ervan anak kandungku. Semoga kamu tidak keberatan aku bertemu dengan dia, ini adalah keputusan yang tersulit yang harus ku jalani!"Adnan membuka pintu rumahnya secara lebar. Dia mengizinkan Raka masuk. Tak lama berselang Adnan memanggil Ervan dan juga Nara untuk keluar melihat. Sementara bagi mereka sedang tertidur pulas Di box bayi. Bik Narti menjaga anak mereka sebentar."Maaf kalau aku mengganggu kalian. Kedatanganku kemari untuk mengatakan ke Nara dan juga Ervan, bagaimanapun Nara adalah manta
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 60.**Siska terkejut. Raka begitu saja melemparkan kertas hasil tes DNA ke Siska. Mata Siska membola melihat apa yang dilakukan Raka dengan Adnan. Dia sama sekali nggak menyangka kalau mereka diam-diam melakukan ini untuk menjatuhkannya."Apa yang kamu lakukan kepadaku, Mas? Ini sama sekali nggak benar!"Siska masih mencoba membela diri. Hal itu membuat Raka tersenyum getir, sudah salah tetapi tetap saja mempertahankan kesalahannya. Apa salahnya kalau dia mengakui kalau perbuatannya itu salah."Bukti valid sudah kamu lihat tetapi tetap saja kamu merasa berada di pihak yang benar. Kamu sebagai istri nggak pernah bersyukur dengan apa yang kudapatkan. Apa yang telah kuberikan kepadamu dan kamu selalu merasa kurang. Jadi ini balasan kamu terhadapku? Kamu main serong dengan laki-laki lain! Selamat, Siska kamu sudah berhasil memperdayaku. Tapi selamanya, aku nggak mau menjadi lelaki bodoh yang mudah sekali kamu tipu! Aku minta bawa anak kamu keluar dari rumahku ka
"Mau ke mana kamu, Siska? Kamu sudah rapi, sudah pakai make up. Apakah kamu mau mencari lelaki yang bisa membayarmu untuk kau tiduri dan kamu mendapatkan uang?!" kata Raka sengit. Wajah Raka memerah, marah Ini sudah ditahan Raka dan kali ini Raka akan mengeluarkannya tidak akan dipendamnya lagi."Apa-apaan kamu, Mas. Kamu baru pulang dan udah ngomong yang tidak-tidak. Ucapanmu ini sangat berbahaya.""Seharusnya kamu yang berbahaya. Kamu adalah wanita ular yang sudah aku pelihara di rumahku. Namun kamu mematuk ku begitu saja. Ternyata kamu adalah pelacur yang sesungguhnya. Aku tidak tahu kalau istriku seorang pelacur!" kata Raka tajam."Brengsek kamu, Mas! Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama aku. Jaga ucapan kamu dan tutup mulut kamu ya!" kata Siska gak terima."Raka apa-apaan Ini? Kenapa kamu datang-datang marah-marah sama Siska dan tuduh dia pelacur?! Siska itu istri kamu dan ini anak kamu! Selama ini ibu selalu menasehati Siska tapi Ibu nggak suka dengan ucapan kamu yang menjelekkan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 59**Raka menunggu kurang lebih sebulan untuk mengetahui hasil dari tes DNA itu. Dalam kurun waktu tersebut, Raka harap-harap cemas. Kondisi Siska sudah kondusif. Dia sudah cukup sehat, wanita itu sekarang sudah bisa leluasa bergerak.Siska tidak bisa pergi ke mana-mana karena ibunya di rumah memantau begitu pula dengan Raka. Tapi yang namanya siska tetap saja tidak bisa diberitahu. Ketika Raka menyuruhnya untuk stay di rumah menjaga anak mereka. Beberapa kali Siska keluyuran dan tidak mendengarkan perkataan ibunya.Hari ini Raka berada di rumah sakit. Setelah dia mendapatkan hasil tes DNA. Adnan juga ada di sampingnya. Adnan menepuk bahu Raka, ada rasa perih tak terkira yang dirasakan Raka."Sabar, Raka. Aku sudah tahu begini jadinya. Ternyata Siska tidak mengandung anak kamu. Aku turut prihatin," kata Adnan lega.Ternyata keputusannya tepat untuk melakukan tes DNA. Walaupun hasilnya pasti negatif. Namun Adnan akan menunjukkan ke Raka dan juga istrinya kala
Kejadian sangat luar biasa adalah ketika Adnan telah memiliki anak. Dulu dengan pernikahan Sebelumnya dia tidak mendapatkannya. Siska tidak mau memiliki anak secara cepat karena berkilah mereka belum mapan dan belum memiliki penghasilan tetap. Sekarang, Alhamdulillah, kebahagiaan yang sangat besar sudah dirasakan Adnan menjadi seorang ayah dari wanita yang sangat dicintainya."Bukankah kamu juga akan segera mendapatkan anak dari Siska. Kamu benar-benar keren, Raka. Karena Siska sudah mau melahirkan anak untukmu," ucap Adnan. Raka hanya diam saja di telepon. Jadi Adnan yang menyambung pembicaraan."Aku tidak bahagia sepertimu. Ingat kita punya janji yang harus ditunaikan!" kata Raka mematikan panggilan telepon...Kondisi kesehatan Nara semakin membaik. Dia sudah pulang dari Rumah Sakit dan membawa putri kecil mereka. Rumah Adnan dan Nara di penuhi dengan suara tangisan bayi."Terima kasih, Sayang, kamu sudah mau menjadi Ibu untuk anakku. Aku sangat menyayangimu. Wajahnya sangat mirip
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 58.**Siska diam dengan ucapan Raka. Sepertinya Siska harus mengalah kali ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena Irman juga sudah masuk penjara. Siska tidak mendapatkan uang. Semuanya hancur.Untuk sementara lebih bagus calm down dulu. Siska tidak bisa menggugurkan kandungan kalau dia juga tidak mendapat dukungan dari banyak orang. Hubungannya dengan Moly semakin merenggang akibat uang yang dijanjikan Siska belum bisa Siska bayarkan sepenuhnya.Hubungan Siska juga tidak baik dengan Raka, tapi, Raka masih mau menerima dia, Raka mesin menganggap anak yang dilahirkannya itu adalah anaknya. Beberapa bulan berlalu. Raka tidak menganggapnya ada. Siska juga semakin pusing dan stres akibat kehamilan yang semakin membesar dan kurangnya perhatian dari Raka, untuk mengganggu Nara dan untuk memfitnah Nara dia tidak bisa melakukannya karena Raka akan mengusirnya dari rumah kalau Siska melakukannya.Siska selalu menatap kesal dan iri dengan perlakuan Adnan
"Mas, Kenapa kamu bisa masuk penjara? Kenapa kamu bisa sebodoh ini? Terus bagaimana dengan anak yang ada dalam kandunganku dan uang yang kamu janjikan?!" kata Siska ketika berkunjung ke Penjara."Kamu datang kemari masih saja membahas itu. Kamu nggak lihat aku sekarang ada di sini. Ini semua juga gara-gara kamu aku ketahuan menggelapkan dana sehingga aku bisa masuk ke penjara gara-gara dilaporkan istriku!""Kamu masih bisa menyalahkan ku, istrimu mengatakan kamu mengencani banyak wanita dan banyak juga yang datang mengaku kalau mereka itu hamil anak kamu. Di mana sih pikiran kamu? Kenapa kamu tega banget sama aku? Kamu dulu janji sama aku mau menikahiku tapi kenyataannya seperti ini. Kalau kamu nggak selingkuh dari aku dan andai kamu fokus dengan tujuan kita, tidak tergoda dengan wanita lain. Mungkin kita udah menikah dan bahagia.""Pergi, Siska! Aku gak bisa memberikan uang ke kamu dan aku berharap uang dulu saja yang kamu gunakan untuk menggugurkan kandungan kamu!" Irman muak dengan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 57.**Mata Siska melebar mendengar ucapan wanita paruh baya di depannya."Maksud Mbak apa? Saya kemari mencari Irman? Sebenarnya ada hal penting yang ingin saya katakan kepada, Mbak.""Kayaknya kamu udah tahu siapa saya. Buktinya kamu repot-repot datang kemari karena kamu udah kehilangan jejak dia, 'kan?" Sang istri berkata santai."Ya, dia mengatakan akan memberikan uang ke saya tapi sampai sekarang dia tidak juga memberikannya. Saya mau tahu di mana keberadaan dia sekarang?""Udah kukatakan kalau dia gak ada lagi. Dia ku penjarakan karena kasus penggelapan uang," katanya lagi santai."Penggelapan uang bagaimana maksud kamu, Mbak? Dia janji sama saya memberikan uang ke saya. Saya datang kemari menagih janji itu.""Dasar jalang gak tau malu! Kamu harus sadar diri. Saya ini istri sah bisa aja mengadukan kamu ke Polisi karena kasus perzinahan. Ingat itu!"Siska terdiam mendengar ucapan istri sah Irman. Aja datang kemari tapi tidak dengan perhitungan tepat. Nya
Mereka pulang dengan perasaan was-was terutama Nara. Dia takut rumah tangganya hancur lagi. Bagaimana kalau Adnan melihat photo yang dikirim kan Siska dan gak percaya kalau anak yang ada dalam kandungannya adalah anak Adnan? Bagaimana kalau Adnan percaya Nara selingkuh dengan Raka? Sebuah fitnah yang di lontarkan Siska.Sampailah mereka di rumah. Nara memeluk anaknya sebelum masuk kamar. Dia menjelaskan kalau hubungan dirinya dan Siska baik-baik saja. Ervan gak perlu khawatir.Sekarang Nara dan Adnan berada di kamar mereka. Nara bingung apa yang harus di sampaikan ke suaminya."Kenapa, Sayang. Kayaknya kamu bingung gitu setelah bertemu Siska. Apa yang di katakannya?" tanya Adnan mendekati Nara."Mas, kamu tahu perihal photo itu? Photo aku sama Mas Raka?""Siska bicara apa tentang photo itu?" Adnan balik bertanya."Kamu udah tahu, 'kan, Mas?" tanya Nara mengguncang tangan Adnan."Ya, sudah.""Terus. Kenapa kamu nggak bilang sama aku dan kenapa kamu nggak mempertanyakannya? Apakah kamu