Share

Part 33 B

Catur mengusap air mata yang terus mengalir dengan satu tangannya. Ia sangat mencintai Ambar, tetapi sadar jika telah dicampakkan.

“Ayah … jangan pergi!” Masih terdengar teriakan Gendis saat ia mulai menghidupkan mesin kendaraan.

‘Aku tidak akan menoleh. Maafkan Ayah, Gendis.’ Catur menarik tuas gas pelan.

Gendis menangis sesenggukan sambil duduk memeluk lututnya.

“Nanti kita beli es krim ya?” tanya Ambar.

Gendis menggeleng.

“Mau beli apa? Beli ayam bakar?”

Gendis menggeleng lagi.

“Ndis mau beli apa?”

Gendis menatap ibunya lekat. “Ndis mau Ayah di sini sama kita. Ndis takut sendirian.”

“Besok Ndis ikut Bunda ke sekolah, ya?”

“Bunda kenapa Ayah pergi? Bunda kenapa tidak menahan Ayah?”

Gendis terus menangis. Ambar jadi pusing dibuatnya. Badannya tidak enak sekali, harus menghadapi tangisan Gendis. Biasanya ia tidak perlu repot karena Catur lah yang mengurus Gendis.

Ia membiarkan anaknya menangis di depan televisi seorang diri. Ambar yang kesal hanya membiarkan anaknya tanpa menghibur. I
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mia NuSa
dua bab bkin mewek ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status