Tinggalkan komen!
Setiap hari Liu Heng melakukan latihan dan terus saja berkultivasi. Selain itu dia juga tidak lupa belajar tentang alcemist. Dia tidak akan lupa untuk belajar alcemist karena Liu Heng sangat tertarik dengan itu. Bai Linjue juga membantu Liu Heng latih tanding. Pertarungan mereka cukup sengit. Meski, akhirnya Bai Linjue yang sering menang karena dia memang lebih kuat. Bagaimana pun tingkat kultivasi cukup berpengaruh. "Aku lupa kau besok akan ikut turnamen untuk murid tingkat penempaan tulang. Semoga kau menang," ucap Bai Linjue. Dia pun bangun dan membalik badan. Bai Linjue tersenyum ke arah Liu Heng. "Aku yakin kau akan menang. Pukul mereka semua sampai mereka menangis," tambah Bai Linjue. Liu Heng balik tersenyum. Dia pun bangun dan langsung berlagak sombong dengan meletakkan kedua tangannya dipinggang. Liu Heng juga yakin dia yang akan menang. Melihat itu Bai Linjue tersenyum dan tertawa kecil. "Kau memang lucu," ucap Bai Linjue. "Aku belum berterima kasih padamu. Aku tidak pu
Tingkat kultivasi itu terdiri dari 7 tahap yaitu dimulai dengan tahap Penempaan tulang (1-5), Fondasi Qi (1-5), Alam Awal (1-5), Alam Bumi (1-9), Alam Langit (1-9), Alam Surga (1-9), dan terakhir adalah Surga Abadi(1-9).Itu adalah tujuh tahap kultivasi yang harus dilewati untuk menjadi cultivator terkuat di dunia. Sudah ada yang mencapai tahap tertinggi dan mereka dapat dihitung dengan jari. Mereka yang sudah mencapai tahap tertinggi adalah para pemimpin sekte besar, clan besar atau beberapa petinggi di kekaisaran.Mereka yang sudah mencapai tahap tertinggi sangat dihormati karena mereka sangat kuat dan luar biasa. Di dunia ini yang kuat adalah yang berkuasa. Dengan kekuatan mereka bisa mendapatkan dan melakukan apa pun yang mereka inginkan. Sungguh tragis, tetapi itu adalah kenyataannya.Hari yang sudah ditunggu pun tiba. Turnamen untuk murid yang berada di tahap Penempaan Tulang pun dimulai. Pada pagi harinya Liu Heng masih sempat berlatih lebih dulu. Dia sekarang berada di tahap Pe
Lawan Liu Heng adalah orang yang memiliki tubuh besar karena orang itu memang lebih tua daripada dirinya. Orang itu sudah 24 tahun. Wajar saja tubuhnya begitu besar, tetapi dia masih berada di tahap penempaan tulang. Dia memang lahir di sekte Tebasan Mengalir karena itu dia diterima menjadi murid. Kedua orang tuanya tewas ketika sedang melakukan tugas. Karena sudah berjasa pada sekte, itu membuat mereka menerima orang yang sedang ingin bertarung melawan Liu Heng sekarang. "Bocah, kau menyerah saja dan pulanglah ke rumahmu. Katakan pada ibumu kalau kau ingin minum susu," ejek orang itu. Dia pun tertawa sangat keras. Liu Heng sama sekali tidak tertawa. Menurut Liu Heng, itu tidak lucu sama sekali. Bahkan bukan dia saja yang tidak tertawa, tetapi semua murid yang menonton di sana juga tidak ada yang tertawa karena memang tidak lucu. "Lebih baik kita mulai saja pertarungannya," ucap Liu Heng.Wasit itu mengangguk. Dia juga setuju dengan usulan Liu Heng. Dia pun maju ke depan. Dia menje
Liu Heng menggaruk kepalanya. Dia tidak pernah merasa kalau dia merebut siapa pun. Itu membuat dia bingung sendiri. Liu Heng bahkan sampai mengggeleng pelan. Dia pun memasang kuda-kuda miliknya."Karena kau wanita yang aku sukai menolakku," ucap orang itu lagi. "Berhentilah berbicara! Kalau kau ingin bertarung, maka bertarung saja," keluh Liu Heng. Dia tidak terlalu suka banyak omong kosong. Apalagi dia mendapat tuduhan yang sama sekali tidak dia lakukan. Itu hanya membuang waktunya saja. Dia pun sudah bersiap bertarung. "Kau harus bertanggung jawab," ucap orang itu lagi. Liu Heng melihat ke arah wasit. "Apa tidak bisa kita mulai saja pertarungannya?" tanya Liu Heng. Dia merasa kalau pertarungan itu akan tertunda cukup lama kalau wasit tidak bertindak tegas. Wasit itu pun mengangguk. Dia maju dan mendorong tubuh keduanya ke belakang. Setelah itu dia langsung berteriak, "Mulai!" Setelah itu dia langsung melompat mundur. Lawan kaget. Liu Heng langsung melakukan serangan. Liu Heng
Liu Heng berhasil menang terus sampai tidak ada yang berani untuk maju ke atas. Para murid yang ada di sana saling menoleh satu sama lain. Liu Heng mengalahkan lawannya hanya dengan beberapa kali gerakan saja. Itu menjadi pertarungan yang mudah. "Kalau tidak ada yang ingin menantang lagi, maka aku akan mengumumkan pemenang dari turnamen ini," ucap wasit itu.Tidak ada yang menanggapi perkataan itu. Wasit itu ingin mengumumkan itu, tetapi beberapa saat kemudian seseorang naik ke atas panggung. Wasit itu kaget. Semua orang kaget. Termasuk Liu Heng sendiri kaget. "Maaf ini bukan untuk murid yang sudah di atas tahap penempaan tulang," ucap wasit itu. Sayangnya orang yang berdiri di sana masih berdiri di sana. Dia mendekati Liu Heng dan menarik pedangnya dan mengarahkan pedang itu ke arah Liu Heng. Liu Heng sama sekali tidak menunjukkan rasa takut meski orang yang ada di depannya itu jauh lebih kuat daripada dirinya. "Aku ingin menantangmu," ucap orang itu. Liu Heng mendengus. "Aku su
Kabar tentang taruhan yang dilakukan oleh Lin Ju dan Liu Heng menyebar sangat cepat. Semua orang tertarik dengan taruhan itu. Yang menarik adalah Liu Heng yang berani menerima tantangan itu. Tidak ada yang yakin kalau Liu Heng yang akan menang. "Menurutmu siapa yang akan menang?" tanya Zhang Zu.Xing Rue yang sedang sibuk membaca buku, dia menoleh. Dia mengerutkan keningnya. Dia tidak tahu apa maksud gurunya. Dia memiringkan kepala. Terlihat gurunya tersenyum. Xing Rue langsung tahu maksud gurunya itu. "Guru, aku tidak tertarik dengan anak itu," tolak Xing Rue dengan tegas. "Aku tidak sedang menggoda atau bertanya kau tertarik atau tidak. Aku hanya bertanya siapa yang akan menang antara bocah itu dan Lin Ju. Bagaimana menurutmu?" tanya Zhang Zu. "Tentu saja Lin Ju yang menang," jawab Xing Rue. Dilihat dari mana pun, Lin Ju jauh lebih unggul. Dia sudah lama belajar di sekte Tebasan Mengalir dan juga tingkat kultivasi Lin Ju juga lebih tinggi. Dilihat daro mana pun Lin Ju pasti akn
Beberapa murid sudah berkumpul di tempat yang ditentukan. Mereka yang datang ke sana adalah murid yang sudah mendapat kuota untuk masuk ke dalam Gurun Neraka. Gurun Neraka seperti sebuah arena pertarungan. Setiap murid akan didipindahkan ke tempat yang berbeda di dalam Gurun Neraka. Mereka boleh menyerang siapa pun di sana. Setiap murid akan diberikan sebuah bola energi. Kalau bola energi itu diambil oleh murid yang lain, maka mereka akan gugur. Ada dua yang diincar oleh murid yang masuk ke Gurun Neraka yaitu pertama adalah mengumpulkan bola energi sebanyak mungkin dan itu bisa mereka tukarkan dengan berbagai hal di tempat penukaran atau yang kedua adalah mencapai pusat atau bagian inti Gurun Neraka dan mengambil benda yang ada di sana. Tentu saja benda yang ada di sana bukan benda biasa. Karena itu bukan benda biasa. Tentu saja untuk mendapatkan benda itu sangatlah sulit. Di bagian pusat Gurun Neraka tubuh peserta akan tertekan ke bawah. Semakin mereka masuk ke bagian pusat atau k
Orang yang mengepung Liu Heng bukan hanya satu, tetapi ada tiga orang murid. Liu Heng sudah menarik pedang miliknya. Dia sudah menduga hal ini, tetapi dia tidak menyangka kalau akan secepat ini. "Menyerahlah!" ucap salah satu dari mereka. Tiga murid itu berada di tahap Pondasi Qi. Mereka sangat percaya diri dengan kemampuan milik mereka. Liu Heng sudah siap bertarung. Dia sudah memasang kuda-kuda untuk bertarung. "Menyerah? Untuk apa aku menyerah kalau aku bisa mengalahkan kalian," ucap Liu Heng dengan percaya diri.Mereka bertiga saling menatap satu sama lain. Tidak lama kemudian mereka tertawa, meremehkan Liu Heng. Mereka pun memasang kuda-kuda juga. Satu diantara mereka pun maju. Dua lainnya menyusul dari belakang tetapi mereka berlari memutar. "Ingin menyerangku dari tiga arah. Tidak semudah itu," ucap Liu Heng. Satu serangan pun mengarah ke arah dirinya. Satu serangan itu dari arah depan. Beberapa detik kemudian ada dua serangan lainnya dari arah kiri dan kanan Liu Heng. Tig
Liu Gu dengan semua yang dia miliki. Dia tidak bisa menjatuhkan Liu Heng. Semua serangannya berhasil ditahan oleh Liu Heng dengan pasukan patung miliknya. Dia juga punya kemampuan menyerap qi. Saat tubuhnya disentuh oleh Liu Heng, saat itu juga Liu Gu akan kehilangan banyak qi.Dia juga sudah kehabisan banyak qi saat melawan liu Bu. Dia juga sudah mendapat banyak luka. Ini membuat Liu Gu kesulitan. Padahal lawannya hanya Liu Heng saja. "Tidak mungkin aku kalah, bukan?" keluh Liu Gu. ***Di dalam ruang jiwa Liu Heng. Semuanya hitam karena diselemuti oleh qi Iblis. Bahkan inti Iblis di sana sudah punya mata, mulut dan tanduk. Kepalanya sudah terbentuk, ini saja sudah tidak bisa Liu Heng kendalikan. Apalagi saat Inti Iblis ini berubah menjadi wujud Iblis utuh. Itu sangat gila. "Menyerahlah. Kau tidak akan bisa menang melawanku."Medusa memegang pundaknya yang terluka. Dia dikepung oleh belasan Iblis. Medusa berusaha menghentikan inti Iblis ini menyerap qi. Kalau itu terus terjadi, mak
Pi Xiu dan Hou menelan ludah. Mereka menunggu ledakan yang mereka buat hilang lebih dulu. Mereka berharap kalau Liu Heng tewas. Perlahan mulai terlihat wujud Liu Heng. Ketika mereka melihat siluet Liu Heng yang sedang berdiri, itu membuat mereka langsung lemas."Sial. Dia masih hidup.Hou dan Pi Xiu sudah berada di akhir hayat mereka. Mereka sudah mengerahkan seluruh yang mereka miliki pada serangan terakhir tadi. Sayangnya itu gagal. Liu Heng menghentakkan kakinya ke bawah. Itu membuat semua debu yang menutupi dirinya langsung hilang. Dia tersenyum. "Kalian bodoh sekali."Terlihat kalau tubuh Lu Fei penuh luka. Hanya saja dia masih bisa berdiri dan perlahan tubuhnya sembuh dengan sendirinya. Apalagi terlihat ada beberapa patung menempel pada tubuh Liu Heng. Yang artinya sambaran petir Pi Xiu diserap oleh patung-patung itu. Wajar saja Liu Heng masih hidup."Kau sangat beruntung."Liu Heng langsung muncul di depan Pi Xiu dan Hou. Keduanya ingin melompat mundur ke belakang. Mereka ingi
Hou membuat ribuan tombak kegelapan. Pi Xiu dengan kekuatannya. Dia membuat semua tombak kegelapan itu berubah menjadi berlian yang sangat kuat. Satu gerakan tangan Hou langsung membuat semua tombak itu diturunkan. Liu Heng menyatuhkan kedua tangannya membentuk seperti sedang berdoa.Satu detik kemudian sebuah dinding qi Iblis muncul membenturk sebuah dinding. Itu langsung memantulkan semua tombak itu. Satu detik kemudian seteleh semua tombak berlian itu dipentalkan. Dua dinding qi Iblis berubah menjadi tombak juga. Itu langsung digerakkan dan melesat ke arah Hou dan Pi Xiu. "Apa yang harus kami lakukan?" keluh Pi Xiu. Mereka masih diserang oleh ribuan patung dan ditambah diserang oleh begitu banyak tombak yang terkuat dari qi Iblis. Belum lagi Liu Heng yang juga akan melakukan serangan. Itu sangat mengejutkan sekali. Benar saja Liu Heng maju dan mulai melakukan serangan lagi.Hou dan Pi Xiu dibuat kesal. Mereka pun bekerja sama lagi. Kali ini mereka menunrunkan ego mereka masing-
Pi Xiu dan Hou sangat kewalahan melawan Liu Bu. Mereka kalah dalam semua sisi. Barulah setelah Liu Gu datang, mereka berhasil unggul. Bantuan liu Gu sangat luar biasa berarti bagi mereka. Pi Xiu dan Hou melirik ke arah belakang, mereka merasakan kalau ada kekuatan yang sangat besar bergerak ke arah mereka. "Kalahkan dia! Aku akan menahan Liu Bu sendirian.""Kau yakin?" Terlihat raut wajah ragu di wajah Liu Gu, tetapi dia mengangguk. "Aku yakin."Pi Xiu dan Hou pun membalik badan. Mereka akan melawan Liu Heng dengan kekuatan baru miliknya. Dia akan melawan dua hewan roh terkuat. Keduanya bisa merasakan kalau Liu Heng sudah berbeda dengan dirinya yang sebelumnya. "Aku tidak menyangka kau masih hidup.""Aku tidak akan mati sebelum berhasil membunuh kalian.""Hhahaahaa, omong kosong macam apa itu? Kau kira hanya karena kau bertambah kuat, kau bisa menang melawan kami. Itu sangat mustahil untuk dirimu." Hou meremehkan Liu Heng. Puluhan ribu patung Liu Heng muncul di belakang dirinya.
Hou baru ingin membunuh Lou Ouyang, tetapi tiba-tiba saja tubuhnya tertekan ke bawah. Dia pun terjatuh. Itu membuat dia muntah darah. Padahal itu hanya tekanan dari aura membunuh milik Liu Bu saja. Hou dibuat tercengan, dia tidak pernah berpikir kalau Liu Bu akan sekuat ini. Wush!Kibasan ingin aura Liu Bu mengenai tubuh Hou. Saat itu juga tubuh Hou terpental sangat jauh. Tubuhnya membentur dinding. Bukan hanya Hou, tetapi semua orang di ibu kota terpental oleh aura Liu Bu kecuali bagian yang dihalangi oleh penghalang api milik Liu Gu. Tanah dan rumah-rumah di sana juga tertekan ke bawah, termasuk mereka semua. Cuma kibasan qi Liu Bu tidak mementalkan mereka karena ditahan oleh pembatas api milik Liu Gu."Dia sudah mulai menggila. Ini bukan saatnya bermain-main lagi."Liu Gu membalik badan. Dia ingin pergi ke arah Liu Bu berada, tetapi Die Bao berusaha menahan Liu Gu, tetapi dia dengan mudah dijatuhkan. Die Bao bukan lawan yang setara dengan Liu Gu. "Kenapa kau sangat ingin membunu
Lou Ouyang membuat sebuah penghalang. Dia menahan pukulan Hou. Saat yang sama, Lou Huyi membuat ribuan tombak yang terbuat dari air. Saa dia menggerakkan tangannya ke bawah, sesaat itu juga ribuan tombak air itu langsung turun ke bawah, mengarah ke arah Hou. Hou ingin mundur, tetapi sebuah tangan api memegang kaki Hou dengan sangat kuat. "Kau tidak akan bisa pergi."Hou tersenyum kecil. "Kalian terlalu meremehkan diriku."Dia pun menghentakkan kakinya. Saat itu juga tanah naik ke tas. Tubuh Lou Ouyang terpental ke atas bersama dengan penghalang yang dia buat. Ribuan tombak itu menghujam ke bawah. Saat itu juga Hou berhasil menghindari semua serangan itu. Tanah di sekitar dirinya naik ke atas kecuali bagian kecil tempat dia berada. Setelah ribuan tombak air itu berhenti, tanah turun kembali. Lou Ouyang dan Long Buyi melakukan serangan dari dua arah dia berbeda. Hou melirik dan sebuah tombak kegelapan langsung menusuk ke arah mereka. Lou Ouyang dan Long Buyi langsung terjatuh ke bawah
Saat Liu Bu berubah ke wujud naganya, semua orang langsung menatap ke arah yang sama. Liu Gu yang melihat itu, dia berdecak kesal. Dia sudah tahu alasan kenapa Liu Bu begitu karena dia sudah melihat kalau Qin Chan dikendalikan oleh Pi Xiu. Liu Gu memalingkan pandangannya. Dia fokus dengan pertarungan yang sedang dia lakukan. "Kau adalah kakak yang tidak punya hati nurani. Kau tahu, yang kau lakukan itu menyakiti hati adikmu. Dia selalu saja mengatakan kepadaku kalau kau bisa berubah, tetapi yang kau lakukan." Die Bao menggeleng heran. "Kau tidak layak dipanggil kakak. Kau adalah Iblis."Liu Gu tersenyum. Matanya terlihat agak kecewa. "Aku tahu itu. Aku memang adalah Iblis karena itu aku akan membunuh kalian semua."Die Bao melirik ke kiri dan kanan. Semua orang sudah bangun, padahal mereka baru saja dijauhkan oleh Liu Gu. Hanya saja tekad mereka sangat besar. Bisa bertahan sangat lama melawan Liu Gu itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Tidak semua orang bisa melakukan ini meski
Bukkkk!"Aaaarrrgh!" Liu Heng terpental. Dia muntah darah lagi. Liu Heng di pukuli tanpa henti. Dia tidak bisa memberikan banyak perlawanan. Setiap kali dia mencoba menyerang lawannya, saat itu juga dia harus terjatuh dengan keadaan kepala dibawah. Liu Heng baru ingin bangun, tetapi Hou muncul dan langsung menginjak kepala Liu Heng. Patung jenderal naga berusaha menyerang Hou, tetapi dengan satu ledakan qi. Patung itu langsung hancur. Liu Heng dengan gesit, dia berhasil bangun dan menjauh dari sana. Liu Heng mengerenyitkan wajahnya, dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Liu Heng sudah berusaha mengerahkan seluruh kekuatannya, tetapi dia tetap saja dikalahkan. Hou sangat cepat dan kuat. Dibandingkan Liu Heng dengan kekuatan naga dan qi Iblisnya pun, masih lebih kuat Hou. Bukan hanya itu, Hou juga menggunakan kekuatan kegelapan. Itu mirip dengan qi Iblis milik Liu Heng. Hanya saja berbeda sifatnya. Milik Liu Heng adalah qi Iblis. Sedangkan, milik Hou adalah inti kegelapan. Itu ter
Tou Tie sudah kehilangan kendali akan dirinya. Liu Heng sudah menerima begitu banyak luka. Untung saja dia punya patung jenderal naga. Dengan bantuan patung itu, Liu Heng berhasil menahan beberapa serangan kuat dari Tou Tie. Tanpa jenderal pasukan naga itu, Liu Heng mungkin sudah kalah sekarang.Liu Heng menarik napas dan menghembuskan napasnya dengan pelan. Dia pun memasang kuda-kuda membungkuk dengan pedang yang masih diserungkan. Liu Heng akan memfokuskan semua serangannya pada serangan ini. "Kalian tahan monster itu untukku."Medusa dan jenderal pasukan naga itu mengangguk. Mereka pun langsung maju ke depan dan mulai melakukan serangan. Tou Tie juga terus melakukan serangan. Liu Heng sibuk mengumpulkan qi di pedangnya. Dia harus mengakhiri Tou Tie dengan satu kali serangan. Tou Tie pun melakukan serangan yang sangat kuat. Nalurinya mengatakan kalau dia dalam bahaya karena itu dia langsung mengincar Liu Heng. Patung jenderal naga menahan serangan itu. Hampir berhasil, tetapi Tou