Kita Ledakkan Tempat Ini Bugh! Klek!Han menghantam leher penjaga itu dengan kayu balok sepanjang lima puluh centi meter.AaakkPria itu langsung jatuh tak sadarkan diri. Benar kata Markus kalau mereka tidak terlalu kuat.Markus merangkul leher penjaga satu lagi.Aaaa aaaaPria itu mengeluarkan suara tertahan karena Markus semakin mengeratkan rangkulan tangannya, hingga beberapa saat pria itu tak berdaya dan Markus membiarkannya jatuh ke bawah.Mereka berjalan dengan hati-hati seraya melirik sekitar memastikan tidak ada yang melihat mereka.Camp itu berjejer jadi mereka berpindah dari balik dinding satu ke dinding lainnya. Markus memimpin jalan hingga langkah mereka terhenti saat hendak melewati satu rumah yang pintunya terbuka dan terdengar suara dari dalam.Markus mengkode dengan mata bahwa Keenan di dalam rumah tersebut.Mereka mengendap di luar mencuri dengar apa yang terjadi di dalam sebelum mengambil tindakan."Lepaskan!"Suara Patricia terdengar dari tablet yang
Harry Dan Patricia Di periksa Patricia memberikan bajunya pada Jane. Kimmy dan Tobias pun masih berada di rumah itu. Mereka berbicara mengenai hari berat yang baru saja mereka lalui."Kimmy dan Tobi, aku harap kalian menjaga kerahasiaan ini. Aku menghubungi kalian karena Sarra percaya pada kalian." Harry memperingatkan keduanya. Demi keamanan mereka juga Jane pastinya."Anda tidak perlu khawatir, Tuan, mendengar cerita tadi sudah membuat kami senang. Jujur selama ini kami mencari keberadaan Keenan karena dia yang telah membunuh Paman Rodriguz, tapi kami tidak menemukan tempatnya sampai Tuan menghubungi kami tadj." Tobias menceritakan apa yang mereka lalui sejak kehilangan pemimpin mereka.Keenan memang bersikap baik selama ini dan Rodriguz menyayanginya dengan tulus, tidak menyangka bahwa ia memiliki keturunan di dunia ini terlepas dari Paula yang tidak mencintainya."Kakak, ada yang ingin kukatakan," ucap Patricia seraya menatap Han dan kakaknya bergantian.Patricia melirik
Jangan Lama-Lama Tinggal Di Sini Han, Markus juga Harry telah tiba Di Minnesota, mereka langsung menuju rumah Han. Sedangkan Jane ikut bersama Tobias dan Kimmy. Karena ia pandai bertarung dia memilih untuk menjadi bodyguard sewaan.Kepulangan ini sengaja dirahasiakan dari Sarra. Lerina ingin memberinya kejutan. Dia tahu seperti apa perasaan adik iparnya itu meski telah mengetahui kalau Paula lah yang sudah mencelakaannya dengan sengaja, perasaan Sarra tidak pernah berubah pada Harry.Mereka tiba setelah malam. Han meminta Markus menginap, tetapi pria botak itu menolak."Aku harus memantau club-club milikku," ucapnya."Baiklah." Han akhirnya mengalah, "Jinli, antar Markus ke tempatnya!" perintahnya pada sang supir."Baik, Tuan!" jawab Jinli patuh. Dia mengajak istrinya agar tidak pulang sendirian."Sayang! Kau baik-baik saja!" Lerina memeriksa tubuh sang suami dengan seksama."Sempat memar di wajah tetapi sudah sembuh," jawab Han. Lerina memeluknya erat. Han mendaratkan kecupan di
Kebahagian Antonio Dan Rivera Lerina memasuki gedung tinggi itu dan membalas sapaan dari para karyawan yang berpapasan dengannya. Dia mengeryit ada Norin yang sedang berjalan cepat menuju ke arahnya. Wajahnya terlihat panik seperti sedang ada masalah. "Nyonya gawat!" Norin menghentikan langkahnya tepat di hadapan Lerina. Lerina menaikkan kedua alisnya sebagai ganti pertanyaan. "Nyonya Barbara, dia datang dan ada di ruangan Nyonya." Norin memberitahu. "What?" Tentu saja Lerina terkejut mendengarnya, "bukankah wanita itu masih di dalam penjara?" "Ayo Nyonya, cepat hentikan dia!" Norin sampai mendesak Lerina. "Apa yang di lakukannya?" Perasaan Lerina mulai tidak enak. Dia tahu betul bagaimana watak istri dari pamannya itu. "Entahlah, dia mengunci pintu dari dalam." Norin antara rasa bersalah juga takut karena lalai menjaga pintu ruangan bosnya. "Bawa, security ke atas!" titah Lerina. Norin segera berlari ke luar sebaliknya Lerina naik ke atas dengan menggunakan lift. Dia sedik
Dasar Kakek Sombong! Sarra akhirnya mau bertemu dengan ibunya setelah dibujuk oleh suaminya."Seharusnya kamu yang marah pada ibu, karena ingin memisahkan kita," kata Sarra saat mereka berada di dalam mobil."Kalau aku marah akan memperkeruh suasana," balas Harry, "yang dilakukannya adalah wajar. Orang tua mana yang tidak was-was kalau putrinya selalu ingin dicelakai oleh keluarga suaminya."Ingatan Sarra kembali terlempar ke masa lalu. Berbagai upaya di lakukan oleh ibu angkat suaminya itu untuk menyingkirkannya. Sarra menghela nafasnya. Sudah banyak hari berat ia lalui, bahkan sampai koma berbulan lamanya.Dia pernah nyaris terbakar karena bom yang sengaja di pasang oleh Paula, namun kehidupan ini masih menginginkannya hingga Sarra selalu selamat dari maut, bahkan yang terakhir ia sampai kehilangan calon bayinya."Aku merasa sangat lega kali ini, jangan marah kalau aku mungkin terlihat senang dengan kepergian ibumu." Biar bagaimanapun suaminya memiliki ikatan dengan Paula
Kesombongan Yang Menular Hari yang di nantikan pun tiba, semua keluarga sudah berkumpul di bandara, mereka memakai satu pesawat khusus untuk keluarga.Sarra menghampiri kakeknya yang paling banyak kopernya."Wah, ini sih bukan liburan namanya, tetapi mau pindah tempat tinggal," sindir Sarra sambil melihat koper yang berjumlah lima itu."Kau ini, selalu usil pada kakek. Jangankan pindah, bahkan kakekmu ini bisa membeli pulau itu."Sarra menepuk jidatnya, "Sombong lagi," katanya seraya, menggeleng."Kalau tidak suka kakekmu ini meninggi, jangan suka usil. Lagi pula kakek yang membayar pesawat ini." Kakek Zoku terdengar sensitif. Sarra saja kalah di debat olehnya."Baiklah, kalau ada apa-apa, Kakek tidak boleh minta bantuanku." Sarra merajuk dan menjauh dari kakek.Haha hahaKakek Zoku menertawakan cucunya itu. Sean datang menghampirinya."Kakek, ada hadiah dari mommy untuk kakek," kata anak kecil itu, ia mengangkat sebuah kotak kecil di tangannya."Ibumu memang baik, dia selalu me
Ini Juga Olah Raga Alyona yang baru akan menginjak usia satu tahun itu pun terus bergerak dan menunjuk air."Sepertinya Alyona minta diturunkan," kata Han yang masih setia memijit pinggang kakeknya."Dia masih terlalu kecil," kata Antonio."Tidak apa-apa, turunkan saja agar dia mengenal air laut." Kakek memberi saran."Tidak, Kek. Aku takut putriku sakit." Antonio tidak setuju."Hanya karena menginjak air laut tidak akan membuat cucuku sakit. Lagi pula ibunya seorang dokter." "Tapi Kek, Alyona masih terlalu kecil." "Justru karena masih kecil sudah mulai diperkenalkan dengan alam, Kau tidak lihat, para bintang-bintang itu membawa anaknya menyelam ke dalam laut padahal usia mereka belum satu tahun." Kakek membandingkan cucunya dengan anak-anak bintang."Sepertinya Kakek suka mengikuti kehidupan para aktris," sahut Lerina. "Mau apa lagi selain menonton drama dan gosip, kakek tidak punya teman di rumah." Kakek tidak menyangkalnya, "Oh ya, kakek juga suka nonton drama dari korea
Jangan Terlalu Cemas Semua anggota keluarga telah berkumpul untuk menikmati sarapan pagi. Setelah cukup lama mereka berjalan di pantai kini saatnya mengisi energi, tetapi tidak dengan dua orang itu, Lerina dan Han bahkan belum keluar sama sekali."Dasar pengantin tua! Padahal jarang sekali kita kumpul begini, awas saja, nanti malam akan kupisahkan kamar mereka." Sarra menggerutu karena yang di tunggu belum menampakkan batang hidung."Kakek, ayolah, kami sudah lapar." Sarra merengek seperti anak kecil."Tunggu mereka datang," tegas kakek.Lima menit kemudian pasangan itu muncul dengan wajah semringah, pasti mereka memanfaatkan pagi ini untuk berolah raga di kamar."Selamat pagi!" Sapa keduanya bersamaan."Pagi!" jawab mereka serempak.Han menarik kursi untuk istrinya."Sean dan Rain sudah makan?" Lerina langsung bertanya pada anak-anaknya sebelum duduk."No, kami menunggu, Mommy dan Daddy," jawab Sean lesu. Barulah Lerina menoleh ke arah meja yang di atasnya masih terhidangan ma
Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se
Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas
Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal
Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per
Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid
Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama
Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di
Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m
Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d