Share

Bab 122

Penulis: Zaina Aulia
Namun, Abimana langsung mengibaskan tangannya. "Aku nggak peduli! Aku nggak akan biarkan dia ikut Pangeran Baskoro ke Kota Gatra!"

Begitu tiba di Kota Gatra, bukankah Baskoro akan semakin tidak terkendalikan? Dia takut pada saat itu, jika Andini benar-benar dipukuli sampai mati, dia baru akan mendengar kabar itu tiga atau lima bulan kemudian!

Mengingat saat Andini kembali dengan tubuh penuh luka hari itu, hati Abimana terasa sangat perih. Namun, memikirkan sikap keras kepala Andini yang bersikeras ingin menikah dengan Baskoro, dia merasa sangat marah!

Abimana langsung menenggak habis araknya untuk mencoba meredam amarah di hatinya. Namun, suara Rangga terdengar di telinganya, "Kalau dia nggak menikah sama Pangeran Baskoro, lalu mau nikah sama siapa?"

Abimana melotot padanya, "Dia nikah sama siapa itu bukan urusanmu! Menikah sama siapa saja lebih baik daripada menikah sama Pangeran Baskoro! Bahkan kalau jadi selir sekalipun, itu masih lebih baik daripada dipukuli sampai mati!"

Gerakan t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 123

    Dengan tatapan yang tenang, gerakan tangan Rangga yang memegang cawan itu terhenti seketika. Namun, suaranya terdengar sangat kejam. "Itu kejahatan besar yang bisa buat semua keluargaku dihukum mati. Abi, jangan bercanda soal itu."Mendengar itu, Abimana mulai merasa ragu dan menatap Rangga dengan penuh curiga. Dugaannya tadi memang terlalu ekstrem.Jika Rangga benar-benar berencana membunuh Baskoro, itu berarti dia mempertaruhkan seluruh Keluarga Maheswara. Namun, demi Andini, apakah itu sepadan?Abimana jelas merasa itu tidak sepadan. Dia juga tidak percaya Rangga akan mengambil risiko sebesar itu. Namun, ekspresi Rangga yang terlihat begitu tenang dan sulit diterka membuat Abimana mulai berpikir macam-macam.Abimana juga tahu bahwa dia tidak akan pernah bisa menebak isi pikiran Rangga jika Rangga tidak menjelaskannya secara langsung.Oleh karena itu, dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu. Dengan dahi yang sedikit berkerut, dia berkata, "Rencana ini memang bagus, tapi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 124

    Rangga menatap Abimana dengan tatapan tajam. Abimana tiba-tiba menyadari maksud tersembunyinya. Tidak semua hal harus benar-benar terjadi untuk dianggap nyata. Selama orang lain percaya bahwa itu benar, maka tujuannya sudah tercapai.Abimana merasa bulu kuduknya merinding, lalu menghela napas panjang sambil menatap Rangga dengan sedikit kesal. "Setelah beberapa tahun di medan perang, kamu ternyata semakin licik!"Rangga hanya menganggapnya sebagai pujian, sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman dingin. Namun, Abimana menghela napas panjang. "Tapi kalau ini benar-benar terjadi, Andini mungkin akan membenciku seumur hidupnya."Sampai sekarang saja, Andini tidak mau memanggilnya Kakak. Kalau nanti benar-benar harus menikah dengan Kalingga, mungkin Andini akan memandangnya sebagai musuh selama sisa hidupnya.Rangga menunduk sedikit, lalu tersenyum tipis. "Cepat atau lambat, dia akan tahu bahwa semua ini demi kebaikannya."Mendengar ucapannya, Abimana hanya mendengus dingin. "Gadis itu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 125

    Namun, tentu saja Ratih tidak akan semudah itu dibawa oleh Laras. Dianti begitu protektif terhadap Ratih, ditambah lagi dia tahu jelas apa yang akan dilakukan Andini jika Ratih dibawa ke Paviliun Anaya. Jadi, mana mungkin dia akan membiarkan Ratih pergi semudah itu?Saat Andini keluar dari halaman Ainun dan melihat wajah muram Laras, dia bisa menebak apa yang telah terjadi."Nona …." Baru saja hendak mengadu, Laras telah dihentikan oleh Andini. "Ayo, kita ke Paviliun Persik."Sambil berbicara, mereka bergegas ke arah Paviliun Persik.Laras segera mengikuti dari belakang. "Nona benar-benar ingin pergi ke Paviliun Persik? Kalau Tuan dan Nyonya tahu ....""Biarkan mereka tahu." Andini mengangkat dagunya sedikit dengan senyuman tipis di sudut bibirnya. "Bahkan lebih baik lagi kalau Abimana juga tahu."Mendengar hal itu, Laras tampak bingung. Dia tidak mengerti maksud Andini, tetapi tetap memberi isyarat kepada beberapa pelayan lain untuk menyampaikan kabar bahwa Andini pergi ke Paviliun Pe

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 126

    "Nyonya, Nona Dianti tiba-tiba demam. Aku takut kamu tertular, lebih baik jangan dekat-dekat."Jika terlalu dekat, segalanya lebih mudah terbongkar.Mendengar itu, Kirana langsung menghentikan langkahnya dan memandang dari kejauhan. "Gimana bisa tiba-tiba sakit seperti itu?"Ratih tidak menjawab, sementara Dianti yang berbaring di tempat tidur masih pura-pura tidur tanpa berkata apa-apa.Hanya Andini yang menenangkan dengan lembut, "Jangan khawatir, Nyonya. Tabib kediaman akan segera datang."Mendengar bahwa tabib akan datang, Ratih langsung terlihat tegang, tetapi dia tetap menunduk tanpa berkata apa-apa.Sementara itu, Abimana mengalihkan perhatiannya kepada Andini. "Kenapa kamu kelihatan peduli sekali?" Ini sangat tidak biasa.Andini tersenyum. "Aku bukan datang untuk memberi perhatian, tapi untuk menepati janji yang dibuat di aula leluhur. Dianti sendiri yang bilang aku bisa membawa Ratih kapan pun kalau aku ingin menghukumnya. Itu sebabnya, aku kemari."Mendengar itu, wajah Abiman

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 127

    Begitu mendengarnya, Dianti hanya bisa tertegun di tempat. Dia menatap Andini dengan kaget, panik, gelisah, dan ... takut?Andini tidak mengerti. Dia hanya menanyakan identitas seorang pelayan, kenapa Dianti sampai menunjukkan ekspresi ketakutan? Bahkan, dia lupa menangis dan hanya diam tertegun tanpa berkata apa pun.Di sisi lain, Abimana tidak tahan lagi. Dia maju, lalu mendorong Andini dan membungkuk untuk membantu Dianti berdiri. "Ratih tumbuh bersama Dian. Mereka seperti saudara. Kamu pikir semua orang sekejam dirimu?"Kirana ikut berkata, "Andin, Ibu tahu kamu pasti khawatir ada orang jahat di sekitar adikmu. Tapi, tenang saja. Saat Dian dibawa kemari, kami sudah menyelidiki semua. Ratih adalah putri tetangga dari orang tua kandungmu, jadi hubungannya dengan Dianti memang sangat dekat."Kirana sengaja menyebutkan orang tua kandung Andini, entah untuk menjelaskan bahwa identitas Ratih bersih atau untuk mempermalukan Andini.Namun, itu tidak penting bagi Andini. Dia tidak peduli pa

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 128

    Baru saja melewati jembatan batu, Laras langsung menendang bagian belakang lutut Ratih dengan satu kaki dan membentak, "Berlutut!"Seorang pelayan yang sigap segera membawakan kursi untuk Andini. Andini duduk di kursi itu, lalu Laras menyodorkan secangkir teh panas. Andini menerimanya dan memegang penutup cangkir dengan ringan, menyisihkan daun teh yang mengapung di atas permukaan air dengan santai.Bunyi jernih dari penutup cangkir yang menyentuh tepi cangkir terdengar begitu tajam, seolah-olah menjadi pisau yang menusuk hati Ratih berulang kali.Ratih yang sedang berlutut di sana mulai gemetaran, tidak lagi terlihat keberanian atau ketegasan seperti saat dia memfitnah Andini tiga tahun lalu.Setelah menyeruput teh, Andini tersenyum tipis. "Apa kamu pernah membayangkan suatu hari kamu akan jatuh ke tanganku?"Pertanyaan itu seolah-olah menyentuh tombol tersembunyi di dalam diri Ratih. Dia langsung merangkak maju dengan berlutut, memegang pergelangan kaki Andini, dan memohon ampun."Ma

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 129

    Keesokan hari, Andini menemani Kirana ke istana. Haira sudah menunggu sejak pagi.Begitu melihat Andini, Haira segera menyambutnya dengan mata berkaca-kaca. "Andin, akhirnya kamu datang! Aku kira kamu nggak ingin bertemu denganku lagi!""Itu nggak mungkin terjadi," jawab Andini dengan lembut, seolah-olah tidak ada masalah yang terjadi.Haira tampak sangat gembira, bahkan melirik Kirana dengan penuh rasa syukur. Kirana pun berkata, "Sudah saya bilang, Andin nggak pernah menyimpan dendam atas kejadian itu. Anda tetap saja khawatir."Mendengar ini, Haira mengangguk berkali-kali. "Benar, aku memang nggak nyangka Andin sebaik ini. Eh, ayo kita masuk dulu!"Haira menggandeng Andini masuk ke ruangan. Namun, begitu melangkah masuk, Andini langsung berhenti. Ini karena ada seseorang yang sedang berlutut di dalam. Dari siluetnya saja, Andini sudah tahu itu adalah Baskoro.Melihat ekspresi Andini berubah, Haira segera menenangkannya, "Anak ini benar-benar kurang ajar. Hari ini, aku akan menghukum

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 130

    Tatapan Baskoro sebelumnya jelas menunjukkan bahwa dia ingin sekali menghajar Andini hingga babak belur, sekarat, dan tak berdaya!Melihat Andini diam saja, Haira kembali kebingungan. Setelah berpikir sejenak, dia memberi isyarat kepada kepala dayangnya.Kepala dayang itu mengangguk paham, segera memimpin para dayang dan kasim keluar. Kini, di dalam ruangan hanya tersisa Haira, Kirana, dan Andini.Kirana bertanya dengan penasaran, "Selir Agung, apa yang Anda lakukan ...."Sebelum dia selesai berbicara, Haira menepuk lembut tangan Andini dan berkata pelan, "Tunggu sebentar."Setelah itu, Haira bangkit dan masuk ke ruang dalam. Tidak lama kemudian, dia kembali dengan membawa selembar akta tanah."Ini adalah properti yang kubeli di luar istana, sebuah kedai baju. Simpan baik-baik," ucap Haira sambil menyerahkan akta itu kepada Andini.Andini tampak terkejut. Sebenarnya, tujuan utamanya hari ini adalah untuk berurusan dengan Baskoro, bukan untuk menerima apa pun dari Haira.Kirana juga san

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 549

    Kata "orang kasar" benar-benar mewujud saat ini. Andini sempat terpaku menatap mereka.Surya membelakangi Andini, tentu saja tidak menyadarinya. Namun, pria yang duduk di depannya melihat tatapan Andini, lalu melirik ke arah Surya dan mengangkat dagunya sedikit.Surya pun menoleh. Ketika melihat Andini sedang tersenyum sendiri ke arah mereka, Surya seperti baru menyadari sesuatu. Dia mendorong pria di sampingnya. "Tenang sedikit."Baru saat itu, rombongan pria itu menyadari bahwa masih ada seorang perempuan di sini. Mereka buru-buru minta maaf."Maaf ya, Nona. Kami ini orang-orang kasar, mulut kami kadang suka seenaknya!""Iya, Nona. Kalau tadi ada kata-kata yang nggak enak didengar, anggap saja kami cuma kentut!""Kamu yang kentutnya paling bau, hahahaha!""Sialan kamu!"Suasana kembali ceria, penuh tawa dan canda. Andini memandangi para pria itu. Meskipun kasar dan berisik, kehangatan dan keharmonisan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Andini pun tersenyum lem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 548

    Surya pertama kali turun ke medan perang saat usianya baru enam belas tahun.Sebagai seorang pangeran, ibunya tidak memiliki latar belakang yang kuat. Dia tahu dalam perebutan takhta, dirinya tak mungkin bisa menyaingi para kakaknya. Jika terus tinggal di ibu kota, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi mangsa di tangan orang lain.Karena itu, dia mengajukan diri untuk menjadi prajurit garis depan di bawah komando jenderal besar saat itu.Tahun itu, suku Tru sering mengganggu perbatasan. Rakyat Negara Darsa sangat menderita karena kekacauan itu.Dia memacu kuda di barisan paling depan, menyerbu ke medan perang. Pedang besarnya berayun liar. Saat bilah tajam itu menebas tubuh musuh, dia bahkan bisa mendengar jelas suara tulang yang terbelah.Darah hangat memercik ke wajahnya, dunia seolah-olah berubah merah seketika. Dia mendengar detak jantungnya sendiri begitu keras, tetapi tak bisa membedakan apakah itu karena takut atau justru karena gairah.Di medan perang yang kejam, di mana hi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 547

    Sambil bicara, Surya menoleh ke arah para pria kekar di belakang Anom, lalu berkata, "Kalian lakukan sendiri. Di sana ada kapak dan parang."Setelah itu, dia pun berbalik dan berjalan ke samping. Beberapa pria itu langsung maju dan menangkap Anom.Anom ketakutan setengah mati, berteriak dan menangis sambil terus memohon ampun. Namun, kekuatan para pria itu terlalu besar. Tangan Anom ditarik dan ditekan ke tanah.Kapak pun diangkat tinggi-tinggi, memantulkan kilatan dingin cahaya, lalu dihantamkan dengan keras."Argh!" Anom menjerit. Bagian selangkangannya langsung terasa hangat, seluruh tubuhnya jatuh lemas ke tanah. Namun ... ternyata tangannya masih utuh.Salah satu pria berkata dengan dingin, "Kalau masih berani ulangi lagi, kami nggak akan biarkan begitu mudah!"Pria lain mengeluarkan kantong uang dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Surya. "Ini, Kak.""Terima kasih. Kalian makan saja dulu sebelum pergi," ucap Surya."Siap! Nanti teman kita akan bawa daging dan arak ke sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 546

    Endah masih terus menangis. Surya tidak tahu harus bagaimana menenangkannya. Meskipun sosoknya besar dan kekar, dia justru tampak kewalahan saat berdiri di samping Endah.Akhirnya, Andini yang menenangkan Endah untuk beberapa saat. Suasana hati Endah pun membaik. Melihat waktu sudah tidak pagi lagi dan dia masih harus turun ke ladang, Endah pun tidak berlama-lama di situ.Setelah mengantar Endah pergi, Surya menuju ke sisi barat halaman dan mulai sibuk bekerja. Dia berencana membangun atap untuk berteduh. Soalnya kalau hujan turun, dia tidak punya tempat untuk tidur.Melihat Surya sesibuk seperti itu, Andini akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Kak Arjuna, kamu benar-benar percaya kalau Anom ambil uang itu buat bayar utang?"Uang itu bukan hasil kerja Andini, jadi dia merasa tidak berhak ikut campur. Namun, dia juga tidak tega melihat penyelamatnya ditipu.Tangan Surya tak berhenti bekerja, suaranya terdengar dalam dan tenang. "Dia pergi judi."Mendengar itu, Andini terkejut. "Kalau beg

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status