“Tak masalah kau mengajariku atau tidak, setidaknya tunjukkanlah jalan kepadaku agar aku bisa menemukan teknikku sendiri atau apapun itu. Sebagai gantinya, aku akan membantumu keluar dari tempat ini,” ucap Aryanaga.
Raja Salamander mengernyit. “Keluar dari tempat ini?”
“Ya, semuanya ada alasan. Kenapa kau ada di tempat ini dan juga aku. Aku mengerti semuanya. Penjara Tujuh Pintu adalah penjara untuk ras naga, tetapi bukan untuk manusia. Manusia punya keinginan kuat untuk bertaubat dan memperbaiki diri, tetapi tidak untuk ras naga. Mereka seperti yang kau bilang, makhluk yang buas, yang haus darah dan pertempuran. Tetapi, manusia tidak. Sedari lahir me
“Kau bisa saja mati menerima semua ingatan itu secara bersamaan,” ucap Raja Salamander. “Tapi aku hidup,” balas Aryanaga sambil terkekeh. “Kau melihat sesuatu sekarang?”“Banyak,” jawab Aryanaga. Tubuh Aryanaga serasa ringan sekarang setelah melihat api hitam tadi. Sekarang jiwa dan tubuhnya kembali sinkron. Bagian dari jiwanya yang hilang sekarang telah menyatu lagi. Setiap perasaan yang dan semua yang tidak dia mengerti
Aryanaga mengubah dirinya menjadi wujud manusia setengah naga. Sang Pangeran melompat gedung untuk menyerah ke arah Alter Ego. Aryanaga terkejut saat Si Alter Ego juga bisa mengubah wujudnya, kini keduanya sama-sama menyerang. Dua Aryanaga bertemu dan saling melepaskan pukulan masing-masing. Dua pukulan berbenturan menghasilkan ledakan yang dahsyat. Dalam sekejap seluruh kaca gedung hancur karena getarannya. Keduanya sekali lagi saling menyerang, tetapi masing-masing serangan saling berbenturan. Tidak ada yang saling menjatuhkan, kekuatan mereka seimbang. Aryanaga mendarat lagi di dinding gedung. Dia agak tidak biasa dengan gravitasi yang sangat aneh ini. Terasa lawan yang ada di hadapannya tidak biasa. “
“Untuk berperang, kita harus memikirkan banyak hal, terutama mereka yang tidak bisa berperang seperti wanita dan anak-anak, serta mereka yang sudah tua. Harap Paduka mempertimbangkan ini,” ucap salah satu menteri. Ruangan hening sejenak. Raja Belzagum mengusap-usap janggutnya. Dia menoleh ke arah Aprilia yang masih terdiam. Dia lalu memajukan badannya untuk berbisik kepada putrinya. “Kau punya sesuatu yang ingin dibicarakan?”Aprilia menoleh ke ayahnya sambil mengernyit. “Apa memangnya?”“Ayolah, kau ini calon ratu di masa depan kelak
Aprilia berdiri di depan cermin. Ia memakai baju ksatria. Di bahunya ada pelindung, di pundak sebelah kanan ada tempat jubah yang akan ia kenakan nanti di sepanjang perjalanan. Ia merapikan pelindung lengan, lalu dia ikat tali sepatu botnya. Terakhir ia mengikat rambutnya. Terlihat sekarang Aprilia yang sangat berbeda. Diusap-usapnya pundak yang dekat dengan tanda calon ratu di punggungnya. Ia tadi melihat tanda itu masih ada di sana. Artinya, Pangeran Aryanaga masih hidup. Entah kenapa ia merindukan pemuda itu sekarang. “Pangeran, kuharap kau baik-baik saja. Ya Tuhan, apa yang aku pikirkan. Kenapa aku jadi merindukannya sekarang ini? Ah, sudahlah,” gumam Aprilia. Ia buru-buru menepis bayangan Aryanaga dari benaknya. Nyaris saja berhasil, tetapi wajah Aryanaga kembali mengg
Pati Walaka tampak sedang berada di depan rumahnya. Ia mendapati Aprilia dengan baju ksatrianya menghampirinya. Mereka memang berencana untuk bertemu sebelum Aprilia berangkat. “Y-Yang Mulia Putri Aprilia!?” sapa Pati Walaka. Aprilia tersenyum. “Bagaimana, sudah jadi?”“Oh itu, iya. M-mari masuk kalau Tuan Putri tak keberatan!” ajak Pati Walaka. Aprilia kemudian mengikuti Pati Walaka masuk ke rumahnya. Rumahnya sebenarnya sangat sede
Akhirnya dimulailah perjalanan keduanya. Bayungan milik Aprilia mulai memutar baling-baling penggerak. Disambung kemudian dengan layar yang terkembang. Kapal terbang itu pun mulai beroperasi. Tubuh kapal mulai melayang di udara, membawa beberapa kru dan Aprilia di dalamnya. Perempuan itu melihat istana Kerajaan Naga Laut Timur untuk terakhir kali. Perjalanan kali ini akan memakan waktu dan tenaga. Dia juga tak akan bisa berlama-lama, sebab ancaman dari seluruh lautan sudah di depan mata. Nasib rakyatnya hanya dalam hitungan hari.“Ghea, lihatlah sekarang putrimu sudah besar. Dia benar-benar mirip dengan dirimu. Aku harap kau juga melihatnya sekarang di sana,” ucap Raja Belzagum. Dia teringat dengan kekasihnya, Ghea Emerald Greis—Ibu dari Aprilia. Sebenarnya kalau dikat
50 tahun yang lalu“Orang India? Itu orang seperti apa memangnya?” tanya Belzagum. “Ras seperti apa?”“Ehm…,” Ghea menipiskan bibirnya mencoba mencerna pertanyaan dari Belzagum. “Hai, jangan hiraukan dia. Dia sedang linglung. Kau sendiri kenapa ada di tempat seperti ini,” sela Primadigda. “Oh, iya. Aku sedang mendaki, trus kehilangan kelompokku dan tersesat,” jelas Ghea. “Setelah i
Suatu hari Belzagum dan Ghea sedang berada di dapur mencuci piring setelah mereka makan malam. Primadigda dan yang lainnya sedang berada di halaman berceloteh sambil menikmati kopi panas mereka. Elyana lebih banyak menggerutu tentang peristiwa pembakaran hutan dan penebangan liar. Ia kasihan dengan nasib pohon-pohon itu. Wajar sebagai seorang peri yang bisa berbicara dengan tanaman, ia bisa memahami bahasa mereka dan rasa sakit yang dirasakan. Belzagum melihat teman-temannya dari jendela dapur sambil membersihkan piring dan gelas. Ghea kemudian membantunya. Perempuan itu memperhatikan Belzagum dan yang lainnya. Ada rasa penasaran di dalam diri Ghea selama bersama dengan mereka selama ini. “
Upacara pernikahan Kerajaan Naga Laut Timur diadakan seminggu setelah pertempuran hebat tersebut. Selain untuk mengobati kesedihan setelah pertempuran, pesta juga diadakan untuk suka cita kemenangan melawan pasukan aliansi. Aryanaga dan Aprilia mengikuti upacara pernikahan yang cukup berbeda dengan apa yang biasanya dilakukan di Dunia Atas.Pengantin perempuan dipingit selama tiga hari. Tidak boleh kemana-mana. Ratu Danaharing Lintang Wungu membantu Aprilia, serta memberikan wejangan-wejangan layaknya seorang ibu. Terus terang Aprilia seperti bermimpi. Tak pernah ia diperlakukan spesial seperti itu sebelumnya. Berbagai perawatan dari luluran yang dipersiapkan sebelum upacara pernikahan benar-benar ia rasakan. Dia sudah seperti ratu.Aryanaga juga demikian. Meskipun ia tak bisa pulang ke Kerajaan Naga Laut Selatan, karena wilayah tersebu
Pertempuran berakhir. Itulah yang sudah terjadi. Pasukan aliansi telah berhasil dipukul mundur. Kerajaan Naga Laut Timur telah diselamatkan. Aprilia kehabisan tenaga setelah menyembuhkan Aryanaga. Luka-luka yang diderita Aryanaga ternyata lebih parah dari perkiraannya, sehingga energi yang dia dapat dari batu kekuatan mampu memulihkan tubuh Aryanaga. Tubuhnya sendiri yang terluka tak mampu ia obati, akhirnya Aryanaga berjalan sambil menggendong Aprilia di punggungnya. Sayangnya ia tak punya tenaga lagi untuk bisa berubah wujud menjadi naga, padahal dengan cara itu ia bisa membawa Aprilia pergi langsung menuju Kerajaan Naga Laut Timur.“Apa yang akan terjadi setelah ini?” tanya Aprilia.“Hmm?” gumam Aryanaga.“Raja Antabogo berkata kalau Dunia Bawah tidak a
Aryanaga berdiri. Dia mengangguk. “Aku menahan kekuatanku karena lawanku adalah pamanku sendiri. Sama seperti ketika aku melawan ayahku. Aku menahan kekuatanku. Seharusnya tidak seperti ini.”“Di dalam peperangan, mau tak mau kau akan menghadapi orang-orang yang kau sayangi. Tidak akan ada yang tahu siapa lawanmu di medan pertempuran. Sekarang, kau mengerti apa yang harus kau lakukan? Inilah bagaimana cara kita bertarung. Kau boleh menjadi manusia, namun dalam pertempuran kau harus menjadi naga.”Aryanga mengangguk. “Menjadi naga.”“Sekarang, tunjukkan kepada mereka bagaimana kau bisa mengalahkan Raja Antabogo, bahkan Raja Azrael!”Aryanaga memejamkan matanya. Raja Lelouch kemudian mengh
Raja Antabogo melipat tangannya. Mulutnya mulai berkomat-kamit merapal mantra. Tubuh Raja Antabogo mulai diselimuti oleh sulur-sulur. Rajutan-rajutan benang terbentuk menyelimuti tubuhnya. Makin lama benang-benang tersebut makin membesar membentuk tubuh Antabogo yang lebih baru. Kini Sang Raja telah berubah menjadi ke wujud naganya. Tidak sebagaimana ras naga yang memiliki tubuh avatar pada umumnya, wujud naganya kali ini mirip seperti wujud hybridnya, lengkap dengan baju zirah. Raja Antabogo membaca mantra. Mantra tersebut membantu agar tubuh dan baju zirah ikut menyatu bersama tubuhnya.Kabut tiba-tiba muncul menyelimuti permukaan padang pasir. Angin berhenti, memberikan rasa ketakutan ke dalam diri setiap makhluk yang berada di tempat tersebut. Aryanaga mampu merasakan ketakutan tersebut. Pengaruh rasa takut ini tidak lain adalah dari baju zirah yang terbentuk dari emas-emas milik Raj
Alter Ego perlahan mendatangi Raja Antabogo. Raja Antabogo menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Aryanaga. Iris mata sang Pangeran menyipit, sangat berbeda dengan sebelumnya. Lebih mengerikan lagi matanya menyala merah. Udara masih dikelilingi oleh api akibat dari kekuatan Aprilia tadi, namun tak membuat Alter Ego Aryanaga gentar. Api tersebut seolah-olah memberi jalan kepadanya, menyingkir, takluk dan tunduk kepada Aryanaga.“Kau bukan Aryanaga,” ucap Raja Antabogo.“Tebak siapa aku,” sahut Aryanaga.“Suaramu seperti suara lebih dari satu orang berbicara serempak. Tatapan matamu juga berbeda. Aku bisa merasakan kekuatanmu berbeda dari Aryanaga. Kau lebih gelap,” ujar Raja Antabogo.“Dan jug
“Aku tahu kalian putus asa. Namun, percuma saja. Kalian tetap tak akan bisa melukaiku,” ujar Raja Antabogo.Aryanaga mengibaskan sayapnya. Kibasan sayapnya membelah angin membuat potongan pisau raksasa tak terlihat menghantam Raja Antabogo beserta perisainya. Terdengar suara nyaring seperti pedang membentur perisai besi. Tetap saja, tebasan itu tidak membuat Raja Antabogo terluka sedikit pun. Aryanaga mengubah serangan untuk menyerangnya dengan menggunakan kekuatan apinya. Dia menghirup napas dalam-dalam setelah itu menyemburkan api dari mulutnya. Raja Antabogo melompat menghindar.Aryanaga tahu kalau dengan tubuh naganya ia akan kesulitan mengejar Raja Antabogo, jadi mau tak mau dia hanya akan mengandalkan kekuatan apinya saja. Sepasang sayap Aprilia bercahaya, kemudian dikibaskannya. Ada yang berbeda dari kibasan sayap ter
“Sekarang giliranku,” ucap Raja Antabogo. Raja Antabogo bergerak sangat cepat untuk menyerang Aprilia. Aprilia berusaha menghindari terjangan Raja Antabogo. Namun, Aprilia kalah dalam hal kecepatan. Raja Antabogo sudah menjerat leher Aprilia dengan ekornya. Mengetahui Aprilia diserang, Aryanaga berusaha menolong Aprilia. Raja Antabogo sepertinya tahu Aryanaga akan menyerangnya, ia berbalik menuju ke pedang besarnya yang tadi ditinggalkannya. Pedang besar tersebut langsung diayunkan ke arah Aryanaga. Terkejut, Aryanaga menghindari dari sebetan pedang tersebut. “Kau kira pedang ini menebas? Kau salah, pedang ini mengejar mangsanya,” ucap Raja Antabogo. Pedang Berbaris memisahkan diri. Potongan-potongannya terhubung oleh benang-benang energi yang terkoneksi satu sama lain. Potongan-pot
“Pangeran tidak bertarung seorang diri. Ada aku, ada Asri,” jawab Aprilia. Ia menunjukkan telapak tangan kirinya. Ada tanda penyembuh di sana.“Asri...”“Aku tahu Pangeran yang sekarang mungkin tidak mencintainya, tetapi aku ingat bagaimana dulu Pangeran sangat tergila-gila kepadanya. Asri juga adalah calon ratu. Ia tak bisa bertempur bersama Pangeran, namun sekarang ia bertempur bersama Pangeran. Ini adalah perasaan cinta Asri untuk Pangeran.”Hati Aryanaga serasa tercubit. Dia memang pernah merasakan perasaan cinta yang mendalam kepada Asri. Perasaan bersalahnya membawa Asri ke Dunia Bawah kembali menyelimuti benaknya. Asri sudah berkorban untuknya dan ia tak ingin pengorbanan Asri sia-sia. Aryanaga menggenggam tangan Aprilia.
Raja Antabogo sama sekali tidak berubah dalam wujud hybrid. Dia masih dalam wujud manusianya. Sementara kedua lawannya sudah berubah wujud. Pertempuran ini akan benar-benar menjadi pertempuran yang tidak akan terlupakan. Akan tercatat dalam sejarah Dunia Bawah.“Majulah!” ucap Raja Antabogo.Aryanaga segera melesat ke arah Raja Antabogo. Begitu cepatnya hingga yang tersisa dari tempatnya berdiri hanyalah debu yang berterbangan. Aprilia juga mengikutinya. Dia menghunus pedangnya yang sudah menyala merah. Raja Antabogo sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ataupun berusaha untuk menahan serangan. Pukulan Aryanaga tepat mengenai wajah Raja Antabogo, tebasan pedang Aprilia juga merobek perut Antabogo. Namun, keduanya alangkah terkejut saat mendapati pukulan Aryanaga seperti terhalang oleh dinding tipis yang menyelim