Home / Thriller / Qolbu Quddus / Chapter 113 Tragis

Share

Chapter 113 Tragis

Author: aries23
last update Last Updated: 2022-06-29 22:44:10
Petaka, itu adalah salah satu kata yang mampu, mengambarkan suasana hati Safira malam itu. Dia diusir dari rumah Fatma Wati, karena fitnah yang mengangapnya psk. Ditengah jalan, dia bertemu dengan Safir Ahmad Fadhil Zikri, mereka terlihat berbincang sebelum akhirnya, orang suruhan Abraham Adhitama, memaksanya dan masuk kedalam mobil.

“Kau...” Safira terlihat kesal saat melihat Abraham Adhitama disampingnya. Dia hanya melongos kesal.

"Darimana kau tau, aku ada di sana hah?" Safira marah. Ingin sekali rasanya, mencekik lalu memotong-motong tubuh Abraham. Namun Abraham, hanya tersenyum simpul.

"Apa jangan-jangan, ini semua rencanamu ya?" sambungnya, mencurigai Abraham yang gerak-geriknya terlihat santai dan mencurigakan.

"Jangan asal tuduh." jawab Abraham cuek.

"Kalau tidak kau, siapa lagi hah?" Safira semakin emosi, meninju wajah Abraham.

"Kau ini kecil-kecil ganas ya." Abraham mencolek, wajah Safira lembut.

Safira cepat menepis tangan Abraham, dengan kasar. Terbersit di pikiran A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Qolbu Quddus   Chapter 114 Pengadilan

    “Sidang perkara pidana, atas nama terdakwa Barra Rafeyfa Zayan kami nyatakan dibuka, dan terbuka untuk umum,” ucap Hakim Ketua, yang diikuti ketukan palu.Pihak pembela, kasus kematian Bagas Hidayatullah, menghela napas pendek. Akhirnya setelah belasan tahun, pihak keluarga yang menginginkan keadilan kematian Bagas, kembali dibuka dipenggadilan Rokan Hilir.Selanjutnya, Hakim Ketua membacakan dengan rinci nama, alamat, agama, umur, jenis kelamin terdakwa.“Pada tahun 2012 pada tanggal 12 April, tepat pukul tiga sore, seorang yang bernama Antoni, memakai seragam hitam, meletakkan sebuah sejata api di rerumputan taman, rumah Hartawan Wijaya Kusuma. Disore itu, Fikri Wijaya Kusuma sedang bermain kejar-kejaran, dengan pamannya Bagas Hidayatullah. Saat sedang berlari, Fikri yang masih, berumur lima tahun mendapati pistol tersebut, dan mengambilnya, lalu menembakkan nya pada sang paman Bagas Hidayatullah, hingga Bagas Hidayatullah tewas di tempat,” ucap sang pembaca dakwaan dengan lantang.“

    Last Updated : 2022-06-30
  • Qolbu Quddus   Chapter 115 Keterangan Palsu

    “Sebelum kami, memanggil para saksi... Ada beberapa hal, yang harus kami jelaskan. Pada tanggal 12 April 2012, tepat pukul 08:00 wib, kami menemukan riwayat panggilan telepon, dengan nomor bernama Zayan, dan menelpon seseorang yang bernama Antoni. seorang akuntan, dan pembunuh bayaran.““Antoni ini, sudah sering keluar masuk bui, karena tindakan pembunuhan, namun dia selalu divonis bebas, karena tidak cukup bukti untuk menjerat tersangka, dan semuanya dianggap fitnah dari seseorang yang tidak menyukai Antoni. Ada lima riwayat, panggilan dihari tersebut, Pertama dijam 08:00, Kedua di jam 10:30, ketiga di jam 11:45, keempat di jam 14:00, dan kelima di jam 14:58, dengan orang yang sama, dan nomor yang sama.”“Kami juga menemukan map, yang berisikan foto orang-orang yang mungkin menjadi target pembunuhan. Kami mendapatkan foto ini, didua tempat berbeda. Diantaranya ada pak Bagas Hidayatullah.”“Baiklah, selanjutnya, kami akan memanggil saksi pertama, yaitu Antoni yang diperintahkan, Barra

    Last Updated : 2022-07-02
  • Qolbu Quddus   Chapter 116 Para Tersangka

    Safira dan para bodyguardnya, mengawasi Antoni dari ruang kontrol, yang berada di ruang lain. Mereka sengaja, membiarkan Antoni pergi, karena dia akan dijadikan umpan untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang Barra Rafeyfa Zayan. Setelah bisa meninggalkan rumah tempat penyekapannya, dia pun berusaha menghubungi Barra, namun panggilannya tidak diangkat oleh Barra. Sampai akhirnya Antoni mendatangi rumah Barra dan dengan memaksakan diri, berusaha masuk untuk menjumpai Barra. “Hey, saya sudah katakan padamu. Pak Barra, tidak ada dirumah, apa kau tidak bisa mendengar? Sekarang keluar dari rumah saya, atau akan aku panggilkan polisi untuk mengusirmu.” teriak Vano ponakan Barra geram, melihat Antoni tidak menghiraukannya. Pria tersebut semakin marah, malah menghajar sang pria dengan bringas, Antoni berusaha melawan, namun kekuatannya kalah telak. Di tambah lagi, tiga hari dia disekap dan juga disiksa, dan terus di introgasi. Barra akhirnya turun dari kamarnya, karena mendengar keri

    Last Updated : 2022-07-04
  • Qolbu Quddus   Chapter 117 Hukuman Mati

    “Aku tidak menuduhmu! Kita harus berhati-hati! Semua orang tidak bisa dipercaya, termasuk rekan bisnis! Aku harap, kita saling menjaga kesetiaan.” “Aku tidak mungkin mengkhianatimu, bahkan aku rela mengorbakan rekan kerja sekaligus sahabatku Bagas Hidayatullah, demi kelancaran misi kita….” “Ya walaupun kau berani membunuhanya, tak terkecuali aku juga akan menjadi targetmu kan, saat kau merasa terjebat disuatu kondisi?” Satu persatu saksi di datangkan, oleh pihak pembela kasus Bagas Hiyatullah, semua anak buah Barra menjadi saksi kejahatan Barra, hingga membuat para kuasa hukum Barra berkali-kali terdiam, tidak bisa membantah tim pembela kasus kematian Bagas. “Sekarang sudah jelas semuanya, pak Hakim Ketua. Pak Barra ini, sudah terlalu jauh berjalan menikmati segala kejahatannya. Sekarang waktunya, bapak Barra menerima konsekuensinya. Dia bukan hanya telah membunuh pak Bagas Hidayatullah, tapi juga merusak anak bangsa ini.” “Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

    Last Updated : 2022-07-07
  • Qolbu Quddus   Bab 118 Predator Seks

    “Bubar semuanya....” perintah sang dosen.“Kita rapat sekarang! Kamu juga ikut.” lanjut sang kaprodi, seorang wanita berjilbab dan memakai baju kurung berwarna merah muda menatap Yanto dingin.“Bagaimana kau bisa melakukan ini dan ketahuan oleh gadis itu? Kau seharusnya lebih berhati-hati terhadapnya. Bukankah kau tahu, dia itu seorang mata-mata....” marah Amelia menatap Yanto dingin.“Seharusnya anda bisa menjaga nama baik kampus ini.... lalu kenapa kau malah membuat masalah? Kalau begini jadinya, kita harus bagaimana? Beri saya saran? Jangan hanya pandai melecehkan saja. Tapi kalau sudah begini, malah diam.... nama baik dosen dan kampus ini terbawa, dan sudah buruk di publik.....” Amelia melipatkan kedua tangannya ke dada.“Saya di jebak.... gadis kecil itu menjebak saya....” jawab Yanto.“Jika kau di jebak, kenapa kau melakukannya bodoh? Harusnya kau lebih hati-hati, jika seorang mata-mata sudah memasuki kampus kita....” jelas Amelia meradang.“Maaf.... saya terlalu ceroboh.... say

    Last Updated : 2022-07-08
  • Qolbu Quddus   Bab 119 Live

    Detik kemudian, Zaki terkejut melihat keberaniannya, menunjukkan wajahnya di depan kamera.“Hay.... saya Safira Ramadhani, seorang mahasiswa yang menfitnah dosen bernama Yanto, melakukan pelecehan seksual terhadap Anya seorang mahasiswi keguruan, semester tiga dan juga Vina seangkatan dengan saya.... Yang berpihak dengan penjahat seperti saya, terima kasih atas dukungannya, dan bagi yang berpihak pada para malaikat ini, silahkan hujat saya sesuka kalian. Karena hujatan kalian tidak mempengaruhi niatku untuk menghancurkan malaikat seperti mereka....” ucap Safira merampas hp Zaki dan merekam wajah-wajah dosennya yang ada disitu, tidak ketinggalan juga wajah dosen yang sudah terkapar di pukulnya. Semua dosen hanya membeku saat Safira menceritakan dua korban tersebut.“Nggak ada yang mendukung penjahat prontal sepertimu....” tulis netizen.“Semangat kak, semoga kasusnya cepat selesai.... hukum semua pelaku pelecehan seksual....” tulis netizen yang membela Safira.“Munafik.... siapa sih ya

    Last Updated : 2022-07-09
  • Qolbu Quddus   Bab 120 Hukum Tetap Berjalan

    “Bagaimana pak? Apakah anda setuju dengan syarat yang saya berikan?” tanya Safira mendekati Yanto dan membuang sembarangan hp Zaki ke lantai, membuat sang dosen berteriak histeris.“Dasar mahasiswa kurangajar. Berani sekali kau membuang hpku....” teriak Zaki. Safira hanya menoleh dan tersenyum melihat sang dosen kesal. Saat Zaki mendekatinya, Safira langsung menodongkan pistol tepat di kepala sang dosen.“Sekali lagi, setuju ata tidak?” ucap Safira dingin.“Baiklah, kami akan mengembalikan beasiswa Alana Liora Gantari....” jawab Yanto.“Tapi, tetap saja hukuman akan terus berjalan....” jelas Safira tersenyum smirk.“Tidak bisa begitu dong, kan kami sudah mengembalikan beasiswa Alana Liora Gantari....” protes Zaki.“Beasiswanya akan di kembalikan, tapi trauma yang di alami Alana Liora Gantari tidak bisa dengan mudah sembuh.” jawab Safira dengan tenang.“Maka dari itu, pelakunya harus di hukum....” lanjut Safira.“Kalau begitu, kami tidak akan mengembalikan beasiswa Alana....” timpal R

    Last Updated : 2022-07-10
  • Qolbu Quddus   Bab 121 Para Pecundang

    Safira berjalan di lorong kampus hendak ke kantin. Namun seseorang menarik nya masuk ke dalam sebuah ruangan. Safira meronta melepaskan diri, tubuh Safira diseret dengan kasar. “Lepaskan....” teriak Safira menatap orang-orang yang bermasker tersebut, dan menendang seorang pria yang menyeretnya masuk ke dalam ruangan.Mereka tersenyum smirk, mendorong tubuh Safira hingga menghantam lantai dengan cukuo keras.”Kami tidak akan melepaskan, pengkhianat....” ucap salah satu dari lima pria tersebut.“Mau apa kalian?” tanya Safira menatap mata ke lima pria itu, dan menghajar satu persatu dari mereka. Mereka kembali tersenyum.“Dirimu....” jawabnya dengan santai. Dua dari mereka mendekati Safira, memiting tangan Safira dari belakang, dan mulai mengerayangi Safira. Safira berontak, “Lepaskan.... apa yang kalian inginkan? Jangan sentuh aku.....” teriaknya marah.“Dirimu....” dua pria memegang dua tangan Safira dan cepat mengikatnya.“Lepaskan.... brengsek....” kaki Safira menendang-nendang dua p

    Last Updated : 2022-07-11

Latest chapter

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

  • Qolbu Quddus   Bab 146 Teroris

    Di sebuah ruangan rumah Athailah, "Sebarkan isu-isu, viral kan agar kasus ayah saya bisa teralihkan dan setelah semua masyarakat dan para netizen fokusnya terpecahkan, saat itu lah kita akan menyogok para polisi.... " jelas Athailah. Mengepal tangannya dengan geram, mata nya tajam melihat tiga anak buahnya.“Baik bos...” ucap tiga anak buah nya dengan tegas.“Cepat buat keributan.... jangan sampai gagal....” bentak Athailah. Tiga anak buah Athailah pun segera meninggalkan ruang kerja Athailah.Tiga pria tersebut mendatangi sebuah rumah makan. Setelah beberapa menit mengamati situasi sekitar, mereka pun hendak melemparkan sesuatu ke arah rumah makan tersebut, namun karena kemunculan lima orang berjubah putih dari dalam rumah makan, membuat tiga pria tersebut menghentikan aktivitasnya."Assalamu'alaikum.... " sapa lima pria tersebut dengan ramah. Namun bukannya menjawab salam lima pria tersebut, tiga pria itu hanya diam dan memasang wajah dingin, hingga lima pria tersebut memasuki mobil

  • Qolbu Quddus   145 di Laporkan ke Polisi

    “Bagaimana pendapat anda mbak, tentang terlibat nya anda dalam penangkapan pak Taqy Shafiullah? Apakah benar anda terlibat dalam penangkapan tersebut? Benarkah anda di bayar mahal oleh polisi? dan anda juga seorang mata-mata?” tanya para wartawan pada Safira saat di temui di acara bedah buku sebagai pemateri.Safira hanya tersenyum, “Itu semua tidak benar.... Saya hanya di undang untuk bernyanyi di acara tersebut.... kapan pula saya menangkap beliau? sedangkan saya sibuk bernyanyi menghibur tamu undangan hingga acara selesai.... itu hanya fitnah dari orang-orang yang tak menyukai saya, atau itu hanya pengalihan isu agar masalah inti tersebut perlahan-lahan di hilangkan dari media....” jawab Safira dengan tenang. Setelah itu dia meninggalkan gedung acara dengan menaiki motor nya.Sedangkan ke esok pagi nya, seorang pengacara dan Athailah mengajukan melaporkan Safira ke polisi atas tindakkan tidak menyenangkan, dan fitnah terhadap ayahnya.“Kami akan melaporkan beliau atas pencemaran na

  • Qolbu Quddus   Bab 144 Misi

    Safira baru saja pulang dari kampus, merasa sangat lelah saat sampai kos. Baru saja, dia duduk di kursi plastik di dalam kamar kos nya, sebuah ketukan membuatnya mendengus kesal. Safira segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Dia mengerutkan keningnya, saat melihat pengantar paket memberikan sebuah paket padanya. Safira menatap curiga map amplop tersebut, takutnya teror lagi. Perlahan Safira membukanya, dan terlihatlah hanya berisi data-data kriminal target yang akan di tangkapnya.“Misi kali ini adalah kau harus menyamar sebagai penyanyi di sebuah acara pertunangan seorang anak dari seorang pembunuh berantai.... kau harus bisa menangkapnya, jika tidak siap-siap untuk di pecat....” jelas jendral Haikal di telepon. Safira hanya menghela napas kasar, akhir-akhir ini pak Haikal sering bersikap tidak ramah padanya.“Baik pak....”Safira meletakkan hp nya di samping meja belajarnya, dia memeluk erat boneka Doraemon dengan erat. Safira mengukir senyum saat bayang-bayang masa lalu be

DMCA.com Protection Status