Beranda / Rumah Tangga / RACUN BERUPA MADU / BAB 74 : Kemoterapi

Share

BAB 74 : Kemoterapi

Penulis: Milla Dwi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-07 23:50:44

"Mas, kenapa kamu gak mau aku hamil dulu?" tanya Adelia, suatu hari.

"Karena aku ingin kamu menjalani kemoterapi, untuk kanker mu itu Sayang. Aku ingin hidup tenang, tanpa rasa khawatir ditinggalkan oleh wanita yang ku cintai ini," urai Syafiq.

Adelia tertegun, dia pikir suaminya sudah lupa tentang penyakitnya, tetapi ternyata diam-diam dia mengkhawatirkan dirinya. Mata wanita itu mengerjap, dia menatap wajah lelaki di sampingnya, yang berbaring miring dengan kepala bertumpu pada salah satu tangannya.

Ada gurat kesedihan di wajah lelaki itu. Dan sorot matanya, seolah menyimpan ketakutan, yang Adelia sendiri tidak tau apa yang dia takutkan.

Wanita itu mengusap pelan pipi sang suami, ada rasa cemas dalam hatinya, dia takut kembali kehilangan suami, karena dirinya tau, kemoterapi akan membuatnya jelek, dan kemungkinan akan botak. Apakah Syafiq akan tetap setia dan menyayangi dirinya, kalau semua hal buruk itu terjadi?

Syafiq mengambil tangan Adelia yang ada di pipinya, dengan tangan k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RACUN BERUPA MADU   BAB 75 : Rambut Rontok

    "Papi ... Papi ...!" teriak Azim, sambil berlari, menyambut Syafiq, yang baru pulang kerja. "Hai jagoan Papi," ucap Syafiq, penuh kelembutan, sambil merentangkan kedua tangannya, untuk menyambut sang anak."Upz!" Azim pun masuk ke dalam pelukan Syafiq. "Anak Papi udah wangi ya," lanjutnya lagi, sambil mencium pipi tembe m Azim.Suster Ratih hanya memperhatikan interaksi antara bapak dan anak tersebut. Syafiq mengalihkan pandangannya kepada suster Ratih, lalu bertanya, "Adek mana Sus?""Adel masih di kamar, sama suster Dian Tuan," terang Suster Ratih."Ya sudah, Azim biar saya bawa ke kamar!""Baik Tuan," jawab suster Ratih.Syafiq berjalan menuju kamarnya, dengan tangan kanan menggendong Azim, sedang tangan kiri, memegang tas kerjanya. Sampai depan pintu, Syafiq mendengar suara orang yang sedang muntah-muntah, dengan cepat dia masuk kamar, dan meletakan Azim di kasur, lau melhat kondisi Adelia. Wanita itu sudah duduk di lantai kamar mandi, tanpa bisa berdiri. Itulah kondisi Adeli

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • RACUN BERUPA MADU   BAB 76 : Kembar Yang Menggemaskan

    "Papi," teriak Azim dan Azzam, sambil membuka pintu lebar-lebar. Syafiq dan Adelia terkejut, spontan wanita itu segera berdiri menghalangi suaminya, sementara Syafiq, dengan cepat mengambil handuknya dan melilitkan kembali ke pinggang."Suster, biarkan anak-anak main di sini, kalian boleh istirahat." perintah Adelia."Baik Nyonya," jawab kedua suster itu, serempak.Kedua suster itu pergi, dengan pikiran yang entah. Beruntung mereka tak sempat melihat keadaan Syafiq yang tanpa handuk, karena si kembar sudah lari duluan di depan mereka."Badan Tuan luar biasa," gumam suster Ratih."Huss, jangan berpikir yang macam-macam!" jawab suster Dian."Mana berani? Lagian Tuan juga gak mungkin mau dengan aku," sungut Ratih."Tapi memang badan Tuan dangat menggairahkan, coba tadi handuknya terlepas," ceracau suster Dian."Diam-diam penasaran juga ya?""Huss, jangan berisik! Memangnya kamu mau di pecat? Kerja di sini enak, cuma main-main sama si kembar, gaji besar, diperlakukan seperti keluarga," u

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • RACUN BERUPA MADU   BAB 77 : Dendam Roni

    Syafiq semakin tertawa kebar, melihat istrinya yang sedang merajuk. Di matanya, wanita itu sangat menggemaskan kalau sedang cemberut seperti itu. Sementara si kembar, yang belum mengerti apa-apa, ikut tertawa gembira, karena melihat sang Papi tertawa lebar.Suster Dian dan Suster Ratih, yang kebetulan sudah berdiri di sana, juga ikut terkekeh, melihat keluarga bahagia tersebut. Mereka bersyukur bisa bekerja pada keluarga yang tentram damai itu. Dengan begitu, mereka merasa nyaman dan aman dalam bekerja.Syafiq menggendong kedua anaknya, sementara Adelia menggandeng tangan suaminya itu. Mereka sekeluarga masuk ke rumah dengan Syafiq dan kembar yang masih terus tertawa, sementara Adelia masih cemberut karena merajuk.Sebuah pemandangan yang teramat sangat membuat iri yang melihatnya. Tanpa mereka sadari, dari kejauhan ada sepasang mata yang sedang menatap tajam ke mereka, dengan seringai yang tidak bisa di tebak."Tertawa lah sepuas kalian, karena sebentar lagi, kebahagiaan kalian akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • RACUN BERUPA MADU   BAB 78 : Bayangan Hitam

    Arga terkejut saat membuka bungkusan tersebut, ternyata pesan yang di tulis dengan darah, "JANGAN BERHARAP HIDUP TENANG!"Leny pun ketakutan ketika membaca pesan tersebut, tubuhnya langsung gemetaran, dan wajahnya pucat pasi.Arga segera memeluk istrinya, dan berusaha menenangkan wanita itu. Walaupun hatinya sendiri merasa ngeri dengan pesan itu.Arga membawa Leny duduk di sofa, lalu dia segera mengambil HP-nya dan langsung menghubungi seseorang."Halo," jawaban dari seberang telpon."Halo Pak Syafiq, maaf mengganggu malam-malam begini. Barusan ada seseorang melempar batu ke jendela rumah saya, dengan pesan yang ditulis dengan darah," terang Arga."Saya segera kirimkan orang, untuk berjaga di sana. Berhati-hatilah sebelum orang-orang ku datang!""Baik Pak, terima kasih!"Telpon segera dimatikan, setelah Arga mengucap salam. Lelaki itu mengelus pundak istrinya, untuk memberikan ketenangan."Kamu tenanglah! Sebentar lagi orang-orang Pak Syafiq datang, untuk menjaga kita," ucap Arga pela

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • RACUN BERUPA MADU   BAB 79 : Teror 1

    "Usahakan kembar tidur dalam pelukan kalian, untuk antisipasi penyusup menyerang, jadi kalian bisa gerak cepat untuk melindungi! Jangan membuat gerakan yang mencurigakan!""Baik Bang!"Suster Dian memberikan Hp-nya kepada suster Ratih, dan wanita itu segera membaca pesan tersebut. Dia mengangguk, lalu bangkit untuk mengambil Azim dari tempat tidurnya.Suster Dian pun segera melakukan hal yang sama. Mereka membawa kedua anak itu, untuk tidur di tempat tidur mereka, dan memeluk erat, takut ada yang membawa anak-anak itu tanpa setau mereka.Pagi menjelang, Sesuai kesepakatan semalam, Edo akhirnya ikut ke kantor bersama Syafiq. Untuk keselamatan semua yang ada di rumah, sudah di tangani oleh Burhan.Bayangan hitam yang semalam itu cuma mengintai, tidak ada pergerakan lebih. Atas perintah Syafiq, anak buah Burhan tidak bergerak, dan pura-pura tidak tau, untuk memancing Roni keluar."Sayang, Mas berangkat dulu ya, hati-hati di rumah. Ingat, ada apa-apa harus cepat panggil Ibu (Bu Siti), ata

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • RACUN BERUPA MADU   BAB 80 ; Teror 2

    Sam segera membawa barang-barang tersebut ke paviliun, yang dijadikan markas untuk mereka. Setelah meletakan barang tersebut di meja, Dia langsung menghubungi Burhan dan Syafiq, guna memberi tahukan masalah teror ini."Satu jam lagi, kita kumpul di ruang kerja saya!" ucap Syafiq, setelah mendapat penjelasan dari Sam.Sementara Burhan yang sedang mengawasi si kembar, segera datang kepada Sam, setelah memerintahkan anak buahnya, untuk memperketat penjagaan si kembar.Sejak tau Roni sudah kabur dari penjara, Syafiq memang menyerahkan keselamatan Azzam dan Azim kepada Burhan langsung, sementara Sam, ditugaskan untuk menjaga Adelia.Syafiq sendiri kembali diantar jemput oleh pak Isman. Dan Bu Siti di tugaskan untuk mengawasi keamanan rumah, melalui kamera CCTV.Satu jam kemudian, Syafiq pulang, dan langsung menuju ruang kerjanya. Di sana sudah menunggu Burhan dan Sam, serta Bu Siti, sedang pak Isman, baru datang setelah memarkir mobil."Ceritakan dari awal apa yang terjadi Sam!" perintah S

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • RACUN BERUPA MADU   BAB 81 : Pelaku Teror

    "Tidak apa-apa, jangan khawatir! Ada aku di sini!" ucap Syafiq , sambil mengelus sayang pundak sang istri.Keduanya terdiam, dengan pikiran masing-masing. Begitu banyak masalah yang sedang keluarga Syafiq hadapi. Kerjaan kantor sudah menumpuk, belum lagi masalah teror dan Roni. "Ting!" sebuah notif pesan masuk ke hp Syafiq. Lelaki itu dengan cepat membuka pesan tersebut. Pesan dari Edo, sebuah video panjang, yang Edo ambil dari semua CCTV tepi jalan, yang dilewati oleh tukang ojek yang mengantarkan paket misterius tersebut.Terlihat jelas, lelaki itu memberikan paket kepada penjaga, setelahnya orang itu langsung pergi ke sebuah rumah sederhana, dan di sambut oleh seorang wanita cantik dan seorang anak laki-laki yang baru berumur sekitar empat tahun.Tidak ada keanehan terjadi setelahnya. Kini vidio di putar ulang, dari dia menyerahkan paket ke penjaga, terus di putar mundur, seketika mata Syafiq terbelalak kaget, dan menghentikan video yang sedang di putar tersebut.Di sana terlihat,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • RACUN BERUPA MADU   BAB 82 : Bukti Kejahatan Roni

    Syafiq langsung kembali memeluk Desta. Rasa bahagia merasuki hatinya. Dia merasa sangat beruntung, memiliki saudara seperti Desta, biarpun bukan saudara kandung, tetapi perhatian dan kasih sayangnya melebihi yang saudara kandung.Tidak lama kemudian para peserta meeting mulai memasuki ruangan, termasuk Edi dan Arga. Desta duduk di sebelah kanan Syafiq, sedang Edo di sebelah kirinya, dan Arga berada di sebelah Edo.Meeting dimulai, dan semua berjalan dengan lancar. Setelah.meeting, semua orang meninggalkan ruangan, tersisa empat orang, yaitu Syafiq, Desta, Edo, dan Arga."Kalian segera datang ke ruang meeting di Perusahaan!" perintah Syafiq kepada orang di seberang telepon.Tanpa menunggu jawaban dari orang yang ditelpon, Syafiq langsung mematikan sambungan teleponnya dan kembali fokus kepada tiga orang yang berada di depannya."Edo, apa ada perkembangan baru?" tanya Syafiq, kepada Adik angkatnya itu."Polisi mulai bergerak, untuk menyelidiki persembunyian Roni! Ada informasi, kalau ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25

Bab terbaru

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 119 : Ending

    Waktu berjalan sangat cepat, kini Rani dan Gita sudah lulus SMA, dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi tempat Azim dan Azzam dulu menuntut ilmu.Dua laki-laki kembar itu sudah selesai dengan kuliahnya, Azim mengambil alih Delia Group, karena Ayah Arga ingin pensiun lebih cepat. Sementara Azzam menjadi CEO di kantor pusat Samudra Group."Mi, gimana persiapan resepsinya?" tanya Azzam, suatu sore saat dia pulang kantor lebih awal."Sudah tujuh puluh persen. Tinggal undangan sama catering yang belum. Untuk gaunnya, kalian datang sendiri ke butik, supaya bisa menyesuaikan yang pas buat kalian.""Terima kasih ya Mi, Mami memang the best."Adelia tersenyum, sambil menepuk-nepuk punggung Azzam yang sedang memeluknya."Oh ya, dimana duo menantu kesayangan Mami itu?"Karena sejak pulang tadi, Azzam sama sekali tidak melihat kehadiran sang istri."Lagi belajar bareng Gita di balkon kamar Gita.""Kalau begitu aku mandi dulu ya Mi."Adelia hanya menjawab dengan anggukan kepala. Dan Azzam pun pe

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 118 : Pernikahan Rani Dan Azzam.

    "Jadi bagaimana?" tanya Azzam lagi. "Apanya?" tanya Rani bingung."will you marry me?"Sejenak Rani menunduk, tapi wajahnya sudah merah merona menahan malu dan bahagia. " Ya, aku bersedia."Begitu mendengar jawaban Rani, semua orang bersorak gembira. Begitu juga dengan Azzam, dia bersorak dan akan memeluk Rani, tetapi sebuah tangan langsung mencegahnya, "Halalkan dulu, bru boleh peluk anak Abah."Ternyata Ayah Rani dan Ibu tirinya sudah berdiri di dekat dua sejoli itu. Dan Abah langsung menjewer telinga Azzam, sehingga membuat semua orang tertawaan melihat tingkah kedua orang itu."Pak Syafiq, minta nikahkan saja mereka sekarang juga. Aku takut anakku bunting duluan sebelum dihalalkan oleh anakmu." ucap Abah."Setuju Bah, semua sudah siap tinggal menunggu pengantinnya di make over dulu." jawab Syafiq, yang membuat semua orang tersenyum, termasuk sepasang calon pengantin itu."Papi, kok make over sih?" "Lah terus apaan dong itu namanya yang dibikin cantik?""Make up Papi." sela Adel

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 117 : Cinta Untuk Rani.

    "Adik saya bernama Gita Indira, dia kelas tiga SMA, satu kelas dengan Rani, ada Azani Baskara dan Azahra Salsabila, mereka kelas tiga SMP di yayasan ini juga."Seketika raut wajah Pak Kepala Sekolah menegang, tangannya gemetaran. "A ... apakah Anda Nak Azim Baskara Samudra?"Azim mengangguk sambil tersenyum ramah, tapi masih dengan mode diamnya."Berarti Adik Anda Gita Indira Baskara Samudra, Azani Baskara Samudra, dan Azahra Salsabila Samudra?"Azim kembali mengangguk, hal itu membuat Pak KepSek semakin pucat pasi."Oh ya Tuhan." gumamnya penuh kegugupan. Beliau akhirnya memanggil Guru BP, untuk mengurus hukuman yang pantas untuk Nana dan teman-temannya. Setelah ke empat anak itu dibawa ke ruang BP, Pak KepSek langsung meminta maaf kepada Azim dan Rani."Nak Azim, saya meminta maaf atas kelalaian saya dalam mengawasi murid-murid di sini. Bahkan saya tidak pernah tau kalau di sekolah ini terdapat anak-anak hebat dari keluarga Samudra. Siapa yang sangka jika Pak Azzam, yang bekerja ja

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 116 : Preman Sekolah

    Azzam terkekeh mendengar ucapan sarkas gadis di depannya. Tidak di sangka kalau Rani akan mengejarnya sampai parkiran."Hai muridku yang tersayang." jawab Azzam, dan spontan membuat raut wajah Rani jadi merah merona."Maaf Kak, cuma mau ngasih ini buat Kakak." ucap Rani, seraya menyodorkan box berwarna biru. "Ini tadi pagi aku buat sendiri, sebagai ucapan terima kasih karena kemarin sudah dibelikan buku yang dibutuhkan." lanjutnya.Kemarin secara tak sengaja bertemu dengan Azzam di toko buku, dan malunya saat mau bayar ternyata dompet Rani tidak ada dalam tasnya. Tadinya Rani mau kembalikan saja bukunya, akan tetapi Azzam tiba-tiba datang mau bayar buku juga, alhasil buku miliknya dibayarkan sekalian sama lelaki itu.Azzam terkekeh, "Jadi kamu sudah tau nih, kalau hari ini aku ngajar di sini?" godanya."Tidak! Tadinya ini mau aku titipkan ke Gita, tapi karena Kakak ada di sini, jadi ya diberikan langsung saja ke kakak."Azzam mengulurkan tangannya untuk menerima pemberian Rani itu. "

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 115 : Pak Guru Idola Baru.

    "Aku pernah beberapa kali lihat Gita diantar oleh Pak Azzam, bersama dua anak kembar laki-laki dna perempuan berseragam SMP, di sini juga." terang gadis itu."Wah, adiknya cakep juga gak yang cewek?" tanya teman laki-laki, yang duduk di depan gadis itu."Cantik banget, hidungnya mancung, wajahnya agak mirip orang timur tengah." urai gadis itu lagi."Wah, boleh juga aku pacarin adikmu ya Git." celoteh beberapa anak laki-laki.Gita sama Rani hanya diam dan saling lempar pandang, bingung mau menyikapinya bagaimana. "Kalian sudah pesan makanan?" Tiba-tiba sebuah suara bariton menyela obrolan para murid di kantin. Dan tanpa permisi, dia langsung duduk di sebelah Rani, dan berhadapan dengan Gita."Belum!" jawab Gita."Baru juga duduk, sudah dikerubuti sama penggemar Pak Azzam." seloroh Rani.Azzam terkekeh, dia lalu berjalan menuju stain makanan, dan pesan tiga porsi baso. Dia tau kedua gadis di depannya itu pecinta baso. Karena seringkali Gita dan Rani minta makan baso setiap kal diajak

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 114 : Guru Pengganti

    Seketika kelas menjadi hening, semua mata menatap intens lelaki tampan yang berdiri di samping Bu Dinar. Guru itu tersenyum manis, sambil mengelus perut buncitnya, karena sedang hamil tua."Anak-anak, mulai hari ini Ibu sudah ambil cuti, karena sebentar lagi akan melahirkan. Dan untuk sementara, Pak Guru tampan ini, akan menggantikan tugas Ibu, selama cuti."Semua murid perempuan bersorak riang, kecuali Gita dan Rani, yang masih terbengong menatap lelaki itu bingung."Silahkan perkenalkan diri Anda Pak Azzam." ucap Bu Dinar, mempersilahkan."Halo, selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama saya Azzam Baskara Samudra, biasa di panggil Azzam, atau kalian juga boleh panggil saya dengan panggilan yang lain. Saya di sini sebagai guru pengganti untuk Bu Dinar, jadi selama Beliau cuti, kalan akan bertemu dengan saya saat pelajaran Matematika. Apa ada pertanyaan?"Salah seorang murid mengangkat tangannya, lalu bertanya, "boleh minta nomer HP-nya gak Pak?"Yang lainnya ikutan bertanya, "Boleh

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 113 : Jangan Nakal.

    Azim mengantar Gita dan kedua adik kembarnya ke sekolah, ini adalah hari pertama Gita masuk sekolah setelah statusnya menjadi istri."Kak aku masuk dulu," pamit Zahra sambil mencium tangan Azim dan Gita."Baik-baik di sekolah ya, belajar yang rajin princess." jawab Azim, seraya mengusap kepala adiknya. Sementara Gita cuma tersenyum sambil mencium kedua pipi sang adik ipar."Aku juga masuk dulu kak." pamit Zani, dengan wajah datarnya. Meskipun demikian, dia tetap mencium tangan Azim dan Gita. Kali ini Gita cuma mengucap pucuk kepala lelaki remaja itu."Semangat belajarnya jagoan Kakak." ucap Azim, sambil mengacak rambut Zani."Ih kakak! Jangan di acak-acak, jadi jelek nih." gerutu Zani.Azim hanya tertawa kecil melihat keluguan adik laki-lakinya itu. Zani dan Zahra segera berlalu dari hadapan Azim dan Gita."Aku masuk ke kelas dulu ya Bang," pamit Gita sambil tersipu malu.Dia mencium punggung tangan sang suami, dan Azim langsung mencium kening sang istri, lalu mengecup kilat bibir mu

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 112 : Malam pertama.

    "Mau kemana?" tanya Azim, saat Gita mau masuk ke kamarnya sendiri.Saat ini, mereka baru pulang dari rumah Gita, dan sekalian pengantin wanitanya langsung diboyong kembali ke kediaman keluarga Samudra."Mau ke kamar Kak." jawab Gita, sambil menunduk malu, tidak berani menatap wajah lelaki yang sudah bergelar sebagai suaminya itu."Ya sudah ayok kita ke kamar, tapi kamarku! Bukan kamarmu. Mulai sekarang, ini kamar kita!" tegas Azim, seraya menarik pelan tangan sang istri.Gita hanya menurut, sambil tertunduk malu. Sampai di kamar, Gita hanya terpaku, bingung harus bagaimana. Azim mendekat, lalu memegang kedua pundak gadis itu. Seketika jantung Gita bertalu-talu tak karuan. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus.Azim tersenyum, gemas melihat wajah sang istri yang merona karena malu. Ingin rasanya menerkam gadis itu saat ini juga, akan tetapi Azim masih harus bersabar, karena Gita masih sekolah."Cup!" Azim mengecup singkat kening Gita, lalu memandangnya lekat. "Kamu mandilah dulu, dan

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 111 : Sah

    Gita mengangguk pelan, saat Azim menatapnya lekat, seolah bertanya keputusan apa yang akan di ambil. Dan lelaki itu merasa sangat gembira, ketika melihat anggukan samar dari gadis di depannya."Baik Pi, aku akan menikahi Gita sekarang juga!" ucap Azim, tanpa keraguan sedikitpun.Syafiq dan Danu sangat gembira, mendengar jawaban dari Azim itu. Setelah malam ini, ayah Gita akan merasa tenang, karena anak tirinya sudah ada yang akan selalu siap melindungi."Terima kasih nak, sekarang bapak merasa tenang dengan keselamatan Gita." ucap Pak Danu, seraya menepuk bahu Azim."Alhamdulillah, karena calon pengantinnya sudah setuju, jadi sekarang kita masuk ke dalam lagi. Untuk sementara nikah siri dulu ya, karena Gita masih belum cukup umur untuk mendaftarkan pernikahan secara hukum." ucap Syafiq, merasa tak enak hati karena menikahkan putra sulungnya dengan cara seperti ini, dan terkesan buru-buru."Iya Pi, gak apa-apa." jawab Gita."Yang penting halal dulu Pi, jadi gak dosa kalau nanti khilaf

DMCA.com Protection Status