Aira menghembus napas lega setelah sampai di depan rumahnya. Ia membuka pelan pintu rumahnya takut nanti membangunkan ibunya. Perlahan gadis itu masuk ke kamar sang ibunda tercintanya. Dapat ia lihat wajah pucat dari ibunya juga tubuhnya yang mulai kurus.
"Aira pulang Buk," ucap Aira pelan lalu mencium pipi ibunya sebentar kemudian beranjak pergi menuju kamarnya.
"Kira-kira Reyga lagi apa ya? Aku jadi merasa bersalah tadi depannya," gumam gadis itu.
Aira
Maaf soal tadi ya, aku ngambek gak jelas.Di tempat lain Reyga yang fokus pada layar didepannya merasakan ponselnya bergetar. Dengan malasnya ia melihat siapa yang mengirim pesannya.
Reyga
HmAira
Kamu marah ya?Reyga tersenyum melihat pesan itu. Marah bagaimana? Ia justru lucu melihat gadis itu saat kesal.
Reyga terkejut melihat wajah Aira yang sembab dan ada memar sedikit di wajahnya. Mereka bertemu saat pulang sekolah."Siapa yang buat?" tanya Reyga dingin.Aira hanya diam menunduk tak dapat mengatakan apapun. Bahkan saat di obati Laras pun dia hanya diam. Ia sengaja pulang lama hanya demi tidak bertemu dengan Reyga sekaligus malu ditatap murid-murid karena wajahnya."Siapa Ra?" tanya Reyga dingin namun bukannya jawaban yang ia dapatkan malahan suara isakan tangis Aira yang terdengar."Ra.""Hiks...hiks."Reyga menjadi lunak seketika, apakah bicara terlalu kasar? Ia kemudian mendekat ke Aira. Ia lalu memeluk lembut gadis itu."Nanti kalo dia liat orang gimana ya? Gak papa deh, kalo tuh orang mulutnya ember gue hajar abis tuh."Reyga mengelus rambut halus gadis yang tengah terisak di pelukannya itu."Gak mau ngomon
Dengan wajah datar dan rahang yang mengeras. Cowok rubah itu mengecat dinding rumah itu, tak lupa umpatan yang ditujukan terus kepada pak Tejo.Rumah pak Tejo yang memang sederhana membuatnya mudah untuk mengecat. Pak Tejo sendiri memang bukan orang yang sangat kaya, bisa dibilang orang yang berkecukupan saja. Istrinya saat ini sedang berada sedang sakit dan anaknya sedang merantau ke Medan.Soal absen sekolah, Reyga tak peduli, ia memang sudah biasa seperti ini. Bahkan dulu dia hampir di pecat dari sekolah."Akhirnya! Siap juga!" ucapnya dengan bangga atas hasil kerjanya. Tak lupa bajunya yang sudah ternodai oleh cat.Setalah selesai mengecat, Reyga langsung pergi kebelakang rumah pak Tejo menyirami tanaman-tanaman yang ada di kebun pak tua itu bahkan Reyga menyapu kebun pak Tejo sampai bersih.Setelah selesai melakukan tugasnya, Reyga langsung keluar tak peduli pamit dengan pak Tejo.
Hujan deras menyerang kota Jakarta dimalam hari. Entah itu pertanda kedamaian atau peperangan. Semua makhluk ciptaan Tuhan berteduh dikediaman mereka masing-masing termasuk para penduduk Jakarta. Namun tidak dengan kedua orang yang saling bertatapan tak peduli dengan hujan deras dan petir yang memekakkan."Aku sudah sangat ingin berjumpa dengan kalian tapi aku tak tau dimana lokasi kalian semua, jadi kuputuskan untuk mencari kalian," jelasnya tak peduli dengan pakaian kantorannya yang telah basah."Maaf meninggalkan kalian, aku harus sukses dulu agar membanggakan keluarga kita," timpalnya."Gue benar-benar benci lo! Lo biarin Reyna dirawat orang lain! Dan gue mati-matian nyariin dia dan sekarang gue harus merasa kayak kakak angkatnya!" bentak Reyga.Reyza hanya tersenyum kecut. Ia sudah biasa melihat Reyga seperti ini. Anak ini lahir dengan kebencian membuatnya memiliki kepribadian seorang pemberontak. San
Jeremia menatap datar pegawai laknatnya itu. Reyga yang lupa kalau malam ini ia akan mengikuti acara makan besar dengan keluarga Guntur lupa memilih baju yang pas untuk dirinya. Jadilah dia menggedor-gedor rumah Jeremia meminta agar bosnya itu meminjamkan pakaian formalnya."Udah, cocok kok sama lo, tampilannya udah klasik kok," ucap Jeremia."Oke gue pinjam dulu ya bos, entar dua tahun yang akan datang gue kembaliin," ujar Reyga."Kampret lo!"Saat Reyga ingin pergi, ia berbalik mengadahkan tangannya pada Jeremia."Apa?" tanya Jeremia heran."Uang, buat bayar ojek," jawabnya datar, dasar tak ada otak!Jeremia mendengus kesal, ia hanya memberikan kunci motornya lalu berbalik tangga menuju kamarnya."Jangan sampai lecet!" teriaknya dari atas."Untung gak pelit dia," gumam Reyga.
Dengan langkah lesuh pria berkalung rubah itu berjalan menuju kegerbang sekolah. Uang hasil gajian dari Jeremia kandas untuk membayar kontrakannya. Padahal dia ingin mengisi saldo tabungannya untuk bermain judi onlinenya.Langkahnya terhenti kala melihat seorang gadis yang baru saja turun dari motor sport mahal itu. Gadis itu tersentak kala melihat Reyga berada didekatnya."Bentar ya Yud," ucap Sekar berjalan mendekati Reyga lalu menarik tangan pria itu yang hanya diam dan pasrah."Yudha nih kenalin namanya Reyga," ucap Sekar memperkenalkan Reyga kepada Yudha.Yudha tersenyum dibalik helmnya, ia kemudian menyodorkan tangannya dan dibalas Reyga dengan tatapan kosong."Gue Yudha, tunangannya Sekar. Dia udah banyak cerita tentang elo," ucap Yudha ramah."Gue Reyga." Hanya kata itulah yang bisa keluarkan Reyga sampai jabat tangan mereka lepas."Kalo gitu gue d
Laras tersenyum sendiri di tempat tidurnya. Hari ini adalah hari menyenangkannya karena tadi sore dia banyak menghabiskan waktu bersama cowok rubah itu."Chat dia aja kali ya," gumam Laras.MePReygaLak?Laras mendengus kesal melihat balasan dari Reyga namun ia tetap mengetikkan pesan untuk cowok rubah itu.MeLagi kerja lo? ReygaLakYoiOke, Laras bingung ingin mengetik apalagi, ini pengalamannya pertama kali mengirimi pesan kepada cowok terlebih dahulu biasanya dirinya yang dikirimi pesan oleh cowok-cowok.Masa bodoh dengan malunya Laras dengan bar-bar mengetik pesan ke cowok rubah itu.MeCuek amat! ReygaLakLgi main game
Jeremia mengernyit heran menatap Reyga yang keluar dari restoran. Bukannya tadi cowok rubah itu dengan semangatnya masuk ke dalam restoran itu sampai meninggalkan Jeremia di mobilnya."Oy Ga napa lo?" tanya Jeremia menatap wajah Reyga yang memerah."Bang Gaa!!!" Pandangan Jeremia beralih kepada Reyna yang keluar dari restoran."Bang Ga, Reyna bisa jelasin Bang!" teriak gadis itu. Jeremia juga bisa melihat Reyza, Nadira dan Ando yang baru saja keluar."Ga," ucap Jeremia membuat Reyga terhenti kemudian berbalik menatap Reyna datar."Gue berusaha sekuat tenaga biar supaya bawa elo Na, gue kerja mati-matian biar bisa kaya! Biar bisa bawa elo! Tapi elo gak ngehargain perasaan gue bahkan elo gak ngajak gue pergi! Elo malah ingat sama si Reyza yang udah ngelantarin elo!" tutur Reyga memggebu-gebu.Reyna sendiri terisak mendengar perkataan kakaknya itu, ia seperti adik yang jahat.
Cowok berkalung rubah itu mendengus kesal karena Nabila mengadukan dirinya cabut pelajaran. Kekesalannya juga bertambah karena ia di hukum berdiri di depan kelas sambil menjewer telinganya sendiri dan juga ia tambah kesal lagi dan lagi karena Sekar ikut tertawa melihat wajah kesalnya diikuti Zara dan murid-murid lain bahkan si bencong Michael juga.Kini otak liciknya harus bekerja memberikan balas dendam kepada Nabila. Gadis itu sedang berdiri untuk menghapus papan tulis karena jam pelajaran sudah berganti tapi guru mereka belum datang.Dengan modus pura-pura berjalan santai Reyga berdiri dekat dengan meja Michael yang juga tepat dibelakang meja Nabila."Eh Michael, sehat-sehat aja elo 'kan?" Reyga tersenyum lebar menatap Michael namun tidak dengan matanya yang melirik Nabila. Michael yang ditanya hanya mengangguk namun tidak dengan pikirannya yang merasa aneh melihat tingkah tiba-tiba cowok rubah itu.Nab
"Acieeee kencan dia 'nyaaa!" seru Jeremia menggoda Reyga yang berpakaian rapi. "Lo kira lo aja yang bisa kencan? Gue juga bisa kali," ujar Reyga menatap remeh Jeremia. "Mantap deh kalo gitu." Reyga berjalan keluar hendak pergi namun ia memberhentikan langkahnya sebentar, ada hal yang ingin ia katakan. "Bos...lo gak nyesel punya pegawai kayak gue?" Jeremia diam sejenak namun detik selanjutnya ia tersenyum lalu berkata, "Gak dong, gue gak ada sedikit pun rasa nyesel." Reyga mengangguk. "Thanks," ucapnya lalu pergi. ••••••••••'REYGA'••••••••• Sesampainya di rumah Aira, Reyga langsung masuk begitu saja ke dalam rumah bercat hijau itu. "Buk," sapa Reyga kepada Lana yang sedang memasak. "Eh Reyga," sapa Lana balik. Reyga kemudian mencium punggung tangan Lana. "Aira'nya di mana Buk?" tan
"Nih buat lo." Jeremia memberikan amplop kepada Reyga. Dengan santai pria itu mengambilnya lalu memasukkan ke saku celananya, matanya masih fokus ke jalanan."Pake buat nge-date sama cewek lo," ucap Jeremia. Pria itu sedang dalam keadaan berbunga-bunga karena saat mengantar Manda ke rumah gadis itu, Jeremia menyempatkan diri menyatakan perasaannya dan Manda menerimanya."Langsung deketin ortunya dong bos," ujar Reyga."Manda?" tanya Jeremia."Ya iyalah! Masa iya ortunya gue!""Hoooo gitu, ya mungkin besok gue ke rumah dia."Reyga mengangguk. Ia salut dengan Jeremia yang gentle, saat berkenalan dari chat dengan Manda, pria itu langsung mengajak Manda untuk kencan lalu menembak gadis itu. Padahal rencana untuk menembak Manda tak terpikir oleh Jeremia. Namun saat berbincang dengan Manda, akhirnya Jeremia yakin untuk segera menyatakan perasaannya.
Hari ini sekolah masih seperti biasa. Hanya saja di circle Aira dan teman-temannya agak sedikit berubah. Reyga tiba-tiba tampak menjauh dari mereka."Apa dia kepikiran trus ya sama perkataan Tommy?" tanya Laras.Mereka saat ini berada di kantin sekolah. Mereka sedikit melirik kearah Reyga yang sedang memesan minuman."Bisa jadi, buktinya dia gak mau mandang kita dikit pun," ujar Ando."Semalam dia juga gak kayak biasanya," ujar Aira mengingat kejadian tadi malam."Apa sesulit itu ya cuma nerima kita sebagai temannya?" tanya Salsa."Mungkin bagi Reyga itu sulit," jawab Sekar.Reyna hanya diam memandang teduh Reyga yang pergi keluar setelah membayar minumannya."Bang Reyga gak punya alasan khusus kenapa dia gak mau berteman, alasannya hanya sederhana dan aneh. Dia memang gak berniat memiliki teman, sesimpel itulah alasannya. Dip
CebolsynkAku udh di lapanganCebolsynkKlo kamu g dtng aku bakal marah 😡Dengan langkah seperti orang mabuk, Reyga berjalan menuju kamar mandi.BrakDengan keras ia membanting pintu itu membuat roti isi ditangan Jeremia hampir jatuh. "Buset tuh anak lagi mens kali ya."Setelah selesai mandi dan memakai style pakaian basket, Reyga langsung pergi menggunakan motor Jeremia namun kali ini ia tidak memakai motor sport Jeremia, entahlah alasan kenapa dia melarang Reyga memakai motor itu.10 menit di jalan akhirnya siluman rubah itu sampai di lapangan outdoor. Ia bisa melihat para cewek itu yang sedang berteriak melihat cowok mereka bermain.Aira yang melihat kedatangan Reyga langsung berjalan mendekati pacarnya itu."Lama banget kamu," gerutu Aira."I
Reyga merasakan kakinya kram karena terus mondar-mandir ke tempat penyucian motor dan mobil. Ingat! Dia sudah berjanji kepada Jeremia."Kalo gak gara-gara Aira gak bakal gue lakuin nih tugas," gerutu Reyga sambil menatap motor terakhir yang sedang di cuci.Sambil bersenandung menatap jalanan tiba-tiba Reyga tersentak melihat Abang tukang es krim lewat."Bang!" teriak Reyga sambil berdiri."Bah kau lagi Ga," ucap Abang itu sambil mendekat ke Reyga."Yoi Bang, es krim satu Bang yang spesial," ujar Reyga."Oke Ga.""Bang nama Abang siapa ya? Gue lupa-lupa mulu nanya sama Abang," tanya Reyga."Namaku Jones, Dek," jawab Abang es krim bernama Jones."Oh oke Bang Jones, nih duitnya." Reyga memberikan uang kepada Jones."Mana cewek kau?" tanya Jones memberikan es krimnya."Di rumah Bang, palingan
Reyga menatap pantulan dirinya di cermin. Malam ini ia bersiap pergi bersama Aira ke pentas seni sekolah yang diadakan malam hari."Buset ganteng bet lo, mau kondangan dimana?" tanya Jeremia dengan nada mengejek.Reyga mendengus lalu pergi begitu saja meninggalkan Jeremia yang cekikikan. Reyga mengambil kunci mobil Jeremia, ia sengaja meminjam mobil Jeremia karena kata bosnya itu... "Cewek lo pasti pake dress, 'kan? Kalo lo bawa motor pasti tuh roknya ditiup angin abis tuh nampak 'lah yang mulus-mulus."Reyga yang mengingat perkataan Jeremia itu langsung panas sehingga meminjam mobil pria itu dengan syarat... "Lo harus nyuci mobil gue sekalian motor-motor gue, mager gue bawa tukang cuci motor soalnya."Tapi tak masalah bagi Reyga asalkan Aira terlindungi dari mata keranjang para buaya jantan.Sesampainya di rumah Aira, pria itu langsung masuk karena memang Lana sudah memperbolehkan
Kelas 12 sudah mau tamat dari sekolah. Acara pentas seni sudah diumumkan oleh kepala sekolah saat amanat upacara. Para OSIS mulai melakukan pekerjaan mereka menyulap aula menjadi panggung megah. Para murid-murid juga mulai mencari pakaian yang cocok saat pentas seni nantinya.Tak banyak yang berubah selama beberapa bulan ini termasuk pada lingkungan Reyga. Samuel yang sudah turun dari jabatannya karena sudah akan menginjak kelas 12, lagipun katanya dia mau terus bersama dengan Laras. Sekar masih seperti biasa, sama halnya dengan Ando dan Salsa juga Ali dengan Reyna.Reyga sudah mulai tidak begitu nakal lagi karena sering dinasihati oleh Aira. Kalau Reyga tetap keras kepala gadis itu akan kesal dan akhirnya ngambek. Reyga masih menetap tinggal dirumah Jeremia, pria itu tak keberatan asal Reyga tak menjadi parasit dirumahnya seperti hanya makan tidur saja kerjanya.Perusahaan Reyza sudah mulai berkembang berkat bantuan tuan
Malam ini Reyga dan Aira ingin pergi ke suatu tempat. Keduanya tak lupa terlebih dahulu berpamitan dengan Lana di ruang rawat."Buk Reyga sama Aira mau pergi dulu ya Buk," pamit Reyga mencium punggung tangan Lana.Lana tersenyum lalu mengelus rambut Reyga. "Iya, jaga Aira ya.""Pasti dong Buk."Lana tersenyum melihat kedua insan itu, tak masalah baginya jika Aira memilih pria nakal seperti Reyga jika itu membuat putrinya bahagia. Lagi pula, Lana juga sudah dibuat suka oleh bocah nakal itu. Reyga memang nakal namun tak pernah menunjukkan kemunafikan didalam dirinya. Bagi Lana, kenakalan Reyga adalah hal wajar bagi anak yang lahir dari lingkungan buruk. Sifat apa adanya anak itulah yang membuat Lana suka, mungkin juga teman-temannya.***Motor Reyga berhenti. Aira bisa melihat tempat ini hanyalah tanah yang diisi beberapa pohon dan rumput-ru
Bimo meringis merasakan bibirnya mengeluarkan darah, ia terkena pukulan Bara yang memakai knuckle. "Segitu sombongnya elo mau ngelawan gue," ucap Bara memandang Bimo remeh lalu menyerang kembali pria itu. Bimo terus menghindari serangan Bara yang jika sekali lagi mengenainya maka fatal akibatnya kepada tubuhnya.Raymon agak kewalahan melawan Ariel karena pria itu menggunakan pisau melawannya. Namun bukan ketua namanya jika kewalahan hanya menghadapi lawan bersenjata seperti itu.Bugh! Ariel tersungkur akibat ditendang oleh Raymon. "Arghh!" ringisnya.Dengan cepat Raymon memaksa Ariel berdiri lalu memukul wajah pria itu bertubi-tubi.Joel sendiri kewalahan menghadapi Reyga, pria itu benar-benar ingin balas dendam dengannya soal kejadian saat dirinya berhasil memarakkan perseteruan Reyga dan Samuel.Bugh