Share

BAB 5

Penulis: JolaSky
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-15 10:17:51

Di dalam sebuah kafe tak jauh dari kantor, Jessica dan Marco duduk berhadapan. Suasana canggung menyelimuti mereka karena tidak ada satupun yang berniat untuk buka suara. 

“Pak Marco mau pesan apa?” tanya Jasper. Asisten pribadi yang khusus menangani semua hal personal tentang pemilik agensi Kkum Haneul ini. Sepasang mata sipitnya menatap Marco jeli, diam-diam memperhatikan setiap detail penampilan Marco adalah sebagian besar dari tugas Jasper sebagai Aspri. “Bapak mau makan siang?”

Marco mengangguk pelan, tatapannya masih lurus menerobos dinding kepercayaan diri Jessica yang duduk dengan kepala tertunduk lesu. Seakan sedang memindai isi pikiran wanita itu. “Berikan saya seporsi Jjampong,” jawab Marco.

Jasper mengangguk patuh, kemudian ia beralih pada Jessica di sebelah kanannya. “Jes, kamu mau makan apa?” 

Jessica menggigit sudut bibirnya ragu. Tempat yang ia sambangi saat ini adalah kafe khusus menjual menu-menu masakan rumahan ala Korea. Sesungguhnya ia tidak terlalu familiar dengan makanan Korea selain.. 

“Tteokbokki satu, terima kasih, Jas.” Jessica menjawab. Satu jarinya terangkat ke udara didukung cengiran lebar tanpa dosa. 

“Apa kamu tidak punya pilihan menu lain selain makanan instan?” cibir Marco tiba-tiba. Jessica dan Jasper menoleh padanya bersamaan. Tatapan pria itu masih sama, menusuk tepat di iris hazel Jessica yang meredup. 

“Memangnya kenapa, Pak?” 

Marco menghela napas panjang. Kali ini baru berniat memutus rantai tatapan sepihak yang ia bangun tadi. “Makanan Korea tidak hanya sebatas Tteokbokki. Ada menu sehat seperti Samgyetang, Doenjang Jjigae, atau bibimbap yang kaya akan nutrisi dan rendah kalori. Kenapa harus Tteokbokki?” 

Nama-nama makanan itu membuat Jessica mendadak sakit kepala. Tidak satupun dari yang disebutkan Marco, ia tahu jenisnya. “S-saya lagi nggak mau makan berat, Pak.”

Jasper melihat ketegangan  dua orang itu semakin memanas. Jika tidak kunjung diredam, perang dunia kedua akan segera dimulai. Tepat ketika Marco hendak bersuara lagi, buru-buru jaser menyela.

“Oke, kalau begitu saya pesankan dulu makanan kalian. Mohon ditunggu!” ucap Jasper dengan senyum manis dan lesung pipi yang tertimbun dalam. Penampilan Jasper sontak membuat perhatian Jessica teralihkan sejenak. 

Ganteng banget, sih! Pikiran Jessica berkelana jauh, membayangi wajah Jasper yang menurutnya jauh lebih tampan dari Marco yang memiliki wajah perpaduan asia dan Amerika dengan seimbang. Jasper itu, tipe gue banget, astaga! Asia totok!

Marco dan Jessica kompak mengangguk. Sepeninggalan Jasper, Jessica pikir Marco akan berhenti berbuat ulah, namun kenyataannya salah. Pria itu kini memajukan tubuhnya, Mengikis jarak antara wajah rupawannya dengan Jessica yang tegang. 

“Kita bahas perjanjian kita sekarang,” ucap Marco menuntut. 

Jessica melongo. “Perjanjian.. apa?” tanyanya. 

Alih-alih menjawab, Marco mengeluarkan sebuah cek dari Fendi Clutchnya. Menuliskan sederet angka di sana. 

Lima Juta Won

“Sesuai perjanjian, lima kali gajimu. Bayaran karena telah membantu saya tadi.” Marco menyerahkan selembar cek pada Jessica. Sejujurnya, bahkan Jessica sendiri tidak tahu berapa banyak gaji yang akan ia dapatkan dengan bekerja menjadi sekretaris Marco. Belum sempat mengurus administrasi perekrutan, Marco sudah menyeret jessica ke ruangannya dan mulai bekerja tadi pagi.

Ketika melihat deretan nominal di cek itu, kedua mata Jessica melotot. Bola matanya hampir keluar jika ia tidak bisa mengendalikan keterkejutannya. 

“Saya tidak pernah menggunakan uang rupiah untuk transaksi seperti ini.” Marco berkata lagi. 

“L-lima juta won?!” Jessica memekik. Reaksinya membuat Marco menatapnya aneh. “I-ini serius, Pak?” 

Sebelah alis Marco melesat naik, “kamu bahkan tidak tahu berapa gajimu?”

“S-saya belum lihat kontrak kerjanya. Bapak sendiri yang menyeret saya dari rang HRD sebelum tanda tangan kontrak,” sahut Jessica. Marco bungkam sejenak, berusaha mengalihkan topik ini demi harga dirinya yang mulai tergilas. 

Marco berdecih. “Kamu kelihatannya tidak butuh uang. Seharusnya kamu baca email yang sudah dikirimkan HRD. Di sana tertera surat penawaran gaji yang akan kamu terima. Kalau lalai begitu, apa kamu bekerja untuk sukarela?” 

Jika ada yang lebih tajam dari pedang, Jessica bertaruh lidah Marco jauh lebih tajam dari benda itu. 

“Mulutmu layak dapat penghargaan Oscar,” cibir Jessica. 

“Apa kamu bilang?” 

“Oh–bukan apa-apa. Barusan saya lihat burung camar di luar sana. Dia.. tampan.” Jessica berkilah. Marco tak lantas percaya, kembali pria itu menatap Jessica intens. Rasanya udara di sekitar mereka membeku. Perlahan udara dingin menusuk tulang hingga membuat Jessica ingin berteriak. 

“Makanan datang..” 

Suara Jasper, memecah dingin yang menyiksa Jessica. Tiga porsi makanan disajikan di depan mereka. Dua orang yang tadi bersitegang tadi mengurai jarak.

“Ini Jjampong untukmu, Pak. Dan ini Tteokbokki untukmu Nona Jes.”

“Ah, terima kasih, Jasper. Kamu memang terbaik!” ucap Jessica centil. Melihat itu Marco mendelik jijik. 

“Bisa-bisanya saya memilih dia jadi pacar bayaran, astaga,” gumam Marco pelan dan langsung mendapatkan lirikan tajam dari Jessica.

*

Di ruang kerja Marco, Jessica duduk berhadapan dengan pria itu lagi. Di depannya terlampir selembar kertas perjanjian dengan nama lengkapnya dan Marco di sana. 

“Saya pastikan ini yang terakhir. Kamu dengar sendiri Ibu Joanna mengundangmu secara eksklusif. Jika tidak, akting kita sudah berakhir sejak dia meninggalkan gedung ini siang tadi,” tutur Marco. Ia menegakkan tubuhnya, menghalau segala canggung yang tiba-tiba menyerang. “Kali ini aku akan membayarmu, sepuluh kali lipat. Tapi pastikan kamu melakukan tugasmu dengan baik.”

Dari tempat duduknya, Jessica bisa membaca dengan jelas setiap poin perjanjian. Jantungnya berdebar kencang, bukan karena malam ini, ia diharuskan memenuhi undangan makan malam dari Joanna, melainkan ketika ia melihat deretan angka yang terpampang dalam surat itu. 

‘Hampir setengah dari hutangku lunas kalau aku terima tawaran ini.’ batin Jessica. Menyeringai licik bak penyihir cilik. 

Marco setia menunggu jawaban Jessica. Wanita dengan rambut sebahu itu menatap Marco dan surat perjanjian di depan mereka secara bergantian kemudian berkata. “Oke, saya setuju.” 

Anggukan kepala Marco mengisyaratkan Jessica untuk segera membubuhi tanda tangan di atas surat perjanjian mereka, namu, alih-alih melakukannya, Jessica kembali bersuara. “Tapi, ada syarat yang harus Bapak penuhi sebelumnya,” ucap Jessica dan langsung mengundang tatapan menghunus dari bosya. 

“Apa bayaranmu kurang sampai harus menetapkan syarat? Kamu pikir kamu yang memiliki perjanjian ini?” tandas Marco sewot. Pria itu selalu mengendalikan apapun dengan kekuasaan di tangannya namun kini, ada satu wanita yang sedang mencoba bernegosiasi dengan sosok penuh pesona itu. 

Jessica sangat percaya diri kalau Marco akan menerima syarat darinya. Mengetahui kelemahan seorang cassanova seperti Marco membuat ego Jessica mengudara. Jadi begini rasanya mengintimidasi seseorang di bawah kendali kita?

“Tenang aja, Pak. Bapak hanya perlu menyetujui syarat dari saya. Tidak perlu melakukan apapun.” 

“Apa maksudmu?” 

Semakin tertantang adrenalin dalam diri Jessica. Keinginannya untuk segera melunasi hutang meletup-letup di dada. “Suatu saat, kalau saya minta bantuan Bapak, Bapak nggak boleh menolak,” jawab Jessica lugas. Tatapannya menyorot serius. “Saya janji, malam ini akan kasih pertunjukkan yang bagus di depan Bu Joanna dan buat situasinya senatural mungkin.” 

Ucapan Jessica terdengar begitu meyakinkan. Namun Marco tidak ingin terjebak dalam situasi yang lebih serius dengan wanita ini. Dari bagaimana ia mempermainkannya saja, sudah membuat penilaian buruk Marco terhadap Jessica semakin jelas. 

Sambil menyesap kopinya, Marco memaku pandang pada Jessica. Pikirannya berusaha keras meraba maksud terselubung yang bersembunyi di balik otak kecil sekretarisnya. “Itu sama saja kamu membuat dua keuntungan sekaligus untuk diri kamu sendiri. Saya sudah membayar nominal dua kali lipat tapi kamu mengajukan permintaan tambahan tanpa imbalan untuk saya? Dasar konyol!” Marco terkekeh. Suara tawanya yang berat terdengar sangsi. 

“Bagaimana kalau ini,” ucap Jessica. Ia lupa kalau Marco adalah sosok yang sangat teliti. “Saya akan lakukan apapun yang Bapak minta selama menjadi pacar bayaran Bapak.” 

“Kamu yakin?” Marco skeptis, namun otak kecil Jessica terlalu berambisi hingga ia mengangguk mantap. “Baik kalau begitu. Jadi pacar bayaran saya selama tiga bulan. Untuk berjaga-jaga Ibu Joanna mencurigai hubungan terlarang ini,” sambung Marco. 

Euforia di dada Jessica membahana. Sepuluh juta won resmi masuk ke kantongnya, detik itu juga Marco memberikan cek lagi pada Jessica. “Saya berikan setengah dari nominal kesepakatan terlebih dahulu. Sisanya, setelah kamu melakukan tugasmu dengan baik.” 

Jessica bahagia bukan main. Meski kalimat terakhir Marco membuat ubun-ubunnya berdenyut. Hubungan terlarang dia bilang? Lihat saja jika sampai dia bertekuk lutut padaku, akan aku kuras semua hartanya. Hih! Apakah semua pria kaya menyebalkan seperti dia?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 6

    Keberadaan sebuah Maserati Cielo warna biru di ujung jalan menarik perhatian orang-orang yang tinggal di sisi perbatasan kota Jakarta. Marco memarkirkan mobil itu tepat di depan sebuah kafe yang ramai disambangi pengunjung. Melihat dunia luar lewat kaca film mobilnya yang hitam pekat, semakin menenggelamkan niat Marco untuk keluar dari tempat persembunyian sementaranya. Ini ketiga kalinya Marco melirik Richard Millienya sekilas. Sudah sepuluh menit ia menunggu di titik pertemuannya dengan Jessica namun wanita itu tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya. “Apakah dia selalu terlambat seperti ini?” Marco mendengus kesal. Ia menyibukkan diri menyoroti aktivitas orang-orang yang berlalu lalang di sekitar. Jika biasanya ada Jasper yang akan setia mengantar Marco kemanapun, khusus malam ini, Jasper menjadi pengecualian. Joanna terang-terangan meminta Marco untuk menjemput Jessica seorang diri hingga pria yang dijuluki Mister Presisi itu, berakhir mengenaskan dalam kesendirian. Klek.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 7

    “Teddy, tolong ambilkan bingkisan yang aku minta tadi pagi.”Ketika nama itu terucap dari bibir merah Joanna, sensasi menggila menjalar di sepanjang syaraf tubuh Jessica. Makan malam ini terasa bagaikan neraka yang tidak akan berhenti menyeret Jessica untuk masuk ke alamnya. Jessica pikir, disaat ia fokus dengan masalah dan mencari solusi untuk menyelesaikan semua hutang, masa lalu akan berhenti menghantui. Namun, siapa sangka, takdir berkata lain. Takdir yang tertulis untuk Jessica tidak semudah itu untuk ditaklukan. Sudah jatuh tertimpa tangga. Bagi Jessica, hidupnya saat ini sudah diambang batas antara hidup dan mati. Sebelah tangannya menggenggam pisau steak gemetar. Teddy–pria itu–datang menghampiri Joanna dengan dua buah kotak berhiaskan pita di permukaannya. Ketika Teddy menyerahkan bingkisan yang diminta sang nyonya besar, matanya tertuju pada Jessica. “Berikan pada Marco dan Jessica,” perintah Joanna lagi. Sigap Teddy menghampiri dua orang itu dan menyodorkan bingkisannya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 8

    Air kolam renang memantulkan cahaya putih dari lampu di sekitarnya. Riak air berhembus pelan mengikuti ritme angin. Beratapkan langit malam, dua orang yang baru saling mengenal itu, berdiri di pinggir kolam renang membawa pikirannya yang mengawang jauh entah kemana. Marco memandang lurus pada hamparan taman di depannya, tak jauh dari kolam. Sesekali menarik napas dalam untuk mengurai perasaan tak nyaman di dada. Sedangkan, Jessica, sibuk memainkan sebelah kakinya yang bergesekan dengan granit bibir kolam. Ia sadar keputusannya untuk menyeret Marco ke sini adalah keputusan yang tepat setelah melakoni peran sebagai sepasang kekasih idaman.“Saya tidak menyangka Ibu Joanna akan mengambil keputusan ekstrim seperti itu.” Marco buka suara setelah lima belas menit lamanya hening mencekik leher mereka. Tanpa mengalihkan pandangannya, ia kembali berkata. “Saya rasa, kita perlu membuat perjanjian ulang. Saya tidak akan menuntut imbalan apapun dari kamu. Dan saya akan membayarmu dengan jumlah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 9

    Ruang kerja itu terasa pengap, sebab keseriusan Marco membawa suasana di sana menjadi lebih tegang. Dari mejanya, Jessica mengintai awas bosnya yang kini nampak frustasi. Kerutan semakin jelas di wajah Marco, setiap lembar naskah skrip yang dibanyanya semakin mempertegas keraguannya.“Jessica,” panggilnya. Memecah keheningan yang sejak tadi menemani Jessica kikuk. Mendongak dari balik layar komputer yang besar, Jessica menyahut. “Ya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?” Marco bergeming. Sedikitpun sorot awas di matanya tidak bergeser. “Kamu yakin bisa mengurus naskah film tahun ini?” Senyum Jessica semakin cerah. Lantas ia berdiri dari kursi, memamerkan raut wajah penuh keyakinan meski Marco tak beralih. “Saya yakin dengan potensi saya, Pak,” jawabnya. “Bukan karena kamu mau lari dari tanggung jawab sebagai sekretaris ‘kan?” Itu salah satunya, batin Jessica. “Nggak, Pak. Saya yakin karena tema film itu sesuai dengan..” Saat Jessica sengaja menjeda ucapannya, Marco baru tertarik meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 10

    Dari belakang, pundak lebar itu menegang dalam balutan jas mahal kesayangannya. Sambil berkacak pinggang pertanda penolakan begitu besar siap terlontar bagaikan bom waktu yang siap meledak. Tak jauh dari tempat Marco berdiri, Jessica diam mematung di balik meja kerja. Diam-diam menghitung mundur menunggu bom yang ia serahkan pada Marco beberapa menit lalu. Ketika tubuh kokoh bak tembok China itu berbalik, sorot mata menghujam penuh penghakiman tertuju pada Jessica. Seakan wanita pemilik surai pendek coklat gelap itu adalah mangsa yang nikmat untuk dilahap. “Saya memang memintamu menjadi kekasih, tapi bukan berarti kamu bisa mengatur saya!” tegas Marco. Iris Hazel gelapnya berkilat tajam. Seperti mata pisau yang baru diasah. “Sampai kapanpun saya tidak akan pernah datang kesana!” tegasnya lagi. Kembali memutari meja kerja dengan langkah penuh hentakan kemudian duduk di kursi kebesarannya. “Maaf, tapi saya sudah janji akan bawa Bapak ke sana. Lagipula, tempat itu adalah pembaringan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 11

    Tinggal satu hari pernikahan putra mahkota Agensi Kkum Haneul akan diselenggarakan. Di dalam sebuah ballroom hotel tim perencana acara berlalu lalang melangkah berpacu dengan hitungan waktu. Peluh di wajah mereka menjadi pertanda betapa keras merek berjuang menahan kantuk dan lelah demi menghadirkan acara dengan konsep Royal Wedding termegah tahun ini. Di tengah lalu lalang orang-orang itu, Marco berdiri di depan pelaminan yang sudah berdiri sempurna dengan sentuhan dekorasi bunga di dominasi warna biru langit yang menyegarkan dan putih yang melambangkan kesucian. Pelaminan dipenuhi oleh dekorasi bunga mawar biru dan lily berbentuk gapura di bagian tengah tepat di belakang sofa mewah pengantin warna beige. Lampu LED berkelap-kelip di balik rangkaian bunga itu. Kontras dengan latar belakang pelaminan yang didominasi warna putih. Diantara sofa pengantin, dua pasang kursi khusus orang tua bersanding rapi. Pikiran Marco mulai bermain, membayangkan Joanna mengisi salah satu sisi kursi i

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 12 - Fantasi Liar

    “Pengantin baru, harus diantar sampai ke kamar.” “Tidak perlu, Ma. Aku dan Jessica bisa balik ke kamar berdua saja.” Kerumunan yang semula dipadati oleh para tamu undangan, kini mulai terpecah belah tepat etika jam pesta telah dinyatakan selesai. Di dalam ballroom hotel tempat resepsi pernikahan putra pewaris Haneul Group itu mulai lengang. Hanya beberapa orang yang masih sibuk dengan urusannya masing-masing. Sedang begitu, dua pilar utama pesta ini tengah sibuk berdebat untuk masalah yang menurut Jessica, sepela. Perdebatan ibu dan anak ini entah sampai kapan bergaung memenuhi telinga Jessica. “Eh! Kamu paham pamali, nggak? Pengantin baru itu harus didampingi sampai kamar.” Joanna berusaha mempertahankan lagi argumennya. Namun, karena sikapnya, Wanita dengan rambut Kundai alias Konde simpul khas Korea dipadukan dengan Binyeo–tusuk konde–justru terkesan terlalu memaksakan kehendaknya. Lagi-lagi, Jessica harus menjadi penengah. Terlebih, saat ini dirinya sudah resmi menjadi istri

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 14 - Komitmen Kerja Sama

    Deru napas Jessica semakin cepat, dadanya bergejolak ketika wajah pria pemilik rahang tegas dan mata elang itu terpampang di depan matanya. Kurang dari sepuluh senti, aroma woody dari tubuh Marco, dan aroma bunga sakura dari Jessica berbaur menciptakan sebuah harmoni aroma yang sialnya.. memabukkan! Jessica masih mematung di sana, meski Marco berusaha mengungkungnya dengan senyum penuh intimidasi yang kuat. Kedua tangan Jessica menggantung bebas di sisi gaun, terkepal erat menahan canggung yang berusaha menenggelamkannya pada sebuah ilusi. Sempat terlintas di pikiran Jessica, mungkinkah, malam ini akan menjadi malam dimana Jessica benar-benar diperlakukan sebagai istri meski, statusnya hanya istri bayaran. Melihat bagaimana Marco menunjukan reaksi atas ucapannya tadi, dengan tidak tahu dirinya Jessica menaruh harapan. Marco tersenyum miring, melihat Jessica yang menahan napas disambutnya dengan kekehan rendah. Jessica seperti anak itik yang kehilangan induknya. “Kenapa? Kamu takut?

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15

Bab terbaru

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 19 - Kolaborasi Dengan Mantan

    Langit sore menua, semburat jingga di ufuk barat mulai meredup, tenggelam perlahan di balik gedung-gedung pencakar langit. Ruangan luas dengan interior modern terasa senyap, meski hawa panas ketegangan menguar di antara dua wanita yang berdiri berhadapan.Jessica menatap lurus ke arah Sisil, wajahnya tetap tenang, meski amarah telah merayapi hatinya. Sudut bibirnya melengkung tipis, tetapi bukan dalam bentuk senyuman ramah."Maaf, Mbak Sisil," katanya, suaranya jernih dan tegas. "Aku datang kemari untuk menjalankan tugas dari Pak Marco, bukan untuk mendengarkan masalah personal Mbak. Aku juga nggak peduli kalau Mbak berniat melamar Pak Marco jadi kekasih. Tapi kalau aku jadi Mbak Sisil, dengan cara murahan seperti itu, aku akan lebih tahu diri untuk menjaga sikap."Ucapannya meluncur tajam, setajam pisau yang mengiris harga diri Sisil.Sisil membeku. Matanya membelalak, bibirnya yang sedari tadi terbuka hendak berucap kini tertutup rapat. Seumur hidupnya, belum pernah ada yang berbica

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 18 - Penghinaan

    Sebelah sudut bibir Sisil berkedut samar. Matanya yang berkilat penuh harap perlahan meredup saat Marco, pria yang sudah lima tahun menjadi incarannya, menolak mentah-mentah permintaannya untuk bicara secara personal.Bukan hanya menolak, Marco bahkan mengalihkan pembicaraan itu pada Jessica, sekretarisnya yang selalu berdiri setia di sisinya.Jessica menatap Sisil dengan sorot mata yang sulit dibaca. Ia tersenyum tipis, ekspresinya tetap tenang, seperti biasa. “Mbak Sisil bisa sampaikan padaku. Aku akan meneruskan pesan Mbak ke Pak Marco.”Suasana di ruangan Sisil terasa hampa. Udara yang tadinya hanya berisi ketegangan kini berubah pekat, seakan menyimpan bara yang bisa menyala kapan saja. Sisil masih duduk di kursinya, jari-jarinya mencengkeram pinggiran meja dengan kuat. Pandangannya beralih sekilas ke sudut ruangan, tempat tumpukan naskah yang hampir setinggi pinggangnya berserakan tanpa arah.Jessica juga melihatnya. Dalam pikirannya, tumpukan itu mirip benteng Takeshi—hanya sa

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 17 - Diantara Dua Wanita

    Maserati milik marco berhenti tepat di depan lobi kantor. Petugas valet yang berjaga sigap menghampiri kedatangan sang bos besar pewaris Haneul Grup. Marco melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya secepat kilat. Mengedar pandang ke sekitar, demi memastikan seluruh barang pribadinya tak ada yang tertinggal. Di sebelahnya, Jessica ikut melakukan hal yang sama. Rambut pendek warna almondnya dikibaskan sebelah, menguarkan aroma bunga yang langsung menyapa indera penciuman Marco. Kekesalan Jessica pada sang suami kini berlapis-lapis. Sepanjang perjalanan Jessica membatin, apa yang ada di pikirannya waktu itu sampai berniat untuk menjalin kerja sama dan menyetujui pernikahan kontrak dengan Tuan Lee ini? Setelah pagi harinya dikejutkan dengan kelakuan Marco yang berani menyentuhnya, amarah tertahan di dada Jessica semakin gencar memprotes saat pria itu kembali berulah. Memutuskan untuk langsung terjun ke dalam proyek film yang akan Jessica tulis naskahnya. Padahal, Jessica men

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 16 - Mertua Menaruh Curiga

    Dari jendela besar yang mengelilingi restoran di lantai enam puluh tiga ini, mata pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan kepul awan tipis yang berarak. Jika mereka sedikit menurunkan pandangannya, mereka akan menemukan deretan gedung yang menjulang tak kalah tinggi di sekitar gedung hotel ini. Begitu juga dengan pemandangan hiruk pikuk kota Jakarta yang mulai padat. Mobil-mobil di bawah sana, hanya nampak sebesar ruas jari. Berjajar rapi membentuk garis lurus yang panjang tanpa akhir. Kontras dengan pemandangan kehidupan di kaki gedung ini, keluarga konglomerat bermarga Lee baru saja masuk ke dalam restoran. Langkah mereka dipimpin oleh Joanna yang berjalan paling depan. Di belakangnya, Marco dan Jessica mengekori. Para pelayan sudah berbaris rapi di pintu masuk, kompak membungkuk memberi salam hormat ketika langkah keluarga itu sudah mencapai bibir pintu restoran. Ini pertama kalinya Jessica memasuki area kelas naratama. Dimana sosok yang berasal dari kalangan menengah

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 15 - Adiknya Marco

    “Jessica, bangun.” Seuntai kalimat itu mampir di telinga Jessica, namun kesadarannya belum pulih sempurna ketika dua kata yang keluar dari suara berat seseorang itu, kembali melantun lembut namun tetap terdengar tegas. “Jessica,” panggil suara itu lagi. Kali ini lebih menuntut. Jessica, masih berkelit dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Semakin lama dibiarkan matanya terpejam, semakin sulit lepas dari jeratan ranjang nyaman ini. Jessica baru bisa terlelap subuh tadi. Masih sempat berguling ke sana-kemari menguasai permukaan empuk ranjang itu. Sempat terlintas di pikirannya, jika ia berbaring dengan sosok yang ia cintai di sana, pasti malam itu akan terasa lebih istimewa. Sayangnya, itu hanya ilusi belaka. Nyatanya kini Jessica hidup di bawah kuasa seorang pria keturunan konglomerat. Menghamba pada sosok itu demi sebuah pembalasan dendam. Sedangkan, kesabaran Marco pagi ini hanya setipis tisu. “Jessica, bangunlah!” Suaranya lebih keras. Ia tarik sedikit selimut ya

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 14 - Terlalu Agresif

    Debat panas tadi, cukup menguras emosi Jessica. Tak terasa waktu sudah beranjak pagi dan Jessica baru bisa merebahkan tubuhnya di ranjang. Matanya menatap langit-langit kamar yang kosong. Sekosong hati dan pikirannya saat ini. Kedua kaki Jessica menjuntai di sisi tempat tidur. Berayun pelan mengiringi gumaman merdu dari mulutnya. Ranjang empuk ini, adalah salah satu dari bagian mimpinya di masa depan. Hidup bergelimang harta tanpa perlu mengkhawatirkan hari esok adalah impian Jessica semenjak hidupnya berubah 180 derajat lima belas tahun lalu. Alih-alih sukses lewat jalannya sendiri, siapa sangka takdir menariknya ke dalam lingkar kehidupan yang semrawut. Jessica tumbuh dengan beban berat di pundaknya setelah ibunya, meninggal tepat setelah melahirkan Thania, adiknya. Sedang, sang Ayah, yang digadang-gadang menjadi garda terdepan, justru mengecewakan. Kecanduan main perempuan dan judi daring membuat Jessica kehilangan sosok orang tua satu-satunya. Masa kecil penuh beban menjadikan

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 14 - Komitmen Kerja Sama

    Deru napas Jessica semakin cepat, dadanya bergejolak ketika wajah pria pemilik rahang tegas dan mata elang itu terpampang di depan matanya. Kurang dari sepuluh senti, aroma woody dari tubuh Marco, dan aroma bunga sakura dari Jessica berbaur menciptakan sebuah harmoni aroma yang sialnya.. memabukkan! Jessica masih mematung di sana, meski Marco berusaha mengungkungnya dengan senyum penuh intimidasi yang kuat. Kedua tangan Jessica menggantung bebas di sisi gaun, terkepal erat menahan canggung yang berusaha menenggelamkannya pada sebuah ilusi. Sempat terlintas di pikiran Jessica, mungkinkah, malam ini akan menjadi malam dimana Jessica benar-benar diperlakukan sebagai istri meski, statusnya hanya istri bayaran. Melihat bagaimana Marco menunjukan reaksi atas ucapannya tadi, dengan tidak tahu dirinya Jessica menaruh harapan. Marco tersenyum miring, melihat Jessica yang menahan napas disambutnya dengan kekehan rendah. Jessica seperti anak itik yang kehilangan induknya. “Kenapa? Kamu takut?

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 12 - Fantasi Liar

    “Pengantin baru, harus diantar sampai ke kamar.” “Tidak perlu, Ma. Aku dan Jessica bisa balik ke kamar berdua saja.” Kerumunan yang semula dipadati oleh para tamu undangan, kini mulai terpecah belah tepat etika jam pesta telah dinyatakan selesai. Di dalam ballroom hotel tempat resepsi pernikahan putra pewaris Haneul Group itu mulai lengang. Hanya beberapa orang yang masih sibuk dengan urusannya masing-masing. Sedang begitu, dua pilar utama pesta ini tengah sibuk berdebat untuk masalah yang menurut Jessica, sepela. Perdebatan ibu dan anak ini entah sampai kapan bergaung memenuhi telinga Jessica. “Eh! Kamu paham pamali, nggak? Pengantin baru itu harus didampingi sampai kamar.” Joanna berusaha mempertahankan lagi argumennya. Namun, karena sikapnya, Wanita dengan rambut Kundai alias Konde simpul khas Korea dipadukan dengan Binyeo–tusuk konde–justru terkesan terlalu memaksakan kehendaknya. Lagi-lagi, Jessica harus menjadi penengah. Terlebih, saat ini dirinya sudah resmi menjadi istri

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 11

    Tinggal satu hari pernikahan putra mahkota Agensi Kkum Haneul akan diselenggarakan. Di dalam sebuah ballroom hotel tim perencana acara berlalu lalang melangkah berpacu dengan hitungan waktu. Peluh di wajah mereka menjadi pertanda betapa keras merek berjuang menahan kantuk dan lelah demi menghadirkan acara dengan konsep Royal Wedding termegah tahun ini. Di tengah lalu lalang orang-orang itu, Marco berdiri di depan pelaminan yang sudah berdiri sempurna dengan sentuhan dekorasi bunga di dominasi warna biru langit yang menyegarkan dan putih yang melambangkan kesucian. Pelaminan dipenuhi oleh dekorasi bunga mawar biru dan lily berbentuk gapura di bagian tengah tepat di belakang sofa mewah pengantin warna beige. Lampu LED berkelap-kelip di balik rangkaian bunga itu. Kontras dengan latar belakang pelaminan yang didominasi warna putih. Diantara sofa pengantin, dua pasang kursi khusus orang tua bersanding rapi. Pikiran Marco mulai bermain, membayangkan Joanna mengisi salah satu sisi kursi i

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status