Belum sempat Asura itu menjawab, Rashva sudah bergerak. Ia bersilat menggunakan ilmu tempur Asura itu sendiri!Alangkah kagetnya Asura itu ketika melihat bahwa Rashva bisa menggunakan ilmu tempur mereka. Ilmu Tangan Seribu!Ternyata, ilmu Minor Formless Skill ini juga mempunyai kemampuan meniru gerakan dan tenaga lawan. Dengan cara menyerap tenaga serangan lawan, tubuh pemilik ilmu ini akan secara otomatis mempelajari aliran tenaga itu dan mengidentifkasi bentuk-bentuknya.Inilah mengapa ilmu ini dinamakan Formless. Alias tanpa bentuk. Sehingga ia dapat diubah dan disesuaikan menjadi bentuk apa saja sesuai keinginan pemiliknya.Maka Rashva yang baru menyadari bahwa dirinya sudah menguasai kemampuan ini, menggunakan kesempatan ketika ia disiksa tadi untuk mempelajari segala bentuk pengerahan tenaga dari Asura, dan juga menyerap bentuk gerakannya.Sehingga ia mampu menguasai ilmu Tangan Seribu.“Manusia busuk! Dari mana kau mencuri ilmu kami?!” hardik Asura itu.“Hamba tidak mencuri. Ha
Rashva telah kembali ke Kastil. Bhiksu Ben masih meletakkan tangannya di dada Ava dan mengucapkan mantra. Dari tangan Bhiksu Ben keluar cahaya berbentuk lingkaran dan garis-garis berbentuk pola tertentu. Rashva tahu itu adalah segel mantra.“Aku sudah mendapatkan buahnya, Ava,” katanya bersemangat.“Tuan kenapa babak belur seperti ini?” tanya Rikka khawatir.“Tenang. Nanti kuceritakan. Kita selamatkan Ava dulu.”Ava ternyata sudah tidak sadarkan diri. Begitu Rashva memegang pergelangan tangannya, terasa denyut nadinya lemah sekali. Pemuda itu lau mengeluarkan Buah Mutiara dari kantongnya dan memberikannya kepada Ava.“Bagaimana cara Ava memakannya?” gumamnya.“Mungkin Tuan kunyah dulu buah itu, lalu Tuan masukan ke dalam mulut Nona Ava,” usul Rikka.“Heh? Itu sama dengan ciuman, dong? Jangan ah, tidak sopan.”Rikka tidak berkomentar apa-apa.“Bagaimana kalau Rikka saja yang melakukannya?” saran Rashva.“Rikka masih kecil, belum boleh berciuman,” kata gadis itu.“Ini perintah,” kata Ra
“Kau sudah datang? Bagus,” kata Asura itu.Rashva menjura dan mengucap salam, ia menyentuh kaki Mahagurunya itu dengan ujung tangannya. Rashva pernah melihat dalam film India, tokoh-tokohnya memberi salam hormat seperti itu kepada orang yang lebih tua.Asura sepertinya senang melihat hal ini, ketiga kepala itu tertawa dan berkata, “Pintar juga kau mengambil hati Mahagurumu.”Rashva masih menunduk dalam-dalam, “Hamba diajarkan, guru adalah setingkat dengan orangtua. Dan orangtua adalah perwakilan langit di bumi. Sekali menjadi guru, selamanya menjadi orangtua.”Asura itu terhenyak sedikit. Lalu mereka berkata, “Kami belum pernah melihat manusia yang menaruh hormat kepada kaum Asura. Kalian manusia hanya mau memuja Dewa-Dewi dan menganggap kami sebagai iblis dan setan pengacau. Sikapmu yang seperti ini benarkah tulus atau hanya palsu belaka?”Rashva masih menunduk hormat, lalu berkata, “Hamba hanya melaksanakan ajaran ibunda hamba. Tidak ada niat sedikit pun untuk berbohong atau bersika
“Aaaa…aaapa….yang…terjadiiii?”“Kau sekarang memiliki 6 lengan seperti kami. Dengan begitu kamu baru bisa menguasai seluruh ilmu tempur kami!”“Apakah hamba bisa kembali seperti semula?” tanya Rashva panik.“Ya tentu saja. Kau adalah manusia, tentu tak akan menjadi Asura. Tetapi kini kau memiliki sedikit kemampuan Asura, karena kau adalah murid dari seorang Asura!”“Baik. Terima kasih, Mahaguru!!!”Dalam hati Rashva senang dan bahagia. Pikiran liarnya muncul, “Bayangkan jika aku bisa menumbuhkan bagian tubuhku yang lain.”Tapi ia segera melupakan pikiran itu karena kini Mahagurunya sudah berkata,“Rashva murid Wirasura lihat gerakan ini dan tirukan!”Asura itu lalu bergerak. Ia bersilat dengan aneh. Inilah Ilmu Tangan Seribu yang tadi ditiru Rashva, tetapi jauh lebih kompleks dan lebih dalam. Ada 23 jurus yang ditunjukan oleh Wirasura.“Kau sudah hafal?”“Sama sekali tidak hafal Mahaguru,” kata Rashva sambil garuk-garuk kepala.“Apakah kau manusia tolol dan kami keliru mengambil murid
Mereka beristirahat dengan cukup santai.Asura kembali ke dalam pelukan wanita-wwanita mereka. Bercumbu tanpa memperdulikan Rashva yang bingung sendiri harus berbuat apa. Akhirnya ia bertanya,“Mahaguru, mau kah kumasakkan sesuatu?”“Masakan dari Dunia Manusia? Kami belum pernah mencobanya. Boleh juga. Kau hendak memasak apa?”“Terserah Mahaguru ingin daging apa, hamba bisa berburu.”“Kau tak perlu berburu. Di luar Istana ini terdapat banyak hewan yang tinggal di padang rumput dan hutan-hutannya. Silahkan pilih yang mana yang kau suka.”“Baik. Mohon Mahaguru bersedia menunggu,” Rashva menjura.Mahagurunya berkata dengan dongkol, “Sudah kami bilang tidak perlu tetek bengek sopan santun itu. Menjijikkan!”Rashva tersenyum, “Baik, Mahaguru.”Ia segera pergi keluar Kastil yang megah itu dan menuju ke padang rumput.Fenrir berkata, “Sejak dahulu aku ingin sekali makan Daging Rusa Emas. Sepertinya hewan itu banyak di sekitar sini.”“Oke. Mari kita tangkap!”Padang rumput itu sangat luas. Ba
Masakan sudah terhidang. Aromanya yang wangi membuat hidung para kepala Asura bergerak-gerak dengan semangat menggebu-gebu.“Hoo! Rupanya kau bisa masak betulan. Mari sini kita coba!”Rashva membawakan nampan besar berisi daging rusa emas yang amat besar. Sudah dipanggang dengan beberapa dedaunan dan biji-bijian yang ia temukan di padang rumput dan hutan. Bahkan ia juga mencampur rumput Yao ke bumbu racikannya.“Wah! Enak sekali! Sungguh enak sekali!” puji Asura itu. Ia makan dengan sangat lahap. Fenrir juga kedapatan bagian. Bahkan Rashva juga memasak rerumptuan Yao untuk Icara yang memang tidak makan daging.Sebelum makanan itu habis, Rashva berkata, ”Hamba juga sudah menyisakan sedikit untuk gadis-gadis teman Mahaguru ini.”“Gadis-gadis ini? Hahahahahah! Hahahahahahah!”Asura itu tertawa. Lalu gadis-gadis yang menggelayut di badan mereka tahu-tahu menghilang dalam balutan percikan cahaya berwarna-warni seperti pelangi.‘Mereka tidak nyata. Kami menciptakan bayangan mereka hanya ag
Sesampai di istana Wirasura, Rashva langsung menceritakan semua yang terjadi.“Hmmm. Tunjukan jurus barunya itu kepadaku,” kata Wirasura penasaran.Rashva mengiyakan dan segera menyerang. Melihat gerakan ini Wirasura sangat terpesona.“Berapa lama ia memecahkan serangan ini?” tanyanya.“Mungkin sekitar 4 sampai 5 jam ia bertapa. Baru kemudian ia memanggil hamba untuk bertarung kembali.”“Baik. Kau tunggu. Aku harus bertapa pula untuk mencari pemecahan jurus yang rumit itu!”Habis berkata begitu, Wirasura langsung duduk dan bertapa. Persis seperti yang dilakukan Gitasuri sebelumnya. Setelah itu Wirasura memanggil Rashva dan mengajarkan jurus penangkal dari jurus Gitasuri. Kemudian Rashva berangkat lagi menggunakan teleportasi ke istana Gitasuri untuk menunjukkan jurus itu.Kejadian ini terjadi terus berulang-ulang hingga 7 hari. Para Asura itu sama-sama tidak mau kalah dengan ilmu masing-masing. Yang mengherankan, ternyata tenaga Rashva samasekali tidak terkuras. Tentu ini karena 3 ilm
Akhirnya pulang.Rashva sangat menikmati beberapa hari ini tidak melakukan apa-apa. Setelah petualangan dan misi yang mendebarkan, akhirnya ia bisa beristirahat dengan santai. Setiap hari ia dan Bhiksu Ben hanya berbelanja kebutuhan untuk memperbaiki kastil yang memang awalnya berupa puing-puing yang melayang-layang di angkasa. Sementara Rikka dan Ava yang memasak dan membersihkan tempat itu.Kini Kastil itu sudah menjadi rapih kembali, dan sudah dapat disatukan kembali. Walaupun masih belum sempurna setidaknya Kastil itu sudah sangat nyaman di bagian dalamnya. Bagian luarnya memang mereka biarkan berantakan dan terlihat hancur. Hanya untuk menjaga-jaga supaya tidak ada orang atau makhluk yang datang ke tempat.Kondisi kesehatan Ava juga sudah pulih seluruhnya. Tubuhnya tidak lagi mengalami kejang dan getaran hebat. Ia juga sering melakukan semedhi untuk mengendalikan kekuatan di dalam tubuhnya.Suatu hari saat mereka sedang menikmati makan malam, Ava berkata, “Teman-teman ingat, buka