Home / Urban / Putra Sang Presdir / Alfonso Bukan Alberto

Share

Alfonso Bukan Alberto

Author: Azitung
last update Last Updated: 2023-06-15 09:57:23

Alfonso Bukan Alberto

Sean terus mengikuti mobil tersebut meski masih berjarak dengan kendaraan lain hingga mobil itu berbelok ke sebuah komplek dan motor Sean di tahan oleh security.

"Anda siapa dan ke mana tujuan anda?" Security tersebut bertanya setelah Sean membuka helmnya.

"Saya tamu Tuan Charles yang baru saja masuk, beliau menyuruh saya mengikuti mobilnya." Sean memang pintar memilih alasan.

"Baiklah, silahkan lewat!" kata security tersebut.

"Terimakasih!" ucap Sean lalu melajukan motornya. Mobil Tuan Charles sudah jauh, dan tidak terlihat, Sean terpaksa memasuki setiap gang untuk mencarinya.

Sean melambatkan laju kendaraannya sambil melihat ke arah rumah di sisi kiri dan kanan.

Hingga matanya melihat mobil biru terparkir di dalam pagar, Sean pun menghentikan motornya tepat di depan pagarnya.

Sean membuka helmnya dan memencet bel yang ada di pagar. Seorang wanita datang dari dalam.

"Siapa?" tanyanya.

"Saya Sean, mau bertemu dengan Tuan Charles," jawabnya.

"Tunggu sebent
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Asih Suarsih
ga sabar nunggu besok up bnyk thor
goodnovel comment avatar
Zhia Azis
Dear author... aku suka dengan ceritamu... selalu nunggu updatean bab baru🫶
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putra Sang Presdir   Tunggu Pembalasanku, Sean!

    Tunggu Pembalasanku, Sean! Dario juga masuk ke kamar Sean, lagi-lagi dia berdecak kagum, ada beberapa bintang sepak bola terpasang di dinding, kamar Sean benar-benar luas."Pamanmu sangat kaya, apa pekejaannya?" Dario jadi penasaran. Meskipun tidak kaya, dia tahu semua isi apartemen ini mahal. "Dia seorang pengacara," jawab Sean asal sambil berjalan."Pantas saja," ucap Dario, dia mengikuti langkah Sean yang ingin kembali ke luar."Astaga! Karena melihat apartemen ini aku jadi lupa sesuatu." Dario menepuk keningnya.Sean menuju lemari pendingin mengambil dua botol dan menyerahkan satu pada Dario."Nyonya Belta memecatku," kata Sean setelah meneguk minuman yang mengandung ion itu."Wah, selain memiliki paman kaya, Kai juga pintar menebak," kata Dario.Sean memutar bola matanya, "Apa hubungannya?"Dario terkekeh. Entah kenapa dia menyukai Sean."Nyonya Belta mengirim pesan padaku," kata Sean kemudian."Benar-benar keterlaluan, baru izin sekali langsung main pecat. Dia pikir

    Last Updated : 2023-06-15
  • Putra Sang Presdir   Jadi Ini Benar Dirimu?

    Jadi Ini Benar Dirimu? "Kenapa denganmu, tampak tidak semangat, apa temanmu itu sudah mencampakkanmu?" tanya kakek Dario di akhiri dengan kekehan.Dario yang baru selesai memakai sepatunya itu menyadarkan tubuhnya di sofa hampir usang milik sang kakek, "Kami baik-baik saja, hanya saja dia sudah di pecat, Kek," jawab Dario sambil memakaikan sepatunya."Biasanya juga Kau tidak berteman dengannya, baru berapa hari dia bekerja sudah sangat mempengaruhimu." Kakek tampak mengambil pisau untuk di pakai bertani, pria itu mulai membersihkan benda itu sebelum di bawa kembali ke halaman rumah.Dario mencondongkan tubuhnya pada sang kakek, tebakannya memang tidak salah, Dario menyukai Sean, "Kakek, tahu tidak?""Tahu apa?" tanya kakek tanpa mengalihkan tatapannya."Sean itu tampak berbeda, Kek. Tadi di kampus saat Alex mendorong tubuhku, dia meninju wajah anak itu," kata Dario. "Dan orang tua si Alex itu datang meminta dia untuk di keluarkan?" tebak kakek yang sudah tahu endingnya.Da

    Last Updated : 2023-06-16
  • Putra Sang Presdir   Kita Bukan Sepasang Kekasih

    Kita Bukan Sepasang Kekasih.Sehari setelah itu, Sean bertugas membersihkan area yang dijadikan kantor, ia yang meminta hal itu pada Tuan Charles agar Nyonya Belta memerintahkannya.Sean menepi saat Alberto palsu berjalan menuju ruangannya, ia selalu dikawal oleh dua orang, tampak satu pria lagi berjalan di sampingnya, mereka tampak serius berbicara. "Kirim surat permohonan yang baru, aku tidak mau tahu, Han Zoku harus segera mengirim uangnya!" Alberto tampak marah pada pria di sampingnya itu.Sean pura-pura menunduk, tepat di hadapannya ke empat pria itu berhenti."Tuan Han Zoku meminta untuk melakukan panggilan video, dia ingin bicara langsung dengan anda!" kata pria yang diketahui Sean adalah sekretarisnya.Alberto diam sejenak, bagaimana mungkin melakukan panggilan video, dia takut Han akan curiga dengannya."Akan kupikirkan," ucapnya kemudian, tetapi tidak ada kemarahan lagi di nada suaranya, "tetap kirim email permohonan dan sertakan foto palsu renovasi yang meyakinkan. Mengert

    Last Updated : 2023-06-17
  • Putra Sang Presdir   Sean, Aku Menyukaimu!

    Sean, Aku Menyukaimu! Pria berpenampilan sedikit culun itu berjalan memasuki ruangan para petugas kebersihan, ia baru saja tiba di hotel. "Sean, bersihkan kamar Nona Neve segera!" kata Nyonya Belta yang baru melihat kedatangan Sean. "Bukankah tugasku membersihkan area kantor?" protesnya bertanya."Biar Dario yang melakukannya," jawab Nyonya Belta cepat. Ia pun memegang pelipisnya. Satu sisi menuruti perintah Tuan Charles yang senior di sisi lain Neve yang mengancam kalau harus Sean yang membersihkan ruangannya. Kepalanya jadi pusing. "Maaf, Nyonya Neve, aku harus mendahulukan kantor," kata Sean dengan sopan. "Sean, lakukan saja apa perintahku, ini permintaan si gadis manja itu, opps!" Wanita dewasa itu menutup mulutnya karena keceplosan, ia melirik sekitar berharap tidak ada yang mendengarnya. "Baiklah!" Sean tidak punya pilihan lain. Dari belakang Nyonya Belta memperhatikan Sean dari atas hingga ke bawah, "Tidak ada yang istimewa," gumamnya.Belta yakin kalau putri Tuan

    Last Updated : 2023-06-18
  • Putra Sang Presdir   Apa Aku Harus Menangis?

    Apa Aku Harus Menangis? Sean di dudukkan di sebuah kursi, di apit oleh dua bodyguard Alberto palsu.Alberto memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia memperhatikan Sean dengan seksama.Tidak ada yang istimewa. Batinnya. Emosi memang sempat menguasainya saat melihat Neve terjengkang di lantai, tetapi ia mengingati posisi mereka tadi, jelas sekali kalau petugas kebersihan ini membelakangi putrinya, artinya Nevelah yang sepertinya mengganggu pria di hadapannya ini.Alberto jadi berpikir, kenapa selera putrinya sangat rendah, hanya seorang petugas kebersihan saja.Sean tidak sedikitpun menundukkan kepalanya, ia tetap nampak tenang menunggu apa yang akan dikatakan oleh Alberto padanya.Pria itu meminta kursi pada salah satu bodyguardnya, ia duduk tepat di hadapan Sean."Aku tidak bodoh menilai apa yang sebenarnya terjadi," katanya, "aku akui, Kau memang hebat bisa menolak pesona putriku, tetapi sebagai seorang ayah aku tidak mungkin menghukum Neve."Mendengar ucapan Albert

    Last Updated : 2023-06-18
  • Putra Sang Presdir   Aku Tidak Suka Bergosip

    Aku Tidak Suka Bergosip. "Neve, tolong jangan begini!" Sean melepas tangan Neve saat mereka akan kembali ke area kampus. Benar dugaan Sean, dia sangat agresif."Sean, kita kan pacaran, apa salahnya berpegangan tangan? biar semua orang-orang tahu kita ini pacaran," ucap Neve. Masih terlihat jelas kebahagiaan di wajahnya."Neve, bisa saja ada yang mengadu pada ayahmu dan Kau pasti tahu dia akan memisahkan kita," kata Sean. Neve tampak berpikir, "lagi pula, Tuan Charles sudah membantuku kembali ke hotel, aku tidak mau ayahmu memecatku lagi."Sean memang pandai membuat alasan. Neve menatapnya dengan mengeryit, "Sean, apa hubunganmu dengan si tua itu?""Tuan Charles?""Ya, siapapun namanya aku tidak peduli, dia karyawan yang tidak mau berhenti, padahal sudah tua, ayahku sangat membencinya." Neve mulai membicarakan sedikit hal pribadi.Sean menghela nafasnya, "Mau bagaimana lagi, hanya dia yang bersedia membantuku." Sean pura-pura tidak berdaya di depan Neve."Untuk kali ini, ak

    Last Updated : 2023-06-19
  • Putra Sang Presdir   Sean Menemui Tobias

    Sean Menemui TobiasSuara celotehan serta tawa kebahagiaan terdengar dari anak-anak penghuni panti, terlihat di luar panti asuhan milik Nyonya Marylin mereka berkumpul, padahal sudah malam hari, tetapi anak-anak masih bermain di luar.Pemilik panti itu hanya berdiri menatap penuh senyum bersama gadis bermata biru Lucia."Sudah lama sekali mereka tidak merasakan hal seperti ini," ucap wanita tua itu. Setitik bening menyembul dari sisi matanya."Aku sangat bahagia, Nyonya," balas Lucia. Kemudian ia teringat pada dua orang yang datang beberapa malam yang lalu, "Kira-kira kapan lelaki itu akan datang lagi?" tanya Lucia. Ada sesuatu yang ingin ia berikan sebagai ucapan terimakasih pada sosok yang dia anggap sebagai malaikat malam itu."Entahlah, Aku tidak terlalu ingat wajahnya karena kurangnya cahaya, semoga saja ia akan datang lagi ke sini!" Nyonya Marylin pun berharap akan hal itu.Bertepatan dengan itu, mobil klasik milik Dario berhenti tepat di depan panti. Dario memasukkannya langsun

    Last Updated : 2023-06-20
  • Putra Sang Presdir   Ayah Kejam Tidak Punya Hati

    Ayah Kejam, Tidak Punya Hati! Di hadapan ruangan Tuan Charles, Alberto palsu tersenyum menyeringai. Dia pun melangkah, memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti putrinya. Mereka mengira ia tidak tahu tentang Sean yang kembali bekerja. Neve begitu riang saat Sean mengajaknya jalan, ini sebagai kencan pertama mereka. Wanita itu langsung meluncur ke alamat yang Sean berikan.Sebuah tempat makan sederhana, Neve tidak menyukai tempatnya, tetapi demi Sean dia tidak memprotes apapun. "Hai!" Sean melambaikan tangannya agar Neve melihat keberadaannya.Neve tersenyum dan menghampiri meja pria yang baru saja menjadi kekasihnya itu. Saat melewati beberapa pengunjung, terlihat sekali wajah Neve yang tidak menyukai tempatnya."Aku mengajakmu ke restoran mahal, kenapa pilih yang ini?" Neve akhirnya bertanya juga. "Neve, sebagai seorang laki-laki, aku tentu tidak mau kencan pertama kita Kau yang menanggungnya. Biarkan aku membuktikan padamu bahwa aku memilihmu bukan karena uang dan keka

    Last Updated : 2023-06-21

Latest chapter

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status