"Tidak apa-apa, jangan khawatir! Ada aku di sini!" ucap Syafiq , sambil mengelus sayang pundak sang istri.Keduanya terdiam, dengan pikiran masing-masing. Begitu banyak masalah yang sedang keluarga Syafiq hadapi. Kerjaan kantor sudah menumpuk, belum lagi masalah teror dan Roni. "Ting!" sebuah notif pesan masuk ke hp Syafiq. Lelaki itu dengan cepat membuka pesan tersebut. Pesan dari Edo, sebuah video panjang, yang Edo ambil dari semua CCTV tepi jalan, yang dilewati oleh tukang ojek yang mengantarkan paket misterius tersebut.Terlihat jelas, lelaki itu memberikan paket kepada penjaga, setelahnya orang itu langsung pergi ke sebuah rumah sederhana, dan di sambut oleh seorang wanita cantik dan seorang anak laki-laki yang baru berumur sekitar empat tahun.Tidak ada keanehan terjadi setelahnya. Kini vidio di putar ulang, dari dia menyerahkan paket ke penjaga, terus di putar mundur, seketika mata Syafiq terbelalak kaget, dan menghentikan video yang sedang di putar tersebut.Di sana terlihat,
Syafiq langsung kembali memeluk Desta. Rasa bahagia merasuki hatinya. Dia merasa sangat beruntung, memiliki saudara seperti Desta, biarpun bukan saudara kandung, tetapi perhatian dan kasih sayangnya melebihi yang saudara kandung.Tidak lama kemudian para peserta meeting mulai memasuki ruangan, termasuk Edi dan Arga. Desta duduk di sebelah kanan Syafiq, sedang Edo di sebelah kirinya, dan Arga berada di sebelah Edo.Meeting dimulai, dan semua berjalan dengan lancar. Setelah.meeting, semua orang meninggalkan ruangan, tersisa empat orang, yaitu Syafiq, Desta, Edo, dan Arga."Kalian segera datang ke ruang meeting di Perusahaan!" perintah Syafiq kepada orang di seberang telepon.Tanpa menunggu jawaban dari orang yang ditelpon, Syafiq langsung mematikan sambungan teleponnya dan kembali fokus kepada tiga orang yang berada di depannya."Edo, apa ada perkembangan baru?" tanya Syafiq, kepada Adik angkatnya itu."Polisi mulai bergerak, untuk menyelidiki persembunyian Roni! Ada informasi, kalau ma
Sam berlalu pergi ke basecamp, sambil menyunggingkan senyum manisnya. Orang yang melihat terheran-heran, dengan sikap Sam saat ini. Pasalnya, lelaki itu biasanya selalu bersikap dingin dan hampir tak pernah tersenyum."Kenapa aku merasa bahagia banget ya, cuma gara-gara mau dibuatkan kopi oleh Fahira?" gumam Sam, sambil terus berjalan ke basecamp."Kak, ini kopinya," ucap Fahira, yang tiba-tiba sudah di belakang Sam."Ah i ... iya, terima kasih Fahira," jawab Sam, gugup.Fahira tersenyum, dia merasa lucu dengan Sam. Orang berbadan tinggi besar, wajah tampan yang selalu memiliki tatapan tajam dan dingin, kenapa tiba-tiba jadi gugup seperti itu."Iya sama-sama Kak," jawab Fahira, dan berbalik badan hendak pergi."Fahira lagi sibuk ya?""Gak Kak, kerja di sini mana ada sibuk!""Temani Kakak ngopi yuk, biar ada kawan ngobrol."Sejenak Fahira tercengang dengan perubahan sikap Sam, yang tiba-tiba berubah drastis, dari dingin dan cuek, jadi ramah dan penuh senyum."Iya Kak, kalau begitu saya
Roni segera meninggalkan Indah seorang diri di kamarnya. Dengan langkah lebarnya, dia kembali ke halaman belakang, tetapi alangkah terkejutnya dia, saat melihat semua anak buahnya sudah berjongkok dengan tangan diborgol ke belakang tubuhnya. Roni segera berbalik badan dan hendak kembali ke kamar Indah, akan tetapi sebuah teriakan menghentikan langkahnya. "Berhenti! Jangan coba-coba untuk kabur!" teriak salah seorang polisi. Roni, menghentikan langkahnya, dan berbalik badan. Tanpa perlawanan, dia menatap polisi tersebut. "Saya akan menyerah, tapi apa bolehkah saya minta satu hal?" "Apa? Katakan!" "Saya titip istri saya, yang sedang sakit! Dia tidak tau apa-apa dengan semua yang saya lakukan," ucap Roni, dengan penuh permohonan. "Baik, kami akan penuhi permintaan kamu, asalkan kamu bisa bekerja sama dengan kami!" "Baik, saya bersedia!" Racun Berupa Madu BAB 84 : Roni TertangkapRoni segera pergi meninggalkan Indah seorang diri di dalam kamar, dengan langkah cepat dia kembali ke
Hari-hari terus berlalu, sejak Roni tertangkap, hidup keluarga Syafiq menjadi lebih tenang dan damai. Hari ini adalah jadwal kemoterapi Adelia yang terakhir. Wanita itu berdiri dian di depan jendela, sambil termenung. Ada rasa khawatir Syafiq akan meninggalkannya, pasalnya saat ini kepalanya sudah botak. Dengan penampilannya saat ini, Adelia merasa kurang percaya diri jika di sandingkan dengan suaminya, yang terlihat sangat sempurna, sebagai seorang lelaki.“Sudah siap Sayang?” tanya Syafiq, yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Adelia, sambil memeluk pinggang wanita itu dari belakang.Hari ini Syafiq akan mengantarkan sang istri untuk pergi kemoterapi. Sebelas bulan sudah Adelia menjalani kemoterapi, hari ini akan jadi hari terakhir dia menjalani pengobatan tersebut. Adelia berharap dia bisa sembuh seperti sedia kala.“Mas ... kira-kira aku bisa sembuh total gak ya?”“Tentu saja kamu akan sembuh total Sayang, kamu akan sehat seperti dulu lagi.”“Semoga saja ya Mas,” jawab A
Pagi yang cerah, sinar matahari perlahan mulai menyinari bumi. Sinarnya yang hangat, perlahan mulai menembus jendela yang dari semalam tidak ditutup tirainya. “Ah, sudah siang saja ini hari! Padahal msih ngantuk banget,” gerutu Sam, yang memiliki nama lengkap Samuel Isra. Perlahan dia mulai menggeliatkan badannya, guna melemaskan otot-otot di badannya. Pertempuran semalam , memang sangat menguras tenaga, sehingga saat pagi datang, rasa lelah masih cukup terasa. “Tok tok tok,” suara pintu diketuk dari luar kamarnya. Dengan malas Sam bangun dari tempat tidur, sambil bergumam, “Siapa sih pagi-pagi sudah ganggu orang?” Sam segera meraih handle pintu, dan perlahan mulai membukanya. Seketika dia tercengang, dan matanya melotot lebar, ketika tiba-tiba di depannya telah berdiri seorang gadis manis yang beberapa waktu ini selalu mengusik hatinya, dan mengganggu tidurnya. “Fa ... Fahira?” gumam Sam gugup. Sam tercengang, seolah tak percaya kalau gadis itu sedang berada di depannya.Fahi
“Apa ide kalian untuk menghadapi ini?” tanya Syafiq, kepada ketiga orang di depannya. Sam dan Burhan memang Cuma pengawal untuk Syafiq dan keluarganya, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa diandalkan dalam urusan Perusahaan, justru mereka bertiga adalah tiga serangkai yang berada di belakang kesuksesan Syafiq. Terlihat dari luar, Burhan dan Sam adalah dua orang pengawal andalan Syafiq, sedangkan Desta adalah asisten pribadi, yang menjadi ujung tombak dalam kesuksesan Syafiq. Tetapi semua itu salah, karena pada kenyataannya, Burhan dan Sam, jika sudah bergabung dengan Desta, mereka adalah tiga serangkai yang sangat kuat sebagai ujung tombak kekuatan yang berada di belakang Syafiq. Tentu saja Syafiq, jauh lebih hebat dari mereka. “Bagaimana kalau kita pergi negosiasi dengan Perusahaan Gemilang Indah itu bos? turunkan harga dari barang-barang yang sudah diorder mereka, dengan begitu, mereka akan memiliki keuntungan lebih, dan kita tidak seratus persen rugi.” ucap Desta. “seb
"Selamat sore Pak, apa Mas Syafiq nya ada?" tanya seorang wanita cantik, dengan hijab berwarna coklat susu.Wajahnya yang cantik, dengan hidung mancung, dan mata sipit, menambah kecantikan wanita itu. Badannya ramping dan tinggi semampai bak model papan atas."Maaf Mbak, kamu siapa?" tanya anak buah Burhan, yang sedang bertugas menggantikan jadi satpam."Saya Hana Pak, Istrinya Mas Syafiq!" ucap wanita itu, sambil tersenyum ramah.Seketika anak buah Burhan, yang sedang tugas jadi satpam itu terperangah, sambil memindai penampilan wanita itu, dari atas hingga ke bawah.Penampilan sederhana, tapi tetap tampak elegan, dan senyum manis, serta sikapnya yang ramah, membuat si satpam sudah seperti terhipnotis. "Istri?" gumam satpam itu.Ketiga satpam yang sedang bertugas itu saling pandang. Ada tatap keheranan dari pancaran mata mereka. Tentu saja mereka sangat terkejut mendengar bosnya memiliki istri lagi, karena semua orang tau bagaimana sayangnya sang bos ke Adelia."Baik mbak, sebentar!