….. “Bajingan!” teriak Nathaniel ketika berpapasan dengan belasan prajurit Istana Dahlia, dalam persembunyiannya di sebuah desa kecil di barat ibu kota. Pria yang kini berstatus buronan itu mulai kehabisan akal setelah berlarian lebih dari satu jam demi menghindari kejaran orang-orang istana. Ditambah lagi dengan cedera di kepalanya yang belum sembuh total, tinggal menunggu waktu saja sampai dirinya tumbang. “YANG MULIA! HORMATI PUTUSAN PENGADILAN DAN TERIMA HUKUMAN ANDA!” Para prajurit yang diutus Zielle pantang menyerah. Berhari-hari telah berlalu semenjak peristiwa kebakaran di villa. Tetapi mereka dengan gigih mengejar Natahniel hingga keluar dari perbatasan ibu kota sambil terus memperingatkan pria itu untuk kembali dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang terdakwa atas kasus penculikan dan percobaan pembunuhan Koa Dorian. Jalanan yang berlumpur membuat langkah Nathaniel terasa kian berat. Salju yang turun semalam telah mencair, membasahi jalanan bertekstur lempung di de
…..Olga adalah pelayan baru yang ditugaskan Madam Cleo untuk melayani Koa, menggantikan mendiang Yona yang meninggal karena diserang bandit. Di minggu-minggu pertamanya, Olga mencoba berterus terang kepada Phillip bahwa dirinya lumayan kesulitan mengurusi sang nona yang tengah dilanda depresi. Olga terjebak dalam jurang kesalahpahaman, sebab, setiap kali ia mengajukan pertanyaan terkait situasi Koa, Madam Cleo selaku nyonya besar di tempatnya bekerja selalu menolak memberikan penjelasan dengan berkata ‘nanti’.Siang itu, bunyi ketukan bernada pada pintu kayu kembali terdengar nyaring di koridor mansion.“Lady Koa?” panggil Olga dari luar.Beberapa menit yang lalu, lonceng kamar Koa yang biasanya senyap mendadak berdenting. Olga yang kebetulan sedang bersantai di ruang istirahat pelayan buru-buru berlari menelusuri koridor seperti wanita kesetanan.“Milady, ini saya Olga.”“Masuklah.”Olga mendorong pintu di hadapannya. Salah satu kamar tidur utama di Dorian Manor yang ditempati Koa ta
….. Mengalami cidera jaringan yang cukup parah, kemudian disusul oleh penanganan yang kurang optimal, luka bakar di kedua kaki Koa meninggalkan bekas yang sangat mengerikan. Alasan mengapa Koa sampai sekarang membatasi interaksinya dengan dunia luar, selain karena merasa malu, Koa mengakui bahwa dirinya menjadi gampang emosi setiap kali melihat luka tersebut. Lebih tepatnya, karena luka di kakinya itu mengingatkannya pada sosok bengis Nathaniel. Koa menutup wajah dengan tangan, berusaha menyembunyikan rona merah yang muncul akibat ledakan emosi yang tak bisa lagi ditahan. Reaksi itu spontan ia berikan tatkala Black yang awalnya menyerah tiba-tiba menarik kembali selimutnya, lalu menyingkirannya dengan melemparkannya ke lantai. Tampak urat leher Black yang menegang setelah mengetahui keadaan terkini kaki Koa. “Astaga. Apa yang harus aku lakukan?” tanya Black pada Koa. ‘Lord Black pasti jijik melihat kakiku. Sial, mentalku belum siap menghadapi hinaan ini,’ batin Koa kecewa, masih dal
….. Olga sesekali menelan ludahnya dengan kasar. Bekas lebam pada kulit pinggang dan kulit paha Koa begitu menarik perhatian. Saking kentaranya mereka, penampakan objek yang jelas tak umum berada di tempat itu sampai mengalihkan perhatiannya dari pekerjaan. Olga bahkan melakukan beberapa kali kesalahan karena kurang fokus, dan akibatnya, ia mendapatkan teguran dari Koa. ‘Pemandangan ini kelewat dewasa untukku,’ batin si gadis lajang seraya tersipu malu. Pagi tadi, ketika sosok Duke Black Leander keluar dari kamar Koa, rasa penasaran dalam diri Olga seketika membumbung tinggi. Pertanyaan seperti, kegiatan macam apa yang telah mereka lakukan sepanjang malam ini? Apa yang baru saja terjadi di balik pintu tertutup itu? Terus berkecambuk di dalam benak Olga. Andai saja dirinya bukan seorang pelayan rendahan, sudah pasti, sejak awal Olga akan mengangkat isu ini. Mungkin, saat ia membantu tuannya membersihkan diri. Namun untungnya, rasa penasaran Olga terkalahkan oleh rasa takutnya. Kendat
….. Cahaya redup dari puluhan lilin yang ditata berderet di sepanjang lorong menyoroti wajah pucat para pelayan yang terpaku dalam pertanyaan dan teror. Angin dingin yang menusuk tulang mengalir liar melalui celah-celah sempit, seolah mencari jawaban atas misteri takdir suram yang mengepung istana. Semua orang pun sadar, suasana di Istana Azalea terasa hening dan mencekam setelah kematian tragis Elle Kimoni. Gadis berparas cantik itu memutuskan mengakhiri hidupnya dengan melompat ke danau belakang istana. Kastil megah yang didamba kelak menjadi rumah masa depannya justru menjadi saksi bisu betapa putus asanya kekasih Nathaniel pada saat-saat terakhirnya. Tak berbeda jauh dengan Istana Azalea, rumah Count Kimoni yang dulu penuh kehangatan, kini dipenuhi oleh suasana duka yang menyesakkan. Suara riuh langkah kaki yang biasanya mengisi lorong-lorong rumah, kini tergantikan oleh langkah-langkah pelan yang sarat akan kesedihan. Lusinan koleksi keramik indah di sepanjang lorong tampak ter
….. Di penghujung musim dingin, taman Dorian Manor mempersembahkan pemandangan yang begitu memukau mata. Tempat yang sebelumnya dipenuhi warna-warni bunga musim panas kini menjelma jadi taman surga yang tertutup kilauan salju. Helaian-helaian salju lembut melingkupi setiap cabang dan semak, menciptakan pemandangan yang tak tertandingi ketenangannya. Pohon-pohon tua yang menjulang tinggi, mereka si penjaga setia yang berdiri gagah, melindungi keajaiban alam ini dari godaan angin. Mereka pula yang semula berdiri tegak, rela merendahkan diri dengan elegan di bawah beban salju yang menumpuk anggun pada ranting-rantingnya. Di tengah hutan pepohonan yang damai itu, terhampar sebuah jalur setapak kecil yang tersembunyi di bawah lapisan salju, mengundang siapa saja yang datang berkunjung untuk ikut menjelajahi keajaibannya. Di penghujung musim dingin, Dorian Manor layaknya dunia yang menantang dan merenung di saat yang bersamaan. Koa berjalan dengan langkah ringan di sepanjang koridor, diter
….. Menjelang hari keberangkatan Zehra ke tempat mengasingan, Aylin Otsana mendatangi Zielle, meminta izin supaya diperbolehkan mengunjungi sahabat sekaligus calon adik iparnya untuk terakhir kali. Melihat Aylin yang memohon dengan mata berkaca-kaca, Zielle berusaha tegar dan dengan tegas menolak permohonan tersebut. Sebagai calon raja Elinor di masa depan, Zielle harus menjunjung tinggi aturan yang berlaku. “Biarkan saja Zielle,” ujar Ratu Zelda. Suara tenangnya sarat akan emosi yang tertahan. Bukan barang aneh wanita itu bersedih. Sebentar lagi ia akan kehilangan salah satu anak kesayangannya. Zehra harus menerima hukuman pengasingan karena perannya dalam konspirasi percobaan pembunuhan Koa Dorian. “Janganlah terlalu kaku menjadi seorang pangeran. Adikmu juga butuh satu kesempatan terakhir untuk bicara dengan Aylin.” Saran dari sang ibu membuat perasaan Zielle campur aduk. Ia sayang kepada Zehra, tapi sulit sekali memaafkan perbuatannya. Gadis itu sudah sangat kelewatan, bahkan se
….. Pagi ini sekitar pukul sembilan, beberapa kereta barang tiba di halaman Dorian Manor, membawa puluhan kotak hadiah yang semuanya ditujukan kepadaku. Pada surat yang disematkan bersama hadiah, tertulis nama pengirim, Adelaine Denta-Leander. Itu adalah nama ibu Lord Black, dan tentu saja aku mengenalinya meski kami belum pernah sekalipun bertemu. Berikut isi suratnya. Kepada Koa Dorian Tersayang, Saya dengan senang hati mengucapkan selamat atas pertunangan Anda dengan putra saya, Black. Semoga pernikahan ini berjalan lancar dan membawa kebahagiaan yang abadi bagi Anda. Semoga kalian berdua selalu bahagia. Salam hangat, Adelaine Denta-Leander. Astaga, tak kusangka Madam Adelaine mau repot-repot mengirimiku hadiah sebanyak ini. Aku harap beliau juga dapat hadir pada acara pernikahanku besok. “Wah, apa ini?” tanya Madam Cleo begitu melihat hadiah-hadiah yang tertumpuk rapi di sekeliling ruangan. “Hadiah pernikahan dari Madam Adelaine.” “Manis sekali.” Seulas senyum tersungging