Alexa masih merasa sangat kesal karena tidak dapat kembali bergabung dalam ekstrakurikuler modelling. Alexa ingin sekali menyerah rasanya, namun wajah Sellena kembali terbayang dalam ingatannya. Sellena pasti akan semakin menyombongkan dirinya nanti. Alexa tetap bertekad untuk bisa mengalahkan popularitas Sellena.
Menurut catatan Alexa, cara lain untuk menjadi terkenal adalah menjadi seorang aktris. Alexa ingat betul kalau ada ekstrakurikuler teater di sekolahnya dan hal ini patut untuk dicoba. Alexa bertekad untuk mengikuti seleksi ekstrakurikuler teater sepulang sekolah hari ini.
Bel pulang sekolah berbunyi. Alexa sudah tidak sabar untuk pergi ke auditorium tempat diadakannya ekstrakurikuler tersebut. Alexa melirik jam tangannya dan membereskan barang-barangnya, namun Kayla bertanya kepadanya.
“Ra, kamu mau ke man
Alexa sudah mulai merasa sedikit putus asa karena tidak lolos seleksi ekstrakurikuler modelling dan teater. Alexa memutuskan untuk menghibur dirinya dengan menjelajahi Instagram. Tiba-tiba, unggahan Sellena menyanyikan sebuah lagu muncul dalam beranda Alexa. Unggahan tersebut nampaknya cukup mendapatkan respon yang positif dari para warganet yang melihatnya. Alexa melihat cukup banyak yang menyukai dengan memberi tanda love dan memberikan komentar positif terhadap unggahan tersebut. Kedua mata Alexa membulat, lalu langsung berkomentar negatif terhadap unggahan tersebut.“Huh, Sellena! Suaranya engga bagus! Buat apa dia pake acara nyanyi-nyanyi segala. Gak jelas,” kata Alexa. Alexa cemberut dan langsung menutup ponselnya. Alexa semakin tidak mau kalah dari Sellena. Alexa memang sebetulnya tidak terlalu pandai bernyanyi, tetapi menurut Alexa menjadi seorang penyanyi adalah sa
Alexa merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri. Alexa kembali menatap kertas tentang cara menjadi terkenal yang ditulisnya beberapa waktu lalu. Alexa sudah dinyatakan gagal diterima dalam beberapa ekstrakurikuler di SMA Galaxy Nusantara. Alexa benar-benar ingin menyerah sekarang, namun lagi-lagi wajah menyebalkan Sellena terbayang dalam otaknya.“Sellena! Bagaimana caranya supaya aku bisa mengalahkan Sellena! Pokoknya aku engga boleh kalah sama Sellena!” seru Alexa. Semangat Alexa kembali membara memikirkan keinginannya untuk menjadi seseorang yang terkenal. Kini, hanya ada sebuah kesempatan lagi untuk menjadi terkenal, yaitu dengan mengikuti ekstrakurikuler cheerleader. Alexa memang kurang paham dan kurang mengetahui banyak hal tentang cheerleader, tetapi hal ini patut dicoba dan diperjuangkan. Al
Bu Siti mempersilakan Alexa masuk ke dalam kelas yang menjadi markas anggota klub Matematika. Wajah Bu Siti nampak sangat bahagia seperti habis memenangkan undian sabun colek. Bu Siti sudah lama bermimpi Alexa mau bergabung dengan klub Matematika dan hari ini mimpinya telah menjadi kenyataan.“Permisi semuanya! Salam kenal!” seru Alexa. Seluruh mata langsung tertuju pada Alexa. Alexa seolah menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang terlihat begitu menarik hari ini. Alexa mengenakan jaket denim yang dipadukan dengan seragam sekolahnya, sepatu putih bertumit tinggi, serta rambut panjangnya yang diberi sedikit sentuhan ikal pada ujungnya dibiarkan terurai.“Anak-anak, perkenalkan ini Alexandra dari kelas XIB IPA. Dia anggota baru klub Matematika,” kata Bu Siti.“Halo, Alexa!” Seluruh anggota klub Matematika menyapa Alexa.&n
Persiapan lomba cerdas cermat Matematika adalah sesuatu yang sangat melelahkan. Alexa harus rela mengorbankan jam tidurnya setiap hari demi mengerjakan soal-soal latihan. Belum lagi, masih ada sejumlah PR dan tugas yang harus dikerjakannya. Semua hal melelahkan tersebut membuat Alexa menjadi sangat mengantuk, hingga pada saat keberangkatannya ke Bandung.Alexa pergi ke Bandung bersama Malika, Didin, dan tentunya Bu Siti yang bertugas sebagai guru pendamping. Bu Siti tidak hentinya mengoceh dan berlaku kejam sejak tadi. Bu Siti sengaja meminta Alexa membelikannya minuman dingin di minimarket, membelikannya bala-bala, membuka tutup botol minuman, hingga meminta Alexa membawakan barang-barangnya. Sangat kejam bukan?Alexa mendorong kopernya dan koper Bu Siti dengan malas-malasan. Sesampainya di lobi hotel, Alexa memutuskan untuk menyandarkan tubuhnya di sofa empuk dan memejamkan kedua matanya sejenak. Biar saja Bu Siti yang sibuk menemui resepsionis hotel.Alexa ra
Danish masuk ke dalam sebuah mobil dan duduk di sebelah Frey. Frey merasa heran dan memutuskan untuk bertanya kepada Danish.“Lio, kenapa loe jadi mau ambil pekerjaan ini di Bandung? Bukannya loe lebih memilih untuk pemotretan brand ambassador Inner Fresh Perfume di Jakarta?” tanya Frey.“Ah! Lebih baik gue pergi jauh-jauh ke Bandung, dibandingkan harus pemotretan bareng Sellena. Seram,” kata Danish. Frey tertawa mendengar jawaban Danish. Danish terkesan begitu takut dan berusaha untuk menghindari Sellena.“Oh, jadi karena Sellena? Astaga, loe kayaknya takut banget sama Sellena,” kata Frey.“Coba loe yang jadi gue. Pasti loe juga engga akan tahan dekat-dekat dengan Sellena,” kata Danish. Frey kembali tertawa mendengar perkataan Danish. Awalnya, Frey tida
Danish dan Alexa memutuskan untuk mengunjungi salah satu pusat kuliner ternama di Kota Bandung. Alexa melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru dan menemukan banyak sekali penjual makanan yang terlihat begitu menggugah selera. Alexa merasa semakin lapar dan memutuskan untuk bertanya kepada Danish.“Kak Danish, kita mau makan apa? Makan nasi uduk?” tanya Alexa.“Gue gak mau makan santan,” jawab Danish angkuh. Alexa menghela napasnya. Alexa melihat ada penjual soto di dekat sana dan kembali bertanya kepada Danish.“Makan soto?” tanya Alexa.“Oh, please! Gue lagi gak mood makan soto,” jawab Danish.“Ya sudah kalau Kak Danish engga mau. Kita makan pecel lele saja,” kata Alexa.“Apa? Pecel lele? Kalau loe sampai berani ajak gue makan pecel lele, gue lebih baik pulang sekarang. Biar loe nan
Hujan bertambah deras saat Danish menyalakan mesin mobilnya. Danish segera melajukan mobilnya dan menyetir dalam gelap malam dengan iringan rintik hujan. Sementara itu, aroma parfum Danish semakin nyata karena bercampur dengan penyejuk udara yang dinyalakan untuk mencegah kabut. Alexa masih mengenakan jaket Danish untuk menghilangkan rasa dingin yang terasa begitu menusuk tubuhnya. Suasana begitu hening sehingga Danish meminta Alexa untuk menyalakan radio di mobilnya.“Ra, radio! Sepi banget,” kata Danish.“Eh, oke, Kak!” kata Alexa. Alexa menyalakan radio di mobil Danish, lalu mencari frekuensi radio yang sesuai. Tidak lama kemudian, Alexa berhasil menemukan stasiun radio yang sedang memutar lagu Can We Kiss Forever dari Kina. Alexa tertegun dan mendengarkan liriknya secara saksama.“I tried to reach you, I can't hideH
Malam itu adalah malam paling indah dalam hidup Alexa. Ini bukanlah mimpi. Danish benar-benar mencium Alexa semalam. Alexa terus tersenyum tanpa henti, bahkan saat dirinya tertidur, Alexa yakin kalau senyumnya tidak hilang. Malam terasa begitu singkat dan digantikan dengan pagi. Aroma bekas hujan semalam telah hilang digantikan dengan cahaya matahari yang masih bersinar malu-malu. Alexa masih tertidur dengan lelapnya hingga terdengar sayup-sayup suara ketukan pintu. Alexa membuka kedua matanya dengan malas dan berjalan ke ambang pintu. Alexa membuka pintu kamarnya dan berpikir bahwa Danish berada di balik pintu tersebut.“Kak Danish Adelio!” seru Alexa. Dugaan Alexa salah. Bu Siti muncul di balik pintu sambil melipat kedua tangannya. Kedua mata Alexa membulat karena kaget.“Alexa! Kamu tahu ini sudah jam b