Share

Bab 136

Author: Zaina Aulia
Kirana diam-diam merasa ada sesuatu yang aneh dengan kejadian ini. Namun, Dianti mulai menangis dan berteriak, "Ini semua salahku! Aku yang menipu Ayah dan Ibu! Ibu, hukum saja aku!"

Setelah berkata begitu, Dianti langsung bersujud di hadapan Kirana. Mungkin karena Kirana sedang kacau, dia tidak segera membantu Dianti berdiri seperti yang biasanya dilakukan.

Akibatnya, Dianti tetap dalam posisi bersujud, dengan kepala membentur lantai dan tubuh gemetar karena menangis.

Melihat itu, Ratih segera berlari ke sisi Dianti dan ikut berlutut, "Nyonya, Nona melakukannya untuk melindungi hamba. Kalau Nyonya ingin marah, marah saja pada hamba! Jangan marah pada Nona!"

Ratih mulai bersujud dan meneruskan, "Ini semua salah hamba! Tolong maafkan Nona!"

Setiap kali berbicara, dia dkan membenturkan kepalanya hingga terdengar suara keras. Tidak lama kemudian, dahinya yang sudah terluka mulai mengeluarkan darah.

Melihat pemandangan ini, hati Kirana bergetar hebat. Namun, entah kenapa, dia perlahan meno
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 137

    Keesokan pagi setelah bersiap-siap, Andini duduk untuk menikmati sarapannya.Laras menghampiri untuk melayani. Senyuman cerah terus menghiasi wajahnya sejak tadi. Andini pun penasaran. "Apa yang membuatmu begitu bahagia?""Nggak ada kok!" sangkal Laras segera. Kemudian, dia melirik para pelayan yang berdiri di luar dan merendahkan suaranya. "Ratih belum makan apa-apa sejak semalam."Seperti yang sudah diduga. Andini mengangkat alisnya sedikit. "Kamu nggak kasih dia makanan?""Mana mungkin! Semua makanan enak sudah saya bawakan untuknya!" Justru karena Laras membawakan makanan yang terlalu mewah, Ratih menjadi takut untuk memakannya.Andini tersenyum dingin dan tidak memberi komentar lagi. Sebaliknya, Laras terlihat agak masam. "Apa Nona benar-benar percaya kalau Ratih adalah adik kandung Anda?"Mengenai apa yang diucapkan Dianti kemarin, Laras merasa hal itu sangat mencurigakan.Andini mengangkat bahu. "Nggak masalah, pasti ada yang menyelidikinya nanti." Kirana pasti akan mencari tahu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 138

    Tangan Andini yang diletakkan di kedua sisi tubuhnya mengepal erat tanpa sadar.Wanita yang berdiri di depannya bukan orang asing, melainkan dalang utama yang bertahun-tahun lalu mengirimnya ke penatu istana, memerintahkan para dayang untuk menindasnya selama tiga tahun penuh. Safira!Namun, sepertinya Safira tidak mengenalinya. Dengan tatapan meremehkan, Safira mengamati Andini dari atas ke bawah sebelum bertanya, "Maksudmu, aku bukan manusia?"Andini berpikir, jika Safira tidak mengenalinya, dia tidak perlu menunjukkan bahwa dia mengenali wanita itu.Sambil tersenyum ringan, Andini menjawab, "Jangan salah paham, Nona. Aku nggak bermaksud begitu. Kami pedagang, kejujuran adalah yang utama dalam bisnis."Tatapan Safira masih dipenuhi kekesalan. Dengan alis terangkat, dia bertanya lagi, "Kamu ini siapa?"Andini melangkah maju mendekati Safira, lalu mengeluarkan akta yang diberikan oleh Haira kemarin dan menyerahkannya kepada pengurus kedai. "Kemarin aku baru saja membeli kedai ini. Jadi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 139

    Tatapan Safira dipenuhi dengan kebencian yang kuat. Namun, Andini sama sekali tidak panik. Dia berlutut untuk memberikan salam, "Putri mengunjungi kedai saya secara pribadi. Saya tentu nggak berani mengungkapkan identitas Anda. Mohon dimaklumi."Secara tersirat, Andini menyatakan bahwa Safira tidak memperkenalkan identitasnya terlebih dahulu, jadi dia tidak berani langsung mengatakannya.Safira memandangnya dari atas dengan tatapan penuh penghinaan. Dia tidak mempermasalahkan Andini yang berpura-pura tidak mengenalnya, tetapi dia tidak suka dijadikan alat oleh orang lain.Dengan nada dingin, Safira berucap, "Aku pikir setelah tiga tahun di penatu istana, kamu setidaknya sudah belajar tata krama."Bukannya menunjukkan rasa takut, Andini justru bersikap tenang. Bahkan saat memberi salam pun, dia tidak menunjukkan rasa rendah diri. Sikap ini membuat Safira ingin mengirimnya kembali ke penatu istana untuk mencuci baju selama tiga tahun lagi!Andini tetap diam. Dia tahu bahwa Safira tidak m

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 140

    Dianti dan Abimana juga ikut masuk. Melihat Andini terpaku di tempat, Dianti mendekatinya dan berkata, "Semua ini disiapkan oleh Kak Abi. Suka nggak?"Andini tidak tahu harus berkata apa. Hidangan yang memenuhi meja itu memang semuanya adalah makanan favoritnya. Bahkan, ada beberapa yang langsung bisa dikenali sebagai masakan dari para koki terkenal di kedai tertentu.Abimana pasti telah mengunjungi lebih dari sepuluh kedai untuk mengumpulkan semua hidangan ini. Sama seperti yang selalu dilakukan selama 15 tahun sebelumnya, Abimana selalu rela meluangkan waktu dan tenaga untuknya.Andini berpikir, jika ini adalah masa lalu, dia pasti sudah merasa sangat terharu dan gembira. Kalau saja ... masalah tiga tahun itu tidak pernah terjadi.Melihat Andini tetap diam, Dianti seperti teringat sesuatu dan berkata, "Kak Abi juga menyiapkan hadiah untukmu!"Usai berkata, Dianti mendesak Abimana untuk segera mengeluarkan hadiahnya. Abimana tampak sedikit canggung. Dengan ragu-ragu, dia mengambil seb

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 141

    Andini tidak menggubris Dianti dan langsung berjalan ke sisi meja. Dia mengelilingi meja bundar kecil itu, menatap setiap hidangan yang dulu sangat dia sukai. Senyuman dingin terlukis di sudut bibirnya. "Jadi, ini yang kalian sebut perdamaian?"Hanya penjepit rambut usang dan meja penuh makanan, lalu mereka ingin berdamai dengannya?Dianti mendekati Andini. "Kak, kami benaran ingin berdamai denganmu ... ah!" Sebelum Dianti menyelesaikan kalimatnya, Andini tiba-tiba membalikkan meja itu. Disertai teriakan kaget Dianti, semua hidangan lezat di meja pun berserakan di lantai.Melihat makanan yang telah dipersiapkan dengan susah payah kini menjadi tidak bisa dimakan, Abimana akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Dia berteriak dengan marah, "Andini! Jangan seenaknya seperti ini!"Melihat Abimana marah, Laras langsung berdiri di depan Andini untuk melindunginya. "Tuan, ini Paviliun Ayana!"Tempat ini adalah wilayah Andini. Bagaimanapun, Abimana tidak boleh bertindak semena-mena di sini!Namu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 142

    Andini mengira dia salah dengar. "Apa yang kamu bilang?"Demi dirinya? Mereka jelas-jelas mengirimnya menuju kematian, 'kan?Abimana membawa kendi arak itu dan mendekati Andini. "Tentang Pangeran Baskoro, aku tahu kamu menyimpan dendam pada Keluarga Adipati. Tapi, kalaupun aku memberitahumu sejak awal, apa kamu akan memilih untuk membatalkan pernikahan?""Kamu sangat ingin memanfaatkan hubungan dengan bangsawan untuk membalas dendam pada Keluarga Adipati. Apa kamu tega melepaskan penopang seperti Pangeran Baskoro?"Sambil berbicara, Abimana sudah berdiri di depan Andini. Dia lebih tinggi satu kepala dari Andini. Bahkan saat dia menunduk, Andini tetap harus mendongak untuk melihatnya.Andini menatap mata Abimana yang dipenuhi kemarahan, sementara amarahnya sendiri semakin memuncak. "Tuan sudah salah paham. Bukan aku yang ingin menikah dengan Pangeran Baskoro, tapi Nyonya Kirana yang menjodohkanku dengannya. Kalau kamu keberatan, lebih baik sampaikan saja kepadanya."Sebelum Andini sempa

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 143

    Ketika Andini sadar kembali, dia mendapati dirinya berbaring di atas ranjang yang asing. Udara di sekitar dipenuhi aroma kayu gaharu yang samar. Dia langsung menyadari bahwa ini adalah kamar seorang pria!Namun, sebelum dia bisa bereaksi lebih jauh, suara dingin terdengar di telinganya. "Kalau sudah sadar, cepat pergi!"Andini terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Di ujung ranjang, duduk seorang pria dengan fitur wajah yang tegas, mirip dengan Rangga. Auranya memancarkan aura seorang jenderal yang gagah, tetapi tubuhnya tampak kurus kering dan kulitnya juga pucat.Andini segera mengenalinya dalam sekali pandang. "Kak Lingga?"Dia sungguh terkejut dan mencoba bangkit dari ranjang. Namun, tubuhnya sangat lemah sehingga dia terjatuh dengan keras ke lantai. Rasa sakit itu membuatnya sedikit lebih sadar.Di atas ranjang, Kalingga tetap memandang dengan dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Andini merasa panik. "Maaf, Kak. Aku ... Aku nggak tahu kenapa aku bisa ada di sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 144

    Abimana yang mengantarkan Andini ke ranjang Kalingga, di hadapan Kalingga.Meskipun saat itu Kalingga tidak mengatakan sepatah kata pun, penghinaan di tatapannya terlihat begitu jelas.Tidak heran, karena di dunia ini tidak ada kakak laki-laki yang menyerahkan adik perempuannya ke pelukan pria lain. Abimana berpikir, mungkin di seluruh dunia, hanya dia yang seperti ini.Di sampingnya, Rangga melirik Abimana sejenak, lalu berkata dengan nada dingin seperti biasanya, "Kalau kamu menyesal, masih ada waktu."Abimana langsung memelototi Rangga. "Waktu apanya? Pelayannya kakakmu pasti sudah melihat mereka sekarang!"Saat mengatakan itu, tiba-tiba dia merasa ada yang tidak beres. Dia mengerutkan keningnya dan melanjutkan, "Lagi pula, apa yang perlu kusesali? Aku sedang menyelamatkan nyawanya!"Rangga tersenyum tipis. "Dia akan mengerti."Mendengar itu, Abimana tidak menjawab. Yang terbayang di pikirannya hanya wajah Andini yang berjuang mati-matian serta matanya yang dipenuhi kebencian.Apaka

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 344

    "Aku dengar Nona Andini bahkan sempat menjelek-jelekkan Keluarga Adipati di gerbang kota. Jangan-jangan semua itu dilakukan agar Tuan Abimana merasa bersalah dan nggak berani menghalangi pernikahannya dengan Jenderal Rangga?"Abimana tak lagi mendengar kelanjutan percakapan itu. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dengan langkah lebar, dia keluar dari Kediaman Adipati.Semuanya masuk akal sekarang. Pantas saja, Andini tiba-tiba ingin meninggalkan ibu kota. Dua perempuan seperti dia dan Laras melakukan perjalanan jauh sendirian. Mereka tidak takut?Ternyata semua ini hanyalah sandiwara!Begitu Abimana pergi, para pelayan yang tadi bergosip langsung mengintip dari balik pintu. Saat melihat bahwa dia sudah pergi cukup jauh, mereka segera kembali ke kamar Dianti. "Nona, Tuan Abimana sudah pergi."Dianti yang tengah menyeka air matanya pun bertanya, "Apa Kakak mendengar semuanya?""Nona tenang saja, Tuan Abimana mendengar semuanya. Kami melihat betapa marahnya beliau. Pasti sekarang dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 343

    Rangga akhirnya melepaskan cengkeramannya pada Kalingga, tetapi amarah di hatinya tetap membara. Bahkan, suaranya dipenuhi kekecewaan. "Kupikir kamu akan memahamiku."Dia tahu, permohonannya kepada Kaisar untuk menikahi Andini sebagai istri bukanlah hal yang mudah dipahami oleh orang lain. Itu sebabnya, meskipun Kaisar akhirnya mengabulkan permintaannya, titah itu tetap dibuat kurang jelas.Hanya dengan satu kalimat dari Kalingga, ayah dan ibu langsung menyerahkan pernikahan ini kepadanya. Padahal, Kalingga tahu betul apa saja yang telah dirinya lakukan demi Andini.Seluruh dunia boleh mengkhianatinya, tetapi tidak dengan Kalingga. Bagaimanapun, Rangga adalah adik kandungnya.Melihat kekecewaan yang jelas tergambar di mata Rangga, tatapan Kalingga menjadi suram. Nada suaranya dipenuhi dengan ketidakberdayaan. "Kalau begitu, anggap saja hari itu dia nggak pernah keluar dari halaman rumahku."Anggap saja rencana yang disusun Rangga dan Abimana telah berhasil. Anggap saja Andini sudah keh

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 342

    Tiga tahun, persis dengan waktu yang dia habiskan di penatu istana. Tiga tahun di sana telah membuatnya membayar lunas budi Keluarga Adipati yang telah membesarkannya selama 15 tahun.Maka, pernikahan tiga tahun dengan Kalingga ini juga akan menjadi caranya untuk membalas semua bantuan yang telah diberikan Kalingga kepadanya. Dia akan merawat Kalingga dengan sepenuh hati.Namun, tiga tahun kemudian, dia harus pergi. Dia harus menyambut hidup barunya. Jika tidak, dia tidak akan sanggup bertahan.Mendengar itu, Kalingga hanya tersenyum tipis dan dingin seperti biasa. Tanpa banyak bicara, dia meletakkan surat yang Andini kirimkan kemarin di atas meja.Andini tidak mengerti maksudnya, tetapi melihat Kalingga memberi isyarat dengan matanya, dia pun mengulurkan tangan dan mengambil surat itu.Tanpa disangka, sebuah mata panah yang telah berkarat tiba-tiba jatuh dari dalam amplop, menimpa meja dengan suara berat.Andini terkejut. Kemudian, terdengar suara Kalingga yang tidak sedingin biasanya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 341

    Tuan Kalingga?Laras terkejut, buru-buru membawa pelayan itu masuk.Saat ini, di sisi Kalingga hanya ada seorang pelayan yang selalu mengikutinya. Itu adalah orang kepercayaannya.Andini sempat bertemu dengan pelayan ini pagi tadi saat pergi menemui Kalingga. Melihatnya datang berkunjung malam ini, Andini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia langsung bertanya, "Apa ada masalah dengan surat dari Byakta?"Pelayan itu memberi hormat, lalu pandangannya jatuh ke atas meja, tepat pada titah Kaisar yang diletakkan secara asal-asalan. "Tuan dengar Kaisar telah memberikan titah. Beliau secara khusus mengutus hamba untuk mengingatkan Nona. Hal ini bukan hal sepele, jadi jangan ceroboh. Harus hati-hati."Kata terakhir diucapkannya dengan sangat perlahan. Andini sedikit bingung, tetapi Laras langsung menangkap maksudnya dan segera bergerak untuk mengambil titah tersebut."Ya, ya! Kami akan memperlakukannya dengan hati-hati. Aku akan segera menyimpannya di tempat yang layak!" Dari tadi, dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 340

    Melihat Andini sama sekali tidak peduli dengan konsekuensi menentang titah Kaisar, sorot mata Rangga sontak menjadi dingin. Kemudian, tatapannya tertuju pada sosok di belakang Andini, sosok yang menunduk, berusaha tidak bersuara agar tidak menarik perhatian.Rangga lantas menyunggingkan senyuman tipis. "Tentu saja kamu bisa menentang titah ini. Tapi, aku khawatir pelayanmu juga harus menanggung hukuman bersamamu."Laras memiliki keluarga. Jika masalah ini berlanjut, entah berapa banyak orang tak bersalah yang akan ikut terseret.Ekspresi Andini seketika membeku. Dia pun menatap Rangga lekat-lekat, melihat jelas secercah kebanggaan yang tersembunyi di balik mata hitam pekatnya. Hatinya mencelos, kedua tangannya terkepal erat.Suara Rangga yang dingin kembali terdengar. "Terimalah titah ini." Kali ini, entah kenapa nada suaranya terdengar lebih lembut dibanding sebelumnya.Bukankah sejak kecil Andini selalu ingin menikah dengannya? Bukankah dalam mimpi pun dia berharap menjadi Nyonya Kel

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 339

    Andini menggenggam tali kekang kudanya erat-erat, hingga suara lirih Laras menyadarkannya. "Nona, cepat turun dari kuda."Melihat dekret kekaisaran, tetapi tidak berlutut adalah sebuah pelanggaran besar. Hukumannya adalah hukuman mati!Andini pun perlahan turun dari kuda, menatap mata Rangga yang dalam dan dingin. Meskipun hatinya penuh dengan ketidakpuasan, saat ini dia tetap harus berlutut."Dengan restu langit, Kaisar menurunkan titah. Keluarga Maheswara memiliki putra yang gagah berani, berjasa besar dalam perang. Sementara putri asuh Keluarga Biantara, wanita yang berbakti dan berbudi luhur, memiliki kecerdasan serta kebajikan yang luar biasa.""Keduanya ditakdirkan untuk bersama. Maka dengan ini, titah pernikahan diturunkan. Pernikahan akan dilangsungkan di hari yang baik, dengan restu Kaisar!"Begitu titah itu diumumkan, semua orang terperangah. Mata mereka membelalak lebar.Andini menatap Rangga dengan tidak percaya. Dia sudah menduga bahwa titah ini adalah cara Rangga untuk me

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 338

    "Cih! Aku belum pernah melihat keluarga yang begitu nggak tahu malu!"Rakyat pun mulai mengutuk tanpa henti, hampir mengerumuni Dianti dan Abimana di tengah jalan untuk menghakimi mereka.Sementara itu, Laras yang menyaksikan semua ini merasa sangat puas. Dia mengangkat dagunya sedikit dengan bangga.Hal ini tentu berbeda dengan Kresna yang duduk di dalam kedai teh. Hatinya terasa begitu kacau.Di satu sisi, dia merasa kasihan kepada Dianti dan Abimana, hingga ingin mengutus orang untuk menarik mereka keluar dari kerumunan.Di sisi lain, dia merasa Andini telah benar-benar memutuskan hubungan dengan mereka. Hal ini membuat hatinya terasa pedih.Saat ini, Andini tiba-tiba berkata, "Saudara sekalian, sebelum nenekku meninggal, beliau telah mengambil keputusan dan memerintahkanku serta Tuan Kresna untuk putus hubungan. Aku juga sudah lama meninggalkan rumah mereka.""Aku nggak tahu kenapa mereka berdua mengadang jalanku hari ini, tapi aku pergi agar nggak ada lagi ikatan apa pun dengan Ke

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 337

    Begitu ucapan itu dilontarkan, jangankan Dianti dan Abimana, bahkan Kresna yang berada di dalam kedai teh pun terkejut hingga mundur tiga langkah.Andini benar-benar mengatakannya! Peristiwa tiga tahun lalu yang mereka sembunyikan dengan sangat baik, diungkapkan oleh Andini begitu saja!Kalau hal ini sampai terdengar oleh pihak istana, sampai ke telinga Kaisar, posisi keluarga mereka dalam bahaya! Andini benar-benar ingin menjatuhkan keluarga ini ke jurang kehancuran!Rakyat sekitar juga terkejut bukan main. Yang mereka tahu, tiga tahun lalu, anak angkat Keluarga Adipati melakukan kesalahan sampai dikirim ke penatu istana. Namun, mereka tidak pernah tahu kebenaran di baliknya! Tak disangka, ternyata dia dijebak!Melihat rakyat mulai menuding Keluarga Adipati, Abimana panik. "Andini! Jangan sembarangan memfitnah orang!""Memfitnah?" Andini menatap Abimana dengan dingin. "Maksudmu, aku sedang berbohong dan mencemarkan nama baik Keluarga Adipati? Kalau begitu, bisakah kamu menjelaskan kej

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 336

    Wajah Dianti tiba-tiba menjadi pucat pasi.Tiba-tiba, seseorang di kerumunan yang cukup berani bertanya, "Ini serius?""Tentu saja!" Andini mengangkat sedikit alisnya. Sepasang matanya terus menatap Dianti sejak tadi.Laras langsung merasa puas dan berkata, "Apa yang perlu dibohongi? Satu pohon bunga plum langka di Paviliun Persik saja bernilai 300 tahil, belum lagi mutiara malam yang dulu dibawakan oleh Tuan Abimana untuk Nona Andini!""Kalau Nona Dianti benar-benar bisa mengembalikan semuanya kepada nonaku, 10 tahil per orang hanyalah jumlah kecil."Ucapan itu membuat hati rakyat goyah. Sepuluh tahil! Itu jumlah yang bahkan dalam dua atau tiga tahun pun mereka belum tentu bisa kumpulkan!Andini kembali berkata, "Bukan hanya itu, masih ada juga pertunangan dengan Keluarga Maheswara. Kalau aku menjadi Nyonya Keluarga Maheswara, aku pasti akan berterima kasih kepada Nona Dianti."Mendengar bahwa Andini bahkan ingin merebut pertunangan itu, Kresna yang berada di dalam kedai teh mulai tid

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status