Kajadian itu membuat Lu Fei sadar kalau dia benar-benar diincar. Dia harus berlatih lebih keras lagi agar kejadian tadi tidak terulang lagi. Tidak ada yang ingin mati. Apalagi ini adalah kesempatan kedua untuk Lu Fei. Dia merasa kalau dia tidak boleh bermalas-malasan. Suatu hari nanti, dia akan melawan musuh yang lebih kuat. Tentu saja dia harus menjadi sangat kuat.
"Kejadian di kehidupan sebelumnya tidak boleh terulang," ucap Lu Fei. "Apanya yang tidak boleh terulang?" tanya Shuang Ji. Dia masuk ke dalam. Lu Fei awalnya agak panik, tetapi dia bisa menenangkan dirinya dan terlihat biasa saja. Dia membuat alasan yang masuk akal dan akhirnya Shuang Ji pun menerima penjelasan itu. Memutar balik keadaan adalah keahlian Shuang Ji. Dia bangun dan memegang kedua tangan Shuang Ji. Wajah Shuang Ji langsung memerah. "Aaa ... apa yang kau lakukan?" tanya Shuang Ji. "Terima kasih karena telah membantuku. Tanpa dirimu, aku tidak akan bisa seperti sekarang. Tanpa kau, mungkin aku sudah bunuh diri sejak lama. Aku sangat bersyukur kau selalu bersama denganku," ucap Lu Fei. "A-apa yang kau katakan? Teman memang harus saling membantu, bukan? Ah, iya. Teman harus saling membantu. Itu karena kita teman." Shuang Ji gugup. Bahkan dia memalingkan pandangannya saat berbicara. Lu Fei memegang pipi Shuang Ji. Dia membuat agar mata mereka bertemu. Wajah Shuang Ji makin memerah dan panas. Matanya tidak bisa diam. "Apa yang akan kau lakukan?" tanya Shuang Ji. Keduanya saling menatap satu sama lain. Perlahan wajah mereka saling mendekat. Suasana menjadi lebih romantis. Keduanya memejamkan mata. Perlahan semakin dekat. Keduanya sudah sangat dekat. Kemudian mereka berciuman, harusnya. Hanya saja sebuah kertas menghalangi bibir keduanya. "Apa yang kalian lakukan?" tegur seseorang. Lu Fei dan Shuang Ji panik. Saat mereka melihat ke arah asal suara, mereka kaget ternyata itu adalah Shuang Lu (Ayah Shuang Ji). Shuang Ji malu, dan langsung berlari dari sana. Dia meninggalkan Lu Fei di sana. Sekarang di sana hanya ada Lu Fei dan Shuang Lu. Keduanya terlihat agak canggung, terutama Lu Fei. "Maafkan aku!" pinta Lu Fei. "Aku sama sekali tidak marah, tetapi ini terlalu awal untuk kalian. Umur kalian masih sangat muda. Lebih baik kalian fokus memperkuat diri kalian lebih dulu. Kalau kalian sudah menjadi sangat kuat. Terserah kalian. Aku tidak akan menghentikan kisah asmara putriku," ucap Shuang Lu. "Aku berjanji akan menjaganya. Aku janji," ucap Lu Fei dengan tegas. "Aku suka tekadmu, tetapi waktu dan masa depan tidak bisa ditebak. Aku harap kau tetap memegang perkataanmu. Kalau aku sudah mati lebih dulu dan kau melukai putirku, maka aku akan mengutukmu dan menghantuimu dari mimpi," ancam Shuang Lu. "Harga diri laki-laki adalah janjinya. Kalau lelaki tidak bisa menepati janjinya, dia bukan seorang pria lagi. Manusia tanpa harga diri sama saja seperti mayat hidup," ucap Lu Fei. Shung Lu tersenyum. Dia merasa lega karena bisa mempercayakan anak gadisnya kepada seseorang kalau dia sudah tidak ada. Shuang Lu pun pergi dari sana. Lu Fei ikut keluar dan dia pun izin pamit dari sana. Dia ingin pulang dan kembali berlatih. Seperti kata Shuang Lu tadi, 'waktu dan masa depan tidak bisa ditebak.' Tidak ada yang benar-benar aman kecuali kau sangat kuat. Semuanya akan menjadi lebih mudah saat kau menjadi yang terkuat, mungkin. Shuang Lu menatap Lu Fei sampai dia menghilang ditelan jarak. Dia tersenyum tipis. Dia membaik badannya dan masuk ke dalam rumah lagi. "Aku harap dia memegang omongannya," ucap Shuang Lu. *** Lu Fei duduk di dalam rumahnya. Dia berkultivasi lebih dulu. Setelah itu, Lu Fei mengambil pedang dan kapak miliknya. Dia baru membeli kapak itu saat diperjalanan. Lu Fei merasa ini bukan sesuatu yang bisa dia diamkan. Dia harus membalas atas apa yang telah mereka lakukan kepada dirinya. Dia hampir terbunuh oleh 5 pembunuh Bayaran itu. Sebagai seseorang yang punya harga diri tinggi dan pernah menjadi salah satu cultivator terkuat, tentu saja Lu Fei tidak terima dia diperlakukan begitu. "Apa yang kau lakukan?" tegur Shuang Ji. Lu Fei melirik. "Ah, kau. Aku kira siapa," ucap Lu Fei. Setelah itu, dia lanjut pergi melakukan apa yang sedang dia lakukan. Shuang Ji melompat turun dan berjalan ke arah Lu Fei. Dia tidak sengaja bertemu dengan Lu Fei saat dia sedang berjalan ke tempat biasa dia menyendiri. Shuang Ji sering bolos latihan dan menyendiri di tempat kesukaannya. Saat dia ingin pergi ke sana, dia melihat ada seseorang yang tidak asing. Saat didekati, ternyata itu adalah Lu Fei. "Kenapa kau mengumpulkan kayu-kayu ini?" tanya Shuang Ji. "Kau ingin membantu?" Lu Fei malah bertanya balik. "Jelaskan dulu! Kalau tidak jelas, aku tidak ingin melakukannya." "Kalau begitu, kau boleh pergi," ucap Lu Fei. Shuang Ji mengerutkan keningnya. Tentu saja sebagai teman, dia kesal diusir begitu. Lu Fei tetap saja melakukan kegiatannya tanpa terlihat merasa bersalah. Itu membuat Shuang Ji semakin kesal. Dia menghentakan kakinya ke tanah. Lu Fei masih tidak perduli. Shuang Ji melakukan itu lagi. Lu Fei masih acuh. "Kalau begitu, aku akan pergi," ucap Shuang Ji. "Berhati-hatilah!" ucap Lu Fei. Bukan ini yang Shuang Ji harapkan. Dia menyilangkan kedua tangannya di dada-nya. Dia diam saja di sana. Menunggu Lu Fei sadar kalau dirinya merajuk. Sayangnya itu tidak berhasil. Lu Fei tetap tidak sadar. "Aku benar-benar akan pergi," ulang Shuang Ji. "Berhati-hatilah!" jawab Lu Fei lagi. Jawaban yang sama. Shuang Ji semakin kesal. Dia pun menghentakan kakinya dengan lebih kuat. Tidak ada respons. Dia pun membaik badan dan berjalan pergi dari sana. Saat sudah lima langkah, dia berhenti dan menoleh ke belakang. Lu Fei masih sibuk memotong batang pohon. Shuang Ji menggeleng. Dia sangat kesal dan akhirnya dia pergi dari sana. "Sangat tidak peka," keluh Shuang Ji. Saat Shuang Ji sudah pergi dari sana. Lu Fei menoleh dan tersenyum kecil. "Kau tidak perlu terlibat dengan ini. Kalau ternyata sampai ketahuan, biarkan aku sendiri yang menerima hukumannya." "Bos, apa ini cukup?" Seorang pemuda menarik beberapa batang pohon besar. Lu Fei menoleh dan melihat hasil pemuda itu. Dia mengangguk dan tersenyum setelahnya. Pemuda itu memang agak menyebalkan dan kurang bisa diandalkan pada beberapa hal. Cuma dia akan membantu apapun yang Lu Fei minta asal dibayar. "Gunakan ini! Potong menjadi beberapa bagian kecil!" pinta Lu Fei. "Ah, baiklah.""Ayo! Jangan terlalu membuang waktu. Semakin banyak waktu yang terbuang, maka kemungkinan kita ketahuan akan semakin besar. Kau ingin ketahuan? Kalau sampai ketahuan, kita berdua akan mati," ucap Lu Fei memberikan peringatan. "Tidak masalah. Kalau kita mati berdua, aku rasa itu bukan sesuatu yang perlu disesali," jawab pemuda itu. "Masalahnya, aku yang tidak ingin mati."***Cao Li tidak tenang karena Lu Fei tidak berhasil dibunuh. Itu tandanya Lu Fei memiliki kesempatan dipilih menjadi calon penerus patriarch selanjutnya. Lu Fei adalah anak terakhir dari Patriarch sekte Bintang Berpijar yang sekarang. Dia anak terakhir, tetapi Lu Fei lahir dari rahim istri pertama patriarch yang searang. Istri yang sangat disayang oleh Patriarch sekarang. Sayangnya ibu Lu Fei yaitu Chi Rei meninggal saat Lu Fei dilahirkan. Itu juga alasan kenapa Lu Fei tidak disukai oleh ayahnya sendiri karena dianggap sebagai pembawa kesialan dan penyebab kematian Chi Rei. "Bagaimana kalau dia berubah pikiran dan
Lu Bao dan beberapa orang bawahannya datang ke tempat Lu Fei tinggal. Mereka berjumlah sekitar 50 orang. Mereka membawa senjata lengkap, Lu Fei yang melihat itu, dia menyipitkan matanya. Dia dan temannya berdiri menghadap rombongan yang datang itu. "Ada keperluan apa?" tanya Lu Fei. "Kau ditangkap!" tegas Lu Bao. "Memangnya apa yang aku lakukan sampai aku harus ditangkap?" tanya Lu Fei. "Kau telah membuat ibuku terluka. Kau membakar kamar ibuku dengan sengaja. Itu adalah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan. Kau akan dihukum karena telah melakukan itu!" jelas Lu Bao. Lu Fei terlihat kebingungan seolah-olah dia tidak tahu apa yang terjadi. Beberapa orang yang ada di belakang Lu Bao sampai saling menatap satu sama lain saking termakannya dengan wajah tipu daya Lu Fei yang manipulatif. "Memangnya ada yang terjadi? Aku bahkan tidak tahu itu. Bagaimana bisa kau menuduhku? Padahal aku tinggal sangat jauh kediaman utama berada. Kalau memang aku melakukan itu, harusnya ada bukti, bukan?
"Kenapa kau dihukum seperti itu? Aku lihat kau selalu cambuk setiap satu jam sekali. Memangnya apa yang telah kau lakukan?" tanya tanahan lainnya. "Aku dituduh membakar kamar istri patriarch.""Kau benar-benar melakukannya?" tanya tanahanan itu."Tentu saja. Dia menyebalkan karena telah mengirim pembunuh Bayaran untuk membunuhku. Sebagai orang baik, aku harus membalas kebaikannya. Aku tidak punya uang yang cukup untuk menyewa pembunuh Bayaran seperti yang dia lakukan karena itu aku mengirimkan api dan beberapa kayu kepadanya sebagai balasan," jelas Lu Fei. Tanahan itu menelan ludah. Yang dilakukan oleh Lu Fei sangat gila. Itu seperti bunuh diri. Tidak sembarangan orang yang berani melakukan itu kecuali dia gila karena kalau sampai ketahuan, maka hukuman yang paling ringan adalah hukuman mati. Tahanan itu terdiam, dia merinding saat menatap ke arah Lu Fei. "Apa kau tidak takut kalau aku akan membongkar pengakuan tadi?" tanya tahanan itu. "Kalau kau melakukan itu, maka kau akan mati
Semua orang yang datang itu bersaksi kalau bukan Lu Fei yang melakukan kejahatan itu. Mereka bersaksi kalau Lu Fei berada di rumahnya sendiri. Bahkan ada yang mengatakan kalau Lu Fei saat kejadian itu berada di surga. Banyak yang memberikan kesaksian aneh. Ada yang bilang kalau pelaku pemekaran kamar Cao Li adalah Iblis. Semua orang hanya bisa terdiam, bingung. "Kalau semua kata-kata bisa dipercaya, maka kata-kata mereka juga bisa dipercaya. Apa kalian semua masih yakin kalau kesaksian tadi sudah pasti adalah kebenaran?" tanya Lu Fei. Xia Ding dibuat terdiam. Perkataan Lu Fei benar. Kalau hanya kata-kata, semua orang bisa menjadi saksi. Melihat keraguan di wajah para tetua, itu membuat Lu Bao panik. Dia pun maju ke depan. "Jangan dengarkan dia! Dia sengaja melakukan semua ini agar kita ragu. Padahal sudah ada buktinya kalau Lu Fei adalah pelakunya. Dia sengaja memanupulasi kalian," teriak Lu Bao. "Aku yakin dia adalah pelakunya. Hukum saja dia dengan hukuman mati. Tidak mungkin buk
Lu Fei bisa kembali ke rumahnya. Saat dia kembali, dia langsung disambut oleh beberapa orang pengikutnya. Mereka langsung mendekati Lu Fei dan membungkuk menyambut Lu Fei. Hanya ada dua orang yang tidak melakukan itu. Salah satunya adalah orang yang datang ke penjara bawah tanah. Dia dan temannya tidak memberi hormat kepada Lu Fei karena mereka bukan pengikut Lu Fei. "Kau sudah kembali ternyata. Terus kenapa kau membayar kita?" tanya Nie Li. Nama orang itu adalah Nie Li dan temannya adalah Shi Cun. Keduanya adalah seorang pembunuh bayaran, tetapi bukan satu kelompok dengan pembunuh Bayaran yang disewa oleh Cao Li. Shi Cun dan Nie Li hanya bekerja berdua. Mereka bukan hanya bisa dibayar untuk membunuh. Mereka juga bisa dibayar untuk mengawal atau menjadi penjaga. Yang jelas mereka dibayar, apapun tugasnya bisa mereka usahakan. "Hanya untuk jaga-jaga. Kalau kalian ingin pulang, silahkan saja!" jawab Lu Fei. Nie Li dan Shi Cun menatap tajam ke arah Lu Fei. Dia tidak menyukai keadaan
Posisi rumah Lu Fei agak terasing karena itu jarang orang datang ke rumah nya. Itulah kenapa lu Fei bisa membawa beberapa orang ke sana. Apalagi lokasinya di dekat dinding pembatas sekte. Dia bisa melompat dan keluar dengan sangat mudah. Di balik dinding itulah sekarang Lu Fei mulai melatih beberapa orang kepercayaannya. Sesekali dia kadang membawa bawahannya untuk berlatih di dalam. Seperti hari ini, mereka berlatih di depan rumah Lu Fei. "Kakak Lu, kenapa aku lihat banyak orang yang membencimu?" tanya Yang Jiu. "Biarkan saja! Itu tidak akan membuatku menjadi orang bodoh juga. Malah ini yang paling bagus. Aku tidak perlu merasa bersalah saat melakukan kejahatan pada mereka. Aku punya pembelaan sendiri," jawab Lu Fei. Hati kecil Lu Fei sebenarnya merasa sakit hati juga. Bagaimana pun hati kecil lu Fei tetap remaja yang butuh perhatian dari orang terdekatnya. Jiwa Lu Fei memang adalah jiwa yang dewasa, tetapi hati, perasaan, tubuh, kepala dan sebagainya adalah orang lain. Dan lagi a
Keesokannya semuanya berkumpul lagi. Mereka sudah siap melakukan pemberontakan. Mereka berniat mengalahkan Lu Fei dan mengambil seluruh harta milik Lu Fei. Mereka kira kalau di dalam rumah Lu Fei ada banyak emas atau batu qi karena selama mereka di sana. Mereka sangat tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam sana. Lu Fei pun tersenyum lebar. Tentu saja dia tidaklah bodoh. "Lakukan apa yang aku perintahkan kemarin," pinta Lu Fei. Semua orang pengikutnya itu saling melirik dan mengangguk. Mereka pun melakukan perintah Lu Fei. Mereka sedang mencari kesempatan yang bagus untuk menyerang. Mereka berniat melakukan itu tepat sesaat setelah mereka melakukan perintah Lu Fei. Hanya saja rencana mereka gagal besar. Sesuatu yang tidak terduga pun terjadi. ***Tiba-tiba saja kediaman Lu Fei dikepung dan diserang oleh banyak cultivator berubah hitam dan mengenakan topeng. Lu Fei terlihat biasa saja. Dia hanya mundur satu langkah. Seketika dua pembunuh Bayaran yang Lu Fei sewa langsung melompat d
Ketua pembunuh Bayaran itu kaget. Spontan dia mundur ke belakang. Lu Fei maju ke depan. Dia memang kalah dalam hal tingkat kultivasi, tetapi Lu Fei cukup yakin kalau dia bisa menang. Tentu saja rasa percaya diri itu tidak akan muncul tanpa sebab. Lu Fei punya alasan kenapa dia bisa percaya diri."Dari mana kau tahu nama leluhurku?" tanya ketua pembunuh Bayaran itu. Mendengar itu, Lu Fei ikut kaget. "Leluhur? Apa maksudnya leluhur?" tanya Lu Fei. "Gu Bao adalah kakek dari kakekku. Dia hidup beberapa generasi di atasku. Tidak ada yang tahu tentang leluhurku. Kenapa kau bisa tahu?" tanya pembunuh Bayaran itu.Lu Fei terdiam dengan wajah kebingungan. Dia tidak menyangka ternyata sekarang zaman jauh setelah kematian dirinya. Kalau dari perkataan ketua pembunuh Bayaran itu. Mungkin, sekarang adalah 700 tahun ata 800 tahun setelah kematian dirinya. Itu hanya tebakan Lu Fei saja. Bisa saja jauh lebih sedikit atau lebih banyak dari itu. "Ah, ternyata aku sudah mati sangat lama. Semua orang