Malam harinya Ervan bersama Mira sedang berada di kamar di sana Mira menunjukkan sesuatu ke Ervan lewat gawainya. Dia memberikan gawai ke Ervan agar bocah itu senang melihat-lihat gambar, dan Karton di gawai Mira. Bu Dyah merebahkan diri di kasur. Tersenyum melihat cucunya yang sehat dan sudah besar. "Ervan senang di sini?" tanya Mira. "Senang, Tante." "Besok atau lusa kita ke rumah Nenek ya. Mau ikut?" tanya Bu Dyah. "Mau, Nek." "Nenek sayang sama Ervan. Ervan rajin belajar biar jadi anak pintar ya," katanya lagi. "Iya, Nek. Ervan sayang juga sama Nenek dan Tante. Sayang sama Bunda juga," katanya. "Alhamdulillah, Ervan juga harus sayang sama Ayah ya. Bagaimanapun itu tetap Ayah Ervan." "Iya, Nek. Bunda juga bilang gitu. Ervan harus sayang sama Ayah. Kata Bunda mereka gak bisa lagi bersama. Rumah Ayah dan Bunda sudah beda. Ada hal yang gak Ayah sukai di rumah Bunda begitupun Rumah Ayah." Bu Dyah sedih saat cucunya harus berkata itu. Dia masih kecil seharusnya kedua orang tua
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 28. **Malam harinya Raka dan Siska tidur dalam satu ranjang. Raka sudah terlelap bahkan dia mengorok. Siska sama sekali gak bisa tidur. Banyak hal yang dipikirkannya. Kenapa ya hidupnya gini amat. Dulu waktu menikah sama Adnan. Dia susah, sekarang menikah dengan Raka bahkan lebih susah. Dia merasa gak bahagia. Kenapa Tuhan itu gak adil sama dia. Apa salahnya? Yang Siska mau cuma hidup enak. Salahkah dia? Enggak, 'kan?" Siska membayangkan dulu kalau menjalin hubungan dengan Raka dan meninggalkan Adnan hidupnya pasti lebih indah. Sekarang? Nyatanya malah makin blangsak. Naseb! Siska yang gak bisa tidur kembali teringat Adnan. Lelaki itu selalu sabar padanya. Tapi, Siska yang malah minta cerai karena selingkuh dengan Raka. Bahkan sekarang Adnan berteman pun gak mau dengan dia. Lebih bagus Raka. Dia bisa memanfaatkan momen. Dia kini bersama Nara bahkan bisa berkomunikasi dan duduk dalam satu meja. Memanfaatkan Ervan untuk terus mendekat. Raka membalik bada
Siska merasa senang juga, dia sudah melampiaskan kekesalannya kepada Ervan. Dia mencubit Ervan dengan sangat keras. Siska tidak pernah menyesal melakukannya. Anak itu adalah anak dari Raka dan juga Nara. Nara, wanita yang dibencinya. Biar di rasakan anaknya. Kalau bisa Siska mengambil sapu dan di gebuki anak itu sampai puas. Tapi kapan ya. Nanti pasti ada waktunya. Pagi harinya seperti biasa. Siska sudah rapi dia ingin segera pergi, tidak mau ditanya-tanya. Siska tidak melihat Ervan mungkin sedang tidur. Hari ini hari libur. Dia benci ke anak laki-laki itu. Pasti dia akan mengadu ke satu keluarga di sini. Siska harus memperingatkannya lagi agar Ervan tutup mulut tidak mengadu kalau Siska tadi malam mencubitnya dengan keras. "Siska. Kamu mau ke mana pagi-pagi seperti ini?""Aku ada urusan Bu!" jawab Siska datar. Ibu dan Mira sedang di meja makan duduk untuk sarapan."Urusan apa? Ini masih pagi! Apa salahnya kalau kamu membantu suami membersihkan rumah. Lihatlah pakaian kalian itu ban
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 29. **"Bagaimana kondisi istri saya, Dok?" tanya Adnan saat Dokter umum yang berkunjung memeriksa kondisi kesehatan Nara. "Alhamdulillah, sudah lebih sehat. Tekanan darah sudah normal dan bayinya juga sehat. Untuk itu Bu Nara jangan banyak pikiran, tetap semangat dan minum vitamin serta susunya. Ibunya sehat insya Allah bayinya juga sehat," kata Dokter menjelaskan. "Alhamdulillah kalau gitu, Dok? Jadi apakah hari ini sudah bisa pulang?" tanya Adnan lagi. "Sudah, Pak. Setelah pengurus berkas dan administrasi semuanya sudah selesai dan bisa pulang. Beristirahat di rumah." "Terima kasih, Dok," sahut Adnan.Nara juga mengucapkan terima kasih ke Dokter wanita itu. Dokter itu mengulas senyum sebelum akhirnya berlalu. "Sayang, kamu dengarkan kata Dokter. Nggak boleh banyak pikiran dan kamu harus fokus dengan kehamilan dan terus senang aja. Jangan lupa makan yang bergizi dan vitaminnya terus diminum," kata Adnan membelai rambut Nara setelah Dokter itu berlalu.
Setelah tiga orang menenangkan. Akhirnya Ervan menganggukkan kepalanya dan setuju. Dia udah nggak mau lagi tinggal bersama Ayah serta Nenek dan Mira. Dia takut dengan Siska. Ancaman Siska dan cubitan-cubitan Siska yang begitu memilukan membuat Ervan trauma dengan wanita itu, Ibu tirinya. **Untuk memenuhi keinginan istrinya Adnan akhirnya menghubungi Raka. Mereka masih berada di ruang perawatan dan sedang bersiap-siap untuk pulang. Raka mengangkat panggilan itu. Adnan berbicara sebentar dengan Raka lewat panggilan telepon. "Assalamualaikum, Raka. Di mana Ervan. Nara mau berbicara dengan Ervan. Nara udah rindu dengan Ervan." "Waalaikumsalam, Ervan sedang di rumah bersama ibu dan Mira. Dia katanya juga rindu Nara dan mau diantar. Sebentar lagi Ervan ke rumah. Bagaimana kabar Nara? Kapan kalian pulang? Sebentar lagi Ervan bakal di rumah.""Oh, kalau begitu Nara bakal senang. Kami juga mau pulang hari ini setelah di rumah dia bakal ketemu Ervan." "Alhamdulillah kalau Nara pulang hari
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 30. **Ervan meringis saat Nara memegang perutnya. Nara merasa ada sesuatu hal yang terjadi dengan putranya. Kenapa tiba-tiba putranya jadi pendiam tidak bersemangat dan ketakutan?Nara hendak melihat apa yang ada di balik kaos putranya. Sehingga bocah itu menutup-nutupi dari dirinya. Pasti memang terjadi sesuatu hal yang disembunyikan Ervan. "Sayang, biarkan Bunda lihat. Kamu sebenarnya kenapa?" "Jangan, Bunda …" "Apa yang terjadi sama kamu?" tanya Nara tegas. Saat Nara bertanya seperti itu, Ervan diam. Dia ketakutan dan lebih menunduk dalam. Nara semakin penasaran terhadap yang terjadi kepada anaknya. Pasti benar-benar terjadi sesuatu sehingga Ervan menjadi seperti ini. Nara terus memaksa agar dia melihat bagian perut Ervan dan akhirnya Nara bisa membuka baju putranya. Alangkah terkejutnya Nara melihat kulit perut putranya berwarna biru. Ada tiga bagian, seperti di cubit seseorang. "Sayang. Apa yang terjadi sama kamu? Kenapa perut kamu berwarna keme
Adnan dan Nara merawat Ervan. Setelah memberikannya obat. Nara membiarkan Ervan istirahat lagi dan mencium pipinya berharap besok anaknya itu kembali sehat dan pulih seperti sedia kala. Keesokan harinya kondisi Ervan masih lemas dan demamnya sudah jauh berkurang. Tetapi tetap saja Ervan masih ketakutan dan lesu. Hari ini dia tidak sekolah permisi dulu akibat sakit. "Aku gak terima Siska melakukan kejahatan kepada anakku, Mas. Aku sama sekali nggak terima. Aku akan laporkan dia!" "Iya, kamu jangan khawatir. Aku dukung kamu!" kata Adnan. Nara dan Adnan akhirnya membuat kesepakatan. Apa yang harus dilakukan untuk kasus Ervan karena Nara nggak mau anaknya itu trauma. Siska harus diberi pelajaran atas apa yang sudah dilakukannya ke Ervan. Hari ini Adnan pergi bekerja setelah berpamitan dengan Nara dia melajukan mobilnya meninggalkan rumah. Nara yang sudah merasa jauh lebih sehat kondisinya. Setelah mengkonsumsi makanan sehat, vitamin dan buah-buahan serta meminum susu. Dia harus menem
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 31. **"Nara, ada apa?" tanya Raka kaget. Raka sangat speechless dengan adanya Nara. Raka tahu Nara ke di rumahnya pasti ada alasan. Tidak mungkin tiba-tiba saja wanita pujaannya itu ada di depan rumahnya. Apakah dia bermimpi? Apa alasan Nara datang ke sini?Raka meneliti lebih jauh. Raut wajah Nara seperti menahan sesuatu amarah. Apa yang membuat mantan istrinya datang ke kontrakan sederhananya? Tidak mungkin mau bertemu dengan dia? Pasti ada masalah sehingga Nara harus datang kemari. Padahal dia baru saja keluar dari rumah sakit. Pertanyaan besar yang menggelitik hati Raka. "Aku datang kemari karena nggak terima. Aku nggak terima, Mas. Kenapa kalian nggak bisa jaga Ervan? Sekarang Ervan sakit. Dia demam di rumah!"Nara berkata begitu saja dan Raka terkejut. Apakah benar Ervan demam? Karena apa? Padahal kemarin mereka melihat Ervan dalam kondisi sehat? Walaupun Ervan memang lebih lesu dan pendiam. Ervan terus mengatakan dia mau pulang ke rumah Nara. Tidak