Share

43 B

“Aamiin aamiin. Kami doakan agar benar-benar kejadian. Kalian serasi banget,” balas wanita itu dengan wajah ceria.

“Lisda, awas saja suaminya kena pecat,” cetus Alina. Seketika semuanya hening, hanya anak-anak saja yang masih terus mengobrol.

Aku tidak bisa menebak pikiran Alina sehingga memilih diam saja. Mau kemana juga aku segan bertanya. Hingga hampir satu jam perjalanan, kami sampai ke sebuah waterpark yang tidak begitu ramai.

“Cici dan Abang Ahmad mau mandi gak?” tanya Alina.

Dua bocah itu menganggukkan kepala.

“Ayo duluan keluar, Bang. Anak-anak udah tak sabar ini,” ujar janda anak satu itu. Aku tersenyum tipis, akhirnya berhasil juga membuatnya bersuara. Aku duluan keluar dan membantu menurunkan Cici dan Ahmad. Menggendong keduanmya di pinggang dan berjalan mencari gazebo yang kosong untuk tempat istirahat serta menaruh baju.

“Abang yang menemani mereka mandi, ya.”

Akhirnya kalau aku diam, dia bersuara lagii. Nada bicaranya juga tak ketus.

“Tapi Abang gak bawa baju, Dik.”

“Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status