Share

Bab 5. Jujur

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2025-04-09 12:07:19

"Salah satu teman Yura mau ketemu Umi, tapi aku bilang nggak bisa," jawab Yura tidak sepenuhnya jujur.

Mendengar itu Umi Hafsah bertanya, "Kenapa nggak bisa?"

"Karena aku sudah menikah Umi," jawab Yura yang merasa sudah tidak sebebas dulu lagi.

"Kalau kamu mau ketemu teman ya boleh. Tapi bilang dulu sama suamimu, kalau nggak teman kamu suruh main ke sini saja!" sahut Umi Hafsah

Mendengar itu Yura terlihat senang sekali dan bertanya, "Yang benar Umi, teman aku boleh main ke sini?"

"Boleh dong, ini kan rumah Yura juga," sahut Umi Hafsah yang sudah menganggap Yura seperti putri kandungnya sendiri. "Ya sudah, mandi sana sebentar lagi magrib!" serunya kemudian.

Malam pun tiba, sehabis salat magrib anak-anak mulai berdatangan ke rumah Umi Hafsah untuk belajar ngaji. Sementara itu Yura juga sedang diajari oleh Abidzar di dalam kamar. Pria bertubuh kekar itu tampak memperhatikan Yura dengan saksama.

"Bagaimana Kak, sudah benar belum bacaan aku?" tanya Yura sambil menatap Abidzar. "Kak, kok bengong sih?" ujarnya yang sambil mengguncang tangan pria itu.

Abidzar tampak terkejut seraya bertanya, "Kamu sudah selesai bacanya, kok cepat banget?"

Yura tidak menjawab dan segera beranjak dari duduknya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Abidzar dengan heran.

"Mau belajar ngaji sama Umi, di sini banyak nyamuk," jawab Yura yang segera ke luar dari kamar.

Abidzar tampak celingukan karena dari tadi tidak melihat ada nyamuk satu pun. Jangan-jangan dia telah menyinggung Yura, entahlah.

"Umi, anak-anak sudah selesai belajar ngajinya?" tanya Yura sambil menghampiri ibu mertuanya itu.

Sambil mengangguk Umi Hafsah menjawab,

"Sudah, bagaimana tadi Abid ngajarin kamu enak nggak?"

"Kak Abid diam saja Umi, malah bengong sambil liatin Yura. Aku jadi nggak tahu salah atau benar bacaannya," jawab Yura yang membuat Umi Hafsah tertawa kecil.

"Lain kali kamu cubit perutnya!" jawab Umi yang membuat Yura jadi bingung.

Tidak lama kemudian Abizar datang dan tanpa disuruh segera menggulung karpet.

"Oh ya, besok malam sudah taraweh. Paginya anterin Umi belanja sembako ya!" ajak Umi Hafsah yang ingin membeli barang-barang kebutuhan selama puasa.

"Iya Umi," jawab Yura yang siap menemani ke mana pun ibu mertuanya pergi.

Malam kian merambat jauh, Abidzar baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia kemudian masuk ke kamar untuk beristirahat. Pria itu melihat Yura sudah terlelap begitu cantik dan mempesona. Membuat jantung Abidzar bergetar tanpa diinginkan.

"Siapa kamu yang tiba-tiba hadir di tengah keluargaku. Berhasil mencuri perhatian dan kasih sayang ibuku. Di mata Umi kamu begitu lugu dan polos, tapi perasaanku mengatakan sebaliknya. Haruskah aku mencaritahu siapa kamu sebenarnya?" batin Abidzar sambil menatap wajah Yura yang telah membuatnya penasaran.

Abidzar merebahkan tubuhnya di samping Yura. Untuk pertama kalinya ia tidur seranjang dengan wanita. Meskipun mereka sudah menikah, Abidzar tetap merasa sungkan. Seolah ada dinding pembatas yang begitu kokoh dan tinggi, tetapi ia tidak tahu apakah itu.

***

Mentari tampak meninggi ketika Yura dan Umi Hafsah bersiap-siap untuk pergi belanja untuk membeli kebutuhan sehari-hari selama ramadhan.

"Maaf ya Umi, Abid tidak bisa antar. Temanku sakit jadi harus menggantikannya di kantor," ucap Abidzar yang sudah rapi memakai seragam kerjanya dengan dibalut jaket kulit.

"Iya, tidak apa-apa. Ada Yura yang menemani Umi!" sahut Umi Hafsah.

Setelah menyalami ibunya, Abidzar pun pun pergi kerja mengunakan motor king yang membuatnya terlihat sangat gagah.

"Kita naik apa Umi?" tanya Yura sambil melihat ke arah mobil berwarna putih di garasi.

"Kita naik angkot saja ya, Pak Supri belum balik dari kampung," jawab Umi Hafsah kemudian.

Yura kembali bertanya, "Memangnya itu mobil siapa?"

"Mobil Umi, hadiah dari anak-anak," jawab Umi Hafsah memberitahu.

"Aku bisa bawa mobil," ujar Yura yang membuat Umi Hafsah terkejut.

Umi Hafsah segera mengambil kunci mobil dan tidak lama kemudian mereka meluncur pergi ke pasar terdekat.

"Yura sudah lama bisa bawa mobil?" tanya Umi Hafsah membuka pembicaraan.

"Dari umur 17 tahun, di yayasan kami diajarkan mandiri untuk bisa melakukan pekerjaan apa pun," jawab Yura dengan jujur.

"Umi turut prihatin atas penggusuran panti kamu ya!" ujar Umi Hafsah yang merasa simpati.

"Terima kasih, oh ya kalau boleh tahu pekerjaan Kak Abid apa ya Mi?" tanya Yura penasaran.

"Kiraian Umi sudah bilang sama kamu. Itu loh Abid kerja, jadi agen inteligen kalau tidak salah, tapi kamu cukup tahu ya. Jangan bilang siapa-siapa karena rahasia!" jawab Umi Hafsah.

Yura tampak tercengang di balik cadarnya. Membuat seketika darahnya berdesir hebat. Namun, ia berusaha setenang mungkin mengetahui suaminya seorang intelijen.

"Kamu kenapa?" tanya Umi Hafsah ketika melihat Yura tiba-tiba jadi gelisah.

"A-aku merasa tidak pantas buat Kak Abid. Derajat kita terlalu jauh ber--"

"Umi tidak suka kamu berkata seperti itu. Derajat manusia itu sama di mata Allah yang membedakannya hanya ketaqwaan kita," potong Umi Hafsah yang tidak pernah memandang seseorang dari status sosialnya.

Yura merasakan hatinya kembali bergejolak hebat. Perasaan haru dan takut membaur menjadi satu.

"Kamu harus tenang, jangan sampai Umi Hafsah curiga!" bisik hati Yura sambil fokus menyetir. Namun, logikanya mulai par4noid "Ya Allah, takdir apa yang telah Engkau gariskan untukku?"

Ketika sampai di pasar, Yura lebih banyak diam. Ia hanya bicara seperlunya saja dan fokus menenteng barang belanjaan. Sampai suara ponsel membuatnya tersadar dan kembali fokus. Setelah memastikan posisi Umi Hafsah yang cukup jauh, Yura menerima panggilan itu.

"Ada apa sih?" tanya Yura sambil terus melihat situasi.

"Cepat temui aku, besok aku harus terbang ke Singapura!" desak orang itu kemudian.

"Oke, nanti aku cari waktu yang tepat!" ujar Yura yang segera mengakhiri panggilan itu karena Umi Hafsah menghampirinya.

***

Abidzar memandang lekat seorang wanita berambut bondol yang duduk di hadapannya. Ada perasaan bersalah yang mulai tumbuh di hatinya.

"Maafkan aku, kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini," ucap Abidzar dengan rasa sesal yang mendera.

Rencanya awal puasa ini, Abidzar akan mengenalkan Renita kepada keluarganya. Namun, ketika pulang justru ia dijodohkan dengan Yura. Memang kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi.

"Kenapa, apa salahku?" pinta Renita terkejut mendengar keputusan Abidzar yang tiba-tiba mengakhiri kedekatan mereka selama ini.

Abidzar menghela nafas panjang karen takut pengakuannya ini menyakiti wanita itu. Memang mereka tidak punya komitmen apa pun. Akan tetapi, ia menghargai perasaan yang telah tumbuh.

"Aku sudah menikah," ungkap Abidzar yang membuat Renita terbelalak.

"Jadi kamu sudah punya istri, kenapa harus bohong selama ini?" tanya Renita yang merasa telah tertipu.

Abidzar tampak menggeleng dan berkata, "Aku baru menikah kemarin, dijodohkan sama Umi." Ia kemudian menceritakan secara garis besarnya saja.

"Beruntung sekali wanita itu," ujar Renita yang tahu Abidzar sangat berbakti sama ibunya. Tiba-tiba ia terisak karena kandas sudah harapannya bisa memiliki pria itu.

Melihat Renita menangis, Abidzar kembali berucap, "Maafkan aku. Jangan sedih kita masih bisa menjadi teman yang baik!"

"Apakah kamu mencintai wanita itu?" tanya Renita ingin tahu perasaan Abidzar.

"Tadi kan sudah aku jelaskan, kami menikah atas permintaan Umi," jawab Abjdzar kembali.

"Kalau begitu biarkan aku tetap memiliki hatimu. Aku cinta sama kamu!" pinta Renita yang tidak mau dicampakkan dari hati pria itu.

Mendengar keinginan Renita, Abidzar menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia kemudian berkata dengan bijak, "Aku memang tidak mencintai istriku. Tapi aku tidak mau menngingkari janji sama Umi, terutama dengan Allah, kalau berjodoh kita pasti bersatu. Sekali lagi maafkan aku." Ia segera meninggalkan Renita yang masih terisak.

"Aku juga punya hak untuk memperjuangkan cinta ini. Aku akan cari tahu siapa wanita itu sampai ibumu lebih memilihnya!" ujar Renita sambil menatap punggung Abidzar yang kian menjauh. Ia kemudian mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang.

"Halo Farid, bisa kita bertemu ada yang ingin Mbak bicarakan, penting!"

Renita berniat menemui adik Abidzar untuk mencari tahu tantang Yura.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 6. Siapa orang itu?

    Setelah mengantarkan Umi Hafsah pulang, Yura minta izin pergi ke mal untuk membeli barang pribadinya yang tidak ada di pasar. Akan tetapi, ia pergi ke salah satu apartemen elite yang berada di selatan Jakarta. "Akhirnya kamu datang juga," ujar wanita cantik dan seksi setelah membukakan pintu, kalau dilihat dari penampilannya seperti sosialita kalangan atas. "Waktuku tidak banyak cepat ceritakan!" seru Yura sambil duduk di sofa. Tanpa membuang waktu lagi, wanita seksi itu memberitahu informasi yang didapatkannya. Sementara itu Yura mendengarkan dengan saksama. "Orang ini yang namanya Baskoro, sepertinya dia memiliki banyak informasi yang kamu butuhkan. Tapi aku tidak tahu di mana dia sekarang berada," ujar wanita itu sambil memberikan selembar foto kepada Yura. "Pencarian ini semakin rumit saja," ujar Yura memberikan tanggapan. "Aku hanya bisa membantu sampai di sini saja, kalau mau lebih jelasnya kamu harus mencari tahu sendiri!" ujar wanita itu sambil menyarankan.

    Last Updated : 2025-04-22
  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 6b. Hijrahnya Seorang Pendosa

    Malam mulai merambat jauh ketika Yura menelisik ruang tamu dan keluarga dengan saksama. Mencari petunjuk yang terlewatkan, tetapi semua tampak biasa saja. Tidak ada tanda-tanda kalau suaminya itu seorang agen intelijen. Terlihat ketakutan yang semakin besar dari sorot matanya yang tajam. Ia merasa pernikahannya seperti bom waktu. Di mana suatu saat bisa menghancurkan segala mimpi, harapan dan tujuan hidupnya. Namun, nasi telah menjadi bubur. Yura tidak mungkin mengakhiri pernikahannya begitu saja. Lagipula ia tidak mau kehilangan kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah didapatkannya dari kecil. "Kamu mencari apa Nak?" tanya Umi Hafsah ketika melihat Yura tampak bergeming. Yura tampak terkejut karena mengira ibu mertuanya sudah tidur. "Nggak apa-apa Umi, aku cuma heran kenapa tidak ada foto keluarga di rumah ini," jawab Yura yang tiba-tiba membuat Umi Hafsah langsung terdiam. Wanita paruh baya itu tampak menghela nafas panjang. Setelah beberapa saat terdiam, ia kemudian

    Last Updated : 2025-04-22
  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 7. Pengakuan

    Keesokan harinya azan isya berkumandang syahdu, orang-orang muslim mulai berdatangan ke mesjid untuk melaksanakan salat taraweh. Untuk pertama kalinya Yura akan melaksanakan puasa di bulan ramadhan yang suci ini, bersama ibu mertua dan suaminya. Dari balik cadar yang menutupi wajahnya, Yura berkali-kali mengucap syukur, atas nikmat dan karunia Allah yang didapatkannya sekarang. Sungguh ia tidak pernah membayangkan bisa memiliki keluarga yang menyanyanginya dengan tulus. Setelah salat isya dan mendengarkan ceramah, Pak Ustad mulai mengucapkan takbir untuk mengimami para jamaah melaksanakan salat tarawih pada hari pertama. Tentu saja Yura sudah hafal dengan bacaan dan gerakannya. Gadis itu tampak fokus melakukannya sampai tidak terasa sudah sebelas rakaat. "Kenapa kamu menangis, Nak?" tanya Umi Hafsah ketika melihat mata Yura berkaca-kaca. Yura langsung memeluk ibu mertuanya seraya berkata, "Yura bahagia Umi, hati ini rasanya tenang sekali." "Alhamdulillah, kalau kita mau sela

    Last Updated : 2025-04-22
  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 7b. Target

    "Aku mau periksa pintu sudah dikunci atau belum, soalnya mau tidur!" jawab Yura terdengar masuk akal. "Ya sudah tidur saja duluan, biar nanti aku yang kunci!" seru Abidzar yang dijawab anggukan oleh Yura. Yura segera masuk ke kamar dan mencoba untuk tidur, tetapi gagal. Ia terus teringat dengan percakapan Abidzar tadi. "Kenapa aku jadi mikirin ya, itu sudah tugasnya. Lagipula sudah lama bekerja di sana," batin Yura yang entah mengapa tiba-tiba jadi resah. Tidak lama kemudian Abidzar datang dan melihat Yura tengah tidur miring menghadap tembok. Ia kemudian merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit. Entah mengapa hatinya belakangan ini merasa gelisah. Seolah memberi tanda akan terjadi sesuatu. Ketika baru saja terpejam, Abidzar tiba-tiba terjaga. Ia tampak terkejut ketika tidak melihat Yura di sisinya. Dengan perlahan turun dari ranjang dan mencari istrinya itu. Abidzar melihat seseorang berpakaian ninja berada di kamar ibunya. "Yura, Umi?" panggil Abidzar sambil menghampiri.

    Last Updated : 2025-04-22
  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 8. Pertarungan

    Menjalankan puasa untuk pertama kali memang berat bagi yang belum pernah melaksanakannya. Waktu akan terasa lama dan melelahkan. Bahkan sebagian orang memilih untuk tidur atau memperbanyak melakukan ibadah, tetapi ada juga yang beraktivitas seperti biasa. Sementara itu Yura justru mengisi waktu luang untuk terus melatih bacaan alqurannya sehabis salat subuh dengan bimbingan Abidzar. "Bacaan Yura sudah bagus, makhraj iqlab, idgham, izhar dan gunnah hampir benar semua. Untuk hari ini cukup dulu, nanti kita akan belajar lebih banyak lagi!" ujar Abidzar yang dijawab anggukan oleh Yura. Selain mengaji Yura juga diajarkan salat duha dan salat sunah lainnya. Kalau semua sudah dilakukan barulah ia menambah wawasan dengan membaca buku-buku islam yang berada di kamar suaminya. Tentu saja Yura sudah mendapat izin dari Abidzar. "Ngaji sudah, baca buku juga sudah. Ngapain lagi ya?" tanya Yura sambil berpikir. "Lebih baik aku lihat Umi sedang apa," ujarnya sambil ke luar kamar. Yura meli

    Last Updated : 2025-04-22
  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 9. Penyusup

    "Kak Abid kenapa masuk ke kamarku?" tanya Yura yang membuat Abidzar mengernyitkan dahinya. Yura sadar kalau kamar ini milik Abidzar. Ia segera meralat ucapannya agar pria itu tidak tersinggung. "Maaf, maksudku Kak Abid tolong ke luar sebentar aku mau pakai baju!" ucap Yura yang jadi tidak enak hati. Abidzar tidak menyahuti dan segera membuka lemari. Setelah mengambil sesuatu, ia bergegas ke luar kamar tanpa menoleh ke arah Yura lagi. Yura tampak lega karena Abidzar tidak melihat luka di bahunya. Untung mereka sudah menikah, kalau orang asing sudah pasti Abidzar dihajar habis-habisan karena berani melihat tubuh Yura, meskipun memakai handuk. Yura segera mengambil kotak obat luka khusus miliknya. Setelah mengobati lukadan berpakain, ia kembali melanjutkan pekerjaannya tadi."Yura, sini Nak!" panggil Umi Hafsah dari dapur. "Iya Umi ada apa?" tanya Yura tanpa berani menatap mata ibu mertuanya itu. Umi Hafsah mengajak Yura duduk. Lalu ia menggenggam tangan gadis itu dengan penuh ka

    Last Updated : 2025-04-25
  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 10. Insiden

    "Kak Abidzar," panggil Yura yang tidak percaya, kalau penyusup itu adalah suaminya sendiri. "Apa maksud semua ini?" tanya gadis itu dengan heran. Abidzar mendekati Yura seraya berkata,"Kamu mungkin bisa membohongi Umi dengan bilang dikejar anjing di gang codet, tapi tidak denganku. Ternyata kamu mahir beladiri kyokushin, pukulan dan tendangan yang sempurna. Tidak heran bisa mengalahkan lima berandalan gang codet dengan mudah. Siapa kamu sebenarnya Yura?" Yura tampak terdiam karena tidak tahu harus menjawab apa. Sambil menenangkan dirinya ia menyahuti, "Aku dari kecil tinggal di panti asuhan, jadi harus bisa jaga diri sendiri.""Aku percaya, tapi gerakanmu sepertinya sudah terlatih sebagai petarung sejati, bukan sekedar untuk membela diri," ujar Abidzar yang sangat berhati--hati terhadap orang asing, meskipun sudah menjadi keluarganya sendiri. "Ya sudah, kalau Kakak tidak percaya!" jawab Yura sambil masuk ke rumah. Abidzar tampak menggeleng dan segera menyusul istrinya. "Aku buka

    Last Updated : 2025-04-27
  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 11. Bangunlah!

    "Ya Allah tolong selamatkan anakku!" pekik Umi Hafsah ketika mendapat kabar dari Farid kalau Abidzar tertembak dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Umi Hafsah sangat terpukul sekali karena takut akan kehilangan Abidzar untuk selama-lamanya. Tragedi itu persis seperti yang merenggut nyawa mendiang suaminya dulu. Sehingga membuatnya syok dan tidak sadarkan diri. "Umi!" teriak Farid dan Reyhan secara bersamaan dan segera menangkap tubuh ibu mereka, lalu membopongnya ke kamar. Tidak lama kemudian Yura pulang dan terkejut ketika melihat kedatangan kedua adik iparnya itu. "Kamu dari mana saja sih, kenapa ninggalin Umi sendirian di rumah?" tanya Farid dengan wajah yang tegang. "Aku habis jalan pagi, memangnya Umi kenapa?" jawab Yura sambil balik bertanya."Kak Abidzar tertembak ketika sedang bertugas dan sekarang Umi pingsan!" sahut Risa memberitahu. Mendengar itu Yura langsung masuk ke kamar Umi Hafsah. "Umi, bangun Umi!" ujar Reyhan sambil terisak di samping ibunya. "Ya Al

    Last Updated : 2025-04-28

Latest chapter

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 11. Bangunlah!

    "Ya Allah tolong selamatkan anakku!" pekik Umi Hafsah ketika mendapat kabar dari Farid kalau Abidzar tertembak dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Umi Hafsah sangat terpukul sekali karena takut akan kehilangan Abidzar untuk selama-lamanya. Tragedi itu persis seperti yang merenggut nyawa mendiang suaminya dulu. Sehingga membuatnya syok dan tidak sadarkan diri. "Umi!" teriak Farid dan Reyhan secara bersamaan dan segera menangkap tubuh ibu mereka, lalu membopongnya ke kamar. Tidak lama kemudian Yura pulang dan terkejut ketika melihat kedatangan kedua adik iparnya itu. "Kamu dari mana saja sih, kenapa ninggalin Umi sendirian di rumah?" tanya Farid dengan wajah yang tegang. "Aku habis jalan pagi, memangnya Umi kenapa?" jawab Yura sambil balik bertanya."Kak Abidzar tertembak ketika sedang bertugas dan sekarang Umi pingsan!" sahut Risa memberitahu. Mendengar itu Yura langsung masuk ke kamar Umi Hafsah. "Umi, bangun Umi!" ujar Reyhan sambil terisak di samping ibunya. "Ya Al

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 10. Insiden

    "Kak Abidzar," panggil Yura yang tidak percaya, kalau penyusup itu adalah suaminya sendiri. "Apa maksud semua ini?" tanya gadis itu dengan heran. Abidzar mendekati Yura seraya berkata,"Kamu mungkin bisa membohongi Umi dengan bilang dikejar anjing di gang codet, tapi tidak denganku. Ternyata kamu mahir beladiri kyokushin, pukulan dan tendangan yang sempurna. Tidak heran bisa mengalahkan lima berandalan gang codet dengan mudah. Siapa kamu sebenarnya Yura?" Yura tampak terdiam karena tidak tahu harus menjawab apa. Sambil menenangkan dirinya ia menyahuti, "Aku dari kecil tinggal di panti asuhan, jadi harus bisa jaga diri sendiri.""Aku percaya, tapi gerakanmu sepertinya sudah terlatih sebagai petarung sejati, bukan sekedar untuk membela diri," ujar Abidzar yang sangat berhati--hati terhadap orang asing, meskipun sudah menjadi keluarganya sendiri. "Ya sudah, kalau Kakak tidak percaya!" jawab Yura sambil masuk ke rumah. Abidzar tampak menggeleng dan segera menyusul istrinya. "Aku buka

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 9. Penyusup

    "Kak Abid kenapa masuk ke kamarku?" tanya Yura yang membuat Abidzar mengernyitkan dahinya. Yura sadar kalau kamar ini milik Abidzar. Ia segera meralat ucapannya agar pria itu tidak tersinggung. "Maaf, maksudku Kak Abid tolong ke luar sebentar aku mau pakai baju!" ucap Yura yang jadi tidak enak hati. Abidzar tidak menyahuti dan segera membuka lemari. Setelah mengambil sesuatu, ia bergegas ke luar kamar tanpa menoleh ke arah Yura lagi. Yura tampak lega karena Abidzar tidak melihat luka di bahunya. Untung mereka sudah menikah, kalau orang asing sudah pasti Abidzar dihajar habis-habisan karena berani melihat tubuh Yura, meskipun memakai handuk. Yura segera mengambil kotak obat luka khusus miliknya. Setelah mengobati lukadan berpakain, ia kembali melanjutkan pekerjaannya tadi."Yura, sini Nak!" panggil Umi Hafsah dari dapur. "Iya Umi ada apa?" tanya Yura tanpa berani menatap mata ibu mertuanya itu. Umi Hafsah mengajak Yura duduk. Lalu ia menggenggam tangan gadis itu dengan penuh ka

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 8. Pertarungan

    Menjalankan puasa untuk pertama kali memang berat bagi yang belum pernah melaksanakannya. Waktu akan terasa lama dan melelahkan. Bahkan sebagian orang memilih untuk tidur atau memperbanyak melakukan ibadah, tetapi ada juga yang beraktivitas seperti biasa. Sementara itu Yura justru mengisi waktu luang untuk terus melatih bacaan alqurannya sehabis salat subuh dengan bimbingan Abidzar. "Bacaan Yura sudah bagus, makhraj iqlab, idgham, izhar dan gunnah hampir benar semua. Untuk hari ini cukup dulu, nanti kita akan belajar lebih banyak lagi!" ujar Abidzar yang dijawab anggukan oleh Yura. Selain mengaji Yura juga diajarkan salat duha dan salat sunah lainnya. Kalau semua sudah dilakukan barulah ia menambah wawasan dengan membaca buku-buku islam yang berada di kamar suaminya. Tentu saja Yura sudah mendapat izin dari Abidzar. "Ngaji sudah, baca buku juga sudah. Ngapain lagi ya?" tanya Yura sambil berpikir. "Lebih baik aku lihat Umi sedang apa," ujarnya sambil ke luar kamar. Yura meli

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 7b. Target

    "Aku mau periksa pintu sudah dikunci atau belum, soalnya mau tidur!" jawab Yura terdengar masuk akal. "Ya sudah tidur saja duluan, biar nanti aku yang kunci!" seru Abidzar yang dijawab anggukan oleh Yura. Yura segera masuk ke kamar dan mencoba untuk tidur, tetapi gagal. Ia terus teringat dengan percakapan Abidzar tadi. "Kenapa aku jadi mikirin ya, itu sudah tugasnya. Lagipula sudah lama bekerja di sana," batin Yura yang entah mengapa tiba-tiba jadi resah. Tidak lama kemudian Abidzar datang dan melihat Yura tengah tidur miring menghadap tembok. Ia kemudian merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit. Entah mengapa hatinya belakangan ini merasa gelisah. Seolah memberi tanda akan terjadi sesuatu. Ketika baru saja terpejam, Abidzar tiba-tiba terjaga. Ia tampak terkejut ketika tidak melihat Yura di sisinya. Dengan perlahan turun dari ranjang dan mencari istrinya itu. Abidzar melihat seseorang berpakaian ninja berada di kamar ibunya. "Yura, Umi?" panggil Abidzar sambil menghampiri.

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 7. Pengakuan

    Keesokan harinya azan isya berkumandang syahdu, orang-orang muslim mulai berdatangan ke mesjid untuk melaksanakan salat taraweh. Untuk pertama kalinya Yura akan melaksanakan puasa di bulan ramadhan yang suci ini, bersama ibu mertua dan suaminya. Dari balik cadar yang menutupi wajahnya, Yura berkali-kali mengucap syukur, atas nikmat dan karunia Allah yang didapatkannya sekarang. Sungguh ia tidak pernah membayangkan bisa memiliki keluarga yang menyanyanginya dengan tulus. Setelah salat isya dan mendengarkan ceramah, Pak Ustad mulai mengucapkan takbir untuk mengimami para jamaah melaksanakan salat tarawih pada hari pertama. Tentu saja Yura sudah hafal dengan bacaan dan gerakannya. Gadis itu tampak fokus melakukannya sampai tidak terasa sudah sebelas rakaat. "Kenapa kamu menangis, Nak?" tanya Umi Hafsah ketika melihat mata Yura berkaca-kaca. Yura langsung memeluk ibu mertuanya seraya berkata, "Yura bahagia Umi, hati ini rasanya tenang sekali." "Alhamdulillah, kalau kita mau sela

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 6b. Hijrahnya Seorang Pendosa

    Malam mulai merambat jauh ketika Yura menelisik ruang tamu dan keluarga dengan saksama. Mencari petunjuk yang terlewatkan, tetapi semua tampak biasa saja. Tidak ada tanda-tanda kalau suaminya itu seorang agen intelijen. Terlihat ketakutan yang semakin besar dari sorot matanya yang tajam. Ia merasa pernikahannya seperti bom waktu. Di mana suatu saat bisa menghancurkan segala mimpi, harapan dan tujuan hidupnya. Namun, nasi telah menjadi bubur. Yura tidak mungkin mengakhiri pernikahannya begitu saja. Lagipula ia tidak mau kehilangan kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah didapatkannya dari kecil. "Kamu mencari apa Nak?" tanya Umi Hafsah ketika melihat Yura tampak bergeming. Yura tampak terkejut karena mengira ibu mertuanya sudah tidur. "Nggak apa-apa Umi, aku cuma heran kenapa tidak ada foto keluarga di rumah ini," jawab Yura yang tiba-tiba membuat Umi Hafsah langsung terdiam. Wanita paruh baya itu tampak menghela nafas panjang. Setelah beberapa saat terdiam, ia kemudian

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 6. Siapa orang itu?

    Setelah mengantarkan Umi Hafsah pulang, Yura minta izin pergi ke mal untuk membeli barang pribadinya yang tidak ada di pasar. Akan tetapi, ia pergi ke salah satu apartemen elite yang berada di selatan Jakarta. "Akhirnya kamu datang juga," ujar wanita cantik dan seksi setelah membukakan pintu, kalau dilihat dari penampilannya seperti sosialita kalangan atas. "Waktuku tidak banyak cepat ceritakan!" seru Yura sambil duduk di sofa. Tanpa membuang waktu lagi, wanita seksi itu memberitahu informasi yang didapatkannya. Sementara itu Yura mendengarkan dengan saksama. "Orang ini yang namanya Baskoro, sepertinya dia memiliki banyak informasi yang kamu butuhkan. Tapi aku tidak tahu di mana dia sekarang berada," ujar wanita itu sambil memberikan selembar foto kepada Yura. "Pencarian ini semakin rumit saja," ujar Yura memberikan tanggapan. "Aku hanya bisa membantu sampai di sini saja, kalau mau lebih jelasnya kamu harus mencari tahu sendiri!" ujar wanita itu sambil menyarankan.

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 5. Jujur

    "Salah satu teman Yura mau ketemu Umi, tapi aku bilang nggak bisa," jawab Yura tidak sepenuhnya jujur. Mendengar itu Umi Hafsah bertanya, "Kenapa nggak bisa?" "Karena aku sudah menikah Umi," jawab Yura yang merasa sudah tidak sebebas dulu lagi. "Kalau kamu mau ketemu teman ya boleh. Tapi bilang dulu sama suamimu, kalau nggak teman kamu suruh main ke sini saja!" sahut Umi Hafsah Mendengar itu Yura terlihat senang sekali dan bertanya, "Yang benar Umi, teman aku boleh main ke sini?" "Boleh dong, ini kan rumah Yura juga," sahut Umi Hafsah yang sudah menganggap Yura seperti putri kandungnya sendiri. "Ya sudah, mandi sana sebentar lagi magrib!" serunya kemudian. Malam pun tiba, sehabis salat magrib anak-anak mulai berdatangan ke rumah Umi Hafsah untuk belajar ngaji. Sementara itu Yura juga sedang diajari oleh Abidzar di dalam kamar. Pria bertubuh kekar itu tampak memperhatikan Yura dengan saksama. "Bagaimana Kak, sudah benar belum bacaan aku?" tanya Yura sambil menatap Abidzar. "Kak,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status