Share

PART 4

Author: Reinee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hari minggu itu rumah bapak dan ibu terlihat ramai. Dua kakak perempuanku dan keluarganya datang untuk membahas kembali acara pesta pernikahanku dan mas Alvin. 

 

Usai berbincang serius selama kurang lebih dua jam bersama bapak dan ibu, kami pun para wanita bergegas ke dapur membantu ibu yang sudah dari beberapa menit yang lalu meninggalkan kami untuk menyiapkan makan siang. Aku langsung menuju ke meja makan untuk menata peralatan untuk makan siang.

 

"Alvin nggak ke sini, Dek?" tanya mbak Dewi, kakak sulungku, sembari mengambil lap untuk membantuku di meja makan. 

 

"Nggak tau, Mbak. Nanti mungkin," jawabku asal-asalan. 

 

"Lah ini calon pengantin kenapa sih kok males-malesan gini? Udah mau nikah masih main ngambek-ngambekan juga sama calon suaminya?" tebak mbak Dewi melihatku tak bersemangat

 

"Adikmu lagi galau, Wi'? Sudah, biarkan saja. Biasa kan begitu kalau lagi mau nikah ua gitu itu. Tanya tuh mbak Dewi, Na, dulu kayak gitu juga nggak?"

 

Tiba-tiba ibu ikutan menyahut dari arah belakang kami. 

 

"Galau kenapa, Dek?" Mbak Dewi justru jadi penasaran dengan kata-kata ibu. 

 

Mbak Rida, kakak keduaku, yang ikut mendengar itu pun langsung ikutan nimbrung bersama kami di meja makan. 

 

"Ada apa sih? Cerita dong, Dek? Jangan dipendem sendiri. Nanti bisulan lho," ucapnya sambil terkekeh.

 

"Betul itu!" sahut mbak Dewi ikutan terkekeh. 

 

Ibu yang ternyata sudah selesai dengan masakannya mendadak ikut-ikutan duduk di meja makan. Wajahnya sedikit serius sambil agak mendekatkan wajahnya ke anak-anak perempuannya. 

 

"Adikmu ini lagi galau. Calon mertuanya belum apa-apa udah pinjem uang sama dia lima juta. Tadinya malah pengen ngebatalin pernikahan. Gimana ceritanya coba undangan udah kesebar, eh dia main batalin aja. Bayangin bapak kalian ngamuk, ngeri kan?" kata ibu dengan bisik-bisik. Sementara dua kakakku langsung melotot tak percaya. 

 

"Masa sih gitu, serius Dek?" Mbak Dewi yang terlihat antusias dengan berita itu. Aku hanya mengangguk lemas menanggapi itu. 

 

"Wah, gawat ini. Memang mau buat apa uang itu katanya? Banyak lho itu lima juta. Ntar dibalikin nggak tuh? Jangan-jangan kayak ibunya mas Ridwan." 

 

Aku langsung menoleh Ke arah mbak Dewi mendengar itu. 

 

"Memangnya mertua mbak Dewi juga sering minjem uang?" tanyaku penasaran.

 

"Sssst! Jangan kenceng-kenceng ngomongnya! Nanti kedengeran mas Ridwan, nggak enak." Mbak Dewi langsung membekap mulutku hingga aku sedikit sesak nafas.

 

"Kamu bilang katanya sudah nggak pernah lagi, Wi? Memang sekarang masih suka minjem duit sama kamu?" tanya ibu mengerutkan dahi. 

 

"Enggak sih. Karena nggak pernah aku pinjemin lagi. Capek lah Bu, masa' duit cuma dihambur-hamburin buat beli barang-barang nggak penting. Cuma nurutin gaya hidup teman-temannya yang kaya itu. Ya nggak bisa lah."

 

"Mbak Dewi berani memangnya nolak pas mertua mbak pinjem?" Aku makin penasaran.

 

"Dulu sih nggak berani pas awal awal, Na. Aku juga nggak berani cerita sama ibu. Tapi makin ke sini dipinjemin, makin keterusan aja. Tiap dipinjemin belum balik, eh pinjem lagi. Itu sih namanya mintak bukan pinjem. Akhirnya mbak berani lah ngelawan. Enak aja mau dzolimin menantu baik kayak gini," ujarnya bangga.

 

"Kok berani sih mbak? Caranya gimana?" Kukerutkan dahi juga ke arah kakakku itu.

 

"Ya berani lah Na kalau mbak nggak salah. Sekarang bayangin aja ya. Tiap bulan gaji mas Ridwan selalu disisihkan buat ibunya yang single parent itu. Bukankah itu sebenernya sudah cukup buat hidup dia? Dia aja yang nggak pernah bisa bersyukur. Nurutin gaya hidup orang-orang kaya. Mana bisa? Dia aja nggak kerja. Trus mau seenaknya aja morotin duit menantunya. Ya harus berani lah Na kalau kayak begitu."

 

"Tuh Na, dengerin mbak Dewi. Kamu nanti boleh menolak kalau memang ibu mertuamu kayak gitu. Tapi kan kita belum tau ini maksudnya ibunya Alvin pinjem sama mau buat apa. Siapa tau memang lagi butuh beneran, Na," kata ibu masih saja berpikir positif.  

 

"Walaupun butuh beneran kalau aku sih juga nggak bakalan bu pinjem sama menantu. Eh ini lagi. Masih calon menantu lho, belum menantu. Feelingku sih mengatakan dia bakal sebelas dua belas kayak ibunya mas Ridwan. Yakin deh," ucap mbak Dewi, membuatku bergidik ngeri. 

 

"Wiii, jangan racunin adikmu begitu ah, dia nanti jadi makin takut," ujar ibu lagi.

 

"Nggak lah, Dek. Nggak perlu takut. Yang penting kamu jangan tinggal di sana. Minta Alvin nyari rumah sendiri. Ngontrak lebih baik dibanding harus tinggal sama mertua. Apalagi kalau model mertuanya udah ada tanda-tanda begitu. Dan satu hal lagi, Dek. Suamimu juga harus di kasih pengertian. Apapun itu, jangan sampai kamu sembunyikan dari dia. Ibu mertuamu nyuruh kamu nggak bilang sama Alvin kan soal dia utang ini?"

 

"Kok mbak tau?" Dahiku makin berkerut.

 

"Wah persis ini, Bu. Dah deh, nggak salah lagi. Something wrong. Ada yang nggak beres."

 

"Kamu tu ngomong opo sih, Wi? Makin nggak bener ini kakak ngajarin adiknya," gerutu ibu.

 

"Bukan ngajarin nggak bener, Ibuuu. Ini kenyataan. Jangan sampai nanti Nana cuma dimanfaatin sama ibu mertuanya. Makanya harus ditatar dari sekarang. Ya kan, Na? Na! Wooi! Lah ni anak malah ngelamun!" 

Related chapters

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 5

    Dari sejak semalam setelah mentransfer uang yang dipinjem oleh ibunya mas Alvin, rasanya aku memang agak malas memegang ponselku lagi. Hingga sore itu saat mbak Dewi dan mbak Rida serta keluaraganya berpamitan, aku baru masuk kamar untuk melihat ponselku lagi.Ternyata sudah banyak sekali notifikasi di sana. Teman-temanku yang tiba-tiba pada merasa kehilangan karena aku tak ikutan nimbrung di group chat, ucapan terima kasih dari calon mertuaku karena uang sudah kutransfer, mas Alvin yang menanyakan kabarku dan memberitahu bahwa dia sedang lembur masuk kerja hari ini, dan apa ini? Pesan dari adiknya mas Alvin? Dian bahkan ini padahal tak menyimpan nomer ponselku. Lalu Vita, adik ipar mas Alvin, yang tiba-tiba juga basa basi menanyakan aku sedang apa hari ini.Rasanya agak aneh karena sebelumnya mereka tidak menyimpan nomerku dan tiba-tiba story mereka sudah ada di whatsappku hari ini.

    Last Updated : 2024-10-29
  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 6

    "Jadi kamu pengen tinggal sendiri setelah kita nikah nanti?"Mas Alvin memandangku dengan tatapan serius setelah mendengarkan keinginanku seperti yang disarankan ibu. Dan aku hanya mengangguk menanggapinya."Apa benar alasannya hanya agar kita bisa belajar mandiri, Dek? Nggak ada alasan yang lainnya?" Mas Alvin semakin serius menatapku. Kali ini aku menggeleng ragu."Maaf kalau pertanyaan mas sedikit memaksa. Soalnya ini sudah keluar dari kesepakatan kita waktu itu kan? Dulu kita sudah berencana tinggal di rumah orangtuaku barang satu atau dua tahun dulu sampai kita punya cukup uang untuk membeli rumah. Kan kamu sendiri yang bilang nggak waktu itu kan, Dek?""Iya, mas. Tapi sekarang aku berubah pikiran. Aku mau kita tinggal sendiri saja. Sekalian mau latihan mandiri," ucapku beralasan."Dan itu artinya kita harus mengeluarkan

    Last Updated : 2024-10-29
  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 7

    Seminggu setelah aku transfer uang ke ibunya mas Alvin, belum juga ada kabar tentang apakah akan dikembalikannya uang itu atau tidak. Tidak ada pesan atau telepon dari wanita 50 tahunan itu yang memberitahu soal uang yang dipinjamnya."Gimana? Apa sudah ada kabar dari ibunya Alvin?" tanya ibu setengah berbisik malam itu usai kami membereskan peralatan makan malam kami. Aku menggeleng dan mengedikkan bahu.Ibu nampak terdiam, dahinya berkerut seolah sedang berpikir."Masalah usul ibu waktu itu, sudah kamu bicarakan dengan Alvin kan?""Yang nyari rumah kontrakan?" tanyaku balik."Iyaa.""Sudah, bu. Kemarin sepulang kantor kami juga sudah melihat-lihat beberapa rumah kontrakan yang cocok.""Berarti Alvin setuju kan kalian tinggal misah dari orangtuanya?"

    Last Updated : 2024-10-29
  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 8

    Usai mengurus ayahnya, mas Alvin yang nampak lelah berpamitan padaku untuk membersihkan diri. Aku pun berjalan ke depan, menunggunya duduk di kursi teras.Lima belas menit kemudian dia sudah rapi dengan celana jeans dan kaos oblong warna hitamnya. Sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Calon suamiku ini memang tampan. Rasanya tidak mungkin lagi aku bisa mendapatkan lelaki yang lebih tampan darinya. Bapak saja selalu bilang kalau aku ini adalah anaknya yang paling beruntung, mendapatkan suami yang tampan dengan pekerjaan mapan seperti mas Alvin."Sudah, mas?" tanyaku."Sudah. Nginep di sini aja ya, dek? Ini kan udah malem. Besok libur kan?" ucapnya sambil menunjuk arloji di tangannya."Nggak ah mas. Nanti bapak sama ibu bingung aku nggak pulang. Lagipula aku juga nggak bawa baju ganti," kilahku. Padahal aku memang tak biasa menginap di rum

    Last Updated : 2024-10-29
  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 9

    "Memangnya berapa bu biaya untuk ambil jahitan seragamannya?"Meskipun jengah, aku tetap penasaran juga berapa sih biaya untuk mengambil jahitan baju seragam pernikahan, sampai-sampai calon ibu mertuaku ini harus meminjam uang lagi."Sekitar empat juta gitu lah mbak untuk tiga baju, ibu, Dian sama Vita.""Hah? Sebanyak itu untuk jahitan saja?" Aku terbengong."Iya mbak, kan kita jahitkan bajunya di penjahit yang bagus, biar nanti hasilnya bagus. Juga nggak akan malu-maluin keluarganya mbak Nana kalau kita pakai ke sana. Ya kan?" kilahnya.Aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya bicara lagi."Maaf, bu. Bukannya saya tidak mau meminjami, tapi uang saya juga saya pakai untuk keperluan pernikahan. Saya juga harus membantu orangtua saya," kataku berdalih."Ta

    Last Updated : 2024-10-29
  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 10

    Usai memarkirkan mobil dengan kasar, Alvin membanting pintu mobilnya dengan keras hingga membuat seisi rumah kaget dibuatnya, termasuk Elman dan keluarganya yang rupanya baru pulang dari berjalan-jalan ke tempat hiburan."Ibu mana?" tanya Alvin sambil berjalan tergesa masuk ke dalam rumah saat melihat keluarga adik lelakinya itu sedang membongkar barang belanjaan di ruang tengah."Ada apa sih, Mas?" Elman sedikit khawatir melihat kakaknya datang dengan raut muka penuh amarah."Ibu! Ibu!"Alvin terus berjalan berkeliling sambil memanggil-manggil ibunya. Tangannya sibuk membuka satu per satu pintu ruangan di dalam rumah. Lalu tak lama kemudian ibunya pun muncul bersama Dian dari kamar adik perempuannya itu."Ada apa Vin? Kok datang-datang ribut?" tanya wanita itu, nampak tidak suka dengan sikap anak sulungnya y

    Last Updated : 2024-10-29
  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 11

    "Aku ini laki-laki, Bu. Harusnya ibu mengajariku cara untuk bertanggung jawab, bukan malah menyuruhku membatalkan pernikahan yang tinggal menghitung hari. Aku mencintai Nana apa adanya, Bu. Dan dengan atau tanpa ijin dari ibu, aku tetap akan menikahinya."Itulah yang dikatakan Alvin semalam di depan keluarganya.Suasana sedikit tegang saat kemudian ibunya mengancam untuk meninggalkan rumah. Itu adalah alasan yang selalu dia gunakan berulang kali selama bertahun-tahun untuk mengancam keluarganya. Pergi meninggalkan suaminya yang sakit-sakitan dan anak perempuan yang menjadi kesayangan di keluarga itu.Pergi adalah senjata Nita yang akan selalu membuat Rusdi tidak pernah tega menceraikannya selama dua puluh tahun terakhir, walau bagaimanapun kelakuan istrinya itu. Karena Dian adalah anak perempuan satu-satunya yang harus selalu didahulukan kepentingannya di atas kedua kakak

    Last Updated : 2024-10-29
  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 12

    Semakin dekat ke hari pernikahan, Nana semakin belajar untuk memantabkan hati. Dia tahu mungkin tak akan mudah lagi untuk mendekatkan diri ke ibunya Alvin setelah apa yang terjadi diantara mereka. Namun kesungguhan dan ketulusan Alvin menjadi semangatnya untuk terus melangkah ke jenjang pernikahan. Dia yakin jalan tak akan sesulit bayangannya jika calon suaminya itu tetap berada di sisinya.Dan rupanya benar dugaan Nana, sikap ibunya Alvin berubah drastis setelah peristiwa marahnya Alvin padanya malam itu. Meski begitu, sebagai calon menantu yang baik, Nana tetap harus menghormati ibu mertuanya. Dia berusaha untuk mendekatkan diri lagi pada wanita itu. Awalnya, Nana mencoba untuk mengirim pesan menanyakan kabar wanita itu, tapi tak ada respon dari calon mertuanya. Pesannya bahkan hanya dibaca saja tanpa dibalas.Hari berikutnya Nana meminta Alvin untuk menjemputnya di kantor, lalu dia pun ikut pulang ke rumah ca

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 25

    Tak berapa lama setelah Vita bangkit untuk ke belakang, tiba tiba Nana memekik kaget saat seseorang sudah memeluknya sangat erat."Maafkan ibu, Na. Maafkan ibu ....""Ibu ...." Suara Nana tercekat. Matanya mendadak berkaca-kaca dalam dekapan ibu mertuanya.Tangannya hampir bergerak untuk balik memeluk ibu mertuanya, namun urung. Nana kembali teringat kejadian terakhir di rumahnya. Bagaimana menyakitkannya perlakuan dan kata-kata ibu mertuanya itu padanya.Nana juga teringat apa yang diceritakan suaminya tentang kebohongan sang ibu di rumah sakit."Mungkinkah wanita ini sedang berpura-pura lagi?" tanyanya dalam hati."Tolong maafkan ibu, Nak. Ibu telah salah menilaimu. Ibu memang bodoh, ibu tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Ibu menyesal. Ibu benar-benar menyesal." Nita pun mulai terisak.Nana hanya terpaku menatap suaminya. Sementara ibu mertuanya masih mendekapnya erat.

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 24

    Tiga hari setelah peristiwa di rumah sakit, Alvin sudah kembali berkumpul dengan sang istri. Walau berat, lelaki itu tetap menceritakan peristiwa sebenarnya pada Nana.Dalam hati Nana memang marah. Tapi melihat betapa suaminya berusaha untuk selalu melindunginya, Nana pun rmencoba mengesampingkan perasaan buruknya itu pada keluarga mertuanya. Meskipun semakin lama Nana makin merasa tak mengerti kenapa ibu mertuanya bisa sangat tak menyukainya.Hingga pada suatu sore saat keduanya baru saja pulang dari kantor. Alvin bahkan belum sempat menutup pintu mobil. Tiba-tiba ponsel di dalam tas lelaki itu berbunyi."Mas, mas Alvin bisa ke sini kan? Tolong, Mas!"Suara Elman dari seberang telepon. Dahi Alvin pun berkerut penuh tanya."Ada apa, Man?" tanyanya serius. Sementara Nana yang sebelumnya telah melangkah duluan ke dalam rumah menghentikan langkahnya. Lalu kembali melangkah keluar dari rumah kontrakannya.Dahinya ikut ber

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 23

    Jam sudah menunjuk pukul 1 siang saat pesawat yang membawa Alvin mendarat. Sebenarnya lelaki itu sudah berniat untuk memesan taksi dan langsung menuju ke rumah orang tua Nana. Namun Alvin sedikit kaget karena ternyata Elman telah mrnunggunya di bandara.Pantas saja sepagian tadi adik lelakinya itu terus menghubungi dan menanyainya jam berapa dia pulang. Rupanya Elman memang berniat untuk menjemput kakaknya itu."Memangnya separah apa sih ibu, Man?" tanyanya kemudian saat akhirnya Elman mengatakan padanya untuk mengikutinya ke rumah sakit dulu sebelum pulang ke rumah."Nanti mas lihat sendiri deh. Dari jatuh itu ibu nyariin mas Alvin terus. Hari ini tadi ibu juga yang nyuruh aku jemput ke bandara," jelas adiknya."Ya sudah kalau gitu kita langsung ke rumah sakit. Kamu naik apa ke sini tadi?""Aku bawa mobil, Mas.""Mobil? Mobilnya siapa?""Temennya Dian. Kan disuruh bawa Dian dari kapan itu.""Mobil itu belum d

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 22

    Kejadian jatuhnya ibu mertua di rumah kontrakannya membuat Nana tidak tenang. Lalu malam itu pun dia langsung memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya."Benar nggak ada masalah apa-apa, Na? Ibu lihat wajah kamu murung gitu dari tadi datang."Mau disembunyikan seperti apapun, rupanya sang ibu tak pernah bisa dibohonginya. Nana tetap terlihat tak ceria selama berada di rumah orang tuanya itu."Nggak apa-apa kok, Bu. Bener.""Nggak ada masalah sama Alvin kan?" Ibunya berusaha mendesak."Mas Alvin kan belum pulang dari luar kota, Bu.""Ooh gitu? Ibu pikir Alvin sudah pulang dan kalian bertengkar.""Enggak kok.""Trus kenapa kok tiba-tiba kamu ke sini? Waktu itu katanya mau tinggal sendirian di kontrakan saja sambil belajar berani?"&nb

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 21

    Dua hari setelah pertengkaran kecil pasangan pengantin baru itu, Alvin sebenarnya selalu berusaha untuk membuat Nana melupakan apa yang terjadi. Namun rupanya kantor tempatnya bekerja justru membuat mereka harus terpisah jarak. Sore itu Alvin pulang dan mengatakan pada Nana bahwa dia ditugaskan mendadak ke luar kota untuk menggantikan salah seorang rekannya yang sakit.Nana yang belum sepenuhnya bisa melupakan peristiwa insiden chat Sinta dengan Alvin bertambah cemberut saja mendengar hal itu."Jadi mas beneran harus pergi? Berapa hari?" tanyanya dengan tak bergairah."Paling lama seminggu, Dek. Maaf ya aku nggak bisa menolak tugas kali ini. Karena ini penting banget dan nggak mungkin dilimpahin sama anak buah. Kamu nggak apa-apa kan?"Alvin menatap khawatir pada istrinya. Nana yang masih kesal dengan pemberitahuan mendadak itu nampak tak minat banyak bicara.&n

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 20

    Kekesalan Alvin rupanya terbawa sampai di rumah. Tak biasanya dia menjadi lebih banyak diam. Bahkan dia yang biasanya sangat bersemangat saat istrinya mengajaknya segera beristirahat, malam ini justru lebih memilih duduk sendirian di teras rumah."Kamu tidur dulu aja, Dek. Nanti mas susul," katanya dengan nada sedikit malas.Nana yang masih belum mau beranjak di kursi sebelahnya hanya menarik nafas berat."Mas masih mikirin Dian?" tanyanya ragu. "Dari sejak makan di kafe tadi mas nggak banyak bicara.""Aku agak curiga dengan teman Dian yang bernama Jeslin itu." Alvin menatap istrinya, berharap Nana memahami apa yang dia rasakan saat ini."Mas curiga kalau si Jeslin itu mau berbuat jahat sama Dian?" Dahi Nana berkerut."Persis.""Tapi mana mungkin, Mas?

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 19

    Sore itu Alvin pulang dengan taksi online. Dia benar-benar telah mengembalikan mobil kantornya. Nana menyambut kedatangan suaminya dengan senyuman hangat. Ini hari pertamanya merasakan menjadi istri sepenuhnya, menyambut suami pulang kerja di depan pintu rumah sendiri.Usai menyiapkan handuk dan baju suaminya, Nana menunggui Alvin yang sedang mandi di meja makan. Dua cangkir kopi telah menunggu mereka untuk menghabiskan waktu sore itu."Kita duduk-duduk di depan aja yuk, Dek. Enak kayaknya sambil liatin orang lewat," ajak Alvin usai menyelesaikan ritual mandi sorenya.Nana mengangguk. Lalu Alvin pun membawa dua cangkir kopi yang masih panas itu ke teras, diikuti Nana yang membawa setoples kue kering dan camilan kentangnya."Mobilnya jadi dibalikin tadi, Mas?" tanya Nana basa-basi saat mereka sudah mendudukkan diri dengan nyaman di kursi teras.

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 18

    Alvin sudah meninggalkan rumah sejak 3 jam yang lalu untuk berangkat ke kantor. Hari ini rencananya dia juga akan melaksanakan niatnya untuk mengembalikan fasilitas mobil ke kantornya.Nana yang masih mempunyai satu hari libur dari kantornya berniat ingin membereskan beberapa barang di rumah kontrakan mereka yang masih belum sepenuhnya tertata rapi.Dengan bersimpuh di karpet, Nana mulai menata buku-buku bacaan favoritnya ke rak buku yang sengaja dia bawa dari rumah orangtuanya.Sedang asik dengan kegiatannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu depan."Siapa yang datang? Sepertinya dari tadi tidak ada kendaraan yang terdengar berhenti di halaman rumah?" tanya Nana dalam hati. Lalu dia pun segera bangkit dan berjalan menuju ke ruang tamu."Eh, ibu? Sama siapa ke sini?" Nana celingukan saat dibukanya pintu ru

  • RAHASIA CALON MERTUA   PART 17

    "Mobil? Kenapa dengan mobil kantor Alvin, Bu?"Alvin menarik salah satu kursi teras untuk digunakannya duduk. Kemudian menarik tangan istrinya untuk mengajaknya duduk pula."Gini, Vin. Kamu kan sudah tinggal sendiri sekarang. Di rumah sudah tidak ada mobil lagi. Kami jadi akan repot kalau sewaktu-waktu harus mengantarkan bapak kamu berobat. Sementara di sini kan kamu punya dua mobil. Apa nggak sebaiknya mobil kamu ditinggal di rumah bapak saja? Kalian cukup kan pakai satu mobil?" ucap sang ibu kemudian.Alvin dan Nana saling pandang. Alvin yang nampak jelas merasa tak enak hati pada istrinya akibat ucapan ibunya itu. Ayah Nana yang ditawari untuk menggunakan salah satu mobil mereka menolak dan lebih memilih menggunakan mobil tuanya. Sementara ibunya sendiri justru menginginkan salah satu dari mobil mereka."Soal bapak, ibu nggak usah khawatir. Alvin

DMCA.com Protection Status