Share

Part 92

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-26 20:37:20

Happy Reading

Malam itu, Nara duduk sendirian di balkon rumahnya, memandangi langit gelap yang dihiasi bintang-bintang kecil. Angin malam mengacak-acak rambutnya, tapi ia nyaris tidak bergerak. Di tangan kanannya, secangkir teh hangat yang sudah mendingin. Di dadanya, sebuah pertarungan yang tidak lagi bisa diabaikan.

Suaranya menggema di benaknya sendiri:

Apakah aku benar-benar bahagia?

Sejak insiden tadi sore, Nara tidak lagi bisa berpura-pura. Ia merasa seperti burung dalam sangkar emas: diberi makan, diberi pujian, disayang — tapi tidak pernah diberi kebebasan.

Cinta Aldo bukan lagi tempat perlindungan, tapi pagar tinggi yang menghalanginya melihat dunia.

Nara memejamkan mata, mengingat saat-saat ketika dirinya penuh gairah, penuh semangat, bermimpi besar membangun "Bersuara", organisasi yang ia dirikan untuk membantu mereka yang tak punya suara. Dulu, dunia terasa luas, penuh warna.

Sekarang, semuanya sempit.

Dering ponselnya membuatnya terkejut. Ia melihat nama "Aldo" terpam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 93

    Happy ReadingMalam itu, Nara duduk di ruang tamu dengan gelisah. Ia memandangi layar ponselnya yang sunyi, menunggu sesuatu — mungkin pesan dari Aldo, mungkin sebuah kejelasan. Setelah panggilan singkat yang dingin itu, ia tak tahu apa yang akan terjadi.Tiba-tiba suara pintu dibuka terdengar. Aldo masuk, mengenakan kemeja putih yang sedikit kusut, dasi tergantung longgar di lehernya. Tatapannya menatap Nara dalam-dalam.Nara langsung berdiri, refleks.Mereka saling memandang dalam diam. Dalam ketegangan.Aldo yang pertama bergerak. Ia mendekat, tanpa kata-kata, dan memeluk Nara erat. Hangat. Mengejutkan.Nara membeku, tak tahu harus bagaimana. Dadanya berdegup kencang."Maaf," gumam Aldo di telinganya. "Aku salah."Nara mengerjap, tak percaya.Aldo melepaskan pelukannya perlahan, menatapnya dengan mata yang penuh ketulusan — dan rasa takut."Aku terlalu mengekang kamu, Ra. Aku sadar... aku bukan suamimu, aku malah jadi penjaramu," katanya dengan suara berat.Nara masih terdiam

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 94

    Happy Reading"Kamu butuh rehat," katanya suatu malam sambil membelai rambut Nara. "Kita berdua butuh."Awalnya Nara ragu. Tapi melihat ketulusan Aldo, akhirnya ia mengangguk.Mereka memulai perjalanan ke Jogja — kota budaya, penuh kenangan masa muda bagi banyak orang. Begitu tiba, udara hangat Jogja menyambut mereka. Aroma gudeg dan jalanan yang ramai membuat Nara, untuk sesaat, melupakan semua beban.Mereka menginap di sebuah hotel bergaya Jawa klasik. Kamar mereka menghadap langsung ke taman hijau yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota.Hari pertama, mereka mengunjungi Candi Prambanan.Nara menatap megahnya candi dengan kagum. "Dulu aku cuma lihat di buku sejarah," katanya sambil tersenyum kecil.Aldo tertawa. "Sekarang kita lihat langsung. Bareng."Mereka berkeliling, berfoto, bahkan ikut tur kecil sambil mendengarkan kisah-kisah legenda tentang Roro Jonggrang. Nara merasa dadanya lebih ringan. Tawa Aldo menular. Ada percikan kecil dalam hatinya — kehangatan yang pelan-pelan

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 95

    Happy ReadingSetelah bertemu dengan ibunda Aldo, suasana hati Nara jauh lebih ringan. Seakan semua keraguan yang selama ini menggantung, perlahan mulai menemukan tempatnya.Hari-hari berikutnya di Bali, mereka benar-benar mengambil waktu untuk menikmati momen, tanpa beban, tanpa paksaan.Pagi-pagi, Aldo membawa Nara ke pantai Sanur. Mereka datang sebelum matahari terbit, berjalan tanpa alas kaki di pasir yang masih dingin."Nara, ayo sini," kata Aldo sambil menarik tangan istrinya. Mereka duduk di tepi pantai, membiarkan ombak kecil membasahi kaki mereka.Perlahan, langit berubah warna — dari abu-abu gelap menjadi semburat jingga yang memukau. Matahari perlahan-lahan menampakkan dirinya di ufuk timur, seolah memberi harapan baru.Nara terdiam, matanya terpaku pada keindahan di hadapannya.Aldo, tanpa berkata apa-apa, meraih wajah Nara dengan kedua tangannya, membelainya lembut. Lalu, dengan gerakan yang begitu hati-hati, ia mengecup kening Nara."Kamu tahu," bisik Aldo, suara

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 96

    Happy ReadingMatahari Bali yang keemasan menyambut pagi terakhir liburan mereka. Nara dan Aldo bangun lebih awal, membereskan koper mereka dengan suasana hati campur aduk — antara berat meninggalkan semua kehangatan ini dan semangat menghadapi babak baru di Jakarta.Mobil yang mereka sewa sudah siap di depan vila. Sebelum menuju bandara, mereka terlebih dahulu mampir ke rumah mama Aldo, seperti janji mereka sebelumnya.Rumah itu terasa nyaman, dengan taman kecil di depannya yang penuh bunga kamboja. Mama Aldo menyambut mereka dengan senyuman hangat, seolah mengabaikan fakta bahwa pagi itu anaknya akan pergi jauh lagi."Sudah siap kembali ke kenyataan?" goda beliau sambil memeluk Nara erat.Nara tersenyum, balas memeluknya. Ada rasa haru yang menggelitik di dadanya."Siap, Mama... Walaupun berat," jawab Nara jujur.Aldo hanya terkekeh, merangkul kedua wanita penting dalam hidupnya.Mereka sarapan bersama dengan menu sederhana — nasi kuning, telur balado, dan sambal matah kesukaa

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 97

    Happy ReadingMalam itu, setelah menatap langit Jakarta yang kelabu begitu lama, Nara membuat keputusan. Bukan keputusan impulsif yang lahir dari rasa marah atau cemburu. Tapi keputusan dari seorang perempuan yang ingin menatap kebenaran dengan matanya sendiri.Dia memesan tiket. Penerbangan ke Melbourne, dua hari lagi.***Dua hari berlalu dalam kesibukan yang kacau. Nara mengurus izin mendadak dari pekerjaannya di komunitas, merapikan beberapa dokumen perjalanan, dan memberi tahu papa-mamanya bahwa ia perlu "mengurus proyek kerja sama sosial internasional". Ia tidak berani berkata jujur — bahkan pada dirinya sendiri, alasan utama perjalanan ini adalah untuk menjawab hatinya yang resah.Di dalam pesawat, Nara duduk dekat jendela. Lampu kabin diredupkan. Ia menatap keluar, ke hamparan malam yang tak berujung, merasakan detak jantungnya yang tidak kunjung tenang."Semoga semuanya baik-baik saja..." gumamnya perlahan, hampir seperti doa.***Setiba di Melbourne, cuaca ding

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 98

    Happy ReadingKepulangan Nara ke Jakarta terasa berbeda kali ini. Tidak lagi ada rasa kosong atau sepi seperti dulu. Ada sesuatu di dalam dirinya yang penuh — semangat baru, keteguhan hati, dan keyakinan bahwa cinta yang mereka bangun layak diperjuangkan.Sesampainya di apartemen, Nara langsung membuka koper, mengeluarkan oleh-oleh kecil untuk Aldo: sebuah gantungan kunci berbentuk bintang bertuliskan *"Reach For The Stars"*. Sesuai dengan impian mereka — untuk selalu berusaha menggapai cita-cita, tanpa melupakan satu sama lain.Malam itu, ponselnya berbunyi. Aldo menelepon dari Melbourne."Sayangku," suara Aldo terdengar berat karena rindu. "Udah sampai rumah dengan selamat?"Nara tersenyum, membaringkan diri di sofa. "Sudah. Tapi... rumah terasa kosong tanpa kamu.""Aku juga ngerasa aneh banget, Na. Setiap hari biasanya ada suara kamu yang cerewet ngingetin aku sarapan," Aldo bercanda ringan.Mereka tertawa kecil. Tawa yang sederhana tapi menenangkan, seperti pelukan jar

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 99

    Happy ReadingHari-hari pertama setelah Aldo pulang ke Jakarta terasa seperti mimpi bagi Nara. Ada rasa manis yang sulit dijelaskan — perasaan bahwa kini mereka benar-benar bisa membangun kehidupan dari awal, bersama-sama, tanpa lagi diganggu jarak atau keraguan.Pagi itu, matahari menerobos lembut ke jendela apartemen. Nara bangun lebih dulu, mengenakan kaos Aldo yang kebesaran, lalu berjalan pelan menuju dapur. Ia mulai membuatkan kopi — satu kebiasaan kecil yang sangat ia rindukan.Tak lama, Aldo muncul dengan rambut berantakan dan tatapan masih mengantuk. Ia menyandarkan dagunya di bahu Nara dari belakang, memeluknya dengan erat."Selamat pagi, istri tercantik," gumam Aldo, suaranya berat dan penuh kehangatan.Nara tertawa kecil, lalu menoleh. "Pagi, suami tersibuk."Mereka menikmati kopi bersama di balkon, membicarakan rencana sederhana: renovasi kecil di apartemen, mulai dari menambahkan rak buku hingga mengganti karpet ruang tamu.Bagi orang lain, mungkin itu hal-hal

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 100

    Happy ReadingLiburan ke Bali menjadi awal dari lembaran baru untuk Nara dan Aldo. Kini, dua tahun sudah berlalu sejak mereka mengikat janji suci. Waktu yang terasa cepat, penuh suka duka, tawa, dan air mata yang tak selalu mudah — tapi tetap membuat mereka bertahan dan saling memilih.Hari itu, Nara terbangun dengan matahari yang menerobos lembut lewat jendela kamar mereka di apartemen. Ia mengeliat kecil, lalu matanya menangkap sebuah kotak kecil berbalut pita emas di nakas samping tempat tidur.Dengan rasa penasaran, Nara mengambilnya.Sebuah catatan kecil tersemat di atas kotak:> "Selamat dua tahun, Nara-ku. > Terima kasih sudah bertahan denganku. > Ini baru permulaan."Tersenyum lebar, Nara membuka kotaknya. Di dalamnya, sepasang anting berlian mungil berbentuk daun — sederhana, elegan, persis seperti selera Nara.Di saat yang sama, Aldo masuk ke kamar membawa nampan berisi sarapan: roti panggang, telur mata sapi, dan kopi favorit Nara."Selamat ulang tahun pernikaha

    Last Updated : 2025-04-26

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 126

    Happy ReadingHari itu, seperti banyak hari-hari sebelumnya, terasa begitu sempurna bagi Nara dan Rehan. Matahari bersinar cerah di langit biru, sementara angin musim panas yang hangat menyapu lembut wajah mereka saat berjalan bersama di sepanjang taman kota yang asri. Langkah mereka seirama, seolah dunia di sekitar mereka tidak lebih dari latar belakang untuk kisah cinta mereka yang terus berkembang.Nara mengenakan gaun ringan berwarna biru muda, yang melambai lembut di angin. Rambutnya tergerai panjang, berkilau di bawah sinar matahari. Rehan, dengan kemeja putih yang sederhana namun elegan, tampak begitu tampan di sampingnya. Mereka tidak membutuhkan kata-kata untuk menunjukkan kebahagiaan mereka. Hanya dengan saling berpegangan tangan, mereka sudah merasa cukup untuk menikmati momen ini.Setiap kali mereka berdua menghabiskan waktu bersama, dunia terasa lebih ringan. Semua stres dan masalah yang datang dari pekerjaan dan rutinitas sehari-hari tampak jauh, seolah terbuang begitu s

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 125

    Happy ReadingHari ini, Nara memutuskan untuk mengendarai Porsche-nya sendiri. Mobil itu berkilau di bawah sinar matahari, warnanya yang merah cerah membuatnya tampak begitu mencolok di jalanan kota. Ia merasa sedikit bangga, meskipun sudah terbiasa dengan kemewahan itu. Setiap kali melaju dengan Porsche, ada rasa kepuasan tersendiri, seolah ia bisa merasakan kebebasan dalam setiap putaran roda yang membawa dirinya ke mana saja ia inginkan.Pagi itu, setelah selesai melakukan perawatan rutin di salon langganannya, Nara memutuskan untuk menyambangi kantor Rehan. Ia mengenakan celana panjang hitam yang pas di tubuhnya, dipadu dengan kaos putih sederhana yang tetap terlihat elegan. Tali tas Hermes Birkin yang terkalung di tangannya memberikan sentuhan kemewahan yang pas. Penampilannya begitu sederhana namun tetap memukau, menegaskan bahwa kemewahan tidak selalu harus mencolok. Sesampainya di gedung kantor, Nara merasa mata semua orang menatapnya. Begitu ia keluar dari mobil, beberapa ka

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 124

    Happy ReadingBeberapa tahun setelah pernikahan mereka, kehidupan Nara bersama Rehan telah berubah menjadi sesuatu yang jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dulu, Nara adalah wanita yang penuh ambisi dan berusaha keras mencapai segala yang ia inginkan. Namun, setelah menikah dengan Rehan, semuanya seolah berubah. Rehan memberikan Nara kebebasan untuk menikmati hidupnya, memberikan segala yang ia butuhkan tanpa mengharapkan apapun selain kebahagiaannya.Setiap pagi, Nara bangun di apartemen mewah yang terletak di pusat kota, dengan pemandangan yang menakjubkan dari lantai tinggi. Ia membuka jendela dan membiarkan angin pagi menyapa wajahnya. Kehidupan ini terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan, dengan segala kemewahan yang dimiliki, tanpa beban pekerjaan yang menuntut. Seolah-olah dunia berhenti hanya untuknya. Setelah sarapan ringan, Nara akan meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Ia pergi ke salon kecantikan terkenal yang selalu menunggu kedatangannya. Di sana, ia dimanjak

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 123

    Happy ReadingBeberapa bulan setelah merayakan pernikahannya yang kelima, Nara merasa ingin berbagi kebahagiaan lebih dengan orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah Kelly, sahabatnya yang telah lama menjadi bagian penting dalam hidupnya. Nara ingin memberikan sesuatu yang istimewa—liburan bersama ke sebuah tempat indah, di mana mereka bisa menikmati waktu bersama pasangan masing-masing.Saat Nara dan Rehan sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir kopi di pagi hari, Nara memandang Rehan dengan senyum penuh semangat.“Aku punya ide,” kata Nara, matanya berbinar.Rehan mengangkat alis, penasaran. “Ide apa, sayang?”“Aku ingin mengajak Kelly dan pasangan mereka berlibur bersama kita,” jawab Nara. “Aku pikir kita sudah lama tidak punya waktu berkumpul bersama mereka. Ini akan menjadi kesempatan bagus untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman terbaik kita.”Rehan tersenyum, memahami keinginan Nara. “Aku setuju. Liburan bersama teman-teman selalu menyenangkan. Jadi, kemana ki

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 122

    Happy ReadingLima tahun setelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara merayakan perjalanan mereka dengan penuh kebahagiaan. Setiap langkah yang mereka ambil bersama semakin memperkuat hubungan mereka, mengajarkan mereka untuk saling memahami, tumbuh, dan beradaptasi. Namun, Rehan ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk merayakan momen besar ini. Sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata, sesuatu yang mewakili betapa dalamnya rasa cintanya terhadap Nara.Hari itu, Nara sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir teh hangat saat Rehan datang dengan wajah yang penuh misteri. Ia tersenyum penuh arti, lalu mendekati Nara dengan membawa sebuah amplop berwarna hitam elegan.“Ada apa, Rehan?” tanya Nara dengan sedikit rasa penasaran. Wajah Rehan terlihat penuh semangat, seolah menyimpan rahasia yang sangat besar.Rehan hanya tersenyum, meletakkan amplop itu di atas meja depan dan berkata, “Ini adalah hadiah untukmu, Nara. Hadiah yang mungkin agak... luar biasa.”Nara merasa jantungnya b

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 121

    Happy ReadingSetelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara memutuskan untuk memulai perjalanan mereka sebagai pasangan dengan liburan panjang ke Eropa. Mereka ingin menjelajahi kota-kota yang telah lama mereka impikan untuk dikunjungi. Tidak hanya untuk merayakan pernikahan mereka, tetapi juga untuk meresapi makna kehidupan baru yang mereka mulai bersama.Perjalanan dimulai di Paris, kota yang penuh dengan sejarah, seni, dan romansa. Begitu pesawat mereka mendarat, udara segar Paris langsung menyambut mereka. Rehan, yang sebelumnya hanya melihat kota ini melalui foto dan cerita, kini mengalaminya langsung. Tangannya menggenggam erat tangan Nara, merasakan kedamaian yang mereka rasakan bersama.“Mau kita mulai dengan mengunjungi Menara Eiffel?” tanya Rehan dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan. Ia tahu betapa Nara selalu menginginkan untuk melihat Menara Eiffel secara langsung. Nara mengangguk dengan semangat, matanya berbinar.Sesampainya di Menara Eiffel, mereka menaiki lift yang

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 120

    Happy ReadingSetelah melalui banyak rintangan, kesulitan, dan pembelajaran, Nara dan Rehan akhirnya sampai pada titik yang sangat penting dalam hubungan mereka. Meskipun mereka telah membangun hubungan yang lebih baik, masing-masing dengan ketakutan dan keraguan yang datang dari masa lalu, mereka mulai merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melangkah lebih jauh.Suatu sore yang cerah, di sebuah kafe kecil yang mereka sering kunjungi, Nara dan Rehan duduk berdua, menikmati secangkir kopi hangat. Suasana di sekitar mereka tenang, hanya terdengar suara percakapan lembut dari meja-meja lainnya.Nara menatap Rehan, matanya penuh kehangatan, namun ada sedikit keraguan yang tersirat. "Kamu tahu, Rehan, kita sudah melalui banyak hal bersama. Banyak kebahagiaan, banyak kesedihan. Aku merasa kita sudah tumbuh bersama. Tapi aku juga merasa ada satu langkah besar yang mungkin harus kita ambil. Kita sudah begitu jauh, bukan?"Rehan memandang Nara dengan tatapan yang penuh pengertian. "Aku

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 119

    Happy ReadingSetelah perjalanan panjang dan banyaknya pelajaran hidup yang mereka jalani bersama, Nara dan Rehan semakin menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari pencapaian pribadi atau materi. Mereka mulai merasa terpanggil untuk memberikan kembali kepada masyarakat, untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Suatu pagi, Rehan mendapat undangan untuk ikut serta dalam acara bakti sosial yang diadakan oleh sebuah panti sosial di pinggiran kota. Nara, yang selama ini lebih sering terlibat dalam kegiatan sosial, mengajak Rehan untuk ikut serta. "Ini bukan hanya tentang memberi, Rehan," kata Nara dengan tulus. "Tapi tentang merasakan, tentang membuka mata kita pada kenyataan yang sering terabaikan."Rehan yang biasanya terfokus pada dunia bisnis, sedikit terkejut dengan ide tersebut. Dia tumbuh dalam kemewahan, dan meskipun memiliki banyak empati, ia tidak pernah merasakan betapa sulitnya hidup dalam keterbatasan. Namun, melihat ketulusan Nara dan semangatnya, ia akhirnya

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 118

    Happy ReadingBeberapa tahun kemudian, hidup Nara dan Rehan telah melalui banyak liku. Hubungan mereka, yang dulunya penuh dengan keraguan dan ketegangan, kini telah tumbuh menjadi sesuatu yang lebih kuat dari sebelumnya. Meskipun mereka telah melalui banyak cobaan—konflik keluarga, masalah pekerjaan, dan bahkan ketidakpastian tentang masa depan—mereka selalu menemukan jalan untuk berdamai dan melangkah maju bersama.Setiap masalah yang mereka hadapi seperti batu ujian, menguji keteguhan hati mereka, tapi juga mengajarkan mereka untuk lebih memahami satu sama lain. Dulu, Nara merasa bahwa dunia ini begitu gelap dan penuh dengan luka, tetapi kini, ia bisa merasakan cahaya yang mulai menerobos dari celah-celah kesedihannya. Bersama Rehan, ia belajar untuk memaafkan dirinya sendiri dan menerima kenyataan hidup dengan lebih lapang dada.Hari itu, setelah beberapa tahun berlalu, mereka memutuskan untuk pergi bersama ke sebuah tempat yang telah lama mereka tinggalkan—makam Aldo. Kehilangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status