Beranda / Pendekar / Putra Naga: Aliansi Mematikan / Bab 15.2 | Jamuan Sang Ratu

Share

Bab 15.2 | Jamuan Sang Ratu

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-05 12:08:54

Ratu Elyana menghela napas. Dia memperhatikan Aprilia. Dia kemudian memberikan pedang itu lagi kepada Aprilia. “Aku tahu apa yang ingin kau sampaikan. Aku mengerti.”

Aprilia menerima pedangnya kembali. “Aku hanya menyampaikan pesan Enelia kepada Yang Mulia.”

Sebenarnya di semua negara hal-hal berbau politik juga ada. Tak hanya di negeri kalian, di negeri kami juga ada. Enelia terusir, karena ada yang iri kepadanya. Dia adalah seorang pembuat senjata peri terbaik yang pernah ada di Kerajaan Peri. Hasil buatannya sangat bagus, tetapi ada orang yang tidak suka lalu memfitnahnya. Ia terusir dari tempat ini, hingga akhirnya aku sudah lama tidak melihatnya

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 15.3 | Jamuan Sang Ratu

    Malam itu Aprilia tak bisa tidur, meskipun ia telah menutup matanya. Akhirnya ia hanya memejamkan matanya saja, tapi hatinya terjaga. Malam itu ia kembali teringat tentang Asri. Dia benar-benar menyesal tak bisa melindungi Asri. Padahal, Aprilia sudah menganggapnya seperti adiknya sendiri. Ia masih tak bisa memaafkan dirinya yang tak bisa melindungi Asri. Andainya ia bisa bertemu lagi, ia akan meminta maaf kepada gadis itu. Pagi pun datang, Aprilia segera bangun dari tempat tidurnya. Dia disediakan kamar oleh istana. Kamarnya tak begitu luas, namun cukup nyaman sebenarnya. Walaupun ia tak bisa tidur, tetapi kondisi kamar membuat badannya segar. Mungkin juga pengaruh dari ranjangnya yang didesain khusus untuk memulihkan badan. Serta aroma-aroma terapi yang ada di ruangannya, yang bersum

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 16.1 | Hadiah dari Ratu Elyana

    “Kenapa kau ada di sini?” tanya Aprilia. Asri mengangkat bahunya. “Aku tak tahu. Mungkin, aku di sini memang untuk bertemu dengan Kak Aprilia.”Aprilia langsung memeluk Asri. Dia sangat merindukan gadis itu. Entah ini kenyataan atau bukan, ia tak peduli. Yang ingin dilakukan Aprilia hanyalah memeluk Asri. “Ini kamu? Beneran kamu?” tanya Aprilia. Ia melepaskan pelukannya memperhatikan wajah Asri. Wajahnya sama. Perawakannya sama. “

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 16.2 | Hadiah Dari Ratu Elyana

    Aprilia sekarang sendirian. Ruangan putih itu pun perlahan-lahan menghilang, pudar seperti terhapus begitu saja. Aprilia kembali berada di dalam kegelapan. Hanya terdengar suara gemercik air terjun. Ia pun melangkah kembali ke asal suara air terjun tersebut. Ada perasaan lega setelah bertemu dengan Asri tadi. Memaafkan diri bukanlah hal yang mudah. Menerima kelemahan diri, membuatnya makin menjadi kuat. Ia sadar kelemahan dirinya, ia pun kini bertekad untuk terus melangkah maju, meskipun terlihat hal itu tidak mungkin. Mungkin memang Kerajaan Peri tak bisa membantunya, tetapi semua pasti ada jalan. Ia tak akan menyerah begitu saja. Pasti ada jalan lain. Aprilia kembali keluar dari air terjun. Sang ratu tampak sedang duduk di atas batu sambil dikelilingi dua ekor rusa bertanduk. Rusa-ru

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 16.3 | Hadiah Dari Ratu Elyana

    Bandi kemudian singgah di pub. Pub terlihat ramai dengan berbagai macam orang di dalamnya. Segala macam ras ada di dalam pub tersebut. Mulai dari manusia, ras naga, krull, goblin hingga berbagai macam makhluk bertubuh separuh manusia, separuh hewan. Penjaga pub memmperhatikan Bandi yang baru masuk. Pub lumayan ramai, meskipun di luar keadaannya lengang. Bandi menghampiri penjaga pub sambil mengambil tempat duduk yang kosong di depannya. “Satu sloki minuman energi,” ucap Bandi. “Lima Koruna,” ucap penjaga pub.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 17.1 | Masuk Ke Imperium

    Masuk ke Imperium tidak mudah. Gerbang terbesar di sebelah utara adalah satu-satunya jalan untuk bisa masuk ke Imperium dari seluruh wilayah di Dunia Bawah. Bagian selatan dari Imperium sendiri berupa lautan yang luas dan tidak terjamah. Tak ada yang pernah tahu ada apa di jauh selatan sana. Namun, dari setiap kapal yang berlayar jauh ke selatan, kebanyakan tak pernah kembali lagi. Teknologi yang dimiliki oleh Imperium lebih maju daripada yang lainnya. Meskipun begitu, sepertinya Imperium tak ingin berbagi dengan siapapun, baik kepada kawan ataupun lawan. Imperium tidak pernah juga ikut dalam hubungan bilateral dengan kerajaan-kerajaan yang lainnya, mereka seperti tertutup dari dunia luar, sama seperti Kerajaan Peri. Namun, Kerajaan Peri masih ada hubungannya dengan raja-raja dari ras

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 17.2 | Masuk Ke Imperium

    “Kau sangat suka merokok. Kau juga suka makan-makanan yang berbau hasil laut. Hal yang paling kau takuti sekarang ini adalah catatan tentang penggelapan uangmu bisa diketahui oleh anggota kerajaan, sebab apabila itu terjadi maka kau akan dipecat dari pekerjaanmu. Rumahmu dan segala harta yang kau punyai akan hapus begitu saja,” terang Bagar. Palmo terbelalak. Dia segera mengeluarkan sesuatu dari bawah meja. Ternyata ia mengeluarkan pistol yang siap untuk ditembakkan. Pistol itu benar-benar ia arahkan ke Bagar. Koila memutar bola matanya. “K-kau, bagaimana kau tahu semua itu?” tanya Palmo. “

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 17.3 | Masuk Ke Imperium

    “Katakan!”“K-kau bisa ikut aku masuk ke sana. Hanya para pejabat yang bisa keluar masuk Imperium dengan bebas,” jawab Palmo. “Kalau begitu, antar aku masuk ke Imperium atau aku habisi kau di sini. Aku ini sangat kuat,” ancam Bandi.Palmo tak bisa berbuat apa-apa. Ia pun akhirnya hanya bisa menurut kepada Bandi. Dia benar-benar sial hari ini. Masih mendingan Bagar tidak berbuat apa-apa kepadanya, tetapi Bandi bukan orang yang bisa diajak bicara. Ia lebih mementingkan ototnya daripada isi kepalanya. Bandi menyadari pesan yang disampaikan ole

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 18.1 | Colosseum

    Bagar tertegun melihat bagaimana keadaan Imperium. Kerajaan Imperium dikelilingi tembok-tembok raksasa. Orang-orang terlihat berlalu-lalang di jalanan, kereta-kereta gantung hilir mudik, mobil-mobil berlalu-lalang, mengejutkan di tempat ini juga ada sepeda. Koila juga tertegun dengan semua pemandangan itu. Baru kali ini dia melihat teknologi-teknologi seperti itu. Bagar tidak begitu terkejut. Ia telah melihat yang lebih aneh di Dunia Atas.“Luas sekali,” gumam Koila. “Imperium salah satu benua yang cukup besar di Timur Laut. Benua ini sangat luas, bahkan sejauh mata memandang kau hanya akan melihat tumpukan bangunan. Industri-industri di negeri ini berkembang san

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05

Bab terbaru

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 30.2 | Ini Belum Berakhir

    Upacara pernikahan Kerajaan Naga Laut Timur diadakan seminggu setelah pertempuran hebat tersebut. Selain untuk mengobati kesedihan setelah pertempuran, pesta juga diadakan untuk suka cita kemenangan melawan pasukan aliansi. Aryanaga dan Aprilia mengikuti upacara pernikahan yang cukup berbeda dengan apa yang biasanya dilakukan di Dunia Atas.Pengantin perempuan dipingit selama tiga hari. Tidak boleh kemana-mana. Ratu Danaharing Lintang Wungu membantu Aprilia, serta memberikan wejangan-wejangan layaknya seorang ibu. Terus terang Aprilia seperti bermimpi. Tak pernah ia diperlakukan spesial seperti itu sebelumnya. Berbagai perawatan dari luluran yang dipersiapkan sebelum upacara pernikahan benar-benar ia rasakan. Dia sudah seperti ratu.Aryanaga juga demikian. Meskipun ia tak bisa pulang ke Kerajaan Naga Laut Selatan, karena wilayah tersebu

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 30.1 | Ini Belum Berakhir

    Pertempuran berakhir. Itulah yang sudah terjadi. Pasukan aliansi telah berhasil dipukul mundur. Kerajaan Naga Laut Timur telah diselamatkan. Aprilia kehabisan tenaga setelah menyembuhkan Aryanaga. Luka-luka yang diderita Aryanaga ternyata lebih parah dari perkiraannya, sehingga energi yang dia dapat dari batu kekuatan mampu memulihkan tubuh Aryanaga. Tubuhnya sendiri yang terluka tak mampu ia obati, akhirnya Aryanaga berjalan sambil menggendong Aprilia di punggungnya. Sayangnya ia tak punya tenaga lagi untuk bisa berubah wujud menjadi naga, padahal dengan cara itu ia bisa membawa Aprilia pergi langsung menuju Kerajaan Naga Laut Timur.“Apa yang akan terjadi setelah ini?” tanya Aprilia.“Hmm?” gumam Aryanaga.“Raja Antabogo berkata kalau Dunia Bawah tidak a

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.3 | Warisan Terakhir

    Aryanaga berdiri. Dia mengangguk. “Aku menahan kekuatanku karena lawanku adalah pamanku sendiri. Sama seperti ketika aku melawan ayahku. Aku menahan kekuatanku. Seharusnya tidak seperti ini.”“Di dalam peperangan, mau tak mau kau akan menghadapi orang-orang yang kau sayangi. Tidak akan ada yang tahu siapa lawanmu di medan pertempuran. Sekarang, kau mengerti apa yang harus kau lakukan? Inilah bagaimana cara kita bertarung. Kau boleh menjadi manusia, namun dalam pertempuran kau harus menjadi naga.”Aryanga mengangguk. “Menjadi naga.”“Sekarang, tunjukkan kepada mereka bagaimana kau bisa mengalahkan Raja Antabogo, bahkan Raja Azrael!”Aryanaga memejamkan matanya. Raja Lelouch kemudian mengh

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.2 | Warisan Terakhir

    Raja Antabogo melipat tangannya. Mulutnya mulai berkomat-kamit merapal mantra. Tubuh Raja Antabogo mulai diselimuti oleh sulur-sulur. Rajutan-rajutan benang terbentuk menyelimuti tubuhnya. Makin lama benang-benang tersebut makin membesar membentuk tubuh Antabogo yang lebih baru. Kini Sang Raja telah berubah menjadi ke wujud naganya. Tidak sebagaimana ras naga yang memiliki tubuh avatar pada umumnya, wujud naganya kali ini mirip seperti wujud hybridnya, lengkap dengan baju zirah. Raja Antabogo membaca mantra. Mantra tersebut membantu agar tubuh dan baju zirah ikut menyatu bersama tubuhnya.Kabut tiba-tiba muncul menyelimuti permukaan padang pasir. Angin berhenti, memberikan rasa ketakutan ke dalam diri setiap makhluk yang berada di tempat tersebut. Aryanaga mampu merasakan ketakutan tersebut. Pengaruh rasa takut ini tidak lain adalah dari baju zirah yang terbentuk dari emas-emas milik Raj

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.1 | Warisan Terakhir

    Alter Ego perlahan mendatangi Raja Antabogo. Raja Antabogo menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Aryanaga. Iris mata sang Pangeran menyipit, sangat berbeda dengan sebelumnya. Lebih mengerikan lagi matanya menyala merah. Udara masih dikelilingi oleh api akibat dari kekuatan Aprilia tadi, namun tak membuat Alter Ego Aryanaga gentar. Api tersebut seolah-olah memberi jalan kepadanya, menyingkir, takluk dan tunduk kepada Aryanaga.“Kau bukan Aryanaga,” ucap Raja Antabogo.“Tebak siapa aku,” sahut Aryanaga.“Suaramu seperti suara lebih dari satu orang berbicara serempak. Tatapan matamu juga berbeda. Aku bisa merasakan kekuatanmu berbeda dari Aryanaga. Kau lebih gelap,” ujar Raja Antabogo.“Dan jug

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.4 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    “Aku tahu kalian putus asa. Namun, percuma saja. Kalian tetap tak akan bisa melukaiku,” ujar Raja Antabogo.Aryanaga mengibaskan sayapnya. Kibasan sayapnya membelah angin membuat potongan pisau raksasa tak terlihat menghantam Raja Antabogo beserta perisainya. Terdengar suara nyaring seperti pedang membentur perisai besi. Tetap saja, tebasan itu tidak membuat Raja Antabogo terluka sedikit pun. Aryanaga mengubah serangan untuk menyerangnya dengan menggunakan kekuatan apinya. Dia menghirup napas dalam-dalam setelah itu menyemburkan api dari mulutnya. Raja Antabogo melompat menghindar.Aryanaga tahu kalau dengan tubuh naganya ia akan kesulitan mengejar Raja Antabogo, jadi mau tak mau dia hanya akan mengandalkan kekuatan apinya saja. Sepasang sayap Aprilia bercahaya, kemudian dikibaskannya. Ada yang berbeda dari kibasan sayap ter

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.3 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    “Sekarang giliranku,” ucap Raja Antabogo. Raja Antabogo bergerak sangat cepat untuk menyerang Aprilia. Aprilia berusaha menghindari terjangan Raja Antabogo. Namun, Aprilia kalah dalam hal kecepatan. Raja Antabogo sudah menjerat leher Aprilia dengan ekornya. Mengetahui Aprilia diserang, Aryanaga berusaha menolong Aprilia. Raja Antabogo sepertinya tahu Aryanaga akan menyerangnya, ia berbalik menuju ke pedang besarnya yang tadi ditinggalkannya. Pedang besar tersebut langsung diayunkan ke arah Aryanaga. Terkejut, Aryanaga menghindari dari sebetan pedang tersebut. “Kau kira pedang ini menebas? Kau salah, pedang ini mengejar mangsanya,” ucap Raja Antabogo. Pedang Berbaris memisahkan diri. Potongan-potongannya terhubung oleh benang-benang energi yang terkoneksi satu sama lain. Potongan-pot

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.2 | Pertempuran di Pulau Angkara

    “Pangeran tidak bertarung seorang diri. Ada aku, ada Asri,” jawab Aprilia. Ia menunjukkan telapak tangan kirinya. Ada tanda penyembuh di sana.“Asri...”“Aku tahu Pangeran yang sekarang mungkin tidak mencintainya, tetapi aku ingat bagaimana dulu Pangeran sangat tergila-gila kepadanya. Asri juga adalah calon ratu. Ia tak bisa bertempur bersama Pangeran, namun sekarang ia bertempur bersama Pangeran. Ini adalah perasaan cinta Asri untuk Pangeran.”Hati Aryanaga serasa tercubit. Dia memang pernah merasakan perasaan cinta yang mendalam kepada Asri. Perasaan bersalahnya membawa Asri ke Dunia Bawah kembali menyelimuti benaknya. Asri sudah berkorban untuknya dan ia tak ingin pengorbanan Asri sia-sia. Aryanaga menggenggam tangan Aprilia.

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.1 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    Raja Antabogo sama sekali tidak berubah dalam wujud hybrid. Dia masih dalam wujud manusianya. Sementara kedua lawannya sudah berubah wujud. Pertempuran ini akan benar-benar menjadi pertempuran yang tidak akan terlupakan. Akan tercatat dalam sejarah Dunia Bawah.“Majulah!” ucap Raja Antabogo.Aryanaga segera melesat ke arah Raja Antabogo. Begitu cepatnya hingga yang tersisa dari tempatnya berdiri hanyalah debu yang berterbangan. Aprilia juga mengikutinya. Dia menghunus pedangnya yang sudah menyala merah. Raja Antabogo sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ataupun berusaha untuk menahan serangan. Pukulan Aryanaga tepat mengenai wajah Raja Antabogo, tebasan pedang Aprilia juga merobek perut Antabogo. Namun, keduanya alangkah terkejut saat mendapati pukulan Aryanaga seperti terhalang oleh dinding tipis yang menyelim

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status