"Tidak salah jika para dewa menyebutnya jalur kematian, dan alam suci pun berubah menjadi ujian alam kematian, " gumam Zhou Ning pada dirinya sendiri, dahinya mengkerut dalam, "Tapi ....""Bukankah itu sudah berjuta-juta tahun yang lalu, seharusnya tempat itu sudah tidak begitu berbahaya lagi, dan kaisar iblis serigala harusnya sudah tiada kan? Tapi kenapa Dewi Air Zhusena tidak bisa masuk kesana? Apa mungkin dia terluka? perang ribuan tahun lalu, tidak mungkin dia baik-baik saja," Pikirnya. Zhou Ning segera memeriksa tubuh Dewi Air Zhusena, dengan teliti.Zhou Ning tersentak kaget saat melihat luka besar yang menganga pada alam kedewaan Dewi Air Zhusena, yang menyebabkan kekuatannya yang tidak stabil terus menurun."Ini ... Hama penghisap surgawi! Hama ini sangat ganas, dia hanya menghisap energi kedewaan, setiap kali dia melahapnya sangatlah menyakitkan, dan ketika hama ini dewasa, dia akan membunuh inangnya," Zhou Ning telah mendapatkan sebuah kesimpulan yang jelas, "jadi itulah ala
"Itu kau!" Melihat bukan Zhou Ning lagi yang ada di depannya melainkan kaisar suci iblis, Dewi Air Zhusena segera memasang tubuh untuk bertarung."Kaisar suci iblis! Aku belum selesai!" Teriak Zhou Ning. Kaisar suci Iblis sudah mengambil tubuhnya lagi, bahkan sebelum dia menjelaskan apapun."Kau terlalu lama, kesabaranku ini terbatas!" Jawab Kaisar suci iblis dengan suara yang penuh dengan kekesalan dan penegasan yang tajam"Ya ini aku! Kenapa hah? Dewa memang tidak tahu terimakasih, Jika bukan karena bocah itu, aku sudah membunuhmu, oh ya ... Aku bahkan belum berterima kasih padamu, jika saja kau memberikan tetesan salju bulan Dewi air, aku tidak akan bisa mendapatkan tubuh bocah ini dengan mudah!" Ucapnya pada Dewi Air Zhusena dengan nada mengejek.Dewi Air Zhusena mengepalkan tangan erat, "itu memang salahku," ucapanya dengan suara pelan, raut wajahnya penuh rasa bersalah."Sudahlah, aku terlalu malas untuk membujukmu, kau ikut atau tidak!" "Aku ikut!" Sahut Dewi Air Zhusena denga
Jeritan roh jahat terkutuk setajam jarum yang menusuk telinga. Qianyu, yang paling lemah di antara mereka, tak kuasa menahannya dan mendelik kesakitan sambil menutup telinganya rapat-rapat. "Berbahaya!" Dewi Air Zhusena, dengan sigap dan penuh kewaspadaan, segera membentuk perisai air di depan mereka untuk melindungi Qianyu. Perisai air itu berkilauan seindah lautan biru, menangkal gelombang suara mengerikan yang menerjang ganas."Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya segera, raut wajahnya diliputi kekhawatiran. 'Jangan sampai terjadi apapun padanya,' batinnya."Mhm, aku baik-baik saja," jawab Qianyu dengan anggukkan pelan, dia segera memejamkan mata, dan dengan teknik pemulihan kaisar iblis, menyembuhkan dirinya dalam sekejap."Tempat ini berbahaya, ini untukmu.""Ini ...?" Qianyu bertanya bingung, benda itu biru bening, bersinar dengan sembilan warna cahaya yang berbeda."Ini adalah tetesan salju bulan Dewi air, benda itu akan melindungimu," jelas Dewi Air Zhusena. Qianyu menatap bend
Sebelum Dewi Air Zhusena melakukan sesuatu, Qianyu segera menenangkannya.Tangan Qianyu yang lembut memegangi tangannya, lalu meminta maaf pada kaisar suci iblis, "maafkan kami," ucapnya dengan suaranya yang penuh keanggunan. Qianyu menggeleng pelan, dan matanya mengisyaratkan Dewi Air Zhusena untuk tidak bertindak gegabah, dan memperpanjang masalah dengan kaisar suci iblis.Hyyyh, Zhou Ning menggeleng pasrah, "keduanya sama-sama keras kepala, syukurlah ada Qianyu, " gumamnya.Qianyu berhasil meredakan ketegangan antara Kaisar Suci Iblis dan Dewi Air Zhusena. Mereka berdua pun sama-sama memalingkan wajah, masih diliputi rasa kesal dan ketidaksukaan.Cih! Suara desahan keluar dari mulut Kaisar Suci Iblis. Dia merasa frustrasi karena tidak bisa berteleportasi dan berada dalam situasi yang merepotkan dengan Dewi Air Zhusena."Memang kau yang paling masuk akal di sini," Kaisar Suci Iblis mengakui sambil melangkahkan kakinya kembali. Satu langkah kakinya yang penuh kekuatan spiritual memba
"Apa yang terjadi?" Ucap Qianyu spontan, matanya membelalak, penuh dengan kewaspadaan dan kecemasan, dia merasakan bahaya di sekujur tubuhnya.Dengan sigap Dewi cantik itu memasang tubuhnya, siap untuk bertarung."Energi kebencian yang menakutkan!" Ucapnya lagi dengan mata menyipit, dia tak melepaskan kewaspadaannya sedikitpun."Qianyu, berhati-hatilah," ucap Dewi Air Zhusena. Sama seperti Qianyu di sebelahnya, dia telah memasang tubuhnya, siap untuk bertarung melawan apa pun yang muncul di hadapan mereka.Di sana, tulang-tulang itu mulai membentuk sebuah sosok raksasa. Tulang demi tulang saling menyatu, membentuk kerangka mengerikan dengan tinggi menjulang.Makhluk itu diliputi energi merah yang sangat pekat. Mata birunya menyala, dan rahangnya terbuka lebar, memperlihatkan taring-taring tajam yang siap mencabik-cabik mangsanya.Raksasa itu meraung, suara raungannya seganas petir yang menggelegar di seluruh jurang neraka. Tanah bergetar, dan angin bertiup kencang, menerbangkan pasir
Labirin neraka tertinggi, tempat di mana para kaisar iblis diuji dengan ribuan kehancuran. Mereka harus menaklukkan penjara langit iblis dan mencapai puncaknya - Tahta Mutlak, mengklaim kekuatan domain tertinggi kaisar iblis, menjadi salah satu Kaisar Iblis Agung yang dihormati di dunia iblis.Sudah banyak kaisar iblis yang musnah di dalamnya. Mereka yang berhasil, bisa dihitung dengan jari tangan. Sangat sedikit.Sekarang di hadapan mereka, seorang raja iblis muda telah berhasil melewatinya. Sebuah tempat yang bahkan sulit ditaklukkan oleh seorang kaisar iblis.Iblis-iblis itu tak percaya, mereka akan menyaksikan hal mustahil ini. Dalam sejarah ujian labirin neraka tertinggi, hal ini belum pernah terjadi.Zhesswa - raja iblis muda yang baru saja menaklukkan labirin neraka menaiki Tahta Mutlak kaisar iblis agung. Matanya yang penuh aura membunuh memandangi labirin neraka yang terbentang di bawahnya, tubuhnya penuh dengan aura bayangan hitam. Pusaran Lava merah mengelilinginya, menjatu
Zhesswa kembali ke akademi roh dengan teknik bayangan yang sempurna, menyembunyikan nafasnya hingga tak ada yang bisa merasakan kehadirannya."Tuan mengatakan padaku untuk mengambil benda di bawah akademi roh, sebenarnya benda apa itu?" Zhesswa menatap penasaran, "Bahkan Aku harus menjadi kaisar iblis terlebih dahulu untuk bisa mengambilnya," ucapanya dengan rasa penasaran yang semakin bertambah.Dari bawah kakinya, lava ungu mulai menggelegak. Perlahan, aliran lava itu merayap naik, menyelimuti tubuhnya dalam cangkang api yang membara. Bola lava ungu itu pun terbentuk, membungkusnya dalam kobaran api.Zhesswa menggunakannya, memasuki bawah tanah akademi roh. Panasnya bola lava ungu langsung melelehkan tanah di sekitarnya, dengan sangat mudah menembus kedalaman tanah.Awalnya biasa saja, akan tetapi Zhesswa merasakan panas luar biasa ketika berada lebih dalam di bawah tanah, "haaa! panas sekali!" desisnya, bergegas memperkuat bola lava ungu sebagai perisai pelindungnya.Mata kebijaksa
Jalur kematian yang penuh bahaya, telah hancur total. Debu kematian membumbung ke udara tanpa henti. Tanah pecah dan berlubang besar, tengkorak dewa berhamburan, mayat-mayat serigala menggunung, beberapa terbakar dalam api. Ketika seluruh kabut telah hilang, nampak kehancuran memenuhi seluruh tempat. Dari langit, tangga menuju alam suci terbentuk, tangga emas yang berlapis energi suci.Wajah tampan yang bengis dan kejam, hawa tubuh yang dipenuhi aura iblis, dialah yang sudah menghancurkan tempat itu, membuat alam suci muncul lebih cepat.Di sana Dewi Air Zhusena ternganga, terdiam, terpaku, syok! Dia tak memperhatikan kemunculan alam suci sedikit pun, matanya tak beralih dari menatap sosok kaisar suci Iblis di depannya, "kekuatan macam apa itu?" Merinding, tubuhnya gemetar. Masih segar dalam ingatannya. kaisar suci iblis mengeluarkan kekuatannya; satu tebasan yang membuat ribuan tengkorak dewa menghilang, satu jentikkan jari yang menghancurkan bilah api hitam beracun. Tiba-tiba kabu
Mata naga purba Aeris melebar, sorot merah menyala di pupilnya tampak bergelora. Ia tidak pernah menduga akan menerima jawaban seperti itu. "Penakluk Api Kekacauan memintaku untuk menjadi mitranya? Bukan budak?" pikir Aeris. Tubuh raksasanya yang bersisik sempat bergerak gelisah, tetapi kemudian ia merunduk kembali, memberikan penghormatan.“Tuan ... saya bersedia!” kata Aeris dengan suara berat, namun dipenuhi rasa hormat yang tulus. Getaran suaranya menggema, membuat udara di sekitar mereka seakan beresonansi.Zhou Ning mengangguk pelan. “Bagus sekali. Kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik.” 'Memiliki bantuan setara Kaisar Dewa adalah hal yang sangat bagus, dengan keberadaannya kekuatan tempurku bertambah kuat lagi.' batinnya.“Tuan, tolong terimalah ini,” Aeris mengeluarkan setetes darah yang bersinar merah keemasan dari tubuhnya. “Ini adalah Darah Kehidupan saya, tuan. Dengan ini, tuan dapat mengendalikan saya sepenuhnya. Asalkan tuan memikirkannya, tuan bahkan bisa menghanc
Zhou Ning berdiri di tengah lautan energi yang bergejolak. Tubuhnya kini menyatu dengan hukum Api Kekacauan, memberikan aura yang begitu mendominasi hingga ruang di sekitarnya tampak bergetar."Dia benar-benar menyatu dengan Api Kekacauan," gumam Roh Kaisar Legendaris dengan nada terkejut. "Siapa sebenarnya pemuda ini? Mampu menampung serpihan jiwaku, menyerap kekuatan berkah ilahi, bahkan menyatukan tubuhnya dengan Api Kekacauan. Manusia mustahil memiliki kemampuan seperti ini. Setelah Api Kekacauan masuk, wadah misterius di dalam tubuhnya semakin membesar. Benda apa itu sebenarnya?" Zhou Ning membuka matanya perlahan. Semburat hitam yang memenuhi pupilnya kini berubah menjadi kilauan terang, bagaikan percikan api yang hidup. Tatapannya penuh determinasi, memancarkan rasa percaya diri yang sulit digoyahkan. "Sekarang api kekacauan sudah menjadi satu denganku. Bukan hanya rumit, hukum yang ada di dalam Api kekacauan juga sangat misterius, dan keduanya saling terjalin, memerlukan ban
"Berhati-hatilah," suara Roh Kaisar Legendaris memperingati Zhou Ning."Api Kekacauan bukanlah sesuatu yang dapat didekati dengan sembarangan. Banyak ahli yang jauh lebih kuat darimu telah musnah karena mencoba menguasainya," tambahnya lagi.Zhou Ning terus melangkah maju, seolah tidak mendengar peringatan itu. Tatapannya terpaku pada kobaran Api Kekacauan yang sedari tadi terus menariknya untuk mendekat. Daya tarik Api Kekacauan itu begitu besar, membuat tubuhnya terus melangkah maju tanpa kendali. Karena Zhou Ning tak menghiraukannya, Roh Kaisar Legendaris kembali memanggilnya, dengan suara yang lebih tegas. "Zhou Ning, Kendalikan dirimu," memperingati sekali lagi, "Jika tidak berhenti, kau akan dilahap olehnya."Mendengar panggilan itu, Zhou Ning tersentak sadar. Namun, sudah terlambat—ujung jarinya telah menyentuh nyala Api Kekacauan. Seketika, kobaran itu bersinar terang, menyilaukan seluruh ruangan dan menelan Zhou Ning dalam semburan cahaya.Di saat cahaya mulai mereda, tampak
Gelombang demi gelombang naga terus bermunculan, jumlahnya meningkat menjadi ribuan. Namun, Zhou Ning terus bertempur, tubuhnya bergerak seperti kilat, setiap pukulannya membawa kekuatan yang menghancurkan ribuan naga dalam sekejap. "Ujian di dalam wilayah suci utama tidak bisa diremehkan sama sekali. Aku tak bisa membayangkan ujian macam apa yang ada di delapan Wilyayah suci utama lainnya." Zhou Ning menarik napas dalam-dalam, matanya berkilat dengan tekad yang membara. Ia kembali bertempur, tanpa lelah, tanpa gentar. Setiap naga yang tumbang, energinya diserap oleh Zhou Ning, memperkuatnya lebih jauh.Di tengah lautan magma, Ia seperti pusaran api, menyerap setiap energi yang dilepaskan oleh naga-naga yang ia kalahkan. “Energi hukum dari Buah Api Jiwa telah mengangkat fisikku ke puncak alam Raja Dewa. Bahkan senjata tingkat suci pun takkan mudah melukaiku,” ucap Zhou Ning di tengah pertarungan.Setelah pertempuran yang tak terhitung lamanya, lautan magma akhirnya kembali tenang. Ri
"Buah Api Jiwa adalah manifestasi dari hukum api tertinggi. Jika aku bisa menyerapnya, kekuatan fisikku akan meningkat beberapa kali lipat." pikir Zhou Ning, menatap Buah Api Jiwa yang berada di tangannya, tekadnya bulat untuk menelannya.Dengan tekad yang telah membaja, Zhou Ning segera duduk bersila di atas magma yang mendidih. Ia menarik napas dalam-dalam, mengatur pernapasannya, dan mulai memusatkan pikirannya. Saat ia mulai menyerap energi Buah Api Jiwa, gelombang panas yang mengerikan langsung menghantam tubuhnya, bagaikan ribuan jarum api menusuk setiap pori-porinya."Argh …!" Zhou Ning menggertakkan gigi, rahangnya mengeras menahan gejolak energi dahsyat yang menyelimuti tubuhnya. Ia merasakan api hitam bercahaya emas mengalir deras ke pembuluh darahnya, memperkuat setiap ototnya dengan sensasi terbakar yang luar biasa, melapisi tulangnya dengan kekuatan baru, dan bahkan menembus inti jiwanya, membakar kelemahan terakhir yang masih tersisa.Di kedalaman kesadarannya, Roh Kaisa
Ketika Zhou Ning melangkah lebih jauh, setiap langkah membakar tubuhnya dengan intensitas luar biasa. Namun, panas itu tidak menghancurkannya, melainkan menempa dan memurnikan setiap bagian tubuhnya. Energi purba dari magma terus meresap ke dalam pori-porinya, membakar kelemahan yang tersisa dalam tubuhnya. Kulitnya menjadi sekeras logam, otot-ototnya mengeras dengan kekuatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, dan tulangnya kini sekokoh sebuah artefak suci. Merasa kekuatan baru mengalir dalam tubuhnya, Zhou Ning mengepalkan tangannya. Energi itu terasa begitu dahsyat. Ia menatap ke depan dengan penuh keyakinan. "Tubuhku telah mencapai tingkat kekuatan baru," ucapnya, "bahkan berada di dalam lautan api ini tidak terasa panas lagi."Namun, saat tatapannya menyapu lautan magma yang bergejolak di hadapannya, Zhou Ning merasakan sesuatu yang berbeda. Energi di sekitarnya bukan hanya panas belaka. Ada kekuatan lain yang mengalir, sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang berasal dari h
Setelah selesai memurnikan ribuan jimat Dao, Zhou Ning memandang Gao Na yang berdiri di sisinya. “Gao Na, buka Wilayah Suci Tingkat Sembilan, Laut Api Penyucian.” Mendengar itu, wajah Gao Na berubah sedikit tegang. “Membuka Wilayah Suci Tingkat Sembilan? Tapi, Tuan, tempat itu …” Gao Na tampak ragu, Laut Api Penyucian bukanlah wilayah suci biasa, tempat itu sangatlah berbahaya. “Ada masalah?” tanya Zhou Ning dengan nada datar, tapi tatapannya tajam. “Yang Mulia, Wilayah Suci utama berbeda dengan wilayah suci lainnya. Untuk membukanya, anda harus melewati ujian terlebih dahulu,” jelas Gao Na, berharap Zhou Ning bisa lebih memikirkan keputusannya lagi. “Tidak masalah, buka saja, aku akan melewati ujiannya," sahut Zhou Ning dengan mantap, memotong keraguan Gao Na. "Tuan apa anda benar-benar yakin? Meski laut Api Penyucian merupakan tingkat terendah dari delapan wilayah suci lainnya. Tetapi tetap saja, tempat itu tidak bisa diremehkan, tingkat bahayanya sangat tinggi. Saya juga tidak
"Dahulu, kuas kegelepan ini direndam dalam hukum malam selama ribuan tahun. Kegelepan yang begitu pekat dan tak terduga, meresap hingga setiap ujungnya, menjadikan setiap garis yang dibuat olehnya memiliki kedalaman yang mampu menyelimuti seluruh alam semesta. Namun sekarang, aku merendamnya dalam hukum Dao Suci, hukum yang lebih tinggi, lebih agung, lebih luas dari apapun yang pernah ada.""Aku akan menyebutnya," Dia menatap kuas itu dengan pandangan mendalam, sebelum menyebutkan namanya dengan pelan, "Xuan-Tian Divine Brush, simbol dari keseimbangan antara kegelapan dan kesucian."Dengan gerakan tangan yang mantap, Zhou Ning mulai menggerakkan kuas. Setiap gerakannya menciptakan garis yang penuh makna, melukis jimat yang menyerap energi Dao. Tidak ada keraguan dalam setiap sapuan; setiap garis mencerminkan kehendaknya.Di udara energi Dao memenuhi huruf dan simbol yang Zhou Ning buat, membentuk jimat Dao yang sempurna."Hmm, kurasa tidak begitu sulit membuatnya. Tentu saja, ranah de
"Bagaimana jika kau menjelajah Reruntuhan Tersembunyi? Banyak kesempatan tak terduga dan sumber daya yang berharga di sana," ucap Roh Kaisar Legendaris di dalam tubuhnya.Zhou Ning terdiam sejenak, matanya memandang jauh ke depan, merenung. "Reruntuhan Tersembunyi? Tempat itu memang memiliki banyak harta karun, tetapi juga penuh dengan bahaya."Roh Kaisar Legendaris, yang bersemayam di dalam dirinya, tertawa kecil. "Tidak kusangka, seseorang yang baru saja mengguncang ribuan alam ternyata masih ragu mengambil risiko besar."Zhou Ning mengangguk perlahan, tatapannya berubah tajam. "Mhm, kau benar, aku harus mengambil risiko itu. Namun, aku perlu mempersiapkan beberapa hal.""Gao Na!" Panggil Zhou Ning, suaranya penuh wibawa.Sekejap mata, Gao Na muncul di hadapannya, tubuhnya tegap dan wajahnya penuh penghormatan. "Yang Mulia, apa perintah Anda?"Zhou Ning menatapnya dengan tegas, matanya berkilau dengan determinasi. "Aku membutuhkan akses ke Domain Dao Suci. Buka jalurnya, sekarang ju