Beranda / Thriller / Qolbu Quddus / Chapter 36 Terusik

Share

Chapter 36 Terusik

Penulis: aries23
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-01 09:35:13
Safira meninggalkan bapak tersebut, dan memelankan laju motornya menikmati pemandangan disekitar jalan.

Cukup lama, Safira mengendarai motornya, sebelum akhirnya mata Safira terusik oleh suatu yang membuat hatinya teriris.

“Bapak sedang mencari apa?” tanya Safira mendekati seorang bapak yang sedang mengais-ngais sampah. Terlihat dari wajahnya sudah tua, namun jika dilihat dari badannya, masih terlihat kuat.

“Mungkin mencari sesuatu yang bisa di makan nak.” Jawab sang bapak dengan acuh.

“Kenapa harus mencari di tong sampah pak?” tanya Safira tidak mengerti.

“Mungkin mencari sesuatu yang bisa di makan nak." jawabnya dengan acuh. Seharusnya dia berkerja dan mencari makanan ditempat yang semestinya. Bukan ditong sampah.

“Lalu, mau mencarinya kemana lagi nak?” tanyanya dengan nada terdengar kesal. Seolah-olah Safira tak melihat betapa hancurnya dirinya sekarang.

“Apa bapak tidak memiliki uang untuk makan?” kembali Safira bertanya dengan polos, seakan-akan tak melihat tampilan sang ba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Qolbu Quddus   Chapter 37 Langit dan Bumi

    “Aku tidak membawamu kemana-mana....” balas Safira meringis terdesak ke tembok. “Jangan berbohong, aku melihatmu, diruangan yang bukan kamar dan rumahku. Jawab!” teriak Fikri emosi. “Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan.... Jangan asal menuduh orang. Kau memiliki bukti menuduhku seperti itu?” tanya Safira dengan nada menantang. Fikri sejenak terdiam memikirkan jawabannya. “Seharusnya kau berterima kasih padaku, telah membawamu pulang kerumah.... Kalau aku ingin berniat jahat padamu, pasti sudah kutinggalkan dirimu dijalan, atau pun kubunuh kau dan membuang mayatmu kelaut....” jelas Safira menatap dingin Fikri. “Atau jangan-jangan kau suka ya denganku? makanya kau suka sekali membuat masalah denganku?” ledek Safira menyeringai membuat Fikri melototkan matanya. “Apa kau merasa pantas untukku?” tanya Fikri dingin. “Apa kau merasa sangat cantik, seksi, kaya, sehingga kau merasa pantas menjadi pendamping ku?” bentak Fikri tidak suka dengan kata-kata yang dilontarkan Safira. “

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • Qolbu Quddus   Chapter 38 Sakit

    Keduanya berhenti berdebat, saat Hanum berdehem beberapa kali, membuat keduanya diam. “Apa yang sedang kalian lakukan disini?” tanya Hanum dingin. “Dia Ma, tadi mencoba menyekapku disebuah rumah....” jelas Fikri kepada mamanya, yang hanya mendengus kasar mendengar penjelasan Fikri. “Bukan bu, saya membawanya dan mengendongnya sampai rumah, karena tuan Fikri tertidur dengan pulas....” potong Safira cepat. “Harusnya kau berterima kasih padanya Fik.... Kenapa kau malah menuduhnya?” tanya Hanum dengan tatapan tajam, dan selanjutnya Fikri mendapat tamparan dari sang mama, membuat Safira sempat terperanjat kaget. “Bisa tidak, kau tidak harus berbohong dan membuat kenakalan? Seharusnya kau belajar dikamarmu, bukan malah disini mengobrol dengan ART.” ketus Hanum menatap Fikri dan Safira dengan tajam. “Tapi, memang dia berniat jahat pada keluarga kita ma.... Dia sedang merencanakan sesuatu untuk menghancurkan keluarga kita....” jelas Fikri mencoba menyakinkan mamanya. “Kau yang telah men

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-02
  • Qolbu Quddus   Chapter 39 Lekas Pulih

    Saat malam tiba, setelah membereskan makan malam, Safira langsung masuk ke dalam kamarnya, membuka laptopnya. Sunyi, itu yang dia dengar. “Ada nggak sih manusia didalam sana?” celutuk Safira kesal. Safira setia duduk diam mendengarkan melalui earphonenya, apa yang terjadi dikamar Fikri. Menit berikutnya, dia hanya mendengar petikan gitar dan perlahan-lahan terdengar sayup-sayup orang bernyanyi. Lagu Fiersa Besari: Kau dan aku sepasang orang asing Yang membawa kisah masing-masing Bertemu karena sakit berbeda…..“ terdengar Fikri menyanyikan lirik demi lirik dengan wajah sangat menghayati isi lagu. Sedangkan Safira hanya menghela napas pendek, saat lirik demi lirik didengarnya dengan cukup jelas. Berjuang untuk sembuh yang sama Aku tahu mereka berdusta Kita tidak baik-baik saja Tapi dengan segenggam harapan…. Fikri menyunggingkan senyum, sesekali matanya mengadah ke langit-langit kamar . Hatinya sakit, dia menghela napas lelah. Tubuh ini mencoba bertahan Di napas yang tersisa

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-04
  • Qolbu Quddus   Chapter 40 Tikus-tikus Berseragam

    Safira langsung keluar dari kelas, di perjalanan Safira menghentikan motornya disebuah rumah. Safira diam mengamati yang terjadi di dalam rumah tersebut. “Angkat tangan dan tiarap! Kami polisi!” teriak para polisi menodongkan senjata. Belasan orang yang sedang berpesta sesaat menoleh kea rah polisi. “Selamat datang tikus-tikus berseragam,” ujar salah satu dari belasan orang yang sedang berpesta minuman keras dan narkoba, jenis sabu tersebut tanpa rasa takut. Tidak lain adalah seorang bandar yang terkenal dengan kejam dan menyuap siapa saja yang berusaha menghalangi perdagangan haramnya. “Jangan bergerak! Tiarap sekarang! Kalian kami tangkap!” “Hmmm, kalian yakin bisa menangkap kami, tikus-tikus berseragam?” ledek sang bandar menyulut rokoknya lalu menghembuskan asapnya dengan angkuh. “Setelah menangkap kami, apa yang akan kalian lakukan wahai tikus-tuikus yang di perbudak?” lanjutnya lagi dengan santai, melempar rokoknya kelantai dan menginjak rokok tersebut hingga padam. Sang b

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-05
  • Qolbu Quddus   Chapter 41 Introgasi

    Sesampainya di kantor polisi, beberapa polisi keluar membawa para tahan masuk ke jeruji. Haikal mengerutkan keningnya saat melihat rekan sesama polisinya juga di borgol. “Kalian harus menjelaskan semuanya? Apa yang terjadi?” tanya Haikal seorang Kapolres Rohil. “Mereka ini pengkhianat pak, mereka berpihak dengan sang bandar. Mereka juga hampir menembak saya, jika Fira tidak datang dan menyelamatkan saya.” jelas Abbas jujur. Haikal nampak menghela napas. “Bisa kamu ceritakan bagaimana anda bisa ada di lokasi kejadian?” tanya polisi mengintrogasi Safira. “Saya tidak sengaja melewati bangunan tempat pak Abbas sedang menangkap tersangka…. Saya melewati tempat tersebut, karena baru saja pulang mengantar tuan Fikri ke sekolah….” jawab Safira dengan tenang. “Tapi, kamu tidak memiliki wewenang untuk ikut menangkap tersangka, karena tidak ada perintah dari atasanmu…. Kenapa kau melakukannya? Mencoba sok pintar dan jagoan, agar kamu terlihat hebat dimata semua orang?” polisi yang mengintrog

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-06
  • Qolbu Quddus   Chapter 42 Wanita Ular

    Safira pulang dari kantor polisi dengan kesal. Sesekali menghela napas panjang, motornya melaju dengan kecepatan sedang. “Begitu mirisnya keadilan, semuanya bisa dibeli dengan uang!” Safira menghembus napas lelah. Dua kali dia gagal memecahkan sebuah kasus, hanya karena pengkhiantan orang dalam. Tanpa disadari Safira, sebuah mobil mendekati motor yang dikendarai Safira dan menyerempetnya. Motor Safira seketika hilang kendali dan terjatuh. Safira sangat geram, langsung berdiri memaki sang pengendara mobil. Seorang pria bersetelan jas hitam mendekati Safira dengan tersenyum dingin dan menarik paksa Safira masuk kedalam mobil. Safira berontak menendang kaki pria tersebut dan menghajarnya. Namun satu orang pria lagi membekab mulutnya dengan kain dan berusaha mendorong Safira masuk kedalam mobil. Sesampainya didalam mobil Safira memicingkan matanya saat melihat seorang pria yang duduk manis disampingnya. “Kau….” Safira nampak kesal saat melihat seorang pria yang duduk disampingnya dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Qolbu Quddus   Chapter 43 Mesum

    Safira keluar dari Club dengan wajah dingin. Namun langkahnya terhenti saat seseorang menarik tangan safira. Safira menoleh dan melihat seorang pria dengan keadaan mabuk berat menatapi tubuhnya dengan mesum. "Buru-buru amat, Cantik. Temenin abang dulu yuk." ujar laki-laki itu mesum meraba-raba badannya. Safira menyentakkan tangan pria tersebut, tidak terima dengan perlakuan mesum tersebut. "Maaf, saya harus segera pulang." Safira berujar tegas menahan rasa marah. Segera melangah menjauhi pria itu. "Jangan buru-buru dong, cantik. Saya akan bayar mahal jika kamu mau menemani saya malam ini. Berapa pun kamu minta, akan saya bayar." Laki-laki itu membelai wajah Safira. Terlihat dari kilatan matanya, sudah dipenuhi birahi, ditambah lagi pria itu dalam keadaan mabuk, makin membuatnya tak terkendali. "Maaf, maksud anda apa ya? Saya tidak mengerti." Safira menepis tangan laki-laki itu. Matanya tajam menatap sang pria, rasanya ingin sekali mematahkan tulangnya. Namun dia harus sabar, dari p

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • Qolbu Quddus   Chapter 44 Diary

    Saat sedang sibuk mengepel lantai, mata Safira tertuju pada kamar Fikri. Perlahan Safira mendekati kamar tersebut, dan memutar knop pintu yang tidak tertutup dengan rapat. Safira kembali menutup pintu kamar dan bergegas mengambil kunci dikantong celananya. Safira mulai membuka lemari dan memeriksa isi didalamnya. Beralih pada membuka laci meja belajar yang terkunci, dan memeriksa ruang tersebut dengan seksama. Namun yang dicari tidak ditemuinya. Mata Safira tertuju pada laptop diatas meja belajar. Satu-satunya yang belum dapat dia periksa adalah laptop Fikri. Mungkin rahasianya ada didalam laptop itu semua. Saat hendak membukanya, kembali Safira mengumpat dengan kesal. Laptop tersebut terkunci. Saat sedang sibuk mengotak atik laptop memikirkan kata sandinya, terdengar suara langkah kaki mendekati kamar Fikri. Safira segera bersembunyi dibawah ranjang. Fikri melangkah masuk kedalam kamar dan duduk didepan meja belajarnya. Saat Fikri sudah mengetik kata sandi laptopnya, dengan cepat S

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08

Bab terbaru

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

  • Qolbu Quddus   Bab 146 Teroris

    Di sebuah ruangan rumah Athailah, "Sebarkan isu-isu, viral kan agar kasus ayah saya bisa teralihkan dan setelah semua masyarakat dan para netizen fokusnya terpecahkan, saat itu lah kita akan menyogok para polisi.... " jelas Athailah. Mengepal tangannya dengan geram, mata nya tajam melihat tiga anak buahnya.“Baik bos...” ucap tiga anak buah nya dengan tegas.“Cepat buat keributan.... jangan sampai gagal....” bentak Athailah. Tiga anak buah Athailah pun segera meninggalkan ruang kerja Athailah.Tiga pria tersebut mendatangi sebuah rumah makan. Setelah beberapa menit mengamati situasi sekitar, mereka pun hendak melemparkan sesuatu ke arah rumah makan tersebut, namun karena kemunculan lima orang berjubah putih dari dalam rumah makan, membuat tiga pria tersebut menghentikan aktivitasnya."Assalamu'alaikum.... " sapa lima pria tersebut dengan ramah. Namun bukannya menjawab salam lima pria tersebut, tiga pria itu hanya diam dan memasang wajah dingin, hingga lima pria tersebut memasuki mobil

  • Qolbu Quddus   145 di Laporkan ke Polisi

    “Bagaimana pendapat anda mbak, tentang terlibat nya anda dalam penangkapan pak Taqy Shafiullah? Apakah benar anda terlibat dalam penangkapan tersebut? Benarkah anda di bayar mahal oleh polisi? dan anda juga seorang mata-mata?” tanya para wartawan pada Safira saat di temui di acara bedah buku sebagai pemateri.Safira hanya tersenyum, “Itu semua tidak benar.... Saya hanya di undang untuk bernyanyi di acara tersebut.... kapan pula saya menangkap beliau? sedangkan saya sibuk bernyanyi menghibur tamu undangan hingga acara selesai.... itu hanya fitnah dari orang-orang yang tak menyukai saya, atau itu hanya pengalihan isu agar masalah inti tersebut perlahan-lahan di hilangkan dari media....” jawab Safira dengan tenang. Setelah itu dia meninggalkan gedung acara dengan menaiki motor nya.Sedangkan ke esok pagi nya, seorang pengacara dan Athailah mengajukan melaporkan Safira ke polisi atas tindakkan tidak menyenangkan, dan fitnah terhadap ayahnya.“Kami akan melaporkan beliau atas pencemaran na

  • Qolbu Quddus   Bab 144 Misi

    Safira baru saja pulang dari kampus, merasa sangat lelah saat sampai kos. Baru saja, dia duduk di kursi plastik di dalam kamar kos nya, sebuah ketukan membuatnya mendengus kesal. Safira segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Dia mengerutkan keningnya, saat melihat pengantar paket memberikan sebuah paket padanya. Safira menatap curiga map amplop tersebut, takutnya teror lagi. Perlahan Safira membukanya, dan terlihatlah hanya berisi data-data kriminal target yang akan di tangkapnya.“Misi kali ini adalah kau harus menyamar sebagai penyanyi di sebuah acara pertunangan seorang anak dari seorang pembunuh berantai.... kau harus bisa menangkapnya, jika tidak siap-siap untuk di pecat....” jelas jendral Haikal di telepon. Safira hanya menghela napas kasar, akhir-akhir ini pak Haikal sering bersikap tidak ramah padanya.“Baik pak....”Safira meletakkan hp nya di samping meja belajarnya, dia memeluk erat boneka Doraemon dengan erat. Safira mengukir senyum saat bayang-bayang masa lalu be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status