Share

BAB 5

Author: JolaSky
last update Last Updated: 2025-02-15 10:17:51

Di dalam sebuah kafe tak jauh dari kantor, Jessica dan Marco duduk berhadapan. Suasana canggung menyelimuti mereka karena tidak ada satupun yang berniat untuk buka suara. 

“Pak Marco mau pesan apa?” tanya Jasper. Asisten pribadi yang khusus menangani semua hal personal tentang pemilik agensi Kkum Haneul ini. Sepasang mata sipitnya menatap Marco jeli, diam-diam memperhatikan setiap detail penampilan Marco adalah sebagian besar dari tugas Jasper sebagai Aspri. “Bapak mau makan siang?”

Marco mengangguk pelan, tatapannya masih lurus menerobos dinding kepercayaan diri Jessica yang duduk dengan kepala tertunduk lesu. Seakan sedang memindai isi pikiran wanita itu. “Berikan saya seporsi Jjampong,” jawab Marco.

Jasper mengangguk patuh, kemudian ia beralih pada Jessica di sebelah kanannya. “Jes, kamu mau makan apa?” 

Jessica menggigit sudut bibirnya ragu. Tempat yang ia sambangi saat ini adalah kafe khusus menjual menu-menu masakan rumahan ala Korea. Sesungguhnya ia tidak terlalu familiar dengan makanan Korea selain.. 

“Tteokbokki satu, terima kasih, Jas.” Jessica menjawab. Satu jarinya terangkat ke udara didukung cengiran lebar tanpa dosa. 

“Apa kamu tidak punya pilihan menu lain selain makanan instan?” cibir Marco tiba-tiba. Jessica dan Jasper menoleh padanya bersamaan. Tatapan pria itu masih sama, menusuk tepat di iris hazel Jessica yang meredup. 

“Memangnya kenapa, Pak?” 

Marco menghela napas panjang. Kali ini baru berniat memutus rantai tatapan sepihak yang ia bangun tadi. “Makanan Korea tidak hanya sebatas Tteokbokki. Ada menu sehat seperti Samgyetang, Doenjang Jjigae, atau bibimbap yang kaya akan nutrisi dan rendah kalori. Kenapa harus Tteokbokki?” 

Nama-nama makanan itu membuat Jessica mendadak sakit kepala. Tidak satupun dari yang disebutkan Marco, ia tahu jenisnya. “S-saya lagi nggak mau makan berat, Pak.”

Jasper melihat ketegangan  dua orang itu semakin memanas. Jika tidak kunjung diredam, perang dunia kedua akan segera dimulai. Tepat ketika Marco hendak bersuara lagi, buru-buru jaser menyela.

“Oke, kalau begitu saya pesankan dulu makanan kalian. Mohon ditunggu!” ucap Jasper dengan senyum manis dan lesung pipi yang tertimbun dalam. Penampilan Jasper sontak membuat perhatian Jessica teralihkan sejenak. 

Ganteng banget, sih! Pikiran Jessica berkelana jauh, membayangi wajah Jasper yang menurutnya jauh lebih tampan dari Marco yang memiliki wajah perpaduan asia dan Amerika dengan seimbang. Jasper itu, tipe gue banget, astaga! Asia totok!

Marco dan Jessica kompak mengangguk. Sepeninggalan Jasper, Jessica pikir Marco akan berhenti berbuat ulah, namun kenyataannya salah. Pria itu kini memajukan tubuhnya, Mengikis jarak antara wajah rupawannya dengan Jessica yang tegang. 

“Kita bahas perjanjian kita sekarang,” ucap Marco menuntut. 

Jessica melongo. “Perjanjian.. apa?” tanyanya. 

Alih-alih menjawab, Marco mengeluarkan sebuah cek dari Fendi Clutchnya. Menuliskan sederet angka di sana. 

Lima Juta Won

“Sesuai perjanjian, lima kali gajimu. Bayaran karena telah membantu saya tadi.” Marco menyerahkan selembar cek pada Jessica. Sejujurnya, bahkan Jessica sendiri tidak tahu berapa banyak gaji yang akan ia dapatkan dengan bekerja menjadi sekretaris Marco. Belum sempat mengurus administrasi perekrutan, Marco sudah menyeret jessica ke ruangannya dan mulai bekerja tadi pagi.

Ketika melihat deretan nominal di cek itu, kedua mata Jessica melotot. Bola matanya hampir keluar jika ia tidak bisa mengendalikan keterkejutannya. 

“Saya tidak pernah menggunakan uang rupiah untuk transaksi seperti ini.” Marco berkata lagi. 

“L-lima juta won?!” Jessica memekik. Reaksinya membuat Marco menatapnya aneh. “I-ini serius, Pak?” 

Sebelah alis Marco melesat naik, “kamu bahkan tidak tahu berapa gajimu?”

“S-saya belum lihat kontrak kerjanya. Bapak sendiri yang menyeret saya dari rang HRD sebelum tanda tangan kontrak,” sahut Jessica. Marco bungkam sejenak, berusaha mengalihkan topik ini demi harga dirinya yang mulai tergilas. 

Marco berdecih. “Kamu kelihatannya tidak butuh uang. Seharusnya kamu baca email yang sudah dikirimkan HRD. Di sana tertera surat penawaran gaji yang akan kamu terima. Kalau lalai begitu, apa kamu bekerja untuk sukarela?” 

Jika ada yang lebih tajam dari pedang, Jessica bertaruh lidah Marco jauh lebih tajam dari benda itu. 

“Mulutmu layak dapat penghargaan Oscar,” cibir Jessica. 

“Apa kamu bilang?” 

“Oh–bukan apa-apa. Barusan saya lihat burung camar di luar sana. Dia.. tampan.” Jessica berkilah. Marco tak lantas percaya, kembali pria itu menatap Jessica intens. Rasanya udara di sekitar mereka membeku. Perlahan udara dingin menusuk tulang hingga membuat Jessica ingin berteriak. 

“Makanan datang..” 

Suara Jasper, memecah dingin yang menyiksa Jessica. Tiga porsi makanan disajikan di depan mereka. Dua orang yang tadi bersitegang tadi mengurai jarak.

“Ini Jjampong untukmu, Pak. Dan ini Tteokbokki untukmu Nona Jes.”

“Ah, terima kasih, Jasper. Kamu memang terbaik!” ucap Jessica centil. Melihat itu Marco mendelik jijik. 

“Bisa-bisanya saya memilih dia jadi pacar bayaran, astaga,” gumam Marco pelan dan langsung mendapatkan lirikan tajam dari Jessica.

*

Di ruang kerja Marco, Jessica duduk berhadapan dengan pria itu lagi. Di depannya terlampir selembar kertas perjanjian dengan nama lengkapnya dan Marco di sana. 

“Saya pastikan ini yang terakhir. Kamu dengar sendiri Ibu Joanna mengundangmu secara eksklusif. Jika tidak, akting kita sudah berakhir sejak dia meninggalkan gedung ini siang tadi,” tutur Marco. Ia menegakkan tubuhnya, menghalau segala canggung yang tiba-tiba menyerang. “Kali ini aku akan membayarmu, sepuluh kali lipat. Tapi pastikan kamu melakukan tugasmu dengan baik.”

Dari tempat duduknya, Jessica bisa membaca dengan jelas setiap poin perjanjian. Jantungnya berdebar kencang, bukan karena malam ini, ia diharuskan memenuhi undangan makan malam dari Joanna, melainkan ketika ia melihat deretan angka yang terpampang dalam surat itu. 

‘Hampir setengah dari hutangku lunas kalau aku terima tawaran ini.’ batin Jessica. Menyeringai licik bak penyihir cilik. 

Marco setia menunggu jawaban Jessica. Wanita dengan rambut sebahu itu menatap Marco dan surat perjanjian di depan mereka secara bergantian kemudian berkata. “Oke, saya setuju.” 

Anggukan kepala Marco mengisyaratkan Jessica untuk segera membubuhi tanda tangan di atas surat perjanjian mereka, namu, alih-alih melakukannya, Jessica kembali bersuara. “Tapi, ada syarat yang harus Bapak penuhi sebelumnya,” ucap Jessica dan langsung mengundang tatapan menghunus dari bosya. 

“Apa bayaranmu kurang sampai harus menetapkan syarat? Kamu pikir kamu yang memiliki perjanjian ini?” tandas Marco sewot. Pria itu selalu mengendalikan apapun dengan kekuasaan di tangannya namun kini, ada satu wanita yang sedang mencoba bernegosiasi dengan sosok penuh pesona itu. 

Jessica sangat percaya diri kalau Marco akan menerima syarat darinya. Mengetahui kelemahan seorang cassanova seperti Marco membuat ego Jessica mengudara. Jadi begini rasanya mengintimidasi seseorang di bawah kendali kita?

“Tenang aja, Pak. Bapak hanya perlu menyetujui syarat dari saya. Tidak perlu melakukan apapun.” 

“Apa maksudmu?” 

Semakin tertantang adrenalin dalam diri Jessica. Keinginannya untuk segera melunasi hutang meletup-letup di dada. “Suatu saat, kalau saya minta bantuan Bapak, Bapak nggak boleh menolak,” jawab Jessica lugas. Tatapannya menyorot serius. “Saya janji, malam ini akan kasih pertunjukkan yang bagus di depan Bu Joanna dan buat situasinya senatural mungkin.” 

Ucapan Jessica terdengar begitu meyakinkan. Namun Marco tidak ingin terjebak dalam situasi yang lebih serius dengan wanita ini. Dari bagaimana ia mempermainkannya saja, sudah membuat penilaian buruk Marco terhadap Jessica semakin jelas. 

Sambil menyesap kopinya, Marco memaku pandang pada Jessica. Pikirannya berusaha keras meraba maksud terselubung yang bersembunyi di balik otak kecil sekretarisnya. “Itu sama saja kamu membuat dua keuntungan sekaligus untuk diri kamu sendiri. Saya sudah membayar nominal dua kali lipat tapi kamu mengajukan permintaan tambahan tanpa imbalan untuk saya? Dasar konyol!” Marco terkekeh. Suara tawanya yang berat terdengar sangsi. 

“Bagaimana kalau ini,” ucap Jessica. Ia lupa kalau Marco adalah sosok yang sangat teliti. “Saya akan lakukan apapun yang Bapak minta selama menjadi pacar bayaran Bapak.” 

“Kamu yakin?” Marco skeptis, namun otak kecil Jessica terlalu berambisi hingga ia mengangguk mantap. “Baik kalau begitu. Jadi pacar bayaran saya selama tiga bulan. Untuk berjaga-jaga Ibu Joanna mencurigai hubungan terlarang ini,” sambung Marco. 

Euforia di dada Jessica membahana. Sepuluh juta won resmi masuk ke kantongnya, detik itu juga Marco memberikan cek lagi pada Jessica. “Saya berikan setengah dari nominal kesepakatan terlebih dahulu. Sisanya, setelah kamu melakukan tugasmu dengan baik.” 

Jessica bahagia bukan main. Meski kalimat terakhir Marco membuat ubun-ubunnya berdenyut. Hubungan terlarang dia bilang? Lihat saja jika sampai dia bertekuk lutut padaku, akan aku kuras semua hartanya. Hih! Apakah semua pria kaya menyebalkan seperti dia?

Related chapters

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 6

    Keberadaan sebuah Maserati Cielo warna biru di ujung jalan menarik perhatian orang-orang yang tinggal di sisi perbatasan kota Jakarta. Marco memarkirkan mobil itu tepat di depan sebuah kafe yang ramai disambangi pengunjung. Melihat dunia luar lewat kaca film mobilnya yang hitam pekat, semakin menenggelamkan niat Marco untuk keluar dari tempat persembunyian sementaranya. Ini ketiga kalinya Marco melirik Richard Millienya sekilas. Sudah sepuluh menit ia menunggu di titik pertemuannya dengan Jessica namun wanita itu tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya. “Apakah dia selalu terlambat seperti ini?” Marco mendengus kesal. Ia menyibukkan diri menyoroti aktivitas orang-orang yang berlalu lalang di sekitar. Jika biasanya ada Jasper yang akan setia mengantar Marco kemanapun, khusus malam ini, Jasper menjadi pengecualian. Joanna terang-terangan meminta Marco untuk menjemput Jessica seorang diri hingga pria yang dijuluki Mister Presisi itu, berakhir mengenaskan dalam kesendirian. Klek.

    Last Updated : 2025-02-18
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 7

    “Teddy, tolong ambilkan bingkisan yang aku minta tadi pagi.”Ketika nama itu terucap dari bibir merah Joanna, sensasi menggila menjalar di sepanjang syaraf tubuh Jessica. Makan malam ini terasa bagaikan neraka yang tidak akan berhenti menyeret Jessica untuk masuk ke alamnya. Jessica pikir, disaat ia fokus dengan masalah dan mencari solusi untuk menyelesaikan semua hutang, masa lalu akan berhenti menghantui. Namun, siapa sangka, takdir berkata lain. Takdir yang tertulis untuk Jessica tidak semudah itu untuk ditaklukan. Sudah jatuh tertimpa tangga. Bagi Jessica, hidupnya saat ini sudah diambang batas antara hidup dan mati. Sebelah tangannya menggenggam pisau steak gemetar. Teddy–pria itu–datang menghampiri Joanna dengan dua buah kotak berhiaskan pita di permukaannya. Ketika Teddy menyerahkan bingkisan yang diminta sang nyonya besar, matanya tertuju pada Jessica. “Berikan pada Marco dan Jessica,” perintah Joanna lagi. Sigap Teddy menghampiri dua orang itu dan menyodorkan bingkisannya

    Last Updated : 2025-02-19
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 8

    Air kolam renang memantulkan cahaya putih dari lampu di sekitarnya. Riak air berhembus pelan mengikuti ritme angin. Beratapkan langit malam, dua orang yang baru saling mengenal itu, berdiri di pinggir kolam renang membawa pikirannya yang mengawang jauh entah kemana. Marco memandang lurus pada hamparan taman di depannya, tak jauh dari kolam. Sesekali menarik napas dalam untuk mengurai perasaan tak nyaman di dada. Sedangkan, Jessica, sibuk memainkan sebelah kakinya yang bergesekan dengan granit bibir kolam. Ia sadar keputusannya untuk menyeret Marco ke sini adalah keputusan yang tepat setelah melakoni peran sebagai sepasang kekasih idaman.“Saya tidak menyangka Ibu Joanna akan mengambil keputusan ekstrim seperti itu.” Marco buka suara setelah lima belas menit lamanya hening mencekik leher mereka. Tanpa mengalihkan pandangannya, ia kembali berkata. “Saya rasa, kita perlu membuat perjanjian ulang. Saya tidak akan menuntut imbalan apapun dari kamu. Dan saya akan membayarmu dengan jumlah

    Last Updated : 2025-02-21
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 1

    BAB 1 [Pinjaman Anda sudah melewati masa jatuh tempo. Mohon lakukan pembayaran hari ini untuk mencegah nama Anda masuk ke dalam daftar nasabah kredit terkendala.]Sederet pesan berisi peringatan muncul sudah lima kali di layar ponsel Jessica yang tergeletak mengenaskan di atas nakas. Sedang ponsel itu terus bergetar meminta respon, sang empunya masih sibuk berkutat dengan mimpi indahnya seolah kondisi dunia luar tidak akan mengusik kenyamanannya yang baru terlelap subuh tadi. Kring.. Kring.. Dering ponsel menggelegar, mengejutkan Jessica yang langsung bangkit dari alam bawah sadarnya. Dengan kesadaran setipis tisu ia meraih ponselnya, menggeser asal ikon hijau di layar tanpa melihat siapa yang menghubunginya lewat telepon. “Halo?” ucapnya dengan suara parau. Suara seseorang nan jauh di sana, tidak ada kesan ramah-ramahnya sama sekali. “Bu Jessica, cicilan pinjaman Anda sudah jatuh tempo. Nominal tunggakannya semakin besar. Bisa dibayarkan hari ini, Bu?”Jessica menelan ludah, mat

    Last Updated : 2025-02-07
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 2

    Tangis Jessica pecah dihadapan Tita, sahabatnya. Satu pak tisu habis sudah untuk menyeka setiap air mata berharga yang Jessica keluarkan untuk pria mokondo seperti Teddy. “Pokoknya gue nggak terima sama perlakuan Teddy ke gue!” ucap Jessica di tengah tangisnya yang meradang. Di depannya, Tita setia memberikan helai demi helai tisu wajah dengan ekspresi ngilu. Apa yang terjadi pada Jessica saat ini adalah pelajaran baginya untuk tidak terlalu memberikan kepercayaan penuh atas nama cinta pada seseorang.Kesabaran Tita mampu menenangkan Jessica yang berkelakar. “Udah, lo boleh emosi, tapi jangan sampai emosi lo malah bikin lo kelihatan mengenaskan di depan Teddy. Dia bisa makin besar kepala kalau lihat lo terpuruk begini,” kata Tita. Seketika itu pula tangis Jessica redam. Ia beralih pada sahabatnya. Ekspresinya serius. “Lo benar. Gue harus bisa balas dendam ke Teddy,” kata Jessica berapi-api. “Gue nggak nyuruh lo balas dendam, btw..” “Tapi omongan lo menginspirasi gue buat balas de

    Last Updated : 2025-02-07
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 3

    “Dimana Jessica Nathania? Dia harus bayar hutangnya sekarang!” Suara keras seorang pria yang berdiri di depan rumah Jessica membuat Jessica mendongak. Kepalanya yang tertunduk seakan tertantang untuk mendongak mengamati situasi ricuh yang sedang terjadi. Jessica melotot melihat adik perempuannya tengah menjadi bulan-bulanan dua orang pria berwajah sangar. Tak terima adik satu-satunya itu dibentak, Jessica lantas memacu langkahnya untuk mendekat. “Kenapa ribut-ribut begini? Bapak cari saya?” Jessica bertanya. Wajahnya tak lagi ramah. Dua pria itu menatapnya dari ujung kaki ke ujung kepala seperti layar pemindai. “Kamu Jessica?” tanya salah satu dari mereka. Jessica mengangguk. “Bayarkan hutangmu sekarang. Kamu sudah menunggak cicilan pinjaman di Bank Matahari selama tiga bulan!” ujar pria itu lagi. Nada bicaranya semakin lama kian tinggi. Tepat di depan wajah Jessica.Jessica ingin marah saja rasanya. Pada keadaan dan pada Teddy yang sudah menambah beban. Ia mengelus pundak Lila, ad

    Last Updated : 2025-02-07
  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 4

    “W-what?” Jessica bergumam pelan. Ekspresinya bingung sekaligus tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Ia mematung di tempatnya berdiri, salah tingkah ketika sepasang ibu dan an menatapnya dengan dua sorot mata yang kontras. Waktu berjalan begitu lama bagi Jessica, hingga sentuhan di tangan kanannya membuat pikiran Jessica teralihkan kembali ke alam nyata. “Jessica?” Itu suara Marco. Jessica hampir terjerembab mundur ketika menyadari pria dengan postur tubuh tinggi dan wajah perpaduan bule asia itu sudah berdiri di depannya. “Mama sudah menunggu. Ayo, beri salam padanya,” kata Marco. Seulas senyum semakin menambah tingkat ketampanan Marco. Jantung Jessica berdetak keras dibuatnya. “A-apa maksudnya?” tanya Jessica pelan. Menjawab kebingungan Jessica, Marco mencondongkan tubuhnya ke hadapan Jessica. Kini wajah tampan itu kian melekat di depan wajah Jessica yang menegang. Aura aroma musk dari kolon yang Marco pakai, menyapa penciuman Jessica malu-malu. Sudut bibir Marco mem

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 8

    Air kolam renang memantulkan cahaya putih dari lampu di sekitarnya. Riak air berhembus pelan mengikuti ritme angin. Beratapkan langit malam, dua orang yang baru saling mengenal itu, berdiri di pinggir kolam renang membawa pikirannya yang mengawang jauh entah kemana. Marco memandang lurus pada hamparan taman di depannya, tak jauh dari kolam. Sesekali menarik napas dalam untuk mengurai perasaan tak nyaman di dada. Sedangkan, Jessica, sibuk memainkan sebelah kakinya yang bergesekan dengan granit bibir kolam. Ia sadar keputusannya untuk menyeret Marco ke sini adalah keputusan yang tepat setelah melakoni peran sebagai sepasang kekasih idaman.“Saya tidak menyangka Ibu Joanna akan mengambil keputusan ekstrim seperti itu.” Marco buka suara setelah lima belas menit lamanya hening mencekik leher mereka. Tanpa mengalihkan pandangannya, ia kembali berkata. “Saya rasa, kita perlu membuat perjanjian ulang. Saya tidak akan menuntut imbalan apapun dari kamu. Dan saya akan membayarmu dengan jumlah

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 7

    “Teddy, tolong ambilkan bingkisan yang aku minta tadi pagi.”Ketika nama itu terucap dari bibir merah Joanna, sensasi menggila menjalar di sepanjang syaraf tubuh Jessica. Makan malam ini terasa bagaikan neraka yang tidak akan berhenti menyeret Jessica untuk masuk ke alamnya. Jessica pikir, disaat ia fokus dengan masalah dan mencari solusi untuk menyelesaikan semua hutang, masa lalu akan berhenti menghantui. Namun, siapa sangka, takdir berkata lain. Takdir yang tertulis untuk Jessica tidak semudah itu untuk ditaklukan. Sudah jatuh tertimpa tangga. Bagi Jessica, hidupnya saat ini sudah diambang batas antara hidup dan mati. Sebelah tangannya menggenggam pisau steak gemetar. Teddy–pria itu–datang menghampiri Joanna dengan dua buah kotak berhiaskan pita di permukaannya. Ketika Teddy menyerahkan bingkisan yang diminta sang nyonya besar, matanya tertuju pada Jessica. “Berikan pada Marco dan Jessica,” perintah Joanna lagi. Sigap Teddy menghampiri dua orang itu dan menyodorkan bingkisannya

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 6

    Keberadaan sebuah Maserati Cielo warna biru di ujung jalan menarik perhatian orang-orang yang tinggal di sisi perbatasan kota Jakarta. Marco memarkirkan mobil itu tepat di depan sebuah kafe yang ramai disambangi pengunjung. Melihat dunia luar lewat kaca film mobilnya yang hitam pekat, semakin menenggelamkan niat Marco untuk keluar dari tempat persembunyian sementaranya. Ini ketiga kalinya Marco melirik Richard Millienya sekilas. Sudah sepuluh menit ia menunggu di titik pertemuannya dengan Jessica namun wanita itu tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya. “Apakah dia selalu terlambat seperti ini?” Marco mendengus kesal. Ia menyibukkan diri menyoroti aktivitas orang-orang yang berlalu lalang di sekitar. Jika biasanya ada Jasper yang akan setia mengantar Marco kemanapun, khusus malam ini, Jasper menjadi pengecualian. Joanna terang-terangan meminta Marco untuk menjemput Jessica seorang diri hingga pria yang dijuluki Mister Presisi itu, berakhir mengenaskan dalam kesendirian. Klek.

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 5

    Di dalam sebuah kafe tak jauh dari kantor, Jessica dan Marco duduk berhadapan. Suasana canggung menyelimuti mereka karena tidak ada satupun yang berniat untuk buka suara. “Pak Marco mau pesan apa?” tanya Jasper. Asisten pribadi yang khusus menangani semua hal personal tentang pemilik agensi Kkum Haneul ini. Sepasang mata sipitnya menatap Marco jeli, diam-diam memperhatikan setiap detail penampilan Marco adalah sebagian besar dari tugas Jasper sebagai Aspri. “Bapak mau makan siang?”Marco mengangguk pelan, tatapannya masih lurus menerobos dinding kepercayaan diri Jessica yang duduk dengan kepala tertunduk lesu. Seakan sedang memindai isi pikiran wanita itu. “Berikan saya seporsi Jjampong,” jawab Marco.Jasper mengangguk patuh, kemudian ia beralih pada Jessica di sebelah kanannya. “Jes, kamu mau makan apa?” Jessica menggigit sudut bibirnya ragu. Tempat yang ia sambangi saat ini adalah kafe khusus menjual menu-menu masakan rumahan ala Korea. Sesungguhnya ia tidak terlalu familiar denga

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   Bab 4

    “W-what?” Jessica bergumam pelan. Ekspresinya bingung sekaligus tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Ia mematung di tempatnya berdiri, salah tingkah ketika sepasang ibu dan an menatapnya dengan dua sorot mata yang kontras. Waktu berjalan begitu lama bagi Jessica, hingga sentuhan di tangan kanannya membuat pikiran Jessica teralihkan kembali ke alam nyata. “Jessica?” Itu suara Marco. Jessica hampir terjerembab mundur ketika menyadari pria dengan postur tubuh tinggi dan wajah perpaduan bule asia itu sudah berdiri di depannya. “Mama sudah menunggu. Ayo, beri salam padanya,” kata Marco. Seulas senyum semakin menambah tingkat ketampanan Marco. Jantung Jessica berdetak keras dibuatnya. “A-apa maksudnya?” tanya Jessica pelan. Menjawab kebingungan Jessica, Marco mencondongkan tubuhnya ke hadapan Jessica. Kini wajah tampan itu kian melekat di depan wajah Jessica yang menegang. Aura aroma musk dari kolon yang Marco pakai, menyapa penciuman Jessica malu-malu. Sudut bibir Marco mem

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 3

    “Dimana Jessica Nathania? Dia harus bayar hutangnya sekarang!” Suara keras seorang pria yang berdiri di depan rumah Jessica membuat Jessica mendongak. Kepalanya yang tertunduk seakan tertantang untuk mendongak mengamati situasi ricuh yang sedang terjadi. Jessica melotot melihat adik perempuannya tengah menjadi bulan-bulanan dua orang pria berwajah sangar. Tak terima adik satu-satunya itu dibentak, Jessica lantas memacu langkahnya untuk mendekat. “Kenapa ribut-ribut begini? Bapak cari saya?” Jessica bertanya. Wajahnya tak lagi ramah. Dua pria itu menatapnya dari ujung kaki ke ujung kepala seperti layar pemindai. “Kamu Jessica?” tanya salah satu dari mereka. Jessica mengangguk. “Bayarkan hutangmu sekarang. Kamu sudah menunggak cicilan pinjaman di Bank Matahari selama tiga bulan!” ujar pria itu lagi. Nada bicaranya semakin lama kian tinggi. Tepat di depan wajah Jessica.Jessica ingin marah saja rasanya. Pada keadaan dan pada Teddy yang sudah menambah beban. Ia mengelus pundak Lila, ad

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 2

    Tangis Jessica pecah dihadapan Tita, sahabatnya. Satu pak tisu habis sudah untuk menyeka setiap air mata berharga yang Jessica keluarkan untuk pria mokondo seperti Teddy. “Pokoknya gue nggak terima sama perlakuan Teddy ke gue!” ucap Jessica di tengah tangisnya yang meradang. Di depannya, Tita setia memberikan helai demi helai tisu wajah dengan ekspresi ngilu. Apa yang terjadi pada Jessica saat ini adalah pelajaran baginya untuk tidak terlalu memberikan kepercayaan penuh atas nama cinta pada seseorang.Kesabaran Tita mampu menenangkan Jessica yang berkelakar. “Udah, lo boleh emosi, tapi jangan sampai emosi lo malah bikin lo kelihatan mengenaskan di depan Teddy. Dia bisa makin besar kepala kalau lihat lo terpuruk begini,” kata Tita. Seketika itu pula tangis Jessica redam. Ia beralih pada sahabatnya. Ekspresinya serius. “Lo benar. Gue harus bisa balas dendam ke Teddy,” kata Jessica berapi-api. “Gue nggak nyuruh lo balas dendam, btw..” “Tapi omongan lo menginspirasi gue buat balas de

  • ROMANSA AGENSI : Pernikahan Kontrak Dengan Mr. Lee   BAB 1

    BAB 1 [Pinjaman Anda sudah melewati masa jatuh tempo. Mohon lakukan pembayaran hari ini untuk mencegah nama Anda masuk ke dalam daftar nasabah kredit terkendala.]Sederet pesan berisi peringatan muncul sudah lima kali di layar ponsel Jessica yang tergeletak mengenaskan di atas nakas. Sedang ponsel itu terus bergetar meminta respon, sang empunya masih sibuk berkutat dengan mimpi indahnya seolah kondisi dunia luar tidak akan mengusik kenyamanannya yang baru terlelap subuh tadi. Kring.. Kring.. Dering ponsel menggelegar, mengejutkan Jessica yang langsung bangkit dari alam bawah sadarnya. Dengan kesadaran setipis tisu ia meraih ponselnya, menggeser asal ikon hijau di layar tanpa melihat siapa yang menghubunginya lewat telepon. “Halo?” ucapnya dengan suara parau. Suara seseorang nan jauh di sana, tidak ada kesan ramah-ramahnya sama sekali. “Bu Jessica, cicilan pinjaman Anda sudah jatuh tempo. Nominal tunggakannya semakin besar. Bisa dibayarkan hari ini, Bu?”Jessica menelan ludah, mat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status