Home / Urban / RITUAL GUNUNG KEMUKUS / TAK SEBURUK YANG DIDUGA

Share

TAK SEBURUK YANG DIDUGA

Author: Citra Rahayu Bening
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Sarto yang tak terima pasangan calon pengantin dibawa kabur Pak Brahim. Pria berumur 35 tahun tersebut mengejar dengan berteriak.

“Tua bangka tak tahu diri. Kamu selalu menghalang-halangiku untuk mendapatkan Saimah. Kau itu sudah bangkai!”

Namun, Pak Brahim tak menghiraukan teriakan Sarto. Bahkan gumpalan asap berisi tubuh kedua calon pengantin yang beku dilenyapkan dari pandangan kasat mata.

Saimah tampak serius mendengarkan cerita Kesi. Dia resapi setiap kata yang terucap dari kedua bibir wanita hitam manis tersebut.

“Bentar, bentar, Kes!”

Kesi segera berhenti bicara lalu menatap ke arah Saimah. “Kenapa?”

“Mas Sarto bilang Pak Brahim bangkai?” tanya Saimah dengan kedua mata berbinar-binar.

“Ya, emang. Aneh, kamu. Bangkai itu mayat. Bahagia gitu?” Kesi memandang heran ke arah Saimah yang tampak berseri-seri wajahnya.

Saimah tersenyum lalu berucap,”Yang kita telan kemarin, abu biasa. Pak Brahim masih ada.”

Kesi bingung seketika mendengar penjelasan sahabat karibnya tersebut. K
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    SAIMAH AKAN DITUMBALKAN

    “Kita pesan taksi lain saja, Im. Makin kaga jelas,” ucap Kesi dengan rasa jengkel. “Tenang, Ibu-ibu! Mas Sarto sedang bersemedi di bagian belakang sendiri. Ada sebuah ruang kecil khusus untuk semedi. Sebentar, saya parkir di tempat aman dulu,” ungkap pengemudi sambil menepikan mobil tak jauh dari gerbang masuk pemakaman. “Kapan Mas ketemu Pak Brahim? Sudah tahu siapa sebenarnya Pak Brahim?” tanya Saimah sambil menstabilkan emosi. Pengemudi tak segera menjawab pertanyaan Saimah. Pria tersebut memandang lurus ke depan lalu tersenyum tipis. Kesi yang sedari tadi sudah jengkel menjadi semakin marah, begitu melihat perilaku si pengemudi yang seenaknya sendiri. “Kita turun saja, Im!” Selesai berucap, wanita berkulit hitam manis ini segera keluar dari mobil. Saimah pun mengikuti sahabatnya. Kesi tak buang-buang waktu langsung menggandeng tangan Saimah menuju pinggir jalan untuk menunggu taksi online yang dipesannya. “Yang barusan udah kamu bayar?” tanya Saimah sambil menoleh sekilas ke

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    RENCANA PAK BRAHIM DEMI SAIMAH

    “Sebentar lagi, kalian akan tahu dengan mata kepala sendiri,” kata Pak Brahim sembari mengarahkan mobil ke arah tanah lapang. Sejauh pandangan mata, hanya ada rumput setinggi pinggang orang dewasa.“Pak, mau ke mana?” tanya Saimah seketika.“Silakan ikuti saya. Setelah itu, Mbak Saimah harus masuk ke sebuah gubuk sendirian. Saya dan Mbak Kesi hanya bisa menunggu di luar. Hanya Mbak Saimah yang bisa lakukan hal tersebut,” ungkap Pak Brahim sambil mencari tempat parkir tersembunyi.Penjelasan Pak Brahim sempat membuat kedua wanita sedikit menciut nyalinya. Mereka di tempat asing dengan diantar oleh orang tak dikenal, meski raganya dirasuki ruh Pak Brahim. Kesi mencolek lengan Saimah.“Apa?” tanya Saimah sambil menoleh ke arah wanita berkulit hitam manis tersebut.Kesi pun segera berbisik,”Aku mikir, ini jebakan.”Saimah seketika tersenyum sambil mengangguk. Sementara Pak Brahim dalam wujud orang lain paham dengan sikap ragu-ragu kedua wanita. Pria ini menghentikan langkah kaki lalu ber

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    SAATNYA MENJEBAK

    “Terus gimana?” tanya Kesi sambil melirik ke arah Pak Brahim. Dia masih punya rasa curiga terhadap pria berjiwa Pak Brahim tersebut.“Habis ini, aku mencari keberadaan Mas Sarto. Aku akan mengeluarkan sedikit jurus rayuan,” urai Saimah.“Sampai di sini, aku sudah tahu arahnya. Yodah, buruan lakuin. Udah jam berapa ini?” Sehabis berucap Kesi mengambil keputusan ponsel dari dalam tas. Sesaat kemudian, jemari tangannya mengetuk layar.“Ya, ampun, Im. Udah jam 10,” ucap Kesi yang mulai panik.“Emang udah larut. Gak perlu khawatir. Aku udah kirim pesan ke Mas Badrun dan Mas Parman.”“Kamu bilang apa ke mereka, Im?”“Aku bilang, ada Mas Sarto di hotel. Kita sembunyi di rumah teman dulu. Mas Parman akan cek keberadaan Mas Sarto katanya.”“Kalo gitu aku mau kasih kabar Mas Badrun,” balas Kesi yang segera mengetik sebuah pesan di ponsel.“Aku mau cariin Mas Sarto dulu,” ucap Saimah yang akan segera berlalu, tetapi dikejutkan oleh bunyi ponsel.Wanita ini mengurungkan niat akan beranjak pergi.

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    TERUNGKAP SISI LAIN

    “Jasad terbakar itu bukan saya. Kamu itu orang baik yang salah ambil jalan. Mumpung masih punya waktu, kembalilah!”Pak Brahim menyeka bekas air mata Saimah dengan ujung jari. Kemudian, pria ini tersenyum. “Ayo, buruan tuntaskan tugas kamu! Saya tunggu di sini. Oh, ya. Ini air yang harus kamu bawa.”Saimah pun cekatan menerima sebotol air berwarna keabu-abuan. Kemudian, ia dengan setengah berlari menuju area pemakaman. Langkah kakinya lalu menuju sebuah bangunan kecil yang berada di bagian belakang makam. Wanita tersebut untuk beberapa saat mengamati seorang pria yang sedang duduk bersila dengan mata terpejam.Saimah mendatangi Sarto dengan langkah kaki berjingkat. Kini wanita berkuncir kuda tersebut telah tepat di belakang Sarto. Tampaknya Sarto sedang fokus bersemedi. Saimah berjingkat ke samping dan melihat kedua mata pria mantan partner ritualnya terpejam.Pria yang sedang bersila tersebut nyaris tak terdengar embusan napasnya. Saimah segera mempersiapkan ritual seperti arahan Pak

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    SELALU ADA MISTERI

    “Lokasi tujuan sesuai peta, Bu?” tanya sopir taksi yang mengagetkan Saimah yang sedang melamun. “Eh, iya, Pak. Benar,” jawabnya singkat. Betapa kaget hati Saimah saat dirinya melihat sosok sopir taksi dari pantulan kaca spion. Pria berbeda dengan ekspresi wajah yang sangat familiar untuknya. Kok bisa? Tanya Saimah tanpa berani terlontar langsung kepada yang bersangkutan.“Tenang, Mbak. Saya sudah jinak,” ucap si pengemudi. Hal barusan, tentu saja membuat Saimah kaget.“Maksudnya?” tanya Saimah yang tak menyangka bahwa si pengemudi tahu jalan pikiran dia.“Saya sudah tahu dalam pikiran Mbak Saimah. Sebaiknya, saya terus terang saja.”“Kalo boleh tau, kita pernah bertemu sebelumnya?”tanya Saimah hanya ingin memastikan perkiraannya. Dia punya dua sosok yang pantas dicurigai sebagai perasuk tubuh sopir.Pria di belakang kemudi langsung menatap ke kaca spion. “Mbak Saimah beneran gak mengenali saya?”Wanita yang disebut pun seketika menggelengkan kepala. Dia sengaja tak ingin melontarka

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    BADRUN ASLIKAH?

    “Lebih baik kamu masuk sendiri, Dek,” balas Parman lirih. Setelah mereka menyapa seorang perawat yang baru keluar dari bilik. Pria ini berharap Kesi akan lebih terbuka jika ngobrol dengan sesama wanita. Oleh karena sebelum Kesi mengetuk pintu kamar Parman untuk minta tolong, terdengar suara ribut dari kamar sebelah. Ada suara wanita selain Kesi dan getaran yang hebat hingga bergema ke kamar Parman. Saimah seketika paham dengan melihat ekspresi wajah suaminya. Ada hal luar biasa yang terjadi terhadap pasangan calon pengantin tersebut. “Iya, deh. Tapi, Mas tunggu di sini. Gak usah ke mana-mana!” pesan Saimah yang masih merasa ada ‘sesuatu’ yang mengikutinya sedari dari halaman tempat parkir. Parman adalah pria lugu dan perhatian kepada istri. Ia pun segera tersenyum ke arah Saimah sambil merangkul bahunya. “Tumben istriku jadi manja seperti ini. Ada apa?” “Gak apa-apa. Emang gak boleh, manja sama suami sendiri?” tanya Saimah bernada menggoda. Tanggapan Saimah segera mendapat kecupa

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    BADRUN PUTUS ASA

    "Kata Kesi, Mas Badrun itu udah beda. Dia khawatir, yang sekarang ini adalah penjelmaan suruhan penguasa Gunung Kemukus. Mas bisa gak membuktikan itu?” “Oh, itu. Bisa, dong. Didoakan saja. Nanti juga bisa ketahuan. Kamu dan Mas Kesi selalu salat. Pake bacaan pendek saja.” Saimah seketika gelagapan mendengar saran dari suaminya. Secara selama ini, dirinya hanya berpura-pura salat. Semua bacaan salat telah dilupakannya, sejak jadi pendamping ritual di Gunung Kemukus. Hati Saimah bergetar. Tanpa disangka-sangka, wanita ini bercucuran air mata. “Ada apa, Dek?” tanya Parman sambil mengusap air mata di kedua pipi istrinya. “Aku terharu dengan ucapan Mas. Maafin aku, ya. Banyak dosa denganmu, Mas,” jawab Saimah dari lubuk hati paling dalam. Dia menyadari bahwa suaminya adalah sebaik-baiknya suami. Wanita berparas ayu khas Jawa ini tak mau Parman mengetahui profesinya sebagai pendamping ritual. Saimah tak mau diceraikan oleh Parman. “Dek, malah melamun. Tuh dipanggil Mbak Kesi,” ucap Par

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    KESADARAN TERALIHKAN

    Saimah pun tak bisa menahan kesedihan. Dari kedua pelupuk mata menetes buliran bening. “Kita berusaha maksimal. Tetap semangat, ya!” Parman dengan ekspresi tegas memberi semangat pasangan yang berada dalam mobil. “Ya, kalian harus tambah semangat! Mari jalani hidup yang lebih baik lagi,” ucap Saimah sambil mengusap air mata dengan tisu. “Saya sudah pasrah, kalo memang harus jadi tumbal. Yang penting, Dek Kesi berhenti berhubungan dengan Gunung Kemukus,” ucap Badrun yang seketika membuat Kesi histeris. “Mas harus bisa sembuh. A-ku gak ma-u sendiri.” Wanita berkulit hitam manis tersebut mendekap erat tubuh Badrun. Pasangan ini pun menangis bersamaan. Saimah dan Parman ikut terharu. “Bismillah. Kita berusaha maksimal dan pasrah dengan Allah. Semoga segera diberi kesembuhan,” kata Parman untuk menenangkan pasangan tersebut. “Ya, jangan putus asa. Ada kami yang akan menemani perjuangan kalian!” Saimah tak mau kalah memberi dukungan semangat. “Ingat! Kalian akan nikah. Ini adalah uji

Latest chapter

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    SAAT SEMUA BERAKHIR

    "Dapat foto dari mana?"tanya Kesi yang mengambil alih ponsel. Kini kedua matanya menatap foto dalam ponsel lalu mengangguk-anggukkan kepala. Ia yakin akan yang dipikirkannya."Mas Parman dapat cincin dari mayat di belakang toko Pak Trenggono.""Serius, Im?"tanya Kesi dengan mata membulat."Serius. Aku dan Mas Parman sempat liat Pak Trenggono datang bareng Kuncen,"ungkap Saimah yang semakin membuat kedua mata Kesi semakin terbelalak."Pak Trenggono pelaku ritual juga?"tanya Kesi dengan bola mata menatap lekat foto cincin di ponsel yang dipegangnya.Wanita berkulit hitam manis ini tampak mengerutkan dahi. Beberapa saat kemudian, Kesi meneteskan air mata. Ia ingat sesuatu. Saimah yang melihat hal tersebut langsung bertanya,"Punya siapa?"Kesi mendongak lalu mengusap buliran bening dengan ujung jari. Wanita hitam manis ini menarik napas panjang lalu mengembuskan pelan-pelan. Tampak sekali, ada beban berat yang sedang ingin ia lepaskan. Kesi menatap Saimah dengan kedua bola mata masih berk

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    ADA CINCIN LISA

    "Bisa terbuka, Dek!"seru Parman dengan raut wajah lega."Syukurlah, Mas. Kita bisa keluar lagi," balas Saimah dengan kedua mata berbinar-binar.Parman kembali mundur lalu memukul permukaan pohon dengan keras. Seketika terdengar.'Braaakk!'Pasangan suami istri tersebut saling berpandangan dengan raut wajah senang. Keduanya segera balik badan lalu beranjak semakin masuk. Mereka berada dalam sebuah lorong panjang dengan cahaya terang di ujung. Mereka melangkah hati-hati sembari mata awas mengamati sekeliling. Mereka khawatir bahwa lorong yang dilewati terpasang jebakan.Setelah mereka melewati lorong sepanjang dua puluh meter, akhirnya sampai di ujung lorong. Saat pasangan suami istri ini menginjakkan kaki di tanah selepas lorong, betapa terkejut keduanya. Ternyata, mereka berada di area halaman belakang toko Pak Trenggono. Dari kejauhan mereka bisa melihat gundukan tanah yang diduga sebagai kuburan.Ujung bawah gamis Saimah tersangkut sesuatu. Wanita ini langsung menghentikan langkah l

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    TEKA-TEKI POHON

    "Mobilnya ada di mana?"tanya polisi lagi."Sudah pergi, Pak," ucap Kesi.Badrun yang tahu kondisi labil yang sedang dialami oleh Kesi dengan segera memeluk istrinya. Dengan nada lirih, pria tersebut mengungkap,"Maaf, Pak. Istri saya melihat penampakan seperti bayangan.""Begitu rupanya,"balas polisi yang lalu menutup wadah berisi kedua benda. "Sebaiknya Bapak dan Ibu membuat laporan ke kantor polisi. Ini bisa sebagai barang bukti.""Baik, Pak," ucap Kesi yang langsung direspons anggukan kepala oleh Badrun.Tak berapa lama empat orang polisi datang dari arah tempat pemulasaran jenazah dengan membawa kontainer box berisi barang-barang bukti. Akhirnya para polisi tersebut berpamitan kepada Kiai Ahmad untuk kembali ke kantor. Saimah dan Kesi bersama pasangan mereka ikut serta berpamitan. Keempatnya akan membuat laporan ke polisi.Empat orang tersebut menumpangi taksi menuju ke kantor polisi. Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba Saimah meminta berhenti. Ia dan Parman ada suatu keperluan. A

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    KAIN BERLUMURAN DARAH

    "Lisa, kamu harus bisa bertahan. Bulek akan mengeluarkan kamu!" teriak Kesi histeris.Teriakan wanita berkulit hitam manis tersebut tak urung menarik perhatian semua orang yang ada di dalam toko. Badrun yang pertama kali menghampiri Kesi lalu memeluknya."Dek, sabar. Pak Trenggono sedang menelepon karyawannya," ucap Badrun yang berusaha menenangkan istrinya.Sesaat kemudian, Saimah dan Parman menyusul keluar. Kedua orang tersebut mendekat dengan ekspresi heran. Pak Trenggono pun ikut keluar masih dengan keadaan menelepon. Pria pemilik toko seketika kaget melihat perilaku Kesi yang sedang mengintip dalam mobil. Ia segera mengakhiri hubungan telepon lalu mendekat ke arah mobil."Ada apa ini?"tanya Pak Trenggono sambil memandang ke arah Kesi dengan tatapan tak wajar."Maaf, Pak. Barusan istri saya liat keponakannya ada dalam mobil," jawab Badrun sambil merangkul Kesi untuk menjauh dari kaca."Keponakan? Siapa?"tanya Pak Trenggono sambil mengusap sisi kaca yang barusan diintip oleh Kesi.

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    MISTERI GUNDUKAN BARU

    "Kes, ada apa?"tanya Saimah saat sudah berdiri dekat Kesi."Aku lihat bayangan Lisa menghilang di sini, Im. Kamu dengar, dia berteriak kesakitan. Di bawah sini," jawab Kesi sambil menepuk-nepuk gundukan tanah tersebut.Saimah ikut berjongkok lalu mengamati tanah basah yang dipenuhi taburan berbagai macam bunga yang telah layu. Wanita ini tak mendengar suara apa pun. Namun, dirinya tak menyangkal bahwa bagi mereka yang terbiasa berhubungan dengan hal-hal gaib akan bisa merasakan sebuah kejanggalan dengan kasus ini.Ia yakin Lisa telah meninggal dunia dan jasadnya masih tersembunyi. Saimah menoleh ke arah Kesi lalu bertanya,"Kes, kamu dengar apa?""Lisa kesakitan, Im. Dia ada di sini," jawab Kesi sambil menepuk-nepuk tanah di depannya. Ia menangis terisak-isak lalu mengais tanah tersebut.Saimah yang melihat hal tersebut segera memegang kedua tangan Kesi. "Kes, ini tanah orang. Kita harus minta izin ke pemiliknya dulu," ucap Saimah sambil membersihkan kedua tangan Kesi yang belepotan d

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    LISA TERTUKAR

    "Ke mana Lisa? Baru saja aku suruh duduk situ. Bantu aku mencarinya, Im. Kasian dia!"Saimah yang mendengar ucapan Kesi, tak bisa menahan rasa haru. Ia memeluk erat tubuh Kesi. "Kamu yang tabah! Ada aku, Mas Parman, suamimu dan para penghuni pondok yang sayang kamu.""Aneh, kamu, Im! Yang perlu disemangati itu Lisa. Bukan aku. Tolong, bantu cari Lisa!" pinta Kesi dengan nada jengkel.Tampak Badrun berlari menghampiri kedua wanita. Pria tersebut segera memeluk tubuh Kesi erat lalu mengecup kening istrinya."Dek, ayo buruan ke pemulasaran jenazah. Ditunggu ustazah dan santriwati," ucap Badrun.Kesi yang tak mengerti masalahnya, semakin bingung dengan perilaku suaminya. Ia memandang wajah Badrun dan ada raut kesedihan di kedua mata."Tadi Saimah. Sekarang Mas. Pada kenapa kalian? Ada kejadian apa?" tanya Kesi sambil memandang kedua orang bergantian."Mas, temani Kesi ke sana. Aku mau bersiap dengan yang lain," ucap Saimah seraya menepuk bahu Kesi pelan."Ya, Mbak. Kami segera menyusul," b

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    KESI YANG LINGLUNG

    "Ya, Allah! Saya kenapa di sini?"tanya Badrun dengan ekspresi bingung."Assalammu'alaikum," ucap salam oleh santri yang langsung dibalas Badrun dengan buliran bening menyembul dari dua sudut mata."Alhamdulillah! Sampeyan masih dilindungi oleh Allah, Mas," ucap santri sambil tersenyum.Parman langsung memeluk tubuh Badrun yang berguncang hebat karena terharu sekaligus rasa syukur. Ketiga pria berjalan menuju masjid. Santri tersebut membantu membersihkan tubuh Badrun dari gangguan setan dengan rukiah.Sementara itu tubuh pasangan mesum yang berada di atas brankar segera dibawa ke tempat tertutup di belakang aula. Para santri dengan dipimpin oleh Ustaz Hamid membacakan doa untuk memulihkan keadaan pasangan tersebut. Di saat yang sama, Kiai Ahmad mengikat tubuh Kuncen dengan doa khusus lalu membawanya ke arah asrama putra."Aku senang Mas Badrun cepat tertolong. Kita ini adalah target dari Ratu,"ucap Kesi sambil fokus memandang satu arah.Ia melihat beberapa para santri yang berjalan dar

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    PASANGAN GENCET

    "Maaf, Kiai dan Ustaz. Kami barusan melihat ...."Akhirnya meluncur cerita Parman tentang aktivitas Aldi dan Lisa dalam ruang persemayaman jenazah."Astaghfirullahaladzim!" seru kedua pria bersamaan."Bagaimana mungkin mereka bisa di sana?" tanya Kiai Ahmad sambil memilin biji-biji tasbih."Saya pikir Lisa terkena hipnotis, Kiai. Jika dalam keadaan sadar, tak mungkin dia mau melakukan hal tersebut. Apalagi Aldi adalah pelaku ritual pesugihan. Ini salah satu ritual penutup baginya. Kenapa Lisa yang jadi target? Kasian dia," urai Saimah dengan ekspresi yang tampak kesal. Dia harus segera kasih tahu hal ini kepada Kesi."Maaf, saya harus ke Kesi dulu. Assalammu'alaikum," ucap Saimah yang segera berlalu tanpa mendengarkan jawab salam ketiga pria.Saimah berlari sekencang mungkin. Insiden yang terjadi terhadap Lisa adalah benar-benar darurat. Pada saat wanita berparas ayu khas Jawa ini sampai, terlihat Kesi sedang bersiap akan keluar ruangan. "Kebetulan kamu datang, Im. Ayo, ikut aku!"aja

  • RITUAL GUNUNG KEMUKUS    KECOLONGAN YANG MEMALUKAN

    "Assalammu'alaikum!""Wa'alaikumussalam!" jawab kedua wanita dengan suara kencang.Saimah yang mendengarkan suara familer tersebut bergegas bangkit lalu berjalan ke arah pintu. Ia segera membuka gerendel pintu. Begitu terbuka, Parman tersenyum ke arah istrinya.Saimah buru-buru bertanya, "Gimana, berhasil?""Alhamdulillah. Berhasil bawa pergi Dokter Anita dan ponakan Mbak Kesi," balas Parman sambil mengulurkan sebuah botol kecil berisi cairan hitam ke Saimah."Dapat dari mana, Mas?"tanya Saimah dengan ekspresi terkejut. Ia segera menyimpan botol dalam saku."Dapat dari santri depan aula. Katanya dari Kiai buat penjagaan diri," balas Parman dengan wajah datar."Cuma Mas yang dikasi, kan?""Enggak. Mas Badrun juga dapat. Bilangnya, diusapkan ubun-ubun dan telapak kaki."Saimah segera menoleh ke arah Kesi lalu berucap,"Kesi, kamu sendirian, gak apa?""Mau ke mana, Im?""Mas Parman dan suamimu dapat cairan setan lagi. Aku mau lapor ke Kiai.""Tolong, buruan kasih tahu Mas Badrun, Im!"Sai

DMCA.com Protection Status