Lu Fei harus mencari monster untuk dia makan. Dia harus masuk ke sedikit ke dalam hutan, tetapi hanya dipinggirnya saja. Lu Fei tidak berani untuk masuk lebih dalam. Setelah mendapatkan makanan, dia kembali ke tepi dan membuat api. Barulah dia makan dan kembali berkultivasi. Lu Fei ingin menggunakan teknik pernapasan dari kitab Iblis, tetapi ingatanya seolah hilang tentang itu. Lu Fei kehilangan banyak ingatan tentang apa saja yang ada di dalam kitab Iblis, tetapi beberapa dasar ingat. Teknik Perubahan Iblis sudah menyatuh dengan jiwa dirinya karena itu bisa keluar sendiri. Itu keluar sendiri tanpa diminta. Untuk melakukan itu sekali lagi, Lu Fei tidak bisa melakukan itu.
"Aku harus mengingat semuanya agar aku bisa semakin kuat. Kalau tidak, ini akan menjadi hidup yang sulit. Tubuh ini tidak bisa diandalkan," keluh Lu Fei. Sudah dua hari di sana dan berkultivasi, tetapi baru menerobos ke tahap forging qi ke 9, masih satu kali lagi menerobos. Ini termasuk cepat, bisa menerobos dua kali dalam dua hari. Itu cepat, tetapi tidak sesuai apa yang Lu Fei harapkan. Dia merasa ini masih kurang karena menurut ingatan tubuh itu, seharusnya dirinya sekarang sudah berumur 17 tahun. Sangat jauh dari kata cukup dengan tingkat kultivasi begitu. Lu Fei menatap ke atas. "Besok aku harus bisa naik. Aku harus mencari tahu siapa yang membunuh tubuh ini dan lagi aku harus tahu di mana sebenarnya aku berada," ucap Lu Fei. Lu Fei pun kembali berkultivasi. Kegiatan dia selama di sana hanya makan, berkultivasi dan beberakali kali membunuh monster lemah. Tidak ada hal lain yang dia lakukan selain itu. Tidak lama kemudian Lu Fei berharil menerobos. Dia pun mendongak ke atas. Lu Fei ingin langsung memanjat, tetapi dia merasa harus beristirahat lebih dulu. Dia pun membaringkan tubuhnya ke belakang. Hanya bermodalkan penerangan cahaya api yang dia buat. Lu Fei melirik ke sekitar. Dia harus tetap waspada. Setelah merasa aman, Lu Fei pun langsung menutup matanya. Hampir saja Lu Fei tertidur, tetapi sesuatu terjadi. Lu Fei langsung bangun. Dia bahkan langsung memadamkan api yang dia buat. Dengan cepat Lu Fei langsung berlari. Tujuannya adalah bagian pinggir jurang, dengan cepat dia langsung memanjat. Aura mengerikan muncul dari arah hutan dan itu bergerak ke arah dirinya karena itu dia langsung bergegas naik ke atas. Lu Fei masih belum pulih sepenuhnya, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dia harus segera naik atau dia akan mati. "Sial, monster itu bergerak," keluh Lu Fei. Dengan tenaga yang tersisa, Lu Fei memanjat dengan cepat. Setelah setengah, dia menoleh dan terlihat dua buah bola mata menatap ke arah dirinya. Saat itulah Lu Fei langsung merinding. Dia bahkan hampir terjatuh karena tangannya yang gemetar karena takut. Untungnya dia cepat beradaptasi. Dia pun bergegas dan akhirnya dia berhasil naik tiga perempat. Lu Fei tidak berani menoleh ke bawah lagi. Dia pun berhasil naik ke atas setelah memanjat satu jam setengah. Dia merasa dikejar karena itu dia bisa memanjat lebih cepat. Lu Fei menoleh ke bawah dan dua bola mata itu sudah tidak ada. Hanya saja Lu Fei merasa ada yang familiar. Mata Lu Fei langsung membesar. "Ini adalah Jurang Neraka," ucap Lu Fei. Dia sangat lega karena bisa berhasil selamat dari Jurang Neraka yang seharusnya mengerikan. Mungkin Lu Fei adalah satu-satunya manusia yang berhasil kembali dengan selamat setelah masuk ke dalam Jurang Neraka. Lu Fei masih menatap ke bawah. Setelah itu dia melihat sekeliling dan dia yakin kalau dia mati juga di daerah dekat sana. Lu Fei berjalan menelusuri pinggir jurang dan akhirnya dia menemukan tempat dia dipojokan. Lu Fei menatap ke bawah, dia yakin kalau kitab Iblis dan jasad dirinya ada di bawah sana, tetapi Lu Fei menggeleng. "Ini bukan saat yang tepat untuk turun ke bawah. Itu sama saja dengan bunuh diri. Tunggu sampai aku lebih kuat," ucap Lu Fei. Setelah itu dia pergi dari sana. Lu Fei mencoba mengingat jalan pulang. Bukan jalan pulang ke rumah dia yang sebelumnya, tetapi pulang ke rumah tubuh yang dia masuki sekarang. Lu Fei tahu kalau dia dibunuh dan dibuang oleh seseorang. Itulah yang membuat Lu Fei yakin untuk kembali. Dia ingin tahu siapa yang membunuh pemilik tubuh yang dia tempati sekarang. "Balaskan dendamku." Itu kata yang terdengar di kepala lu Fei. Tentu saja dia akan melakukan itu sebagai hadiah karena dirinya sudah diberikan tubuh yang baru. Entah bagaimana caranya dia bisa masuk ke dalam tubuhnya yang baru ini. Lu Fei ingin tahu apa yang terjadi juga karena itu dia akan pulang lebih dulu. "Kalau tidak salah, aku adalah anak seorang patriarch sekte menengah," ucap Lu Fei. *** "Kau yakin kalau anak itu sudah berhasil kalian bunuh?" tanya Cao Li. Dia adalah istri kedua dari partarich sekte Bintang Berpijar. Dia yang memberikan perintah kepada pelayan di depannya menyewa Pembunuh Bayaran untuk membunuh Lu Fei. Tentu saja pelayan itu mengangguk karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Lu Fei dibuang ke Jurang Neraka. Tidak mungkin Lu Fei masih hidup. Apalagi dengan keadaan tubuh yang terluka sangat parah. Denyut nadi Lu Fei bahkan tidak bergerak lagi. Harusnya sudah dipastikan mati. Cao Li yang mendengar itu, dia sangat senang karena dia berhasil membunuh penghalang untuk anaknya yaitu Lu Jiang untuk menjadi penerus jabatan Patriarch menggantikan ayahnya yaitu Lu Qiye. Cao Li tersenyum lebar karena rencananya berjalan dengan sangat lancar. "Rencana selanjutnya adalah membunuh pria tua itu. Dia harus segera disingkirkan karena kalau tidak, maka anakku akan lama untuk menjabat. Yang aku khawatirkan kalau dia memberikan jabatan Patriarch kepada orang lain. Dari gelagat pak tua itu, sepertinya dia tidak terlalu menyukai anakku. Gawat kalau terlambat," ucap Cao Li. "Tapi nyonya itu sangat sulit. Tuan Qiye sangat kuat, tentu saja dia tidak akan mudah dibunuh. Meski, kita ini adalah sekte menengah, tetapi sekte kita dihormati karena adanya beliau. Hampir mustahil untuk membunuhnya," ucap Pelayan itu. Cao Li tersenyum licik. "Aku tidak sebodoh itu. Tentu saja aku punya cara untuk membunuhnya. Kau tunggu saja! Kita lihat saja nanti." Pelayan itu ingin mengatakan sesuatu, tetapi seseorang keburu datang. Cao Li dan pelayan itu mengerutkan keningnya saat melihat wajah orang yang datang itu. Wajahnya terlihat seperti orang yang habis melihat hantu. "Apa? Katakanlah!" "Lu Fei masih hidup," ucap orang itu.Lu Fei tiba di depan sekte Bintang Berpijar. Dia pun berjalan ke arah gerbang. Dia dipersilahkan masuk ke dalam. Tidak sulit sama sekali. Lu Fei mencoba mengingat di mana rumah dia berada. Dia pun berjalan ke arah sana. Tidak lama kemudian dia berada di depan sebuah kediaman yang sangat besar. Itu adalah kediaman utama, tempat para anggota keluarga utama sekte Bintang Berpijar tinggal. Tempatnya sangat luas. Ada puluhan rumah di sana dan semuanya bagus, seharusnya. Lu Fei pun berjalan mengikuti apa yang dia ingat. Sesaat kemudian dia merasakan ada orang berlari ke arah dirinya. Lu Fei langsung membalik badan dan mundur ke belakang. Orang yang ingin menangkap dirinya itu gagal. "Kenapa kau lari?" tanya Gadis itu. "Kau siapa?" tanya Lu Fei. Gadis itu mengerutkan keningnya. Dia heran kenapa Lu Fei malah bertanya begitu. Gadis itu bahkan sampai memiringkan kepalanya. "Kau ini kenapa? Kapalamu terbentur sesuatu?" tanya Gadis itu.Lu Fei mencoba mengingat. Dia pun ingat kalau gadis di
Jantung Lu Fei langsung berdetak sangat kencang dengan pertanyaan mendadak itu. Lu Fei mengatur napasnya. Dia berusaha untuk tenang. Dia pun tersenyum. Dia berusaha untuk terlihat normal. "Aku Adalah Lu Fei anak patriarch sekte Bintang Berpijar ini. Memangnya ada apa Paman?" tanya Lu Fei. Shuang Lu menyipitkan matanya, tetapi setelahnya dia tersenyum. "Aku hanya bercanda." Dia pun terbahak. "Kau ingin ikut berlatih bersama kami? Mumpung kau ada di sini. Bagaimana?" tawar Shuang Lu."Terima kasih tawarannya, tetapi dengan berat hati aku harus menolaknya karena aku ingin segera pulang ke rumah. Maafkan aku paman," jawab Lu Fei. "Oh, kalau begitu berhati-hatilah!" Lu Fei mengangguk. Dia pun pergi dari sana. Dia pulang, tetapi sebelum sangat jauh, dia menoleh ke belakang sedikit. Terlihat Shuang Lu masih menatap ke arah dirinya. Shuang Lu tersenyum. Lu Fei merasa agak degdegan karena kalau sampai ketahuan, yang dia takutkan adalah dia dibunuh. Dengan kekuatannya yang sekarang, dia tid
Lu Fei juga heran kenapa dia bisa sangat unggul begini. Padahal dia sangat yakin kalau dirinya kalah kuat dari lawannya. Perlahan tapi pasti Lu Fei mulai mendominasi tanpa jurus apapun. Dia hanya bertarung dengan dasar bela diri. Sekali lagi, Lu Fei berhasil melakukan tebasan. Itu langsung melukai lawannya. Pembunuh Bayaran itu langsung mundur menjauh beberapa langkah. "Mereka yang lemah atau aku yang kuat?" Lu Fei heran. Padahal dia hana berada di tahap Flowing Qi ke satu. Masih sangat di bawah standard umur nya. Lu Fei yakin kalau lawan yang dia lawan sekarang setidaknya berada di tahap Core Foundation. Harusnya mudah bagi lawannya untuk mengalahkan dirinya. Hanya saja yang terjadi malah sebaliknya. "Aku harus memanfaatkan ini," ucap Lu Fei. Dia pun mengeluarkan sebuah botol kecil dari kantong bajunya. Lu Fei menuangkan cairan berwarna hijau itu pada pedang miliknya. Itu adalah racun, dengan cepat Lu Fei maju dan mulai menyerang lagi. Lawannya tidak akan membiarkan dirinya kalah
Kajadian itu membuat Lu Fei sadar kalau dia benar-benar diincar. Dia harus berlatih lebih keras lagi agar kejadian tadi tidak terulang lagi. Tidak ada yang ingin mati. Apalagi ini adalah kesempatan kedua untuk Lu Fei. Dia merasa kalau dia tidak boleh bermalas-malasan. Suatu hari nanti, dia akan melawan musuh yang lebih kuat. Tentu saja dia harus menjadi sangat kuat. "Kejadian di kehidupan sebelumnya tidak boleh terulang," ucap Lu Fei. "Apanya yang tidak boleh terulang?" tanya Shuang Ji. Dia masuk ke dalam. Lu Fei awalnya agak panik, tetapi dia bisa menenangkan dirinya dan terlihat biasa saja. Dia membuat alasan yang masuk akal dan akhirnya Shuang Ji pun menerima penjelasan itu. Memutar balik keadaan adalah keahlian Shuang Ji. Dia bangun dan memegang kedua tangan Shuang Ji. Wajah Shuang Ji langsung memerah. "Aaa ... apa yang kau lakukan?" tanya Shuang Ji. "Terima kasih karena telah membantuku. Tanpa dirimu, aku tidak akan bisa seperti sekarang. Tanpa kau, mungkin aku sudah bunuh d
"Ayo! Jangan terlalu membuang waktu. Semakin banyak waktu yang terbuang, maka kemungkinan kita ketahuan akan semakin besar. Kau ingin ketahuan? Kalau sampai ketahuan, kita berdua akan mati," ucap Lu Fei memberikan peringatan. "Tidak masalah. Kalau kita mati berdua, aku rasa itu bukan sesuatu yang perlu disesali," jawab pemuda itu. "Masalahnya, aku yang tidak ingin mati."***Cao Li tidak tenang karena Lu Fei tidak berhasil dibunuh. Itu tandanya Lu Fei memiliki kesempatan dipilih menjadi calon penerus patriarch selanjutnya. Lu Fei adalah anak terakhir dari Patriarch sekte Bintang Berpijar yang sekarang. Dia anak terakhir, tetapi Lu Fei lahir dari rahim istri pertama patriarch yang searang. Istri yang sangat disayang oleh Patriarch sekarang. Sayangnya ibu Lu Fei yaitu Chi Rei meninggal saat Lu Fei dilahirkan. Itu juga alasan kenapa Lu Fei tidak disukai oleh ayahnya sendiri karena dianggap sebagai pembawa kesialan dan penyebab kematian Chi Rei. "Bagaimana kalau dia berubah pikiran dan
Lu Bao dan beberapa orang bawahannya datang ke tempat Lu Fei tinggal. Mereka berjumlah sekitar 50 orang. Mereka membawa senjata lengkap, Lu Fei yang melihat itu, dia menyipitkan matanya. Dia dan temannya berdiri menghadap rombongan yang datang itu. "Ada keperluan apa?" tanya Lu Fei. "Kau ditangkap!" tegas Lu Bao. "Memangnya apa yang aku lakukan sampai aku harus ditangkap?" tanya Lu Fei. "Kau telah membuat ibuku terluka. Kau membakar kamar ibuku dengan sengaja. Itu adalah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Kau akan dihukum karena telah melakukan itu!" jelas Lu Bao. Lu Fei terlihat kebingungan seolah-olah dia tidak tahu apa yang terjadi. Beberapa orang yang ada di belakang Lu Bao sampai saling menatap satu sama lain saking termakannya dengan wajah tipu daya Lu Fei yang manipulatif. "Memangnya ada yang terjadi? Aku bahkan tidak tahu itu. Bagaimana bisa kau menuduhku? Padahal aku tinggal sangat jauh kediaman utama berada. Kalau memang aku melakukan itu, harusnya ada bukti, bukan?
"Kenapa kau dihukum seperti itu? Aku lihat kau selalu cambuk setiap satu jam sekali. Memangnya apa yang telah kau lakukan?" tanya tanahan lainnya. "Aku dituduh membakar kamar istri patriarch.""Kau benar-benar melakukannya?" tanya tanahanan itu."Tentu saja. Dia menyebalkan karena telah mengirim pembunuh Bayaran untuk membunuhku. Sebagai orang baik, aku harus membalas kebaikannya. Aku tidak punya uang yang cukup untuk menyewa pembunuh Bayaran seperti yang dia lakukan karena itu aku mengirimkan api dan beberapa kayu kepadanya sebagai balasan," jelas Lu Fei. Tanahan itu menelan ludah. Yang dilakukan oleh Lu Fei sangat gila. Itu seperti bunuh diri. Tidak sembarangan orang yang berani melakukan itu kecuali dia gila karena kalau sampai ketahuan, maka hukuman yang paling ringan adalah hukuman mati. Tahanan itu terdiam, dia merinding saat menatap ke arah Lu Fei. "Apa kau tidak takut kalau aku akan membongkar pengakuan tadi?" tanya tahanan itu. "Kalau kau melakukan itu, maka kau akan mati
Semua orang yang datang itu bersaksi kalau bukan Lu Fei yang melakukan kejahatan itu. Mereka bersaksi kalau Lu Fei berada di rumahnya sendiri. Bahkan ada yang mengatakan kalau Lu Fei saat kejadian itu berada di surga. Banyak yang memberikan kesaksian aneh. Ada yang bilang kalau pelaku pemekaran kamar Cao Li adalah Iblis. Semua orang hanya bisa terdiam, bingung. "Kalau semua kata-kata bisa dipercaya, maka kata-kata mereka juga bisa dipercaya. Apa kalian semua masih yakin kalau kesaksian tadi sudah pasti adalah kebenaran?" tanya Lu Fei. Xia Ding dibuat terdiam. Perkataan Lu Fei benar. Kalau hanya kata-kata, semua orang bisa menjadi saksi. Melihat keraguan di wajah para tetua, itu membuat Lu Bao panik. Dia pun maju ke depan. "Jangan dengarkan dia! Dia sengaja melakukan semua ini agar kita ragu. Padahal sudah ada buktinya kalau Lu Fei adalah pelakunya. Dia sengaja memanupulasi kalian," teriak Lu Bao. "Aku yakin dia adalah pelakunya. Hukum saja dia dengan hukuman mati. Tidak mungkin buk