"Kejeniusan macam apa yang dimiliki anak ini, segel yang mengunci pengetahuan dan jiwaku bukanlah sesuatu yang bisa dibuat oleh siapapun, para dewa, etintas asing, bahkan mustahil untukku dan Wu Li untuk membuatnya. Bagaimana caranya dia melakukannya?" Roh Kaisar Legendaris membatin, tak mengerti bagaimana Zhou Ning yang pada awalnya adalah seorang manusia, memiliki kejeniusan di atas dirinya dan Wu Li yang merupakan kelahiran dari Yuan Shi Moji, pondasi segala sesuatu di dunia."Kau bahkan mempelajari segel itu?" Ucapnya seraya menelisik isi yang terkandung di dalam guratan kata pada jimat yang tangah Zhou Ning buat. Setelah memeriksa dengan lebih mendalam, Roh Kaisar Legendaris menemukan hal mengejutkan lainnya, "tunggu dulu, itu.. kau merombak segelnya?" Serunya sulit percaya. "Mustahil untuk mempelajari segel itu, lebih mustahil lagi untuk merombaknya menjadi segel baru. Tapi pemuda ini, dia berhasil melakukannya! Kejeniusan dan kebijaksanaannya benar-benar di luar jangkauanku!"
Saat badai petir mengamuk dengan kecepatan luar biasa, jimat di hadapan Zhou Ning bergetar hebat. Guratan kata yang terukir di permukaannya mulai berdenyut, mengeluarkan gelombang energi yang menekan sekelilingnya. Tekanan udara di sekitar jimat melonjak drastis, menciptakan pusaran angin yang lebih besar, menyerap seluruh hukuman langit ke dalamnya.BZZT!Dalam sekejap, seluruh pusaran badai petir yang mengacaukan langit dan bumi tersedot ke dalam jimat. Kilatan cahaya yang sebelumnya mengancam kini menghilang tanpa sisa. Langit yang gelap mulai bersih, awan hitam memudar, dan guntur yang mengguncang menghilang begitu saja.Aura yang dahsyat meledak dari jimat, menyapu seluruh area dengan tekanan yang menakutkan. Zhou Ning yang masih terduduk menghela napas panjang, menatap jimat di hadapannya dengan tatapan puas. "Syukurlah Jimat itu bekerja," gumamnya, masih terengah-engah."Di masa depan aku harus lebih teliti, aku tidak memperkirakan bahwa hukuman langit akan begitu kuat. Mereka
Zhou Ning membuka matanya pelan. Sorot tajam terpancar dari dalam pupilnya, mengandung kekuatan yang dapat mengacaukan langit dan bumi. Ia perlahan bangkit, merasakan energi baru yang berputar dalam tubuhnya tanpa hambatan. "Ranah Dewa Bintang 4!" Senyum puas terukir di wajahnya. Di sekelilingnya, tekanan dahsyat meledak, menyapu seluruh ruangan dengan gelombang energi yang menggetarkan ruang dan waktu. "Selamat untukmu Zhou Ning," seru Roh Kaisar Legendaris segera. Zhou Ning mengangguk pelan, lalu mengangkat tangannya, dan aura ganas yang menyelimuti tubuhnya langsung lenyap. Dalam satu tarikan napas, ruangan yang semula bergetar hebat kembali sunyi. Matanya tertuju pada jimat hitam di depannya. Benda itu bergetar hebat, petir hitam meledak-ledak di udara, menyambar ke segala arah, menghancurkan puing-puing, dan tanah yang sudah retak menjadi serpihan-serpihan kecil. "Daya penghancur yang sangat besar. Kekuatan satu jimat ini saja sudah bisa menghapus seluruh benua Tianluo tanpa
Zhou Lou berdiri tegap, suaranya penuh kebanggaan. "Seperti yang diharapkan dari adikku, kau memang luar biasa! Selamat atas terobosanmu!" "Terimakasih kak," jawab Zhou Ning bersama dengan senyuman tipis di wajahnya.Para alkemis serta pengikut-pengikut lainnya segera menyusul, satu per satu menyampaikan ucapan selamat dengan penuh hormat. Sorot mata mereka dipenuhi keyakinan dan kekaguman yang semakin dalam. Di antara mereka, tampak wajah Master Huang berkilau oleh kebanggaan yang tak bisa disembunyikan. Lady Qing yang berdiri di sampingnya tersenyum lembut, sementara para alkemis lainnya menundukkan kepala dengan penuh hormat. "Selamat, tuan!" Suara mereka bergema serempak, memenuhi udara dengan kehangatan dan rasa hormat yang mendalam. Di sudut lain, seorang pria tua yang menjaga pondok itu menatap Zhou Ning dengan sorot mata tajam. Dia bergumam pelan, berbicara pada dirinya sendiri. "Aku harus melaporkan ini pada Putri Kelima." Dia menghilang dalam sekejap, meninggalkan
Para cendekiawan yang dilemparkan ke tanah itu gemetar ketakutan. Terutama pria berjubah merah itu, dia yang paling menyedihkan. Tubuhnya meringkuk gemetar, wajahnya pucat, dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Pria itu tak pernah membayangkan bahwa satu kalimat meremehkan Zhou Ning akan membawa kehancuran bagi dirinya. Di tengah keramaian, para Santo Ahli dan cendekiawan besar yang sejak tadi mengamati kejadian itu akhirnya melangkah maju. Seorang pria tua berjubah putih, dengan aura dalam seperti lautan, menatap para cendekiawan yang dilemparkan ke tanah. Suaranya menggema di udara, penuh wibawa. "Benua Tianluo selalu menjunjung tinggi kebijaksanaan dan kehormatan," suaranya menggema, penuh ketegasan. "Namun kalian, yang menyebut diri sebagai cendekiawan, justru bertindak layaknya orang bodoh? Menghina seseorang seperti dia? Sungguh tidak tahu diri!"Seorang ahli berjubah ungu dengan tongkat panjang di tangannya ikut melangkah maju."Benar-benar tidak memiliki mata! Kalian
Pria berjubah biru itu gemetar, merasa seolah langit runtuh di atas kepalanya. Tatapannya liar, dipenuhi kepanikan. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya telah dikeluarkan dari sekte cabang begitu saja.Dia melirik sekilas ke arah pria berjubah merah yang masih meringkuk ketakutan di sebelahnya, tatapannya dipenuhi kebencian dan keputusasaan. Namun, dia tidak bisa membuang waktunya untuk pria itu sekarang. "Tidak!" Serunya dengan frustasi, "Tetua! Ini semua hanya kesalahpahaman!" lanjutnya dengan suara bergetar. "Saya sama sekali tidak berniat menghina cendekiawan besar!"Dia lalu mengacungkan jarinya ke arah pria berjubah merah, melimpahkan seluruh kesalahan kepadanya. "Semua ini karena dia! Kalau bukan karena dia yang menghasut kami, bahkan diberi seribu nyawa pun, mana mungkin saya berani melakukannya!""Be-benar!" Tambah yang lainnya dengan suara gemetar "semua ini adalah kesalahannya. Tetua mohon ampuni kami!"Sementara itu, pria berjubah merah itu hanya bisa meringkuk
Seorang pria berjubah hijau melangkah maju dengan senyum ramah. Dia adalah Mo Yang, sepupu Mo Tian. Matanya tampak tenang, tetapi kilatan tajam tersembunyi di dalamnya. Ia menatap Zhou Ning dengan penuh arti sebelum mengalihkan pandangannya ke Mo Tian.Mo Tian langsung menangkap maksud pria itu. Matanya menyipit, kilatan ketidaksenangan melintas sejenak sebelum ia menutupinya dengan ekspresi dingin. Ia hanya mendengus pendek. "Hmph."Mo Yang tersenyum tipis, tak terpengaruh oleh sikap Mo Tian. Dengan suara tenang namun berwibawa, ia berbicara, “Cendekiawan muda, undangan dari Aula Langit Jiwa memang terhormat, tetapi kurasa kamu akan menemukan sesuatu yang lebih berharga jika berkunjung ke Aula Cahaya kami.”"Hah, jadi sekarang kau datang untuk merebut orang juga?" Mo Tian mencibir.Mo Yang terkekeh pelan. "Bukan merebut, hanya menawarkan pilihan. Cendekiawan sepertinya pantas mendapatkan yang terbaik, bukan?"Tatapan mereka bertemu, ketegangan samar terasa di udara. Sementara itu, Zh
Gu Heng, ternyata kau orang seperti itu," suara berat Shen Bao terdengar, menambahkan provokasi. "Tidak tahu malu," lanjutnya dengan nada meremehkan, suaranya lirih namun menusuk."Apa? Kau—!" Gu Heng terbelalak, wajahnya seketika memerah karena marah dan malu. "Kalian… Tidak! Cendekiawan Muda, saya tidak memiliki niat buruk sedikit pun!""Menggunakan Cendekiawan Muda demi kepentingan pribadimu? Itu bukan cara Sekte Tubuh Surgawi," Shen Bao menambahkan dengan dingin, tangannya bersedekap, menatap Gu Heng penuh sindiran.Gu Heng mengepalkan tangan, ekspresinya semakin gelap. Rasa kesal dan frustasi jelas terlihat di wajahnya, tetapi ia menahan diri untuk tidak meledak di depan begitu banyak orang."Shen Bao, kau tak usah berpura-pura suci! Apa kau pikir Sekte Tubuh Surgawi lebih baik? Bukankah kau datang ke sini dengan tujuan yang sama? Jangan bilang kau datang hanya demi menawarkan keramahan!" Gu Heng akhirnya membalas dengan tajam, matanya menyipit penuh kecurigaan.“Kalian semua han
"Membicarakan lingkungan terbaik, Aula Petir Suci lebih baik!"Perdebatan terus meningkat. Tidak hanya Mo Tian, Mo Yang, dan Gu Heng, tetapi juga beberapa cendekiawan lain dari berbagai sekte ikut menyela, mencoba menarik Zhou Ning ke pihak mereka. Kata-kata tajam terlontar, ketegangan meningkat, dan dalam sekejap, beberapa orang mulai melepaskan tekanan energi mereka, membuat udara di sekitar bergetar.Mo Tian mengepalkan tangan. "Kalian terlalu berisik! Jika ingin bertarung, ayo kita selesaikan sekarang!"Gu Heng menghunus pedangnya sedikit. "Aku tidak takut."Shen Bao mendengus. "Hmph, sekalian saja kita lihat siapa yang lebih kuat!"Di tengah semua itu, Mo Tian mengerutkan kening. Dia merasa direbut begitu saja. Sebagai orang pertama yang mengundang Zhou Ning, seharusnya dialah yang paling berhak mendapatkan perhatiannya! Dengan cepat, dia melangkah ke depan, berdiri lebih dekat dengan Zhou Ning, dan berkata dengan suara penuh ketulusan, "Cendekiawan Muda, saya yakin Anda adalah
Gu Heng, ternyata kau orang seperti itu," suara berat Shen Bao terdengar, menambahkan provokasi. "Tidak tahu malu," lanjutnya dengan nada meremehkan, suaranya lirih namun menusuk."Apa? Kau—!" Gu Heng terbelalak, wajahnya seketika memerah karena marah dan malu. "Kalian… Tidak! Cendekiawan Muda, saya tidak memiliki niat buruk sedikit pun!""Menggunakan Cendekiawan Muda demi kepentingan pribadimu? Itu bukan cara Sekte Tubuh Surgawi," Shen Bao menambahkan dengan dingin, tangannya bersedekap, menatap Gu Heng penuh sindiran.Gu Heng mengepalkan tangan, ekspresinya semakin gelap. Rasa kesal dan frustasi jelas terlihat di wajahnya, tetapi ia menahan diri untuk tidak meledak di depan begitu banyak orang."Shen Bao, kau tak usah berpura-pura suci! Apa kau pikir Sekte Tubuh Surgawi lebih baik? Bukankah kau datang ke sini dengan tujuan yang sama? Jangan bilang kau datang hanya demi menawarkan keramahan!" Gu Heng akhirnya membalas dengan tajam, matanya menyipit penuh kecurigaan.“Kalian semua han
Seorang pria berjubah hijau melangkah maju dengan senyum ramah. Dia adalah Mo Yang, sepupu Mo Tian. Matanya tampak tenang, tetapi kilatan tajam tersembunyi di dalamnya. Ia menatap Zhou Ning dengan penuh arti sebelum mengalihkan pandangannya ke Mo Tian.Mo Tian langsung menangkap maksud pria itu. Matanya menyipit, kilatan ketidaksenangan melintas sejenak sebelum ia menutupinya dengan ekspresi dingin. Ia hanya mendengus pendek. "Hmph."Mo Yang tersenyum tipis, tak terpengaruh oleh sikap Mo Tian. Dengan suara tenang namun berwibawa, ia berbicara, “Cendekiawan muda, undangan dari Aula Langit Jiwa memang terhormat, tetapi kurasa kamu akan menemukan sesuatu yang lebih berharga jika berkunjung ke Aula Cahaya kami.”"Hah, jadi sekarang kau datang untuk merebut orang juga?" Mo Tian mencibir.Mo Yang terkekeh pelan. "Bukan merebut, hanya menawarkan pilihan. Cendekiawan sepertinya pantas mendapatkan yang terbaik, bukan?"Tatapan mereka bertemu, ketegangan samar terasa di udara. Sementara itu, Zh
Pria berjubah biru itu gemetar, merasa seolah langit runtuh di atas kepalanya. Tatapannya liar, dipenuhi kepanikan. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya telah dikeluarkan dari sekte cabang begitu saja.Dia melirik sekilas ke arah pria berjubah merah yang masih meringkuk ketakutan di sebelahnya, tatapannya dipenuhi kebencian dan keputusasaan. Namun, dia tidak bisa membuang waktunya untuk pria itu sekarang. "Tidak!" Serunya dengan frustasi, "Tetua! Ini semua hanya kesalahpahaman!" lanjutnya dengan suara bergetar. "Saya sama sekali tidak berniat menghina cendekiawan besar!"Dia lalu mengacungkan jarinya ke arah pria berjubah merah, melimpahkan seluruh kesalahan kepadanya. "Semua ini karena dia! Kalau bukan karena dia yang menghasut kami, bahkan diberi seribu nyawa pun, mana mungkin saya berani melakukannya!""Be-benar!" Tambah yang lainnya dengan suara gemetar "semua ini adalah kesalahannya. Tetua mohon ampuni kami!"Sementara itu, pria berjubah merah itu hanya bisa meringkuk
Para cendekiawan yang dilemparkan ke tanah itu gemetar ketakutan. Terutama pria berjubah merah itu, dia yang paling menyedihkan. Tubuhnya meringkuk gemetar, wajahnya pucat, dan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Pria itu tak pernah membayangkan bahwa satu kalimat meremehkan Zhou Ning akan membawa kehancuran bagi dirinya. Di tengah keramaian, para Santo Ahli dan cendekiawan besar yang sejak tadi mengamati kejadian itu akhirnya melangkah maju. Seorang pria tua berjubah putih, dengan aura dalam seperti lautan, menatap para cendekiawan yang dilemparkan ke tanah. Suaranya menggema di udara, penuh wibawa. "Benua Tianluo selalu menjunjung tinggi kebijaksanaan dan kehormatan," suaranya menggema, penuh ketegasan. "Namun kalian, yang menyebut diri sebagai cendekiawan, justru bertindak layaknya orang bodoh? Menghina seseorang seperti dia? Sungguh tidak tahu diri!"Seorang ahli berjubah ungu dengan tongkat panjang di tangannya ikut melangkah maju."Benar-benar tidak memiliki mata! Kalian
Zhou Lou berdiri tegap, suaranya penuh kebanggaan. "Seperti yang diharapkan dari adikku, kau memang luar biasa! Selamat atas terobosanmu!" "Terimakasih kak," jawab Zhou Ning bersama dengan senyuman tipis di wajahnya.Para alkemis serta pengikut-pengikut lainnya segera menyusul, satu per satu menyampaikan ucapan selamat dengan penuh hormat. Sorot mata mereka dipenuhi keyakinan dan kekaguman yang semakin dalam. Di antara mereka, tampak wajah Master Huang berkilau oleh kebanggaan yang tak bisa disembunyikan. Lady Qing yang berdiri di sampingnya tersenyum lembut, sementara para alkemis lainnya menundukkan kepala dengan penuh hormat. "Selamat, tuan!" Suara mereka bergema serempak, memenuhi udara dengan kehangatan dan rasa hormat yang mendalam. Di sudut lain, seorang pria tua yang menjaga pondok itu menatap Zhou Ning dengan sorot mata tajam. Dia bergumam pelan, berbicara pada dirinya sendiri. "Aku harus melaporkan ini pada Putri Kelima." Dia menghilang dalam sekejap, meninggalkan
Zhou Ning membuka matanya pelan. Sorot tajam terpancar dari dalam pupilnya, mengandung kekuatan yang dapat mengacaukan langit dan bumi. Ia perlahan bangkit, merasakan energi baru yang berputar dalam tubuhnya tanpa hambatan. "Ranah Dewa Bintang 4!" Senyum puas terukir di wajahnya. Di sekelilingnya, tekanan dahsyat meledak, menyapu seluruh ruangan dengan gelombang energi yang menggetarkan ruang dan waktu. "Selamat untukmu Zhou Ning," seru Roh Kaisar Legendaris segera. Zhou Ning mengangguk pelan, lalu mengangkat tangannya, dan aura ganas yang menyelimuti tubuhnya langsung lenyap. Dalam satu tarikan napas, ruangan yang semula bergetar hebat kembali sunyi. Matanya tertuju pada jimat hitam di depannya. Benda itu bergetar hebat, petir hitam meledak-ledak di udara, menyambar ke segala arah, menghancurkan puing-puing, dan tanah yang sudah retak menjadi serpihan-serpihan kecil. "Daya penghancur yang sangat besar. Kekuatan satu jimat ini saja sudah bisa menghapus seluruh benua Tianluo tanpa
Saat badai petir mengamuk dengan kecepatan luar biasa, jimat di hadapan Zhou Ning bergetar hebat. Guratan kata yang terukir di permukaannya mulai berdenyut, mengeluarkan gelombang energi yang menekan sekelilingnya. Tekanan udara di sekitar jimat melonjak drastis, menciptakan pusaran angin yang lebih besar, menyerap seluruh hukuman langit ke dalamnya.BZZT!Dalam sekejap, seluruh pusaran badai petir yang mengacaukan langit dan bumi tersedot ke dalam jimat. Kilatan cahaya yang sebelumnya mengancam kini menghilang tanpa sisa. Langit yang gelap mulai bersih, awan hitam memudar, dan guntur yang mengguncang menghilang begitu saja.Aura yang dahsyat meledak dari jimat, menyapu seluruh area dengan tekanan yang menakutkan. Zhou Ning yang masih terduduk menghela napas panjang, menatap jimat di hadapannya dengan tatapan puas. "Syukurlah Jimat itu bekerja," gumamnya, masih terengah-engah."Di masa depan aku harus lebih teliti, aku tidak memperkirakan bahwa hukuman langit akan begitu kuat. Mereka
"Kejeniusan macam apa yang dimiliki anak ini, segel yang mengunci pengetahuan dan jiwaku bukanlah sesuatu yang bisa dibuat oleh siapapun, para dewa, etintas asing, bahkan mustahil untukku dan Wu Li untuk membuatnya. Bagaimana caranya dia melakukannya?" Roh Kaisar Legendaris membatin, tak mengerti bagaimana Zhou Ning yang pada awalnya adalah seorang manusia, memiliki kejeniusan di atas dirinya dan Wu Li yang merupakan kelahiran dari Yuan Shi Moji, pondasi segala sesuatu di dunia."Kau bahkan mempelajari segel itu?" Ucapnya seraya menelisik isi yang terkandung di dalam guratan kata pada jimat yang tangah Zhou Ning buat. Setelah memeriksa dengan lebih mendalam, Roh Kaisar Legendaris menemukan hal mengejutkan lainnya, "tunggu dulu, itu.. kau merombak segelnya?" Serunya sulit percaya. "Mustahil untuk mempelajari segel itu, lebih mustahil lagi untuk merombaknya menjadi segel baru. Tapi pemuda ini, dia berhasil melakukannya! Kejeniusan dan kebijaksanaannya benar-benar di luar jangkauanku!"