Share

Bab 372

Penulis: Zaina Aulia
Andini tidak bisa menahan diri untuk tersenyum dan menggeleng. Namun, dia juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Malika.

Bagaimanapun, Malika tahu bagaimana dirinya mengejar Rangga dulu. Sekarang meskipun telah menikah dengan Kalingga, tentu saja Malika masih menyimpan kekhawatiran. Uji coba yang begitu terang-terangan ini mungkin juga bisa dianggap sebagai peringatan untuknya?

Namun, Andini sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Ada hal lain yang lebih menarik perhatiannya.

Dia menyerahkan daftar itu kembali kepada Malika, lalu berkata, "Aku nggak punya ayah dan ibu. Besok aku nggak akan kembali ke rumah orang tua, jadi nggak perlu repot-repot menyiapkan hadiah untuk kunjungan."

Malika tertegun sejenak, lalu segera tersenyum. "Gadis bodoh, kenapa bicara seperti itu? Bukankah ayah dan ibumu tinggal di Kediaman Adipati?"

Seketika, wajah Andini menjadi dingin. Namun, Malika tidak menyadarinya dan melanjutkan, "Ibu tahu, selama bertahun-tahun ini kamu dan orang tuamu punya banyak persel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
hah bagus andin biarin si dianti yg rugi sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 373

    Selesai berbicara, Andini berbalik dan hendak pergi.Namun, Dianti tiba-tiba melangkah ke depan dan menarik ujung bajunya. "Kakak!"Alis Andini langsung berkerut penuh kekesalan. Dia menarik kembali ujung bajunya dan menatap Dianti dengan penuh rasa jijik. "Kamu salah sebut lagi.”"Ka ... Kakak Ipar." Wajah Dianti tampak sedih. "Aku tahu kamu sangat menderita selama 3 tahun di penatu istana. Aku tahu kamu diperlakukan nggak adil. Aku juga tahu kamu menyimpan dendam pada Keluarga Adipati, sampai obat luka mahal yang Ayah dan Ibu siapkan pun kamu abaikan.""Meskipun mereka bukan orang tuamu yang melahirkanmu, mereka sudah membesarkanmu selama bertahun-tahun. Masa kamu nggak punya sedikit pun kasih sayang kepada mereka? Besok kita sama-sama pulang ya? Kumohon ...."Sambil berbicara, air mata Dianti mulai menetes. Namun, pikirannya justru berfokus pada Malika. Tadi saat Andini menunjukkan bekas lukanya, jelas Malika merasa kasihan. Dia tidak boleh membiarkan Andini memanfaatkan situasi ini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 374

    Mendengar kata-kata itu, ketakutan di mata Dianti semakin mendalam. Air matanya berlinang di wajahnya. Namun, kali ini dia benar-benar menangis karena ketakutan.Andini hanya menyunggingkan senyuman mengejek. "Karena kamu sendiri yang datang, aku harus berterima kasih. Kamu sudah membantuku menyelesaikan satu masalah besar."Dia sempat bingung bagaimana caranya membuat Kalingga muncul. Tidak disangka, Dianti justru membantunya.Namun, Dianti sama sekali tidak mengerti apa maksud perkataan Andini. Yang dia tahu, mata Andini tiba-tiba dipenuhi kilatan ganas. Kemudian, dia mencengkeram Dianti dan menamparnya dua kali dengan kuat.Plak! Plak! Suara tamparan yang begitu nyaring membuat Malika terkejut dan sontak berdiri. "Andin, apa yang kamu lakukan? Lepaskan dia sekarang juga!"Andini menyergah, "Aku sudah lama memutuskan hubungan dengan Keluarga Adipati, tapi kamu masih terus mengusikku! Hari ini, aku akan memberimu sedikit pelajaran agar kamu nggak berani membawa-bawa Keluarga Adipati d

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 375

    Namun, Kalingga masih tetap memasang wajah dingin. "Kalau aku nggak datang, apa kamu benar-benar akan berlutut selama tiga hari tiga malam?"Andini menggeleng dan menjawab jujur, "Aku berencana pura-pura pingsan."Sama seperti sebelumnya, ketika Dianti berpura-pura pingsan untuk menghindari hukuman.Kalingga tak kuasa menghela napas pelan, seakan-akan merasa agak tak berdaya. Dia berkata, "Ayo, Ayah dan Ibu masih menunggu di aula utama."Bagaimanapun, menantu tertua Keluarga Maheswara berani menampar menantu kedua. Ini bukan perkara kecil dan sudah pasti akan ada teguran keras.Andini mengangguk dan berdiri, tetapi malah melangkah maju, berdiri di depan kursi roda Kalingga. "Jabal nggak ada di sini, makanya aku berani mengadangmu."Sambil berbicara, dia mengeluarkan sebuah botol obat dari sakunya. "Aku tahu kamu pasti merasa aku terlalu ikut campur. Tapi, aku benar-benar mengenal seorang tabib yang sangat hebat ....""Kamu sendiri tahu perbuatanmu ini sangat kepo, 'kan?" Suara Kalingga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 376

    Di dalam hatinya, seperti ada sesuatu yang perlahan mencair. Kalingga melihat Andini meletakkan botol obat itu di atas pahanya dengan hati-hati. Mata wanita itu masih dipenuhi kekhawatiran. Dia menjulurkan dua jarinya yang ramping sambil berucap dengan tulus, "Coba sekali saja."Tatapan Kalingga perlahan mengikuti jari Andini, lalu mengamati ke bawah, hingga akhirnya melihat bekas luka yang bersilangan di pergelangan tangannya.Sebagai seseorang yang telah bertahun-tahun hidup di medan perang, bagaimana mungkin dia tidak mengenali bekas luka yang ada di sana? Itu adalah luka lama dan luka baru yang bertumpuk.Kalingga teringat kata-katanya tadi, bahwa dia hampir mati di tangan Baskoro. Kalau begitu, sebelum disiksa oleh Baskoro, apa lagi yang sudah dia alami? Selama tiga tahun di penatu istana, apa saja yang telah dia lalui?Dari kejauhan, sebuah suara mendesak mereka. "Tuan Kalingga, Nyonya Andini, Tuan Lukman dan Nyonya Malika masih menunggu di aula depan."Kalingga baru tersadar. Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 377

    Andini sudah memperkirakan bahwa Lukman dan Malika akan menghukumnya, tetapi dia malah disuruh berlutut di depan Dianti? Hal itu tidak mungkin terjadi untuk seumur hidup!Wajahnya tetap datar. Andini hanya membalas dengan suara tenang, "Aku nggak bisa.""Apa yang kamu katakan?" Lukman tampak sangat terkejut.Di keluarga ini, tak ada seorang pun yang berani menentangnya. Bahkan Kalingga dan Rangga, dua putranya sendiri, belum pernah berani membangkang.Nayshilla yang manja dan keras kepala pun akan bersikap patuh di hadapannya. Ini pertama kalinya ada yang berani menolak perintahnya secara langsung.Menghadapi kemarahan Lukman, Andini perlahan menoleh menatap Kalingga. Saat ini, Kalingga sedang duduk dengan wajah tanpa ekspresi. Matanya tertuju pada lantai di depannya, tetapi dia sadar bahwa Andini menoleh ke arahnya.Awalnya, dia tidak ingin peduli. Namun, pada akhirnya dia menghela napas dengan pasrah, lalu mengangkat pandangannya ke arah Lukman. Dia berbicara perlahan, "Baik di Kedia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 378

    Meskipun hatinya dipenuhi kekhawatiran, melihat ekspresi Rangga yang dipenuhi keengganan, sudut bibir Kalingga tetap tanpa sadar terangkat. Jarang-jarang dia bisa melihat adiknya menunjukkan ekspresi seperti ini.Andini sebenarnya juga merasa gugup. Dia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari, dia bisa memanggil Rangga dengan cara seperti itu.Bahkan, dia tahu betul bahwa dengan memanggilnya seperti itu, Rangga pasti tidak akan senang. Namun, kenapa dia harus peduli apakah Rangga senang atau tidak?Lagi pula, Andini adalah kakak iparnya. Apa yang salah kalau seorang kakak ipar memanggil adik iparnya seperti itu?Melihat ekspresi dingin di wajah Rangga semakin kuat, Dianti mulai merasa bersalah. Dia berpikir bahwa Rangga marah karena ingin membelanya, lalu akibatnya Andini yang berhasil mengambil keuntungan darinya.Dengan panik, Dianti buru-buru berkata, "Semuanya salahku. Aku seharusnya nggak mengusik Kak Andini. Kak Rangga, jangan marah lagi. Ini semua kesalahanku."Tangannya perl

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 379

    Di sisi lain, Dianti mengikuti Rangga untuk kembali ke tempat tinggal mereka. Rangga berjalan di depan dengan hawa dingin yang menyelimuti tubuhnya, sementara Dianti mengikutinya dari belakang. Dia bisa merasakan bahwa Rangga saat ini sedang marah.Namun, dia tidak tahu apakah kemarahan Rangga disebabkan oleh dirinya atau Andini. Hatinya tiba-tiba gelisah.Melihat Rangga masuk ke kamar lebih dulu, Dianti melirik pelayan di samping dan berkata, "Kamu nggak perlu ikut."Pelayan itu segera memberi hormat sebelum mundur. Setelah itu, Dianti masuk.Begitu melihat Rangga berjalan menuju kamar dalam, dia buru-buru mengikutinya. Suaranya terdengar sedikit bergetar, "Kak Rangga, hari ini semua salahku. Aku seharusnya nggak memaksa Kak Andini ikut pulang. Aku membuatmu marah hari ini, aku .... Kak Rangga, kamu mau ke mana?"Dianti belum selesai berbicara, tetapi Rangga sudah keluar dari kamar dalam sambil membawa pakaian.Menghadapi pertanyaannya, Rangga tidak menjawab. Tatapannya yang dingin te

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 380

    Terdengar teriakan kesakitan. Namun, Rangga seolah-olah tidak mendengarnya dan tetap melangkah pergi.Melihat sosok Rangga keluar dari kamar dengan cepat, air mata Dianti jatuh tanpa henti, seperti untaian mutiara yang talinya putus.Kenapa bisa seperti ini? Apa yang harus dia lakukan?....Keesokan paginya, Andini bangun lebih awal. Tanpa menunda waktu, dia langsung mengetuk pintu kamar Kalingga.Yang membukakan pintu adalah Jabal. Melihat Andini, dia merasa terkejut. "Nyonya Andini?"Andini refleks melirik ke bagian dalam kamar sebelum akhirnya bertanya, "Apakah obat semalam berguna?"Jabal segera memahaminya. "Obat semalam dari Nyonya?" Saat mengatakan itu, senyuman lebar merekah di wajahnya. Dia bahkan mengangguk berkali-kali."Berguna! Biasanya Tuan akan mengalami serangan setidaknya selama sejam, tetapi semalam Tuan hanya butuh waktu setengah jam untuk meredakannya!"Sebelumnya, Jabal sempat heran dari mana tuannya mendapatkan obat sehebat itu. Tidak disangka, ternyata itu dari A

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 578

    Sekeliling ....Sudut mata Andini tanpa sadar melirik ke sekitarnya. Dalam sekejap, dia memahami maksud Rangga.Apa yang ada di sekeliling? Yang ada hanyalah orang-orang Rangga. Rangga sedang memberitahunya, hari ini dia tidak akan bisa pergi. Semua usaha kerasnya hanya akan menyakiti diri sendiri dan orang lain.Surya bisa merasakan dengan jelas, berat tubuh yang sebelumnya bersandar erat di punggungnya kini perlahan menjauh. Tatapannya perlahan menjadi suram.Kemudian, suara Andini perlahan terdengar dari belakangnya. "Kak Arjuna adalah penyelamatku, aku yang memohon padanya untuk membawaku pergi. Jangan salahkan dia."Suaranya membawa sedikit getaran halus yang sulit dideteksi, tetapi Surya bisa mendengarnya. Saat berikutnya, kedua tangannya pun mengepal erat.Sebagai sesama pria, bagaimana mungkin Rangga tidak bisa membaca situasi Surya saat ini? Dia bisa melihat bahwa si pemburu di hadapannya ini tidak rela melepaskan Andini.Itu bukanlah hal yang aneh. Andini begitu menawan, waja

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 577

    Kali ini, Surya mempercepat lajunya. Gang Sonta adalah tempat Andini tinggal kemarin. Rangga pasti akan menyadari bahwa Andini telah menghilang begitu tiba di sana.Meskipun tadi Rangga tidak menemukan keanehan apa pun, dia pasti akan memerintahkan anak buahnya untuk menyisir seluruh kota. Karena itu, mereka harus segera pergi.Tak butuh waktu lama, mereka pun berhasil keluar dari kota. Namun, kecepatan kereta kuda tidak berkurang sedikit pun.Selama mereka bisa bertemu kembali dengan Uraga, melakukan penyamaran ulang, maka mereka bisa mengelabui Rangga!Siapa sangka, belum lama mereka meninggalkan kota, tiba-tiba terdengar teriakan terdengar dari belakang. "Berhenti!"Tatapan Surya meredup, tetapi dia sama sekali tidak berhenti. Tiba-tiba, suara angin yang tajam memecah keheningan di belakang mereka. Ada yang menyerangnya!Surya tidak menoleh. Dengan hanya mengandalkan naluri, dia memiringkan kepala. Sebuah anak panah melesat melewati telinganya.Andini membelalakkan matanya, menoleh

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 576

    Surya mengangkat tangannya dan menunjuk. "Belok kanan di persimpangan ketiga di depan, lalu gang kedua di sebelah kiri.""Terima kasih," ucap Rangga dengan dingin, lalu segera membawa anak buahnya bergegas menuju Gang Sonta.Pagi ini, dia baru menerima kabar. Kemarin, ternyata Kalingga sudah membawa Andini pergi. Wanita yang dilihatnya di Desa Teluk Horta hanyalah tipuan yang diatur oleh Kalingga! Licik sekali!Ekspresi Rangga semakin dingin, tetapi dalam hatinya justru mengalir kegembiraan yang luar biasa. Dia tahu, dia akan segera bertemu dengan Andini!Tak lama kemudian, dia tiba di Gang Sonta bersama orang-orangnya. Dia mendorong pintu sebuah rumah kecil dan melangkah masuk dengan langkah besar.Dia ingin memanggil, ingin meneriakkan nama Andini, tetapi khawatir akan mengejutkannya. Jadi, keinginan itu ditahan sekuat tenaga di dadanya.Namun, langkah kakinya semakin lama semakin cepat. Rangga melewati ruang tengah, taman, dan beberapa paviliun kosong.Hingga akhirnya, dia membuka p

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 575

    Mendengar pujian dari belakang, Darya diam-diam tersenyum puas, tapi wajahnya tetap pura-pura tenang. "Ah, biasa saja, semua ini demi saudara-saudara."Sambil berbicara, dia membuka sebuah pintu dan mempersilakan Andini masuk. "Malam ini kamu istirahat di sini dulu. Besok pagi-pagi sekali, aku akan carikan kereta pengangkut barang untuk membawa kalian keluar kota."Meski tidak ada jam malam di kota kecil ini, perjalanan malam hari terlalu mencolok dan bisa saja menarik perhatian Rangga.Andini mengangguk pelan, dia sama sekali tidak berpikir untuk bertanya akan dibawa ke mana sebenarnya.Sampai kemudian, Surya berkata, "Aku tidur di kamar sebelah." Barulah Andini menjawab, "Baik. Terima kasih, Kak Surya, Kak Darya.""Ah, nggak usah sungkan. Sudah malam, cepat tidur ya!" kata Darya sambil tersenyum."Baik, kalian juga istirahat yang cukup," ucap Andini, lalu menutup pintu perlahan.Dia menatap sekeliling. Sebuah kamar sederhana. Hanya ada satu tempat tidur, satu meja kecil, dan sebuah l

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 574

    Malam pun tiba.Andini duduk di dekat jendela sambil menatap sinar bulan di luar sana. Hatinya terasa seolah-olah tidak punya tempat untuk berlabuh. Sudah cukup lama dia tidak merasakan kegelisahan seperti ini.Meski sebagian besar kesehariannya di Desa Teluk Horta hanya dihabiskan di dalam rumah dan kadang terasa bosan, tetapi hatinya saat itu terasa tenang.Tidak seperti sekarang ....Kalingga mengatakan, bila dia langsung membawa Andini pergi dari kota kecil ini, pasti akan menimbulkan kecurigaan dari Rangga. Maka untuk sementara, dia menitipkan Andini di rumah kecil ini.Dia berjanji akan menyebarkan kabar palsu agar Rangga teralihkan dan saat waktu sudah tepat, dia akan mengutus orang untuk mengantar Andini pergi jauh. Rencana itu terdengar sempurna.Bahkan dia sudah mengatur seseorang untuk berpura-pura menjadi perempuan yang diselamatkan oleh Surya, lalu tinggal di Desa Teluk Horta, semata-mata untuk menjaga jejak Andini tetap tersembunyi.Namun entah mengapa, hati Andini tetap

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 573

    Bahagia?Kalingga tampak seperti menyadari sesuatu. Dia memandang Andini, wajahnya dipenuhi kebingungan. "Maksudmu, kebahagiaanmu itu adalah pemburu itu?"Mendengar ucapannya, mata Andini langsung membelalak terkejut. "Tentu saja bukan! Kak Arjuna cuma orang yang menyelamatkanku. Kenapa Kak Kalingga bisa berpikir begitu?"Melihat bahwa Andini benar-benar tidak berbohong, Kalingga akhirnya mengerutkan alis sedikit. "Aku kira ....""Aku hanya merasa, dibandingkan dengan ibu kota, hidup sebagai rakyat biasa seperti ini lebih cocok untukku," ucap Andini sambil menatap keluar rumah.Di sana, dia melihat Endah.Mungkin karena khawatir dirinya akan dibentak atau diusir, Endah tetap berdiri di halaman sambil membersihkan sayuran. Padahal ada tempat teduh di dekat sana, tapi dia tidak bergerak dan malah terus menoleh ke arah rumah dengan khawatir.Andini tersenyum tanpa sadar.Dia menyeka air matanya, lalu tersenyum ke arah luar rumah. "Orang-orang di sini sangat sederhana. Meski tetap ada yang

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 572

    Situasi antara Kalingga dan dirinya benar-benar berbeda. Jika Andini adalah seseorang yang telah dibuang oleh semua orang, maka Kalingga justru adalah seseorang yang dicintai oleh semua orang.Meski sempat lumpuh selama lima tahun, Rendra tetap meneteskan air mata haru saat melihatnya kembali dan tetap bersedia memberikan penghormatan untuknya. Kaisar pun segera memanggilnya masuk istana begitu mendengar kabar kesembuhannya dan menunjukkan perhatiannya.Sebagai putra sulung Keluarga Maheswara, Lukman selalu menyayanginya dan Malika pun mencurahkannya dengan penuh kasih. Nayshila menghormatinya setulus hati.Bahkan saat merancang tipu muslihatnya, Rangga tetap tidak berani menyakiti Kalingga sedikit pun. Obat yang diberikan juga adalah untuk membantunya pulih.Cinta adalah kata terindah di dunia ini. Cinta bisa menjadi baju zirah yang terkuat dan pada saat bersamaan, juga bisa menjadi kelemahan paling rapuh.Andini menunduk sambil menatap kedua tangannya yang terletak di atas meja, lalu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 571

    Namun, dari tampilan rumah ini saja, Kalingga bisa menilai bahwa pemilik gubuk ini seharusnya seorang pria."Kak Arjuna sedang pergi berburu," ucap Andini akhirnya. Dia bisa melihat sorot mata penasaran dan penilaian dalam tatapan Kalingga.Barulah Kalingga menarik kembali pandangannya dan menoleh pada Andini, lalu berkata dengan lembut, "Orang yang menyelamatkanmu, seorang pemburu?"Andini mengangguk pelan, tanpa berkata lebih jauh."Arjuna? Nama yang unik."Mendengar hal itu, Andini mengerutkan keningnya karena tidak ingin Kalingga terlalu penasaran pada Surya. Oleh karena itu, dia segera mengalihkan pembicaraan, "Kak Kalingga sudah lama mencariku ya?"Kalingga menarik napas dalam-dalam dan menundukkan pandangan, lalu tersenyum getir. "Sejak kamu jatuh ke Sungai Mentari, aku nggak pernah berhenti mencarimu."Meskipun dia menunduk, Andini tetap bisa melihat sekelebat rasa kehilangan dalam mata pria itu. Sejak dia jatuh ke Sungai Mentari hingga kini, kira-kira sudah satu bulan lebih. S

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 570

    Di ujung jalan masuk desa, Dierja sedang memimpin sekelompok orang datang ke arah mereka. Dia berjalan pincang, tetapi tetap berusaha melangkah lebih cepat. Dia sesekali menunduk dan tersenyum menyanjung pada pria di sampingnya.Pria yang berjalan di sampingnya itu memiliki postur tegap dan langkah yang penuh wibawa, disertai aura angkuh khas kaum bangsawan. Penampilannya benar-benar tidak serasi dengan suasana pedesaan yang sederhana di sekelilingnya.Andini tidak tahu apakah dia harus panik atau justru merasa lega.Pria itu ... adalah Kalingga."Itu dia! Di rumah tua itu!" seru Dierja penuh semangat. Langkahnya yang pincang jadi makin cepat saking bersemangat.Beberapa hari lalu, saat Dierja dibawa ke kantor pemerintahan, dia sempat mengira akan mendekam di penjara selama bertahun-tahun. Tak disangka, justru saat itu dia melihat para petugas membawa gambar buronan.Hanya dengan sekali lihat, dia langsung mengenalinya. Dierja pun segera memberi tahu mereka.Benar saja, pagi ini, bangs

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status