Share

Bab 461

Author: Zaina Aulia
Abimana tidak bergerak. Kedua tangannya terkulai, membiarkan Dianti memeluknya. Di sisi lain, Kresna dan Kirana yang melihat pemandangan itu tak dapat menahan air mata mereka.

Andini berdiri di belakang Kalingga, menatap dingin pemandangan kakak adik yang berpelukan itu. Jika mengatakan dia tidak merasakan apa-apa, itu pasti bohong.

Dia tahu, Dianti hanya putri palsu. Dia juga tahu, Abimana adalah kakaknya. Bahkan, semua kasih sayang serta perhatian yang diberikan Keluarga Biantara kepada Dianti, adalah sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.

Karena itu, saat melihat Dianti dengan bangganya merebut semua yang dulu adalah miliknya, hati Andini mencelos. Tatapannya semakin dingin dan menusuk.

Untungnya, dia tidak peduli lagi. Sesuatu yang bisa direbut dengan mudah sejak awal sudah bukan sesuatu yang berharga. Jika memang tidak berharga, untuk apa dia menginginkannya?

Namun, di saat itu juga, Kirana tiba-tiba berbalik menghadap orang-orang, lalu perlahan berlutut.

Semua orang terkejut m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 462

    Kresna juga menyeka air matanya. "Ayah tahu, kamu nggak ingin bertemu kami. Asalkan kamu bersedia memaafkan Dian, kami sekeluarga nggak akan pernah muncul di hadapanmu lagi!""Andin, Dianti baru 3 tahun bersama Ibu. Seharusnya dia selalu berada di sisi Ibu, menerima kasih sayang dan perlindungan Ibu. Sekarang, bisakah kamu anggap ini sebagai cara untuk membantu Ibu melunasi utang? Tolong maafkan dia, ya? Ibu akan bersujud padamu."Setelah berkata demikian, Kirana benar-benar bersujud di hadapan semua orang.Malika terkejut dan segera maju untuk membantunya berdiri. "Apa yang kamu lakukan?""Dia sedang memaksa Andin." Suara dingin Kalingga tiba-tiba terdengar. Tatapannya yang tajam penuh dengan amarah. "Kalian berdua telah membesarkan Andin selama 15 tahun. Meskipun sudah putus hubungan dan Andin telah menderita selama 3 tahun terakhir, di mata orang lain, kalian tetap berjasa karena membesarkannya selama 15 tahun.""Sekarang kalian menggunakan jasa itu untuk menekan Andin agar memaafka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 463

    Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang terkejut. Kresna dan Kirana pun tak menyangka Andini akan menyetujuinya dengan begitu mudah.Kalingga merasa sakit hati. Dia memiringkan tubuhnya sedikit dan menatap Andini. Suaranya yang biasanya dingin kini membawa sedikit kelembutan saat dia berkata pelan, "Kamu nggak perlu mengalah."Dia tahu dirinya bisa berdiri di depan Andini, memaksa Dianti dan seluruh Keluarga Adipati untuk tunduk padanya.Andini tahu Kalingga melakukan ini demi kebaikannya. Perkataannya tadi benar-benar menyentuh hatinya.Namun, dia benar-benar tidak ingin ada urusan lagi dengan Keluarga Adipati. Baik atau buruk, dia sudah tidak peduli. Dia hanya ingin menjauh dari mereka, tidak bertemu lagi dalam hidup ini. Itu sudah lebih dari cukup.Andini menggeleng pelan, lalu menoleh sedikit ke arah Kalingga dan berucap dengan suara rendah, "Begini sudah cukup baik."Percakapan mereka terdengar di telinga Rangga, membuatnya merasa sangat sakit hati. Mereka berdiri menyamping, k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 464

    Setelah berkata demikian, Kresna kembali menoleh ke arah Lukman dan berkata, "Lukman, pinjamkan aku cambukmu."Keluarga Mahendra adalah keluarga jenderal turun-temurun. Di kediaman mereka, yang paling tidak kekurangan adalah cambuk kulit.Lukman mengangguk ringan dan memberi perintah. Tak lama kemudian, seseorang datang membawa cambuk kulit.Kresna menggenggam cambuk itu erat-erat, lalu membentak, "Dianti, berlutut yang benar!"Dianti tahu bahwa hari ini dia tidak akan bisa lolos dari hukuman cambuk, tetapi hukuman ini adalah sesuatu yang telah diperjuangkan oleh Kresna dan Kirana untuknya. Bagaimanapun, ini masih lebih baik daripada mati!Sambil terisak-isak, dia pun melepaskan genggamannya pada Abimana. Perlahan-lahan, dia berlutut dengan benar.Abimana menarik napas dalam-dalam dan mundur ke samping, menyembunyikan tangannya yang terluka di belakang tubuhnya.Kresna melangkah maju, mengangkat cambuk di tangannya, lalu mencambuk punggung Dianti dengan keras.Plak! Cambuk kulit kerbau

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 465

    Kereta kuda Kediaman Adipati sudah lama menunggu di luar kediaman Keluarga Maheswara.Dianti yang dikelilingi oleh para pelayan, diangkat ke dalam kereta kuda. Kejadian ini tidak menarik terlalu banyak perhatian pejalan kaki di sekitar.Kresna dan Kirana segera naik ke dalam kereta. Mereka ini segera pulang agar tabib kediaman bisa segera mengobati Dianti.Namun, Abimana masih belum keluar. Kresna yang cemas hendak masuk untuk memanggil, tetapi saat itu juga Abimana akhirnya muncul dan masuk ke kereta."Cepat, kita pulang!" perintah Kresna dengan tidak sabar, lalu kereta pun segera melaju menuju kediaman mereka.Saat ini, Kresna merasa sedikit lega. Namun, melihat tubuh Dianti yang berlumuran darah, wajah Kresna menjadi suram.Seolah-olah teringat sesuatu, Kresna menoleh ke arah Abimana dan bertanya, "Kenapa masalah sebesar ini nggak diberitahukan lebih awal? Aku dan ibumu datang tanpa sedikit pun persiapan!"Padahal beberapa hari lalu, Abimana sudah mulai mencari para pembunuh berpaka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 466

    Usai berbicara, Abimana membuka tirai kereta dan melangkah keluar. Namun, sebelum melompat turun, dia kembali berkata dengan suara dingin, "Kalau dia mati, itu karena perbuatannya sendiri. Tapi Andini, salah apa dia?"Setelah mengatakan itu, Abimana melangkah pergi dengan terburu-buru. Dia tidak sanggup berlama-lama di dalam kereta itu.Jujur, dia juga tidak ingin melihat Dianti mati. Bagaimanapun, Dianti tetap adiknya!Saat Dianti berpura-pura hendak bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke pilar, Abimana tidak menghentikannya karena mengira itu hanya akting.Namun, hari ini saat melihat sorot mata Dianti yang benar-benar memancarkan tekad untuk mati, Abimana tak bisa tinggal diam dan membiarkannya begitu saja.Adik perempuannya yang dulu begitu lembut dan baik hati, mengapa setelah menjadi bagian dari Keluarga Maheswara, menjadi sekejam ini?Abimana tidak mengerti. Namun, yang lebih tidak bisa dia pahami adalah apa kesalahan Andini?Apa salahnya hingga harus diculik dan dilecehkan ol

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 467

    Semua orang yang hadir tahu seperti apa hubungan antara Andini dan Rangga. Mereka mengerti bahwa kepergian Rangga kali ini pasti karena dia tidak sanggup melihat Andini dan Kalingga begitu mesra.Andini spontan mengerutkan keningnya. Ekspresi Kalingga pun menjadi suram. Suasana di dalam aula seketika menjadi canggung.Malika adalah orang pertama yang bereaksi. Dia mendorong Nayshila dengan lembut, memberi isyarat agar putrinya tidak membahas lagi. Kemudian, dia segera berkata, "Kurasa dia pergi karena ada urusan militer yang mendesak, nggak perlu dibahas!"Nayshila tersadar dan buru-buru mengiakan, "Benar, benar! Kak Rangga pasti sibuk dengan urusan militer, bukan karena Kak ...."Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, dia buru-buru menutup mulutnya sendiri. Dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri karena hampir mengucapkan sesuatu yang tak seharusnya.Wajah Andini dan Kalingga semakin muram.Lukman hanya bisa menatap Nayshila dengan kesal sebelum akhirnya mengalihkan perhatiannya ke

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 468

    Lalu, bagaimana dengan Kalingga? Apakah hubungan saudaranya dengan Rangga akan retak hanya karena dirinya?Lebih baik Andini mengambil kesempatan ini untuk pergi, benar-benar melepaskan diri dari semua orang di ibu kota ini.Dia sudah lama menantikan ini. Pergi ke luar ibu kota, mencari dunia baru, menemukan dirinya yang baru.Andini merasa waktunya sudah tiba. Namun, menurut Laras, tetap tinggal di sini juga bukan pilihan yang buruk.Kalingga adalah orang yang baik, begitu juga dengan Jabal. Selama dia dan nonanya tinggal di sini, mereka tidak pernah diperlakukan buruk.Namun, karena nonanya sudah mengatakan bahwa inilah saatnya untuk pergi, pasti ada alasannya.Laras pun mengangguk dengan mantap. "Hamba akan mengikuti keputusan Nona."Malam itu.Saat Kalingga kembali, langit sudah benar-benar larut. Tubuhnya sedikit bau alkohol, tetapi bukan karena dirinya yang minum. Sebagian besar aroma itu berasal dari Lukman.Hari ini, Lukman benar-benar bahagia. Dia memerintahkan pelayan untuk m

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 469

    Keesokan hari.Sejak pagi buta, Kalingga sudah menerima pesan dari istana. Kaisar ingin menemuinya. Sebenarnya, dia sudah menduga akan hal ini sejak kemarin.Pasti Rendra telah memberi tahu Kaisar tentang apa yang terjadi. Begitu mengetahuinya, Kaisar tentu akan memanggilnya.Hanya saja, Kalingga tidak menyangka panggilan itu akan datang secepat ini. Melihat waktu, mungkin sidang pagi pun belum selesai. Namun, Kaisar sudah mengutus orang ke kediaman Keluarga Maheswara.Jabal membantu Kalingga bersiap-siap. Tuannya akan masuk ke istana untuk pertama kalinya setelah 5 tahun, tentu saja harus berpakaian sebaik mungkin.Dengan demikian, semua orang bisa melihat bahwa Jenderal Kalingga yang dulu gagah berani, kini tetap berwibawa seperti sedia kala!Namun, tampaknya pikiran tuannya berada di tempat lain. Jabal mengikuti arah pandang Kalingga ke luar jendela, lalu tersenyum. "Nyonya Andini belum bangun. Masih harus ditunggu."Kurang lebih sejam lagi, Andini pasti akan keluar dari kamarnya.K

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status