Home / Urban / Putra Sang Presdir / Aku Ini Adiknya

Share

Aku Ini Adiknya

Author: Azitung
last update Last Updated: 2023-06-09 14:49:30

Aku Ini Adiknya

Markus tampak salah tingkah, ia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Meski terkesan urakan nyatanya tetap saja ia malu bila kebiasaan buruknya dilihat oleh orang lain.

Jessi cukup mengerti, ia segera membalik tubuhnya dan memilih untuk duduk di sofa mengistirahatkan tubuhnya yang sedikit lelah.

Sedangkan Markus mulai memungut apa saja yang berserak di kamarnya, ia memasukkan semua benda itu ke dalam keranjang khudus untuk pakaian kotor. Besok dia akan menghubungi pihak loundry langganannya.

Markus menghampiri Jessi, "Kau bisa istirahat sekarang," katanya mempersilahkan Jessi masuk ke dalam kamar.

Tanpa menjawab Jessi pun masuk meninggalkan Markus yang berdiri menatapnya.

Dia menggedikkan bahunya karena Jessi yang tidak mau bicara padanya.

"Mungkin dia masih marah?" Markus memilih untuk masa bodoh. Dia saja masih belum percaya bila sekarang sudah menikah dan sebentar lagi akan punya anak.

Anak?

Oh tidak, Markus tidak pernah membayangkan hal itu, tapi itu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Putra Sang Presdir   Upaya Pencarian Harry

    Upaya Pencarian Harry Setelah tahu Sarra pergi berlibur saat ini. Harry nekat menyusul istrinya itu, dia tidak akan menyerah sampai Sarra memaafkannya. Harry sudah menebak kemana perginya Sarra.Sayangnya dia tidak tahu di pulau mana istrinya berada. Informasi itu tertutup, jadilah ia seorang penjelajah, dari pulau satu ke pulau lainnya.Lelah? Sudah pasti, tapi Harry tak akan menyerah untuk mendapatkan maaf dari istrinya. Laura dan Philip sudah mengatakan agar menantu mereka itu cukup menunggu di rumah saja, karena bila waktunya tiba Sarra akan pulang sendiri.Harry tetap merasa tidak enak, karena kesalahannya terbilang cukup fatal. Ia pun berangkat Ke Malives segera.Sudah dua pulau yang Harry datangi dan belum juga membuahkan hasil. Menginap satu malam lalu lanjut ke pulau berikutnya. Dia tidak akan menyerah untuk menemukan belahan jiwanya itu.Sarra baru saja selesai makan, faktanya meskipun berlibur tetap saja hatinya sedih. Sarra hanya tertawa di luar, namun saat di dalam k

    Last Updated : 2023-06-10
  • Putra Sang Presdir   Lima Belas Tahun Kemudian

    Lima Belas Tahun Kemudian. Vso bez teb ne tak Lechu tebe ya slovno kometa I dazhe pod dulom pistoleta Ya naydu tebya, ya, ya naydu, Tebya, ya.Sepenggal lirik lagu Jony yang berjudul kometa terdengar dari balik keramaian di tepi pantai.Sarra bangkit, dia jelas tahu suara siapa yang menyanyikan lagu yang berasal dari Rusia tersebut.Sarra berjalan pelan ingin mengintip dari tirai penutup dinding kaca, hatinya bergetar seolah ikut merasakan penyesalan dari suaminya.Air mata Sarra mengir, seiring lagu yang terus mengalun dari bibir kekasih hatinya.Sarra beranjak dan membuka pintu, langkahnya menuntunnya ke arah pantai, di mana ada beberapa orang yang mengelilingi Harry.Tanpa terasa tubuh Sarra sudah ada di antara keramaian itu. Harry pun mengakhiri lagunya dengan penjiwaan yang dalam hingga beberapa saat terdengar riuh tepuk tangan untuknya.Harry sedikit membungkuk hormat setelah mengakhiri lagunya, dan

    Last Updated : 2023-06-11
  • Putra Sang Presdir   Duomo Apartemen

    Sean sudah mendarat di Milan, masih ada waktu seminggu lagi untuk kuliah, Sean menggunakan hari ini untuk istirahat, karena besok dia akan mulai bekerja.Pagi-pagi sekali Sean sudah sibuk dengan penyamarannya, berbagai wig dan rambut palsu bahkan tompel palsu juga ia persiapkan, tetapi Sean merasa itu terlalu tampak penyamarannya.Ia pun mencoba topi saja dan mungkin merubah cara jalan agar tidak terlalu tegap saja sudah cukup. Sean terus mencobanya sampai benar-benar yakin.Tapi, lagi-lagi Seab terdiam di depan cermin, rasanya kesan ketampanan dan pesonanya masih tidak tertutupi dengan sempurna. Hanya ada satu pilihan lagi. Ahha..., "kaca mata!"Sean ingat kalai mommynya memasukkan benda itu ke dalam kopernya.Sean mencarinya dan ketemu, ada tiga jenis yang di bawa, "Mommy memang yang terbaik!" ucap Sean.Ia merasa waktunya sudah cukup, Sean pun berangkat menuju hotel dengan menggunakan taksi. Butuh waktu dua puluh menit untuk tiba di hotel. Sean menatap bangunan tinggi nan me

    Last Updated : 2023-06-12
  • Putra Sang Presdir   Namaku Sean Smith!

    Namaku Sean Smith! Hari pertama Sean masuk kampus, seperti halnya bekerja. Ia juga menyamakan penampilannya dengan bekerja, memakai kaca mata dan kemeja yang sedikit kedodoran, juga celana yang tidak terlalu modis. Sean juga meminyaki rambutnya agar bisa di sisir belah tengah, namun begitu bagi matanya yang jeli pasti dapat melihat ketampanan putra Han Zoku tersebut.Dario menyambutnya di gerbang kampus, tentunya dia sangat senang karena memiliki teman yang seprofesi.Tatapan mata beberapa mahasiswa terarah pada mereka.TapSeseorang tiba-tiba melompat dan berdiri tepat di hadapan mereka."Hai, anak baru ya?" pria yang tampak keren itu menatap Sean dari atas hingga ke bawah. Sean yang memiliki pengendalian diri yang cukup tinggi tampak biasa saja, "Dia temanmu, Dario? Ah, dari penampilannya aku yakin kalian pasti sama-sama miskin, haha!" Tawanya mengundang perhatian sebagian orang, walau ada juga yang tidak peduli."Hei!" Ia menuding bahu Sean dengan jarinya hingga Sean sedik

    Last Updated : 2023-06-13
  • Putra Sang Presdir   Ancaman Dari Neve

    Ancaman Dari Neve Ternyata Neve serius dengan ucapannya, ia meminta kontak Sean dari kepala petugas kebersihan dan menghubunginya langsung."Kalau Kau tidak mau, maka aku akan memecatmu!" Gadis itu mengancam sambil memandangi kuku cantiknya yang berwarna peach."Nona Neve, maafkan saya, itu bukan tugas saya." Lagi, Sean menolaknya.Terdengar helaan nafas dari Neve, "Baiklah, mulai besok tidak perlu datang ke hotel ini lagi dan bersiaplah menerima bullyan di kampus!" Neve mematikan sambungannya sepihak. Gadis itu menghempaskan bobotnya di sofa.Sean menggedikkan bahunya, "Siapa dia yang berani memecat Sean Zoku. Dialah yang akan kutendang dari hotel itu." Sean sedikit kesal. Ia memutuskan untuk ke luar dari apartemen.Dengan memakai pakaian mewah dan kali ini Sean menggunakan mobil bugatti la voiture noire yang di produksi hanya sepuluh unit saja dengan harga nyaris mencapai tiga ratus miliar rupiah.Yang memiliki mobil itu pasti tahu betapa kayanya mereka. Sean masuk ke dalam m

    Last Updated : 2023-06-14
  • Putra Sang Presdir   Alfonso Bukan Alberto

    Alfonso Bukan Alberto Sean terus mengikuti mobil tersebut meski masih berjarak dengan kendaraan lain hingga mobil itu berbelok ke sebuah komplek dan motor Sean di tahan oleh security."Anda siapa dan ke mana tujuan anda?" Security tersebut bertanya setelah Sean membuka helmnya."Saya tamu Tuan Charles yang baru saja masuk, beliau menyuruh saya mengikuti mobilnya." Sean memang pintar memilih alasan."Baiklah, silahkan lewat!" kata security tersebut."Terimakasih!" ucap Sean lalu melajukan motornya. Mobil Tuan Charles sudah jauh, dan tidak terlihat, Sean terpaksa memasuki setiap gang untuk mencarinya.Sean melambatkan laju kendaraannya sambil melihat ke arah rumah di sisi kiri dan kanan.Hingga matanya melihat mobil biru terparkir di dalam pagar, Sean pun menghentikan motornya tepat di depan pagarnya.Sean membuka helmnya dan memencet bel yang ada di pagar. Seorang wanita datang dari dalam."Siapa?" tanyanya."Saya Sean, mau bertemu dengan Tuan Charles," jawabnya."Tunggu sebent

    Last Updated : 2023-06-15
  • Putra Sang Presdir   Tunggu Pembalasanku, Sean!

    Tunggu Pembalasanku, Sean! Dario juga masuk ke kamar Sean, lagi-lagi dia berdecak kagum, ada beberapa bintang sepak bola terpasang di dinding, kamar Sean benar-benar luas."Pamanmu sangat kaya, apa pekejaannya?" Dario jadi penasaran. Meskipun tidak kaya, dia tahu semua isi apartemen ini mahal. "Dia seorang pengacara," jawab Sean asal sambil berjalan."Pantas saja," ucap Dario, dia mengikuti langkah Sean yang ingin kembali ke luar."Astaga! Karena melihat apartemen ini aku jadi lupa sesuatu." Dario menepuk keningnya.Sean menuju lemari pendingin mengambil dua botol dan menyerahkan satu pada Dario."Nyonya Belta memecatku," kata Sean setelah meneguk minuman yang mengandung ion itu."Wah, selain memiliki paman kaya, Kai juga pintar menebak," kata Dario.Sean memutar bola matanya, "Apa hubungannya?"Dario terkekeh. Entah kenapa dia menyukai Sean."Nyonya Belta mengirim pesan padaku," kata Sean kemudian."Benar-benar keterlaluan, baru izin sekali langsung main pecat. Dia pikir

    Last Updated : 2023-06-15
  • Putra Sang Presdir   Jadi Ini Benar Dirimu?

    Jadi Ini Benar Dirimu? "Kenapa denganmu, tampak tidak semangat, apa temanmu itu sudah mencampakkanmu?" tanya kakek Dario di akhiri dengan kekehan.Dario yang baru selesai memakai sepatunya itu menyadarkan tubuhnya di sofa hampir usang milik sang kakek, "Kami baik-baik saja, hanya saja dia sudah di pecat, Kek," jawab Dario sambil memakaikan sepatunya."Biasanya juga Kau tidak berteman dengannya, baru berapa hari dia bekerja sudah sangat mempengaruhimu." Kakek tampak mengambil pisau untuk di pakai bertani, pria itu mulai membersihkan benda itu sebelum di bawa kembali ke halaman rumah.Dario mencondongkan tubuhnya pada sang kakek, tebakannya memang tidak salah, Dario menyukai Sean, "Kakek, tahu tidak?""Tahu apa?" tanya kakek tanpa mengalihkan tatapannya."Sean itu tampak berbeda, Kek. Tadi di kampus saat Alex mendorong tubuhku, dia meninju wajah anak itu," kata Dario. "Dan orang tua si Alex itu datang meminta dia untuk di keluarkan?" tebak kakek yang sudah tahu endingnya.Da

    Last Updated : 2023-06-16

Latest chapter

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status